PERISTIWA PENTING MENGITARI KELAHIRAN UTUSAN TUHAN

 


PERISTIWA PENTING MENGITARI KELAHIRAN UTUSAN TUHAN

Oleh

Ma'ruf Zahran Sabran

Rabiul awal adalah bulan ketiga dalam almanak hijriah. Secara bahasa, rabiul awal artinya musim semi pertama. Tepatnya hari Senin, 12 Rabiul awal tahun gajah (571 M), Mekah dan penduduknya menyaksikan kelahiran Muhammad bin Abdullah. Bunda Aminah binti Wahab tidak merasakan kesakitan saat melahirkan Muhammad. Muhammad terlahir tidak dari farji bunda Aminah seperti lumrah kelahiran manusia. Aminah menyaksikan cahaya yang keluar dari perutnya. Lalu bayi lahir dalam keadaan bersujud dan sudah bersunat (berkhitan). Dalam kasidah Burdah disebut: Muhammadun basar la kal basar." Muhammad adalah manusia biasa, tapi tidak seperti manusia biasa. Abdurrahman Wahid (Gusdur) mengibaratkan kualitas Rasulullah SAW seperti mutiara murni diantara batu apung (waqut bainal ahjar).

Kasidah dan kalam Gusdur  tersebut memberi petunjuk bahwa Rasul Muhammad memiliki unsur kemanusiaan, seperti makan minum, berjalan di pasar, pernah sakit, bahkan wafat. Dalam kapasitas sebagai hamba, beliau pernah salah. Sedang dalam kapasitas sebagai Rasulullah, beliau menerima wahyu. Tertinggi di kelas kerasulan dan teratas di level kenabian.

Artinya, satu entitas dengan dua status. Muhammad berstatus hamba-Nya dan berstatus utusan-Nya. Surah Alkahfi ayat 110 telah mengurai keberadaan syariat dan hakikat Rasulullah. Syariat Muhammad yang memperagakan hukum keseharian. Hakikat Muhammad adalah cahaya dari Allah SWT. Dalam kedua status ini, dijelaskan oleh Allah SWT: "Katakan (Muhammad) sesungguhnya aku adalah manusia biasa seperti kamu. Diwahyukan kepadaku sungguh hanya Tuhanmu Tuhan yang esa. Diri yang ingin berjumpa Tuhannya, hendaklah beramal saleh. Dan jangan mempersekutukan Tuhannya dengan siapapun dalam beribadah kepada-Nya." (Alkahfi:110).

Proklamasi tauhid ialah misi utama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad. Pelarangan (dakwah) terbuka terhadap penyembahan berhala, arca 'Uzza, Latta, Manat, dan Hubbal, bentuk kepercayaan kafir Mekah. Perintah (dakwah) terbuka untuk menyembah Allah yang maha esa. Lalu mengkritik penyembahan terhadap "kekuatan alam dan dewa-dewi." Melarang memuja dan menyembah bintang, matahari dan bulan. Sembahlah yang menciptakan bintang, matahari dan bulan. Melarang penyembahan terhadap hewan, tumbuhan dan alam (agama totem). Sembahlah Tuhan yang menciptakan hewan, tumbuhan dan alam.

Kehadiran Rasulullah Muhammad dalam rangka meluruskan kepercayaan umat terdahulu, dengan argumen bukan dengan sentimen. Dari kota kecil Mekah, mengumandang ajaran keesaan (tauhid) yang telah lama ditinggalkan oleh umat Nabi Yakub dan umat Nabi Isa. Antara Nabi Isa dengan Nabi Muhammad terdapat masa kekosongan wahyu (masa fatrah). Masa fatrah berlangsung kurang lebih 500 tahun. Sampai Rasulullah Muhammad bin Abdullah dilahirkan di kota Mekah (571 M).

Mereka menginginkan Rasulullah yang terakhir berasal dari kaum Yahudi. Ternyata yang lahir adalah dari kaum Arabi, bani Ismail, bukan dari bani Ishak. Sebab dari Ishak yang melahirkan Yakub, Yusuf. Kemudian Ayub, Syuaib, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, Isa, semua mereka adalah bani Israel yang tunduk dan patuh kepada Allah. Sebagian besar umat mereka telah berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri. Dengan membunuh para utusan-Nya dan menyalib mereka. Menjual ilmu agama demi tahta kekuasaan dan kekayaan. Menghalalkan zina, minuman keras, arak, tuak. Menghalalkan makanan babi, anjing, ular dan buaya. Berdasarkan stempel doktrin agama yang mereka revisi sendiri.

