AN NURIYAH
HAKIKAT IBADAH
(Studi Haji)
Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya
mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu
ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak
orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang
kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan
dikunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah.
Sesampainya di tempat tujuan (tanah suci) pun kita masih butuh kepada perkenan
Nya untuk sekedar mendapat ijin berjalan, bergerak, berputar, berlari, berdiri,
duduk dan seluruh aktifitas sehari - hari pun hamba sangat membutuhkan
pertolongan Nya. Butuh pertolongan saat niat haji dan niat umrah, butuh
pertolongan saat thawaf, butuh pertolongan saat sa'i, butuh pertolongan saat
wukuf di Arafah, butuh pertolongan saat mabid di Muzdalifah, Mina, melontar
jamarat, tahallul, thawaf qudum, thawaf 'ifadhah, thawaf wada', ziarah ke
hadhirat Nabi Muhammad SAW, sampai
pulang ke tanah air merupakan rangkaian restu dan ridha dari Nya.
Meyakini bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah)
safari menuju Dia yang maha baik, secara dzahir menapak - tilasi situs - situs
sejarah manusia pertama, medan - medan
artefak yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, semuanya itu memberikan
informasi tentang sejati diri Nya yang maha ada, maha pengasih, maha penyayang.
Ziarah rohani juga mampu menghadirkan jiwa yang tidak terhijab
kepada Dia yang diziarahi. Atas restu Nya ziarah itu berlangsung (live) dan Dia
yang selalu siap hadir (ready) untuk dikunjungi. Saban waktu Dia setia
dikunjungi ; malam, subuh, senja,
siang, kemaren, besok, lusa, tahun kemaren, tahun sekarang, tahun yang akan
datang. Saban tempat Dia selalu hadir : Mekah, Madinah, Muzdalifah, Arafah,
Mina. Bahkan dalam waktu dan tempat yang bersamaan Dia maha ada : waktu negara
bagian Tokyo, Las Vegas, Rusia, Cina, Turki,
Malaysia, London, Amsterdam, Sidney, Indonesia hingga desa - desa seperti
Simpadan - Ligitan, kepulauan Nunukan, pulau Maya, sampai ke desa Kuala Secapah
- Mempawah. Artinya, seluruh nama dan sifat adalah milik Nya, seluruh ruang dan
waktu adalah milik Nya, bahkan denyut nadi, detak jantung, mereka berdenyut dan
berdetak sering kali tidak kita sadari kerja nadi dan kerja jantung, hakikatnya
adalah Dia yang bekerja.
Lalu berlangsung lah terus nilai kebaikan berkelanjutan dari ibadah
dan taat murni secara mudawwamah, sebuah nilai kebaikan yang berkelanjutan
membuahkan pahala yang berketerusan, Al Qur'an menyebutnya dengan istilah
"falahum ajrun ghairu mamnun", artinya ; bagi mereka ada pahala yang
tiada putus - putusnya, katalog agama menyebutnya dengan 'amal jariyah. Amal
jariyah adalah amal shaleh yang diberikan saat yang bersangkutan malah justru
tidak mampu lagi beramal (wafat, maut jamak : amwat). Sebab, orang yang mati
sudah tidak bisa lagi beramal, selama orang itu masih "merasa diri mampu
beramal, merasa diri mampu beribadah, merasa diri mampu taat", saat itu
jugalah amal telah bersekutu dengan diri yang terakui dan terasai beramal,
beribadah. Amal ibadah yang ada kuasa dan kehendak diri dalam diri, Dia yang
maha tinggi tidak berkenan dengan amal anda. Dia yang maha agung, Dia yang
melimpahkan kesanggupan taat, hanya terakui bahwa terbitnya cahaya - cahaya
taat adalah dari Nya, pada Nya, untuk Nya. Harus ada pemutus atau pemotong
antara manusia dengan amalnya, antara manusia dengan hatinya (innallaha yahulu
bainal mar - i wa qalbihi) artinya ; sesungguhnya Allah, Dia berada diantara
manusia dengan hatinya.
Kendati sebuah perjalanan panjang berupa riyadhah (latihan rohani)
untuk mendaki kepada ruh yang disayangi Nya, ketiadaan memandang kepada diri
yang kuasa taat sebagai suluk ikhlashiyah amal, karena justru predikat pahala
jariyah diberikan kepada orang-orang yang telah dianugerahkan "mematikan
diri" , kecuali hanya berhadap kepada Nya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW ; "idza matabnu Adam, inqatha 'a 'amaluhu illa min tsalats, shadaqatin
jariyah, aw 'ilmin yuntafa'u bih, aw waladin shalihin yad 'ulah".
Hadits shahih ini jelas menyatakan pandangan yang jauh ke depan
sehingga melampaui masa umurnya bahkan umur dunia, bahwa syarat ibadah bernilai
jariyah adalah dengan melenyapkan eksistensi pengamal, barulah amal itu
diterima. Dalam arti matikan diri anda, itulah hakikat dari kebenaran hidup.
Orang-orang yang tidak mengaku ibadah, itulah ibadah hamba yang Dia terima,
orang-orang yang tidak mengaku taat, itulah taat hamba yang Dia terima (wath tha'atu
maqbulah).
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW tersebut, salah satu tanda
(indikator) ibadah taat yang qabul dan berterusan, berkekalan pahalanya
(jariyah) adalah sepanjang amal tersebut memberi manfaat, maslahat kebaikan
bagi manusia dan alam semesta, walau hanya dengan menunjuki jalan kebaikan
untuk kebahagiaan orang lain telah dinilai Dia sebagai ilmu yang bermanfaat
dari generasi ke generasi, dan Dia perkenan.
Sama juga dengan shadaqah jariyah, justru menjadi jariyah ketika
eksistensi pengamal telah wafat, artinya terputus amal, tetapi pahalanya tidak
pernah terputus, kendatipun yang beramal telah tiada. Dia dengan nama dan sifat
Al Karim telah dari sejak dahulu kala sebelum ada sebutan, mencatat pada diri
Nya "rahmah", kasih sayang yang berlimpah walau saat engkau masih
belum bisa beribadah di alam janin dan masa kanak - kanak, adalah Dia telah
mencatat pada diri Nya pengasih - penyayang, dan Tuhan mu adalah maha pengampun
- Dia pemilik kasih sayang ; "kataba 'ala nafsihir rahmah, warabbukal ghafuru
dzu rahmah." Dia menyuburkan shadaqah, Dia menghancurkan riba. Maksud Dia
menyuburkan shadaqah adalah pahala yang tidak putus - putusnya berbuah, buah
surga yang banyak ; tidak berhenti berbuah dan tidak dilarang memetiknya
(wafakihatin katsirah, la maqthu 'ah, wala mamnu 'ah), buahnya bisa dipetik
kapan saja, demikian Dia memberi ijin (tukti ukulaha kulla hin, bi idzni
rabbiha).
Sementara maksud Dia menghancurkan riba adalah perang yang Dia
maklumat kepada pemakan riba dan persekutuannya. Bahwa Dia mencabut keberkahan
dari harta riba, lalu melaknat dan menghancurkan seluruh jenis riba hingga ke
akar - akarnya. Mereka tidak akan mendapati, kecuali tanah yang licin lagi
tandus. Kami kirimkan angin yang menghancurkan kebun - kebun ribawi mereka,
angin kencang yang menyapu bersih tanaman mereka hingga seakan - akan belum ada
tumbuhan, Kami jadikan kebun mereka seperti tanah yang tandus, atau Kami
hancurkan gunung - gunung seperti pasir
yang berhamburan (watakunul jibalu katsibam mahila).
Bagian ketiga dari pahala jariyah adalah "waladun shalih"
; anak yang shaleh. Ayahnda penulis Allah yarham (semoga Dia menyayangi ruh
ayahnda) H. Zahran bin H. Sabran pernah berujar : "Tanda anak shaleh itu
bukan sekedar rajin, pintar, tetapi
tandanya adalah ; yad 'ulah, artinya yang mendoakan." Awwaladin shalihin
yad 'ulah.
Mendoakan kedua orang tuanya, baik yang masih hayat maupun yang
telah wafat (al ahya - i minhum wal amwat) merupakan donasi akhirat. Tugas
orang tua yang masih hidup adalah mengisi giro dan rekening pendidikan agama
bagi anak-anak nya. Anak menjadi investasi dan asuransi akhirat bagi orang
tuanya, kelak di akhirat bagi orang tua yang telah menanamkan saham kebaikan
dalam pundi - pundi amal shaleh yang berkelanjutan bagi anaknya di dunia, orang
tua tetap mendapat deviden (keuntungan) dari deposito dan polis asuransi
akhirat yang tiada rugi dan tiada habis, inilah yang dicita - citakan guru dan
sekaligus ayahku ; H. Zahran, Allahummaghfirlahu, warhamhu (ya Allah, ampuni
dia, sayangi dia). Darah, daging, kulit, bulu dan tulang tersimpan dalam satu
senyawa, sejiwa, senapas dengan orang tua. Maka, seluruh amaliyah dzahirah dan
bathinah shalihah anak - anaknya adalah pahala terus - menerus (jariyah).
