Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

KAJIAN KEESAAN - SERUMPUN TAUHID BERCABANG TIGA: ZIKIR, PIKIR, AMAL

Gambar
KAJIAN KEESAAN SERUMPUN TAUHID BERCABANG TIGA: ZIKIR, PIKIR, AMAL Oleh Ma’ruf Zahran Tauhid (keesaan) berisi amanat para utusan Tuhan. Tuhan saya dan Tuhan kamu adalah Allah, sembahlah Dia saja. "Tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikian aku diperintah, dan aku adalah yang paling awal berserah-diri," pengakuan Ibrahim. Nabi yang ke-tujuh ini, sangat mementingkan tauhid, dan melarang syirik (larangan mempersekutukan Allah). Memposisikan diri hamba merupakan langkah awal bagi mengenali Rabbi, lalu berserah-diri, lalu tunduk-takluk. Mendekat, esa, menyatu, akhirnya esa tidak dua, bukan tiga. Tidak berbayang sekaligus tidak berbatas. Namun, isi rahasia (sir) adalah rasa (zauq).  Rasa adalah rahasia, rahasia adalah rasa. Artinya, parameter beragama bukan diukur dari sepanjang mana, atau selebat apa, janggut yang dipelihara atau dibiarkan. Sebab, asesoris ini sangat akrab pada dunia Arab dan benua Eropa di abad pertengahan. Padahal, Arab tidak sama dengan Islam, Eropa bukan ident

KAJIAN KEESAAN - MENANTI PERTOLONGAN KETIKA DI PADANG MAHSYAR

Gambar
  KAJIAN KEESAAN MENANTI PERTOLONGAN KETIKA DI PADANG MAHSYAR Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Padang mahsyar, nama suatu tempat penantian setelah semua makhluk dibangkitkan dari kubur mereka masing-masing. Satu kali teriakan terompet (sangkakala), segera mereka bangkit dari kubur-nya. Menuju Tuhan, mereka bergegas. Banyak yang menyesal pada hari itu, kenapa aku dahulu di dunia, tidak beriman dan tidak beramal saleh? Beragama bukan sekadar seremonial-ritualistik saja, tanpa nilai. Nilai bisa disebut hakekat beragama. Meskipun seremonial penting, atau syariat penting. Sama pentingnya dengan hakekat. Perdebatan syariat dan hakekat sejak dahulu kala sudah dihelat. Kini,   masih diperdebatkan di kalangan pengamal syariat dan pengamal hakekat. Kitab suci berbicara keduanya. Di dalam syariat ada hakekat, di dalam hakekat ada syariat. Perdebatan syekh Siti Jenar dengan para wali songo, bukti nyata keberpihakan yang menyebabkan terbelah-nya dua jalan tersebut. Bila terjadi perdebatan sampai

KAJIAN KEESAAN - HARI INI UNTUK PERSIAPAN HARI ESOK

Gambar
  KAJIAN KEESAAN HARI INI UNTUK PERSIAPAN HARI ESOK Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Logika pada judul di atas mewarnai seluruh ayat-ayat kitab suci. Tanda peringatan lebih dahulu datang, sebelum putusan. Bahkan berulang peringatan datang, dalam sekali putusan. Hal ini menandakan bahwa Tuhan maha lembut dalam bertindak. Jeda antara satu dosa menuju dosa selanjutnya,   merupakan waktu dimana Tuhan selalu menunggu taubat hamba-Nya. Istirahat dari dosa, istirahat-lah selamanya. Maksudnya, jangan ulangi lagi perbuatan dosa, sedang kamu mengetahuinya. Ternyata, dosa adalah sebuah rambu dari rambu-rambu peringatan-Nya. "Dan orang-orang yang melakukan kejahatan atau menganiaya diri mereka sendiri. Segera mereka mengingat Allah dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka. Siapa yang dapat mengampuni dosa, selain Allah? Dan mereka tidak mengulangi perbuatan dosa, sedang mereka mengetahui." (Ali Imran:135). Tujuan literasi ini direlease, tiada lain kecuali penulis berbagi pesan. Jan

KAJIAN KEESAAN - CAHAYA CINTA DAN RAHASIA

Gambar
  KAJIAN KEESAAN CAHAYA CINTA DAN RAHASIA Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Setiap utusan Tuhan memiliki keistimewaan. Rasul Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad adalah manusia pilihan (mujtaba), dan memperoleh petunjuk (muhtada). Mereka adalah orang-orang saleh (wakullun minash-shalihin). Meski kita dilarang untuk membedakan para utusan. Dalam arti, status mereka adalah sama di hadirat Allah. Status abduhu (hamba-Nya), warasuluhu (dan utusan-Nya). Jangan dibedakan. Maksudnya, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. "... Kami tidak membedakan seorang-pun dari utusan-Nya. Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepada Engkau tempat kembali." (Albaqarah:285). Rasul yang berjumlah dua puluh lima orang, Nuh, Hud, Lut, Saleh, Ibrahim, sampai Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad, mereka diceritakan oleh kitab suci Alquran. Dikisahkan, guna memberi petunjuk bagi orang-orang yang takut kepada Tuhan yang maha pengasih. Walau yang maha pengasih tidak nampak (ghaib).

