Al Hikam - Hikmah 100-101 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag
Al Hikam - Hikmah 100–101
BALASAN TAAT
Cukuplah balasan Allah atas taatmu sewaktu Allah ridha kepadamu
bahwa kamu menjadi keluarga Allah.
Lalu, Allah membukakan pintu -
pintu taat di hatimu, Allah menghendaki
baik pada dirimu dalam kesenangan berdzikir,
kepuasan berkhalwat dan berhibur dalam
munajat.
Tema yang akan di bahas pada Hikmah Balasan Taat ini menunjukkan
keagungan anugerah bukan upah (pahala).
Jika pahala atau upah ada digit hitungannya dan berhingga. Tapi anugerah
tidak berhingga dan tidak berbatas. Jika
pahala berkonotasi, menunjuk kepada
indikator (qarinah) jasmani seperti surga,
sedang anugerah lebih dari pada itu,
mencakup dunia akhirat, mencakup
nikmat surga, memandang wajah maha mulia
Allah berselimut ridhaNya.
Balasan taat hamba sejatinya telah Allah tunjukkan di dunia yang
fana ini dan di akhirat kelak yang kekal nan abadi. Balasan taat di dunia
berupa istiqamah dalam amal taat,
menjadi ahlullah (keluarga Allah),
kenikmatan dalam bermunajat (bercinta) dengan Allah, berjinak - jinak dengan Allah (al - unsu
billah).
Masih ada kekayaan balasan taat di dunia berupa kepuasan
berkhalwat, kelezatan berdzikir, bersahabat dengan Allah kala suka dan
duka, terhibur saat menyendiri dengan
Allah dalam memandang wajah maha muliaNya dalam bentangan alam raya sebagai
sekelumit refleksi asma' dan sifatNya setiap hari terpandang akan Dia, setiap terlihat akan Dia dalam gemuruh tasbih
langit dan benda -benda ruang angksa, atau
yang terkecil dari pada virus,
subhanallah tasbih mereka,
Lailahaillallah Muhammadurrasulullah tahlil alam raya, subhanal malikil quddus, subbuhun quddusun rabbuna wa rabbul malaikatu
warruh merupakan ucapan tasbih malaikat.
Anugerah bukan upah yang tidak mewujud pada dzahir dunia, kekayaan yang tersembunyi (kanzun makhfiyyan) pada medan - medan kerahasiaan (mayadinul asrar) sebuah capaian kenikmatan
yang tidak berhingga dan tidak berbatas pada kelezatan dan kelemakmanisnya iman
(halawatul - iman), manisnya islam (halawatul islam), manisnya ihsan (halawatul ihsan) dan manisnya
ibadah (halawatul 'ibadah).
Pengamal taat merupakan sedekat - dekat hamba dengan Allah, sebab Allah telah berhadap kepadanya. Manakah gerangan yang terbaik, dan termulia,
hamba yang telah menghadap Allah,
atau Allah yang telah berhadap kepada hamba. Semua hamba telah menghadap kepadaNya, tetapi tidak semua Allah perkenankan dan
tidak semua Allah berkenan dengan mereka. Jika Allah telah berkenan kepada
hamba, hamba segera memenuhi
panggilanNya, lalu bersujud dan berbisik
- bisik lama dengan Allah, sebab antara
dia dengan Allah dalam munajat Nya tidak ada lagi hijab atau dinding, ahwal seperti ini disebut musafahat. Jika munajat masih terpisahkan oleh tabir
(hijab) sedang musafahat tanpa tabir (hijab)
sudah dalam keadaan semajelis (mujalasah), saling berkomunikasi (muhadatsah), saling mengenal (mukhabarah), saling menyaksikan (musyahadah) dalam arena
keesaan Allah yang terhampar di alam luas yang dipenuhi rahmatNya pada sifat
ketuhanan Allah (uluhiyyah), dan pada
penciptaanNya (rububiyyah). Wallahu a’lam
Komentar
Posting Komentar