Jelas, kelahiran bayi Muhammad bin Abdullah yang mengguncang kepercayaan paganisme. Reaksi keras datang dari seluruh penjuru bumi. Peristiwa menggemparkan, menyala, membara, bahwa kabar suci dari isi Taurat dan Injil telah menjadi kenyataan kelahiran bayi yang ditunggu-tunggu. Selain bersumber dari kitab Hadis, kitab Sirah Nabawiyah, kitab Hayatu Muhammad, kelahiran sang utusan-Nya ditandai peristiwa makar untuk merobohkan Ka'bah.

Tercatat Abrahah dari Yaman adalah nama seorang Gubernur yang mendirikan gereja di San'a, untuk menandingi pengunjung yang banyak ke Mekah. Abrahah akan meruntuhkan Ka'bah, agar perhatian umat tertuju untuk berziarah ke gereja di ibu kota Yaman. Selain motif agama, Abrahah juga menyimpan motif ekonomi (devisa) yang akan diberikan oleh wisatawan religi. Atau menjadikan kota Yaman sebagai destinasi wisatawan domestik dan mancanegara, yang selalu diminati dan dikunjungi.

Muncul nama Abdul Mutalib yang menyertai peristiwa pembongkaran Ka'bah. Beliau adalah sesepuh masyarakat Mekah dari keturunan yang dimuliakan. Silsilah Arab Adnani, keturunan bani Ismailiah-Ibrahimiah. Dia pemegang kunci baitullah (Ka'bah), dan kakek dari Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutalib. Beliau sangat berhak dan berkewajiban menjaga keamanan dan menjaga kebersihan Ka'bah dan sekitarnya. Beliau merespon kehendak keras Abrahah secara cerdas. Kecerdasan spiritual Abdul Mutalib menunjukkan kematangan pengalaman, dan kualitas iman. Sebuah capaian tertinggi di sinta takwa, penyerahan diri kepada Allah SWT secara total dan tulus.

"Hai Abrahah," Abdul Mutalib mulai membuka pembicaraan dengan tenang tapi pasti. "Kembalikan unta-untaku yang telah engkau ambil. Unta itu adalah milikku. Sedang Ka'bah ada pemiliknya. Dia yang menjaga rumah-Nya. Kami tidak bisa melarangmu." Abrahah menjawab dengan sombong: "Hahaha, gampang. Aku kembalikan unta-untamu, Hai Abdul Mutalib."

Abdul Mutalib kembali kepada kaumnya (penduduk Mekah). Sembari menyampaikan himbauan untuk sementara keluar meninggalkan kota Mekah, kawasan Ka'bah dan sekitarnya. Jangan melakukan perlawanan, cukup menyaksikan pasukan bergajah berbuat untuk meruntuhkan Ka'bah. Menyaksikan dari atas bukit-bukit Mekah.

Detik-detik Abrahah beserta pasukan gajah mulai memasuki kota suci Mekah. Keanehan terjadi, ketika semua gajah memutar arah balik. Tidak mau menuju Ka'bah. Abrahah kehilangan bahkan lepas kendali komando terhadap pasukan.  Meskipun dicemeti, gajah semakin melonjak, mengamuk, mengaum, marah dan berteriak. Sehingga tentara terjatuh, terjerembab ke tanah, lalu diinjak oleh kaki gajah. Mati dengan cara memilukan dan memalukan. Dari atas langit, serangan sijjil bertubi-tubi, tidak pernah henti. Peristiwa ini, direkam dalam surah Alfil:1-5.

Pesawat Tuhan adalah ababil, dan rudal Tuhan adalah sijjil (batu neraka). Pasukan gajah mati, mereka ibarat daun yang dimakan ulat. Peristiwa dahsyat tersebut menyertai kelahiran Rasulullah Muhammad yang kelak baginda menjadi argumen (juru bicara) Tuhan (hujjatullah).

Tujuan kelahiran sang pelopor keimanan, keadaban ialah mengemban tugas dari Tuhan seluruh alam. Sang junjungan penyampai amanah, menasehati umat. Bukan jalan mulus untuk mengajak manusia kepada keimanan dan keselamatan. Pasti banyak tantangan, namun peristiwa pasukan bergajah (alfil) telah menguatkan hati kaum mukminin dan mukminat dalam menjalani hari-hari penuh kesulitan. Salam dan selawat senantiasa tercurah padanya, Muhammad Rasulullah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI

DUNIA DUPLIKAT AKHIRAT