KAJIAN KEESAAN - RESPON AL-QUR'AN TERHADAP SEJARAH KLASIK KAUM MUSA

Gambar
  KAJIAN KEESAAN RESPON AL-QUR'AN TERHADAP SEJARAH KLASIK KAUM MUSA Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Sejarah kitab suci telah banyak berbicara tentang bangsa ini, sangat sulit berterimakasih. Buktinya, Harun dan Musa merupakan dua figur Nabi yang menyelamatkan eksistensi Bani Israel (keturunan Ya'kub) dari pemusnahan suku (genosida) oleh Fir'aun yang bertindak sebagai Tuhan dan Raja Mesir, penguasa sungai Nil. Dengan cara membunuh semua bayi laki-laki   yang lahir dari rahim para ibu mereka, dan membiarkan hidup bayi perempuan mereka. Bayi Musa yang termasuk selamat dari eksekusi mati dari kerajaan Mesir, diselamatkan Allah, surah Al-Qasas (28) banyak berbicara tentang penyelamatan dan tumbuh-kembang bayi Musa di dalam istana Fir'aun. Singkat kisah, pascakematian tujuh mantan pesihir Fir'aun, syahid dengan dipotong kaki dan tangan mereka secara bersilang, lalu disalib pada pohon kurma, mati secara perlahan. Kekuatan iman mereka diabadikan dalam kitab suci. "Ma

KAJIAN KEESAAN - KEMATIAN YANG MEMBAHAGIAKAN AKAN INDAH PADA WAKTUNYA

Gambar
KAJIAN KEESAAN KEMATIAN YANG MEMBAHAGIAKAN AKAN INDAH PADA WAKTUNYA Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Kematian yang menyenangkan (rest) adalah dambaan setiap orang (husnul-khatimah). Namun, apakah semua orang dapat menggapainya? Tidak, tidak hanya kematian, kehidupan-pun sangat bergantung kepada rida Allah, Tuhan pemegang kunci hidayah, dan Tuhan pemegang kunci iman-tauhid. Siapa yang diberi Allah petunjuk (hidayah), maka tidak ada seorang-pun (di dunia ini) yang sanggup menyesatkan-nya. Dan siapa yang telah disesatkan, maka pasti, dia tidak mendapati seorang penolong yang sanggup memberi petunjuk (baca Al-Kahfi:17). Ayat ini diturunkan kepada Rasul Muhammad perkenaan dengan tujuh pemuda gua (ashabul-kahfi). Pemuda yang mempertahankan keyakinan iman-tauhid (Magdalena cs) ketika berhadapan dengan Raja Dikyanus (penyembah berhala). Fakta sejarah ini terjadi pada tahun 100 Masehi, di sekitar Yordania. Akhirnya, kematian tujuh pemuda, adalah kematian yang diberkati Tuhan (husnul-khatimah

KAJIAN KEESAAN - KONSEP TAUHID (HARGA KEESAAN YANG TIDAK DAPAT DITAWAR)

Gambar
  KAJIAN KEESAAN KONSEP TAUHID (HARGA KEESAAN YANG TIDAK DAPAT DITAWAR) Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Perjalanan misi para nabi tidak berhenti pada wafatnya mereka. Melainkan mereka tetap mewasiatkan tauhid dari generasi ke generasi. Hal ini menunjukkan materi dunia boleh berubah, dengan perubahan zaman. Namun visi dan misi tauhid, setapak-pun tidak berubah. Ajaran wasiat tauhid yang turun-temurun. Bagaimana Adam mengajar anak-anak keturunannya, sama seperti yang diajarkan Nuh, Hud, Lut, Saleh, Ibrahim. Demikian juga Ismail, Ishak, sampai kepada Daud, Sulaiman, Musa, sehingga Isa putera Maryam dan Muhammad putera Abdullah. Pertanyaan pertama yang ditanya pada seluruh tingkatan alam adalah tauhid. Kesaksian (syahadah) pada tidak ada Tuhan, kecuali Allah (yang menyaksikan dan disaksikan). Selanjutnya, jika diurai, maka tidak ada Allah kecuali Dia. Terakhir, Ibrahim tidak dapat lagi memberi keterangan tentang Dia. Sebab Dia sendiri yang menerangkan dan Dia sendiri yang diterangkan

KAJIAN KEESAAN - PERILAKU MENYIMPANG DARI ELIT AGAMA

Gambar
  KAJIAN KEESAAN PERILAKU MENYIMPANG DARI ELIT AGAMA Oleh Ma'ruf Zahran Sabran Toleransi (tasammuh) yang dicanangkan pemerintah adalah, toleransi sesama umat  beragama, toleransi antar umat beragama, toleransi umat beragama dengan pemerintah. Tiga  canangan nasional ini wajib terimplementasi dalam hidup berbangsa dan bernegara. Tegas sunnatullah, memang kita diciptakan berbeda. Meski saudara kembar sekali-pun,  mirip namun tidak sama. Serumah saja berbeda, apalagi tidak serumah. Toleransi (tasammuh)  sebagai resolusi akhlak dalam mengurai konflik antar golongan adalah dengan cara mengambil  persamaan dan membuang perbedaan. Pada prinsipnya, setuju di dalam ketidak-setujuan (agree  in dis-agreement). Selama tidak melakukan tindakan destruktif dan agitatif. Namun, apabila  mereka melakukan perlawanan (bughat) kepada pemerintahan yang sah, dan mencederai rakyat  (pemberontakan dalam dan luar negeri), komando perang dari umara' dan ulama', wajib didengar  dan ditaati. Keduanya,