Keduanya telah mengukir dengan berkesadaran
sebagai hasil karya orang tua yang bisa dinikmati oleh orang ramai, anak yang
bermanfaat, anak yang membangun, anak yang mendamaikan (waladun shalih).
Kembali kepada tema studi haji, lalu hakikat ibadah adalah milik
Dia semata, anugerah datang dari Nya taat, dan anugerah ijin Nya amal taat
berlangsung, serta anugerah pulang kembali
taat kepada Nya. Sebagaimana yang Dia paparkan pada kitab mulia surah Al
Hadid ayat 3 : "Dia yang maha awal, maha akhir, maha dzahir, maha batin,
dan Dia maha mengetahui tiap - tiap sesuatu."
Banyak sekali ayat - ayat yang senada dalam kitab agung Nya, bahwa
Dia menunjukkan ayat - ayat Nya supaya manusia beriman. Iman yang membuahkan
amal shaleh. Telah dapat dipahami bahwa jika Dia menerima taat (mabrur) lalu
berbahagialah apabila Dia menerima taat hamba, sebuah penerimaan yang sangat
cukup, jangan lagi hamba menuntut pahala, atau jangan lagi dengan ibadah
bermaksud mendatangkan kesenangan dan menepis kesusahan, jika dua itu yang anda
tuntut kepada Dia, pertanda lemahnya keimanan anda kepada sifat - sifat Nya.
Gurunda mulia : Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athaillah As
Sakandari rahimahullah ta'ala 'anhu (wafat : Mesir, 709 H) sudah mengingatkan
ini ; "Jangan anda menuntut
pemberian dari Nya, dan jangan anda menolak pemberian dari Nya. Pada
hakikatnya, pemberian adalah penolakan dari Nya, dan penolakan adalah pemberian
Nya. Dia berfirman : "sanastadrijuhum min haitsu la ya'lamun," (Kami
akan seret mereka dari arah yang tidak mereka ketahui)." Disinilah
seseorang harus waspada, apakah sebuah pemberian nikmat itu karamat (kemuliaan)
ataukah istidraj (lanjuran) ?
Begitu juga hal haji, apakah haji yang ditunaikan adalah haji
mabrur sebagai bentuk karamah, atau haji mardud (ditolak) sebagai bentuk
istidraj (nanti, Kami akan hukum mereka dari arah yang tidak mereka duga). Indikator
haji mabrur atau mardud bukan di tanah suci (Mekah - Madinah), tetapi setelah
di tanah air, istiqamah tidak nya dalam taat. Jika haji awal predikat hamba,
maka area tanah air (Indonesia) merupakan kelas dan ruang ujian hamba. Baik
ujian itu berupa kebaikan maupun berupa keburukan ; "Walanablukum bisy
syarri wal khairi fitnah," artinya ;
Dan pasti Kami timpakan kepada kamu berupa keburukan dan kebaikan
sebagai ujian. Dalam hal ini telah berkata gurunda mulia : Ahmad bin Muhammad
bin Abdul Karim bin Athaillah As Sakandari rahimahullah ta'ala (wafat : Mesir,
709 H) : "Jangan meminta kepada Nya dihilangkan duka atau didatangkan
suka, sementara Dia menyediakan anugerah - anugerah batin pada tiap - tiap
sesuatu yang Dia ambil (kurangi). Sebab, permintaan anda kepada Nya merupakan
tuduhan (tudingan) anda bagi Nya, permintaan anda kepada selain Dia telah
meruntuhkan iman kepada Nya, permintaan anda untuk didekatkan kepada Nya
sebagai pertanda jauhnya diri anda di dalam dekat Nya sang Jamil, permintaan
anda berupa item - item nikmat telah menuduh Nya gagal dalam pemberian Nya,
permintaan anda berupa anugerah kebaikan dari Nya pertanda kurangnya keyakinan
anda kepada sifat - sifat Nya."
Demikian pula haji, jadikan lah dia sebagai sarana (washilah)
tercepat menggapai Nya. Sebab seruan
haji sama dengan seruan ibadah - ibadah lainnya, baik ibadah yang berkomunikasi
vertikal maupun ibadah yang berkomunikasi horizontal. Seruan sama yang dimaksud
adalah ; " ... dan jangan engkau mempersekutukan dengan sesuatu apapun
dalam beribadah kepada Tuhan Nya." (Al Kahfi ayat 110).
Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala)
harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih
predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf
di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT,
bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung
gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat
dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah
kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa
yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji
merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan
jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan
Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Seperti yang Dia sebutkan
dalam firman : "Dan sembahlah Dia dengan murni, jangan dipersekutukan Dia
dengan sesuatu. Barang siapa yang mempersekutukan Nya, seperti seseorang yang
jatuh dari langit, lalu disambar burung dan diterbangkan angin ke tempat yang
asing." (Al Haj ayat 31).
Demikian lah seluruhnya rangkaian haji merupakan lillahi ta'ala
(untuk Nya), bagi siapa yang paham syariat dan hakikat haji adalah dia telah
berada di dalam hadirat Nya yang Qudus. Tersimpan dalam bacaan talbiyah
terdapat sir (rahasia) tauhidullah yang menjadi inti perjalanan dan kunjungan
ke rumah Nya yang mulia : "Labbaikallahumma labbaik, labbaika la
syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni'mata lakawal mulka, la
syarikalak." Artinya : Kami datang memenuhi panggilan Mu, kami datang
memenuhi panggilan Mu yang tidak ada sekutu bagi Mu, sesungguhnya segala puji,
karunia, kerajaan milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu.
Mengapa banyak jama'ah haji yang tidak menepati janji dan sumpah
talbiyah nya, walaupun saat itu mereka berada pada kawasan kesucian. Inilah
tanda bahwa taat muncul dari diri hamba, taat bukan dari undangan Nya.
Menyikapi masalah ini, gurunda mulia sang imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul
Karim bin Athaillah As Sakandari rahimahullah ta'ala berujar : "Keadaan
yang datang dari anda kepada Nya telah membuat anda lupa, sedangkan keadaan
yang datang dari Nya lalu sampai kepada anda, telah membuat anda sadar,
kesadaran betapa anda sangat butuh kepada Nya." Atau dalam nasehat beliau
: "Pemberian makhluk adalah kehormatan bagimu, sedangkan penolakan dari
Nya memuat bertubi - tubi kebaikan, kalau tidak ada kebaikan dari Nya, tidak
lah terdorong manusia berbuat baik ke segenap bentangan alam, kecuali hanya
melulu melihat sang maha cahaya. Oleh sebab itu, Dia berfirman : Sesungguhnya
Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan - sesungguhnya
Allah sangat cinta kepada orang-orang yang berbuat kebaikan (innallaha qaribun
minal muhsinin - innallaha yuhibbul muhsinin)."
Disini pentingnya kajian sebelum berangkat haji dan umrah, selain
kajian fiqih (aspei luar beragama) juga kajian tasawuf (aspek dalam beragama).
Sehingga, tersampaikan haji dan umrah kepada Nya, sebab Dia yang maha besar.
Jangan sampai thawaf, sa 'i, wuquf, tahallul hanya sekedar ritus - ritus kosong
tanpa makna. Wallahu a'lam.
Nama : Nur Aisyah
BalasHapusNim : F1072231003
Kelas : 1 PPAPK
Masyaallah Pak Terimakasih atas ilmu yang diberikan, Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan dikunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah. Sesampainya di tempat tujuan (tanah suci) pun kita masih butuh kepada perkenan Nya untuk sekedar mendapat ijin berjalan, bergerak, berputar, berlari, berdiri, duduk dan seluruh aktifitas sehari - hari pun hamba sangat membutuhkan pertolongan Nya. Butuh pertolongan saat niat haji dan niat umrah, butuh pertolongan saat thawaf, butuh pertolongan saat sa'i, butuh pertolongan saat wukuf di Arafah, butuh pertolongan saat mabid di Muzdalifah, Mina, melontar jamarat, tahallul, thawaf qudum, thawaf 'ifadhah, thawaf wada', ziarah ke hadhirat Nabi Muhammad SAW, sampai pulang ke tanah air merupakan rangkaian restu dan ridha dari Nya.
Nama: Siti Normala
BalasHapusNIM: F1071231023
Kelas: 1-A1
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah tabarakallah, terimakasih untuk bapak yang telah membagikan bacaan yang sangat bermanfaat ini untuk lebih menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ibadah haji ini. Dari bacaan ini dapat diketahui betapa pentingnya kajian sebelum berangkat haji atau umrah, sehingga tersampaikan haji dan umrah kepada Nya
Nama: Dian Maryani
BalasHapusNim: F1071231045
Kelas: A1
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama : Mutia Harminingsih
BalasHapusNIM : F1071231026
Kelas : I-A3
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah terimakasih pak atas ilmunya yang sangat bermanfaat. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya).
Nama: Yuni
BalasHapusNIM: F1071231013
Kelas: I-A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah Tabarakallah, haji merupakan kewajiban ibadah Islam yang mengharuskan perjalanan ke Mekah sekali seumur hidup bagi yang memiliki kemampuan. Definisi haji mencakup serangkaian ritual seperti thawaf, sa'i, dan wukuf di Arafah, yang membawa makna mendalam dalam aspek spiritual dan ketaatan keagamaan.
Nama : Dina Fadillatu Rahmah
BalasHapusNIM : F1071231014
Kelas : 1 A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Keterangan : Hadir
Haji adalah perjalanan spiritual pada Allah. Setiap langkahnya seperti thawaf atau tahallul, membutuhkan izin dan bantuan Allah. Dalam haji, kita belajar pentingnya niat yang tulus untuk Allah dan bergantung kepada-Nya. Hasil baik dari amal jariyah juga datang dari Allah. Sebelum berangkat haji, penting untuk ngerti makna setiap langkah ibadah dengan belajar tasawuf. Agar haji kita tidak cuma ritual kosong tapi menjadi perjalanan yang mendalam dan tulus.
Nama : Fajar Fadilah
BalasHapusNIM : F1071231059
Kelas : 1-A2
Masyaallah terimakasih atas ilmu yang diberikan hari ini bapak, semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua, aminnnnn.
Nama: Viny Gita Cahyani
BalasHapusNim: F1071231022
Kelas: I-A3
Masyaallah Terimakasih atas ilmu yang bermanfaat yang bapak berikan dari bacaan diatas dapat kita dapat mengetahui bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan.
Nama: Rahma Alya
BalasHapusNIM: F1071231012
Kelas: I-A3
Masyaallahh tabarakallah, terima kasih atas ilmu yang telah di berikan mengenai haji. Yang mana haji merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam (jika mampu). Semoga dengan bertambahnya ilmu ini, kita bisa menjadi orang yang bermanfaat. Aamiin..
Nama: laras
BalasHapusNim: F1071231051
Kelas :I-A2
Masyaallah Terimakasih bapak atas ilmunya.yang dimna mengenai haji.yang dimna dapat disimpulkan haji sama dengan ziarah .
Nur Alya I-A3 pendidikan biologi Masyaallahh tabarakallah, allhamdulilah terima kasih atas ilmu yang telah di berikan mengenai haji. Yang mana haji merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam (jika mampu). Semoga dengan apa yang dijelaskan bisa membantu untuk menjadi lebih baik kedepannya amiin amiin ya rabbal allamin
BalasHapusNAMA:FAUZAN DAFFA
BalasHapusKELAS:I-A2
NIM:F1071231025
Masyaallah terimakasih atas ilmu yang diberikan hari ini bapak, semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua, aminnnnn
Nama : Resya
BalasHapusNIM : F1071231010
Kelas : I-A1
Masyaallah
Terima kasih atas ilmu mengenai hakikat ibadah haji yang telah bapak berikan. Dari materi ini kita mendapat wawasan yang luas tentang makna sejati dari perjalanan haji.
Nama: Saripah Nur Asikin
BalasHapusNIM: F1071231016
Kelas: I-A3
Masya Allah, Tabarakallah, Terima kasih banyak bapak atas ilmu yang telah bapak bagi. Semoga doa doa untuk naik haji bersama keluarga diridhoi Allah, dikabulkan Allah SWT. Ibadah Haji hendaknya didasari atas niat yang kuat, Haji menurut bahasa artinya adalah ziarah, ziarah ini juga merupakan perjalanan rohani menunaikan rukun islam.
hakikat ibadah adalah milik Dia semata, anugerah datang dari Nya taat, dan anugerah ijin Nya amal taat berlangsung, serta anugerah pulang kembali taat kepada Nya. Sebagaimana yang Dia paparkan pada kitab mulia surah Al Hadid ayat 3 : "Dia yang maha awal, maha akhir, maha dzahir, maha batin, dan Dia maha mengetahui tiap - tiap sesuatu."
Nama : Ulfyyah Marzukoh
BalasHapusNIM : F1071231048
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : 1-A3
MaaSyaaAllah terimakasih pak atas ilmunya Semoga bermanfaat untuk kita semuanya,Aamiin.Dari bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa haji merupakan sebuah kewajiban bagi setiap umat islam ( jika mampu).
NAMA : AMANDA PUTRI NOVIYANTI
BalasHapusNIM : F1072231006
KELAS : PPAPK
Masyaallah Terimakasih atas ilmu yang bermanfaat yang bapak berikan dari bacaan diatas dapat kita dapat mengetahui bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan.
Nama: Febia Andini
BalasHapusKelas: I-A3
NIM: F1071231042
prodi: Pendidikan Biologi
Masya Allah jazakallahukhair pak atas ilmunya, semoga selalu diberkahi oleh ALLAH SWT.
Ibadah Haji didasari niat kuat, artinya ziarah rohani menunaikan rukun Islam. Hakikat ibadah adalah milik Allah, anugerah-Nya memungkinkan amal taat, sebagaimana disampaikan dalam Surah Al Hadid ayat 3. Semoga kita semua mampu untuk melaksanakan ibadah haji
Nama : VALLENTINNO
BalasHapusNIM : F1072231007
Kelas : PPAPK
Masyaallah terimakasih atas ilmu yang diberikan hari ini bapak, semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua, aminnnnn.
Nama: Rizki Cantika Febiola
BalasHapusNIM: F1071231015
Kelas: 1-A2
Ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial. Proses haji melibatkan serangkaian ritual seperti thawaf, sa'i, dan wukuf di Arafah. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, ibadah haji juga memperkuat persaudaraan umat Islam dan mengajarkan nilai-nilai kesabaran, pengorbanan, dan kebersamaan. Ibadah haji menjadi wujud nyata persatuan umat Islam dalam melaksanakan tugas suci sebagai bagian dari rukun Islam kelima.
Semoga kita diberikan rezeki oleh Allah SWT untuk dapat menunaikan ibadah haji
Nama : Nadia
BalasHapusNIM : F1071231052
Kelas : I-A1
Maa syaa Allah, jazakallahu khair bapak atas ilmunya yang sudah diberikan. Dapat disimpulkan bahwa secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Pentingnya kajian sebelum berangkat haji dan umrah, selain kajian fiqih (aspei luar beragama) juga kajian tasawuf (aspek dalam beragama). Sehingga, tersampaikan haji dan umrah kepada Nya, sebab Dia yang maha besar. Jangan sampai thawaf, sa 'i, wuquf, tahallul hanya sekedar ritus - ritus kosong tanpa makna.
Nama: Marsa Vikia Hisan
BalasHapusNIM: F1071231032
Kelas : I-A3
Masya Allah, terimakasih pak atas ilmunya.semoga Ilmu ini dapat memberikan kami semua yang membacanya manfaat dan semoga kita semua dapat berhaji aamiin.
Nama : Egyta Ramadhani
BalasHapusNIM : F1071231056
Kelas : 1-A3
Masyaallah terimakasih atas ilmu yang diberikan hari ini bapak, semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Nama: Laily Zahwa Salsa Bila
BalasHapusNim: F1071231041
Kelas: 1-A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah, Terimakasih atas ilmunya pak. Dari materi yang bapak paparkan bisa saya ambil kesimpulan bahwa kita harus berhati-hati dan menjaga agar niat dan tindakan kita untuk haji diterima dengan baik ole Allah SWT.
Nama : Anggia Putri Widi
BalasHapusKelas : IA-2
Nim : F1071231011
Masyaallah terimakasih atas ilmu yang diberikan hari ini bapak, semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Nama: Nira Nirmala
BalasHapusNim: F1071231044
Kelas: A1
MasyaAllah terimakasih atas ilmu yang telah bapak berikan , ilmunya sangan bermanfaat dan semoga ilmu ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Nama: Alif Hatorangan Pohan
BalasHapusNIM: 231131003
PRODI: D4-K3
hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah) safari menuju Dia yang maha baik, secara dzahir menapak - tilasi situs - situs sejarah manusia pertama, medan - medan artefak yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, semuanya itu memberikan informasi tentang sejati diri Nya yang maha ada, maha pengasih, maha penyayang.
NAMA: Mirnawati
BalasHapusNIM: 231011014
Prodi: D3 Sanitasi
Bismillahirrahmanirrahim
Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan dikunjungiHaji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur......
MAASYAAALLAH TABARAKALLAH ilmunya semoga menjadi amal jariyah ya pak...
Alhamdulillah
Nama : Daifa Nabila
BalasHapusNIM : 231131008
Prodi : D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Materi hakikat ibadah haji yang disampaikan oleh Bapak dosen sangatlah menarik dan informatif. Pembahasan tentang hakikat ibadah haji sebagai ibadah mahdhah yang memiliki makna yang mendalam sangatlah penting untuk dipahami oleh setiap umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji.
Saya setuju dengan pendapat Bapak dosen bahwa hakikat ibadah haji adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu. Dengan menunaikan ibadah haji, umat Islam dapat mengekspresikan rasa cinta dan kesetiaannya kepada Allah SWT.
Saya juga setuju dengan pendapat Bapak dosen bahwa ibadah haji memiliki dimensi spiritual dan sosial. Dimensi spiritual ibadah haji dapat dilihat dari upaya umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan berbagai ritual ibadah di Tanah Suci. Dimensi sosial ibadah haji dapat dilihat dari upaya umat Islam untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan antar sesama Muslim dari berbagai penjuru dunia.
Secara umum, saya sangat mengapresiasi materi hakikat ibadah haji yang disampaikan oleh Bapak dosen. Materi tersebut disampaikan dengan jelas dan sistematis, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa. Selain itu, materi tersebut juga dilengkapi dengan contoh-contoh yang relevan, sehingga pembahasan menjadi lebih menarik dan aplikatif.
Nama: Adelia Sannisa Putri Hidayah
BalasHapusNim : 231021001
Prodi: D4 sanitasi lingkungan
Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan dikunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah.
Meyakini bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah) safari menuju Dia yang maha baik, secara dzahir menapak - tilasi situs - situs sejarah manusia pertama, medan - medan artefak yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, semuanya itu memberikan informasi tentang sejati diri Nya yang maha ada, maha pengasih, maha penyayang.
Ziarah rohani juga mampu menghadirkan jiwa yang tidak terhijab kepada Dia yang diziarahi. Atas restu Nya ziarah itu berlangsung (live) dan Dia yang selalu siap hadir (ready) untuk dikunjungi.
Demikian pula haji, jadikan lah dia sebagai sarana (washilah) tercepat menggapai Nya. Sebab seruan haji sama dengan seruan ibadah - ibadah lainnya, baik ibadah yang berkomunikasi vertikal maupun ibadah yang berkomunikasi horizontal. Seruan sama yang dimaksud adalah ; " ... dan jangan engkau mempersekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhan Nya." (Al Kahfi ayat 110).
Nama : Uray Muhammad Fadhil
BalasHapusNIM : 231131047
Prodi : D4 - K3
Haji adalah perjalanan spiritual pada Allah. Setiap langkahnya seperti thawaf atau tahallul, membutuhkan izin dan bantuan Allah. Dalam haji, kita belajar pentingnya niat yang tulus untuk Allah dan bergantung kepada-Nya. Hasil baik dari amal jariyah juga datang dari Allah. Sebelum berangkat haji, penting untuk ngerti makna setiap langkah ibadah dengan belajar tasawuf. Agar haji kita tidak cuma ritual kosong tapi menjadi perjalanan yang mendalam dan tulus.
Nama:Ryan prasetia
BalasHapusNIM:231131040
Prodi:D4-K3
Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Demikian lah seluruhnya rangkaian haji merupakan lillahi ta'ala (untuk Nya), bagi siapa yang paham syariat dan hakikat haji adalah dia telah berada di dalam hadirat Nya yang Qudus. Mengapa banyak jama'ah haji yang tidak menepati janji dan sumpah talbiyah nya, walaupun saat itu mereka berada pada kawasan kesucian. Inilah tanda bahwa taat muncul dari diri hamba, taat bukan dari undangan Nya. Menyikapi masalah ini, gurunda mulia sang imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athaillah As Sakandari rahimahullah ta'ala berujar : "Keadaan yang datang dari anda kepada Nya telah membuat anda lupa, sedangkan keadaan yang datang dari Nya lalu sampai kepada anda, telah membuat anda sadar, kesadaran betapa anda sangat butuh kepada Nya." Atau dalam nasehat beliau : "Pemberian makhluk adalah kehormatan bagimu, sedangkan penolakan dari Nya memuat bertubi - tubi kebaikan, kalau tidak ada kebaikan dari Nya, tidak lah terdorong manusia berbuat baik ke segenap bentangan alam, kecuali hanya melulu melihat sang maha cahaya. Sehingga, tersampaikan haji dan umrah kepada Nya, sebab Dia yang maha besar. Jangan sampai thawaf, sa 'i, wuquf, tahallul hanya sekedar ritus - ritus kosong tanpa makna.
Nur Lutfi Amalia
BalasHapus231131033
D4 K3
Masya Allah, terimakasih pak atas ilmunya.semoga Ilmu ini dapat memberikan kami semua yang membacanya manfaat dan semoga kita semua dapat berhaji aamiin.
Nama : Ananda Husnul Khotimah
BalasHapusNIM : 231131004
Prodi : D4 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama: Hanifah Azzahrah
BalasHapusNim : 231011009
Prodi : D3 Sanitasi
Haji adalah ibadah dalam agama Islam yang dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Ibadah ini melibatkan perjalanan ke Kota Mekah untuk melakukan serangkaian ritual, seperti thawaf, sa'i, dan wukuf di Arafah, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Haji menjadi salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi Muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
Nama Maisya Indah Taqwini
BalasHapusNim 231011013
Prodi D3 sanitasi
Hakikat ibadah haji pada dasarnya adalah suatu tindak mujahadah (upaya jiwa yang sungguh-sungguh) untuk memeperoleh kesadaran musyahadah (penyaksian). Yakni proses kegigihan seorang hamba mengunjungi Baitullah sebagai sarana bertemu (liqa’) dengan Tuhan. Ibadah Haji adalah simbol kepulangan manusia kepada Tuhan yang Maha Mutlak. Oleh karena itu, niatkan haji hanya semata-mata karena Allah Swt. Pakailah pakain kejujuran dan buang jauh-jauh sifat keangkuhan, kebanggaan dan semua atribut (label) yang biasa melekat pada diri. Manusia harus menjadikannya titik orientasinya hanya kepada Allah (QS. Al-An’am:162- 163), sebagaimana yang digambarkan ketika sedang thawaf. Bahwa kita bagian dari seluruh jagad raya yang selalu tunduk dan patuh kepada Tuhan. Sekaligus gambaran akan larut dan leburnya manusia dalam hadirat Ilahi (al-fana’fi Allah). Saat menyembelih kurban niatkan untuk menyembelih “nafsu kebinatangan” yang ada dalam diri. Sifat egoisme, dehumanisme, sifat kerakusan, keserakahan, ketamakan dan sifat-sifat buruk lainnya. Keberhasilan ibadah haji bukan dilihat dari berapa kalinya seseorang menunaikannya. Akan tetapi lebih ditentukan oleh kesadaran musyahadahnya kepada Tuhan. Karena musyahadah inilah yang akan membentuk visi kemanusiaan, keadilan dan solidaritas sosial. Kesadaran yang demikian akan membentuk manusia yang arif. Yakni manusia yang mampu memberikan kesejukan, kecintaan, kebenaran dan keadilan di muka bumi sehingga mampu membersihkan dari unsur-unsur duniawi dan membangunnya di atas batin yang tulus dan suci. Dengan demikian, keadilan kejujuran dan kemanusiaan sejati akan mudah tersemai di bumi.
Nama : Annisa Lianti Fajri
BalasHapusNim : 231131006
Prodi : D4 K3
Hakikat ibadah haji adalah manifestasi cinta, pengorbanan, dan kesetiaan. Ibadah haji merupakan ibadah yang menyeluruh, yang melibatkan fisik, mental, dan spiritual. Dalam ibadah haji, umat Islam dituntut untuk memaknai setiap gerakan dan ritualnya dengan penuh kesadaran dan penghayatan.
Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah. Sesampainya di tempat tujuan pun kita masih butuh kepada perkenan Nya untuk sekedar mendapat ijin berjalan, bergerak, berputar, berlari, berdiri, duduk dan seluruh aktifitas sehari - hari pun hamba sangat membutuhkan pertolongan Nya. Butuh pertolongan saat niat haji dan niat umrah, butuh pertolongan saat thawaf, butuh pertolongan saat sa'i, butuh pertolongan saat wukuf di Arafah, butuh pertolongan saat mabid di Muzdalifah, Mina, melontar jamarat, tahallul, thawaf qudum, thawaf 'ifadhah, thawaf wada', ziarah ke hadhirat Nabi Muhammad SAW, sampai pulang ke tanah air merupakan rangkaian restu dan ridha dari Nya.
BalasHapusNama : Rita Ananda Agustina
BalasHapusNIM : 231131051
Prodi : D4 - K3
Sangat indah penjelasan mengenai hakikat haji. Rangkaian haji yang dilakukan dengan pemahaman syariat dan tauhidullah membawa seseorang ke hadirat-Nya yang Qudus. Talbiyah menjadi ungkapan yang mendalam dalam perjalanan spiritual, mengingatkan bahwa segala puji, karunia, dan kerajaan hanya milik-Nya tanpa sekutu.
Nama: TAUFIQUR RAIHAN
BalasHapusNim:231011022
Prodi:D3 sanitasi lingkungan
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama : Bhela Fajar Ayu
BalasHapusNim :231021003
prodi : D4- sanitasi lingkungan
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama : Shabina Lufia Nissa
BalasHapusNim : 231131044
Prodi : D4-K3
Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah. Ziarah rohani juga mampu menghadirkan jiwa yang tidak terhijab kepada Dia yang diziarahi. Atas restu Nya ziarah itu berlangsung dan Dia yang selalu siap hadir untuk dikunjungi. Amal jariyah adalah amal shaleh yang diberikan saat yang bersangkutan malah justru tidak mampu lagi beramal . Sama juga dengan shadaqah jariyah, justru menjadi jariyah ketika eksistensi pengamal telah wafat, artinya terputus amal, tetapi pahalanya tidak pernah terputus, kendatipun yang beramal telah tiada. Kami kirimkan angin yang menghancurkan kebun - kebun ribawi mereka, angin kencang yang menyapu bersih tanaman mereka hingga seakan - akan belum ada tumbuhan, Kami jadikan kebun mereka seperti tanah yang tandus, atau Kami hancurkan gunung - gunung seperti pasir yang berhamburan . Mendoakan kedua orang tuanya, baik yang masih hayat maupun yang telah wafat merupakan donasi akhirat.
nama: Mifthahul Adnin
BalasHapusnim: 231131020
prodi: D4-k3
MasyaAllah Tabarakallah, terimakasih bapak atas ilmunya, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua
,kita dapat menyimpulkan bahwa bahwa Haji adalah sama dengan ziarah
Nama: Salsabillah Azzahra
BalasHapusNIM: 231021026
Prodi: D4 Sanitasi Lingkungan
Berikut ringkasan yang didapatkan dari materi yang telah diberikan:
Hakikat ibadah haji terletak pada pemahaman bahwa kunjungan ke Baitullah adalah undangan-Nya, dan keseluruhan perjalanan merupakan rangkaian restu dan ridha dari-Nya. Ibadah haji bukan sekadar fisik, tetapi juga rohaniah yang membuka pemahaman tentang keberadaan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dalam konteks hidup, hadits tentang pahala jariyah menekankan pentingnya amal yang tetap memberikan manfaat bahkan setelah seseorang wafat. Kesuburan shadaqah dan penolakan riba mencerminkan kebijaksanaan-Nya dalam menciptakan berkah dan menghindari kekeringan spiritual.
Niat yang tulus karena Allah, menjaga kelima rukun haji, dan menjauhi niat-niat sekunder seperti haji wisata atau bisnis, adalah kunci untuk mencapai predikat haji mabrur. Pentingnya menjalani haji sebagai sarana tercepat untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menjauhi segala bentuk syirik.
Penekanan pada talbiyah sebagai ungkapan tulus dan penuh makna dalam perjalanan haji memberikan wawasan tentang tauhidullah, inti dari kunjungan dan ibadah kepada-Nya. Adanya peringatan agar haji tidak sekadar ritual kosong, tetapi disertai dengan pemahaman dan kesadaran akan kehadiran-Nya, menjadikan perjalanan haji sebagai wahana spiritual yang mendalam.
Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahuakbar. Astaghfirullahaladzim. Allahualam.
Nama : Fibri Amanda
BalasHapusNim : 231021010
Prodi: D4 Sanitasi lingkungan
Terimakasih atas ilmunya pak,Bahwa Meyakini hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah) safari menuju Dia yang maha baik, secara dzahir menapak - tilasi situs - situs sejarah manusia pertama, medan - medan artefak yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, semuanya itu memberikan informasi tentang sejati diri Nya yang maha ada, maha pengasih, maha penyayang.
Nama:Satria Hadi Perdana Karteda
BalasHapusNim:231131043
Prodi:D4-K3
Haji merupakan ibadah yang sangat istimewa karena hanya dapat dilakukan di satu tempat di dunia, yaitu di Mekkah. Ibadah haji juga memiliki banyak makna dan hikmah, baik dari segi lahiriah maupun batiniah.
Dengan menjiwai hakikat ibadah haji, kita dapat memperoleh manfaat dan hikmah yang besar dari ibadah haji. Ibadah haji dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, dan mewujudkan perdamaian di dunia.
Nama: Dimas Kurniawan
BalasHapusNim : 231021009
Prodi : D4 Sanitasi Lingkungan
Masya Allah, Tabarakallah, Terima kasih banyak bapak atas ilmu yang telah bapak bagi. Semoga doa doa untuk naik haji bersama keluarga diridhoi Allah, dikabulkan Allah SWT. Ibadah Haji hendaknya didasari atas niat yang kuat, Haji menurut bahasa artinya adalah ziarah, ziarah ini juga merupakan perjalanan rohani menunaikan rukun islam.
hakikat ibadah adalah milik Dia semata, anugerah datang dari Nya taat, dan anugerah ijin Nya amal taat berlangsung, serta anugerah pulang kembali taat kepada Nya. Sebagaimana yang Dia paparkan pada kitab mulia surah Al Hadid ayat 3 : "Dia yang maha awal, maha akhir, maha dzahir, maha batin, dan Dia maha mengetahui tiap - tiap sesuatu."
Nama: Rahayu puspitaningrum
BalasHapusNim: 231131036
Prodi: D4-K3
Haji merupakan ibadah yang memiliki keutamaan, seperti pengampunan dosa dan pencapaian surga.
Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial Ibadah haji melibatkan syarat-syarat tertentu, seperti beragama Islam, berakal sehat, balig, merdeka, dan mampu untuk melaksanakannya. Rukun haji meliputi perbuatan-perbuatan yang wajib dilaksanakan, seperti Ihram, Wukuf, Tawaf, dan Sa'i
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Ridwan Nashir
BalasHapusNIM : 231131038
Prodi : D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Materi hakikat ibadah haji yang disampaikan oleh Bapak dosen sangatlah menarik dan informatif. Pembahasan tentang hakikat ibadah haji sebagai ibadah mahdhah yang memiliki makna yang mendalam sangatlah penting untuk dipahami oleh setiap umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji.
Saya setuju dengan pendapat Bapak dosen bahwa hakikat ibadah haji adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu. Dengan menunaikan ibadah haji, umat Islam dapat mengekspresikan rasa cinta dan kesetiaannya kepada Allah SWT.
Saya juga setuju dengan pendapat Bapak dosen bahwa ibadah haji memiliki dimensi spiritual dan sosial. Dimensi spiritual ibadah haji dapat dilihat dari upaya umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan berbagai ritual ibadah di Tanah Suci. Dimensi sosial ibadah haji dapat dilihat dari upaya umat Islam untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan antar sesama Muslim dari berbagai penjuru dunia.
Secara umum, saya sangat mengapresiasi materi hakikat ibadah haji yang disampaikan oleh Bapak dosen. Materi tersebut disampaikan dengan jelas dan sistematis, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa. Selain itu, materi tersebut juga dilengkapi dengan contoh-contoh yang relevan, sehingga pembahasan menjadi lebih menarik dan aplikatif.
Nama : Dea Yusnita
BalasHapusNim:231021004
Prodi : D4 sanitasi lingkungan
Alhamdulillah, terimakasih bapak buat ilmu nya di sini saya dapat lebih memahami apa itu haji dan yang saya tau Haji adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.
Nama: Nalendra Borneo
BalasHapusNim:231131030
Prodi:D4 keselamatan dan kesehatan kerja
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
NAMA : MUHAMMAD RIZAL
BalasHapusNIM. : 231011017
PRODI.: D3 SANITASI LINGKUNGAN
Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan dikunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah.
Meyakini bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah) safari menuju Dia yang maha baik, secara dzahir menapak - tilasi situs - situs sejarah manusia pertama, medan - medan artefak yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, semuanya itu memberikan informasi tentang sejati diri Nya yang maha ada, maha pengasih, maha penyayang.
Ziarah rohani juga mampu menghadirkan jiwa yang tidak terhijab kepada Dia yang diziarahi. Atas restu Nya ziarah itu berlangsung (live) dan Dia yang selalu siap hadir (ready) untuk dikunjungi.
Demikian pula haji, jadikan lah dia sebagai sarana (washilah) tercepat menggapai Nya. Sebab seruan haji sama dengan seruan ibadah - ibadah lainnya, baik ibadah yang berkomunikasi vertikal maupun ibadah yang berkomunikasi horizontal. Seruan sama yang dimaksud adalah ; " ... dan jangan engkau mempersekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhan Nya." (Al Kahfi ayat 110).
NAMA: AURA KHALISA AMELIA
BalasHapusPRODI : D4-K3
NIM : 231131007
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama : REGINA PURWANDINI RAHARDJO
BalasHapusProdi : D3 Sanitasi
NIM : 231011019
Masyaallah Terimakasih atas ilmu yang bermanfaat yang bapak berikan dari bacaan diatas dapat kita dapat mengetahui bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan.
nama : magneta meisya ricimena
BalasHapusNIM : 231131016
prodi : D-IV K3
Ibadah adalah pengabdian kepada Tuhan yang melibatkan segala bentuk peribadatan, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji dalam Islam. Ia merupakan ekspresi cinta, penghormatan, dan ketaatan kepada Tuhan yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesadaran. Ibadah juga membantu memperkuat hubungan antara manusia dan penciptanya serta membentuk karakter yang baik.
Fitria Ningsih (231011008)
BalasHapusD3 sanitasi
Haji merupakan kewajiban agama dalam Islam untuk mengunjungi ka'bah setidaknya sekali seumur hidup, jika mampu. Ibadah haji memperkuat persatuan umat islam, mengajarkan kesabaran, dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, haji juga mengingatkan akan persamaan derajat di antara umat Islam, tanpa memandang status sosial atau ekonomi. Haji adalah ibadah yang mendalam dengan nilai nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
Nama: Eldivadara Zain
BalasHapusNIM: 231131010
Prodi: D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terimakasih atas ilmu yang bapak sampaikan sangatlah bermanfaat, haji merupakan puncak ibadah umat Islam yang merepresentasikan penghambaan total kepada Allah SWT. Melalui ibadah haji, umat Islam diingatkan akan sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, serta diuji keikhlasan dan kesabarannya dalam menunaikan perintah Allah SWT. Ibadah haji juga mengajarkan tentang persatuan, kesetaraan, dan persaudaraan umat Islam di seluruh dunia. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. bagi siapa yang paham syariat dan hakikat haji adalah dia telah berada di dalam hadirat Nya yang Qudus.
Nama : Andrean Tiardi
BalasHapusNIM : 231011002
Prodi : D3 Sanitasi
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Terimakasih atas ilmunya pak.
Nama: sabrina yewanda putri
BalasHapusNim : 231131041
Prodi: D4 k3
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama : Muhammad Dendra Arifin
BalasHapusProdi : D3 Sanitasi
NIM : 231011016
Naik haji bagi yang mampu, tapi jika allah yang memanggilnya insya allah tetap naik walaupun dari diri sendiri bilang saya tidak bisa tapi jika allah yang berkehendak insya allah bagaimanapun caranya allah pasti akan izinkan pergi ke Baitullah kita yakin bahwa allah yang maha pemberi rezeki, untuk apa ragu jika allah sudah berkehendak apapun itu akan terjadi kun fayakun (terjadi maka terjadi lah). Oleh yakin lah kepada allah insya allah apapun dan bagaimana pun jalan nya pasti allah akan berikan walaupun sesi liat apapun itu. Allahhuaklam bisawab
Nama : wanda rahmadhia
BalasHapusNIM : 231131048
Prodi : D4-K3
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama :Nuzul izhar
BalasHapusNim : 231131034
Prodi : D4-K3
Secara bahasa haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya. Mengingat haji merupakan ibadah bernilai mulia, lalu barangsiapa yang menitipkan niat selain Dia, sungguh akan Dia hinakan, mengingat haji merupakan ibadah bernilai tinggi, lalu barangsiapa yang menitipkan niat dan jejak hadir disamping Dia, sungguh hajinya telah terhukum syirik (menduakan Nya), lantas terhinalah dia di mata Nya, sang Jamil. Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak.
Nama : Luthfi Fatchurrozi
BalasHapusNIM: 231131015
Prodi: D-4 K3
Masyaallah Pak Terimakasih atas ilmu yang diberikan, Secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan dikunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah. Sesampainya di tempat tujuan (tanah suci) pun kita masih butuh kepada perkenan Nya untuk sekedar mendapat ijin berjalan, bergerak, berputar, berlari, berdiri, duduk dan seluruh aktifitas sehari - hari pun hamba sangat membutuhkan pertolongan Nya. Butuh pertolongan saat niat haji dan niat umrah, butuh pertolongan saat thawaf, butuh pertolongan saat sa'i, butuh pertolongan saat wukuf di Arafah, butuh pertolongan saat mabid di Muzdalifah, Mina, melontar jamarat, tahallul, thawaf qudum, thawaf 'ifadhah, thawaf wada', ziarah ke hadhirat Nabi Muhammad SAW, sampai pulang ke tanah air merupakan rangkaian restu dan ridha dari Nya.
Ryan Mahendra Cahyo Sumunar 231131039
BalasHapusD4-K3
Studi haji mengacu pada pemahaman dan penelitian yang dilakukan terhadap ibadah haji dalam agama Islam. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim setidaknya sekali seumur hidup, asalkan mereka memiliki kemampuan fisik dan keuangan untuk melakukannya. Berikut adalah rangkuman tentang studi haji:
Definisi Haji:
Haji adalah ibadah yang melibatkan perjalanan ke Kota Makkah di Arab Saudi pada bulan Dzulhijjah, salah satu bulan dalam kalender Islam.
Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang harus dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu.
Rukun dan Syarat Haji:
Terdapat beberapa rukun dan syarat haji, termasuk niat, thawaf, sai, dan wukuf di Arafah.
Seorang Muslim juga harus memiliki kondisi fisik dan keuangan yang memadai untuk melaksanakan ibadah haji.
Manasik Haji:
Manasik haji adalah serangkaian ritus dan tata cara yang harus dijalani oleh jamaah haji sepanjang perjalanan ibadah haji.
Termasuk di antaranya thawaf, sai, wukuf di Arafah, lempar jumrah, dan berbagai amalan lainnya.
Arti dan Makna Haji:
Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual dan simbolis.
Ibadah haji mengajarkan kesederhanaan, ketekunan, dan pengorbanan, serta mempererat persaudaraan umat Islam.
Perkembangan Infrastruktur Haji:
Pemerintah Arab Saudi terus melakukan investasi dalam pengembangan infrastruktur haji untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan para jamaah.
Teknologi juga dimanfaatkan untuk mempermudah manajemen dan pengawasan perjalanan haji.
Kajian Historis dan Sosiologis:
Studi haji mencakup aspek historis dan sosiologis, termasuk perkembangan haji dari masa ke masa dan dampaknya terhadap masyarakat Muslim.
Tantangan dan Solusi:
Studi haji juga melibatkan analisis terhadap tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, jamaah haji, dan pihak terkait lainnya, serta solusi yang dapat diimplementasikan.
Pentingnya Pendidikan Haji:
Pendidikan haji penting untuk mempersiapkan jamaah secara mental, fisik, dan spiritual sebelum mereka melakukan perjalanan ibadah haji.
Studi haji melibatkan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek tersebut, dan penelitian ini dapat dilakukan oleh cendekiawan, ulama, dan peneliti untuk meningkatkan pemahaman dan pengelolaan ibadah haji secara keseluruhan
Nama : Syarifah nafisya aini
BalasHapusNim : 231131045
Prodi : D4 - K3
Secara umum, materi ini membahas tentang hakikat ibadah haji dari sudut pandang spiritualitas. Penulis menekankan bahwa ibadah haji adalah sebuah ziarah atau kunjungan kepada Allah SWT. Ziarah ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga rohani. Dalam ziarah fisik, jamaah haji mengunjungi berbagai tempat suci di Mekkah dan Madinah, seperti Ka'bah, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan lainnya. Dalam ziarah rohani, jamaah haji diajak untuk merenungkan makna kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penulis juga menjelaskan bahwa ibadah haji memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar ritual keagamaan. Ibadah haji merupakan kesempatan untuk merenungkan hakikat hidup dan kematian, serta untuk kembali kepada fitrah manusia.
Secara keseluruhan, materi
"Hakikat Ibadah (Studi Haji)" adalah materi yang sangat baik. Materi tersebut memberikan pemahaman yang mendalam tentang hakikat ibadah haji.
Nama : vivi ulfa
BalasHapusNim : 231021030
Prodi : D4 kesehatan lingkungan
Haji, dalam pemahaman Syari’ati, merupakan kepulangan manusia kepada Allah yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tidak diserupai oleh sesuatu apapun. Kepulangan kepada Allah merupakan gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan, nilai dan fakta-fakta. Dengan melakukan perjalanan menuju keabadian ini, tujuan manusia bukanlah untuk binasa, tetapi untuk 'berkembang'. Tujuan ini bukan untuk Allah, tetapi untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Makna-makna tersebut dipraktikkan dalam pelaksanaan ibadah haji, dalam acara-acara ritual, atau dalam tuntunan non-ritualnya, dalam bentuk kewajiban atau larangan, dalam bentuk nyata atau simbolik dan semuanya, pada akhirnya mengantarkan seorang haji hidup dengan pengamalan dan pengalaman kemanusiaan universal.
NAMA : KORI SAVITRI
BalasHapusNIM : 231131014
PRODI : D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Kelima rukun ini harus menjaga niat karena Allah SWT, bukan haji wisata, bukan haji travelling, bukan haji bisnis, bukan haji mumpung gratis, bukan haji gelar, bukan haji kaya, bukan haji belanja (shopping), niat dan jejak (perilaku) haji seperti ini telah mempersekutukan Nya dalam beribadah kepada Nya.
Nama : Atika Fazira
BalasHapusNim : 231021002
Prodi : D-IV Sanitasi Lingkungan
Hakikat ibadah haji pada dasarnya adalah suatu tindak mujahadah (upaya jiwa yang sungguh-sungguh) untuk memeperoleh kesadaran musyahadah (penyaksian). Yakni proses kegigihan seorang hamba mengunjungi Baitullah sebagai sarana bertemu (liqa') dengan Tuhan. Orang yang pergi berhaji ke Tanah Suci hanya mempunyai satu tujuan yaitu menunaikan perintah Allah SWT. Dalam menjalankannya, orang-orang melakukan perbuatan, pakaian, dan aturan yang sama. Hal ini menggambarkan perpaduan dan satu hati umat Islam.
Nama :Muhammad Arsat
BalasHapusNim : 231131023
Prodi :D4-K3
Masyaallah terimakasih atas ilmunya pak dari bacaan di atas dapat kita lihat bahwa secara bahasa ziarah artinya mengunjungi,mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bykan orang kaya, sebab yang pertama banyak orang orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt allah (rumahnya) sebab yang kedua bisa mengunjungi berkenan restu,izin,ridha dari dia yg akan di kunjung.
Lino maya lestari
BalasHapus231011012
D-lll sanitasi
Haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Meyakini bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah) safari menuju Dia yang maha baik. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji.
Nama : Ridho Aliardi
BalasHapusNIM : 231131037
Program Studi : D4 - K3
Mata Kuliah : Agama Islam
"Hakikat ibadah haji mengajarkan kita untuk menemukan makna sejati kehidupan, kesederhanaan, dan pengorbanan. Melalui perjalanan haji, umat Muslim dapat merasakan persaudaraan universal dan mendekatkan diri pada Allah dengan tulus dan ikhlas."
Nama : Sabina Dira Zelita
BalasHapusNim : 231021025
prodi : sarjana terapan Sanitasi Lingkungan
Meyakini bahwa hakikat ibadah haji merupakan kunjungan (rihlah) safari menuju Dia yang maha baik, secara dzahir menapak - tilasi situs - situs sejarah manusia pertama, medan - medan artefak yang masih bisa disaksikan sampai hari ini, semuanya itu memberikan informasi tentang sejati diri Nya yang maha ada, maha pengasih, maha penyayang.
Ziarah rohani juga mampu menghadirkan jiwa yang tidak terhijab kepada Dia yang diziarahi. Atas restu Nya ziarah itu berlangsung (live) dan Dia yang selalu siap hadir (ready) untuk dikunjungi. Saban waktu Dia setia dikunjungi ; malam, subuh, senja, siang, kemaren, besok, lusa, tahun kemaren, tahun sekarang, tahun yang akan datang. Saban tempat Dia selalu hadir : Mekah, Madinah, Muzdalifah, Arafah, Mina. Bahkan dalam waktu dan tempat yang bersamaan Dia maha ada : waktu negara bagian Tokyo, Las Vegas, Rusia, Cina, Turki, Malaysia, London, Amsterdam, Sidney, Indonesia hingga desa - desa seperti Simpadan - Ligitan, kepulauan Nunukan, pulau Maya, sampai ke desa Kuala Secapah - Mempawah. Artinya, seluruh nama dan sifat adalah milik Nya, seluruh ruang dan waktu adalah milik Nya, bahkan denyut nadi, detak jantung, mereka berdenyut dan berdetak sering kali tidak kita sadari kerja nadi dan kerja jantung, hakikatnya adalah Dia yang bekerja.
Nama : Muhammad Nabil khairullah
BalasHapusProdi : D4-K3
Nim : 231131028
Maa syaa Allah, jazakallahu khair bapak atas ilmunya yang sudah diberikan. Dapat disimpulkan bahwa secara bahasa, terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Haji yang berniat karena Allah (nawaitu hajjan lillahi ta'ala) harus mendasari kelima rukun haji. Apabila tidak, sebenarnya telah gagal meraih predikat mabrur. Niat lillah berbuah mabrurah, begitu juga thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, tahallul. Pentingnya kajian sebelum berangkat haji dan umrah, selain kajian fiqih (aspei luar beragama) juga kajian tasawuf (aspek dalam beragama). Sehingga, tersampaikan haji dan umrah kepada Nya, sebab Dia yang maha besar. Jangan sampai thawaf, sa 'i, wuquf, tahallul hanya sekedar ritus - ritus kosong tanpa makna.
HENDRI HERYADI (231131012)
BalasHapusPRODI :SARJANA TERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MAKUL AGAMA ISLAM
Hakikat ibadah haji memiliki pentingan mendalam dalam kehidupan seorang Muslim. Ibadah haji bukan sekadar serangkaian ritual fisik, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang mencakup nilai-nilai fundamental dalam Islam. Melalui haji, seorang Muslim berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan ketaatan yang tulus dan total. Ibadah ini mengajarkan takwa, memerlukan kesabaran, dan melibatkan pengorbanan yang mencerminkan ketaatan sejati kepada perintah Allah. Lebih dari itu, haji juga merangkul konsep persatuan umat Islam, menghapus batasan-batasan geografis dan etnis, membangun solidaritas yang kuat di antara jutaan orang yang berkumpul di Baitullah. Proses haji membawa pemurnian jiwa, memperkuat iman, dan memberikan pengalaman transformatif yang menciptakan pribadi yang lebih bermakna dan bertakwa. Dengan demikian, hakikat ibadah haji bukan hanya memenuhi kewajiban ritual, tetapi juga menjadi landasan bagi pembentukan karakter dan pemahaman mendalam tentang makna hidup dan ketaatan kepada Tuhan.
Ibadah dalam konteks studi haji memiliki makna sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Tuhan. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang dilakukan oleh umat Muslim setidaknya sekali seumur hidup, jika mampu. Ibadah haji melibatkan serangkaian ritual, termasuk thawaf di Ka'bah, wukuf di Arafah, dan melempar jumrah. Keseluruhan proses haji mencerminkan ketaatan, ketakwaan, dan persatuan umat Islam dalam melaksanakan perintah Tuhan.
Studi haji penting karena ibadah haji bukan hanya merupakan kewajiban ritual, tetapi juga mencakup nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam bagi umat Islam. Berikut beberapa alasan mengapa hakikat ibadah studi haji sangat penting:Ketaatan kepada Tuhan: Haji merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan kepada mereka yang mampu. Melaksanakan haji adalah bentuk ketaatan langsung kepada perintah Tuhan.Pembersihan Diri: Haji bukan hanya perjalanan fisik ke Makkah, tetapi juga perjalanan spiritual. Melalui serangkaian ritual dan pengorbanan, umat Muslim diharapkan membersihkan diri dari dosa dan kesalahan.Persatuan Umat Islam: Haji menjadi momen di mana umat Islam dari berbagai belahan dunia berkumpul di satu tempat. Ini memperkuat rasa persatuan, solidaritas, dan kesatuan umat Islam.Pengorbanan dan Kesabaran: Proses haji melibatkan pengorbanan, baik dalam bentuk waktu, tenaga, maupun harta. Ibadah ini mengajarkan nilai-nilai kesabaran, rela berkorban, dan menempatkan kepentingan Tuhan di atas segala-galanya.Pengalaman Transformatif: Bagi banyak orang, haji adalah pengalaman yang mengubah hidup. Ini memberikan peluang untuk refleksi mendalam, pertobatan, dan perubahan perilaku menuju kehidupan yang lebih benar dan bermakna.
Nama : Anisyah Safitri
BalasHapusNim : 231131005
Prodi : Sater K3
Bismillah..
Alhamdulillah terima kasih bapak atas materi yang telah diberikan, sangat bermanfaat untuk saya pribadi. Kesimpulan yang dapat saya ambil dari materi di atas adalah Haji merupakan salah satu bentuk ibadah umat Islam selain Syahadat, salat, puasa, dan zakat. Pengertian haji adalah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu bagi umat Islam yang mampu baik secara fisik maupun finansial. Hukum ibadah haji tertulis dalam Alquran Surat Al-Imran ayat 97 yang menyebutkan bahwa melaksanakan ibadah haji ke Baitullah termasuk salah satu kewajiban manusia terhadap Allah SWT. Ayat dalam Surat tersebut pun menyebutkan siapa yang wajib haji, yakni orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.
Nama : Rahadatul Aisy
BalasHapusNim : 231131035
Prodi : D-IV K3
Secara bahasa, istilah haji sama dengan haji, dan ziara artinya berziarah.
Anda hanya dapat berkunjung jika menerima undangan.
Oleh karena itu, skala (indikator) haji bukanlah skala orang kaya.
Alasan pertama adalah banyaknya orang kaya yang tidak bisa mengunjungi Bayt Allah (Rumah Tuhan), dan alasan kedua.
Anda dapat berkunjung dengan restu, izin, dan suka cita dari orang yang dikunjungi.
Percayakah Anda bahwa hakikat ibadah haji adalah pencarian spiritual, seperti berziarah kepada Yang Maha Kuasa dalam safari (rihrah), tempat-tempat bersejarah pertama umat manusia, dan ladang peninggalan yang masih dapat disaksikan hingga saat ini
informasi bahwa Tuhan yang sejati pun mahahadir, maha pengasih, maha pengasih.
Tuhan itu mahahadir, meski dalam waktu dan tempat yang sama.
Nama : Tiara Nabila
BalasHapusNim : 231021029
Prodi : D4 Sanling
haji merupakan kewajiban ibadah Islam yang mengharuskan perjalanan ke Mekah sekali seumur hidup bagi yang memiliki kemampuan. Definisi haji mencakup serangkaian ritual seperti thawaf, sa'i, dan wukuf di Arafah, yang membawa makna mendalam dalam aspek spiritual dan ketaatan keagamaan.
Nama:Putri Nurhasanah
BalasHapusNIM:231021021
PRODI: D4 SANITASI LINGKUNGAN
Kesimpulan dari kutipan tersebut menekankan pentingnya kesadaran batin dalam beribadah, bahwa ketaatan seharusnya timbul dari hati yang taat, bukan semata-mata karena undangan-Nya. Guru agung Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athaillah As Sakandari menyoroti bahwa keadaan yang datang dari diri manusia dapat membuatnya lupa, sementara keadaan yang datang dari Allah akan membuatnya sadar akan kebutuhannya kepada-Nya. Kajian sebelum berangkat haji dan umrah pun dianggap penting, mencakup tidak hanya aspek fiqih (luar) tetapi juga tasawuf (dalam) untuk memastikan ibadah tidak menjadi sekadar ritus kosong tanpa makna.
nama: putri Khairunissa
BalasHapusnim:231021020
prodi:D4 sanitasi lingkungan
Masya Allah, Tabarakallah, Terima kasih banyak bapak atas ilmu yang telah bapak bagi. Semoga doa doa untuk naik haji bersama keluarga diridhoi Allah, dikabulkan Allah SWT. Ibadah Haji hendaknya didasari atas niat yang kuat, Haji menurut bahasa artinya adalah ziarah, ziarah ini juga merupakan perjalanan rohani menunaikan rukun islam.
hakikat ibadah adalah milik Dia semata, anugerah datang dari Nya taat, dan anugerah ijin Nya amal taat berlangsung, serta anugerah pulang kembali taat kepada Nya. Sebagaimana yang Dia paparkan pada kitab mulia surah Al Hadid ayat 3 : "Dia yang maha awal, maha akhir, maha dzahir, maha batin, dan Dia maha mengetahui tiap - tiap sesuatu."
Nama: Shulistia
BalasHapusNIM: 231021027
Prodi: D4 Sanitasi lingkungan
masyaAllah terimakasih bapak atas ilmunya, sebagaimana kita tahi bahwa riba sangat dilarang, pentingnya doa anak untuk orang tua, hakikat ibadah sebagai milik Allah, arti haji yang mabrur dengan niat tulus, serta pentingnya pemahaman sebelum haji dan umrah untuk membawa nilai-nilai sejati dalam ibadah. Pesan intinya adalah menjalankan ibadah dengan niat ikhlas, kesadaran akan kehadiran Allah, dan hubungan yang kokoh dengan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Nama: adellia putri yosita
BalasHapusNim: 231131002
Prodi: K3
Haji tidak hanya sekadar perjalanan fisik ke Baitullah, tetapi membutuhkan undangan dan ridha Allah SWT. Setiap langkah dan aktivitas selama haji memerlukan pertolongan dan izin-Nya. Keseluruhan perjalanan haji bergantung pada izin dan ridha Allah SWT.
Nama : Nabil Dharmawan
BalasHapusNIM : 231131029
Prodi : D4 K3
Ibadah adalah pengabdian kepada Tuhan yang melibatkan segala bentuk peribadatan, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji dalam Islam. Ia merupakan ekspresi cinta, penghormatan, dan ketaatan kepada Tuhan yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesadaran. Ibadah juga membantu memperkuat hubungan antara manusia dan penciptanya serta membentuk karakter yang baik.
NAMA : MUHAMMAD ARIYA
BalasHapusPRODI : SATER K3
NIM : 231131022
Terma haji adalah sama dengan ziarah, ziarah artinya mengunjungi. Mengunjungi hanya akan bisa jika ada undangan, oleh karena itu ukuran (indikator) haji bukan orang kaya, sebab yang pertama ; banyak orang-orang kaya yang belum bisa mengunjungi bayt Allah (rumah Nya), sebab yang kedua ; bisa mengunjungi berkenan restu, ijin, ridha dari Dia yang akan dikunjungi. Dia perkenankan kepada siapa yang Dia perkenan, dan Dia cegah untuk mengunjungi Nya kepada siapa yang Dia cegah. Sesampainya di tempat tujuan (tanah suci) pun kita masih butuh kepada perkenan Nya untuk sekedar mendapat ijin berjalan, bergerak, berputar, berlari, berdiri, duduk dan seluruh aktifitas sehari - hari pun hamba sangat membutuhkan pertolongan Nya. Butuh pertolongan saat niat haji dan niat umrah, butuh pertolongan saat thawaf, butuh pertolongan saat sa'i, butuh pertolongan saat wukuf di Arafah, butuh pertolongan saat mabid di Muzdalifah, Mina, melontar jamarat, tahallul, thawaf qudum, thawaf 'ifadhah, thawaf wada', ziarah ke hadhirat Nabi Muhammad SAW, sampai pulang ke tanah air merupakan rangkaian restu dan ridha dari Nya.
NAMA : ABI ZAR
BalasHapusNIM : 231131001
PRODI : D4 - K3
Hakikat ibadah haji adalah manifestasi perjalanan spiritual dan ritual yang dilakukan umat Islam setidaknya sekali seumur hidup. Ibadah haji merupakan kewajiban religius yang mengharuskan kaum Muslimin berkumpul di tanah suci, Makkah, untuk menjalani serangkaian ritual yang melibatkan rasa ketundukan, pengorbanan, dan kesatuan umat Islam. Haji mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kesatuan, dan ketakwaan, sambil menciptakan pengalaman persaudaraan global di antara jutaan jamaah dari berbagai latar belakang. Selain itu, hakikat ibadah haji menekankan makna pengampunan dan pemulihan spiritual, di mana setelah menyelesaikan haji, diharapkan jamaah menjadi lebih baik dalam perjalanan hidup mereka dan lebih dekat dengan Allah.
Nama : Dewi wulansari
BalasHapusNIM : 231021008
Prodi: D4 Sanitasi lingkungan
tetangga adalah orang terdekat dalam kehidupan sehari-hari. Maka itu, hak dan kedudukan tetangga bagi seorang mukmin sangatlah besar serta mulia. Bahkan sikap terhadap tetangga dapat dijadikan patokan keimanan seseorang. Muslimin yang baik adalah yang berbuat kebaikan pula terhadap tetangganya.Keberadaan tetangga adalah komunitas yang bergabung dan bergaul dengan alasan kedekatan tempat tinggal atau rumah kediaman berisi penghuni yang beragam coraknya.
Kewajiban kita sebagai tetangga yaitu saling pengertian dan saling tolong menolong supaya mendapatkan ketenangan.