Al Hikam - Hikmah 103 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

 


Al Hikam – Hikmah 103
PEMBERIAN DAN PENOLAKAN

Apabila Allah memberimu kebaikan, saksikanlah Aku dihadapanmu yang menunjukkan kasihKu. Apabika Aku menolak engkau,  saksikanlah Aku berkuasa atas tiap - tiap sesuatu sebagai kehalusan budiKu dalam pemeliharaanKu.

Pengarang kitab Al Hikam Ibnu Athaillah As Sakandari Rahimahullah Ta'ala mengharuskan tiap hamba mengenal Allah dengan seluruh sifat kasih sayangNya dalam pemberianNya,  dan apabila penolakan Allah kepadamu atau sedang merasakan kepadamu rantai - rantai musibah dariNya,  ini menunjukkan bahwa Allah hadir dihadapanmu sebagai Al Qahhar (maha gagah),  Al - Aziz (maha perkasa),  Al - Jabbar (maha memaksa),  Al - Mani' (maha menolak),  Al - Muntaqim (maha menyiksa),  tunduklah pada sifat Jamalullah (keindahan Allah)  dalam pemberian Allah Al - Wahhab,  dan tunduklah hamba pada sifat Jalalullah (kebesaranNya) dalam penolakan pada dirimu dan pada tiap - tiap sesuatu atau Dia menolak memberimu syafaat (pertolongan)  menandakan Allah Al - Qahhar - Al - Jabbar.  Kedua sifat ini (Jamalullah  - Jalalullah) hamba mukmin muwahhid mukhlis harus menerima kenyataan sebagai proses pendewasaan beragama dan pembelajaran bertauhid. Baik pemberian ('atha)  maupun penolakan (mana') dalam rangka Dia mengenalkan diriNya (Allah) kepadamu (muta'arrif ilaika) dan dalam rangka menghadapkan wajah kelembutanNya kepadamu (wa muqbil biwujudi luthfihi ilaika).  FirmanNya : Maka,  hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam)  sesuai fitrah penciptaan Allah disebabkan Dia menciptakan manusia sesuai dengan fitrah manusia (dari Allah).  Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus (tauhid), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ar - Rum ayat 30).

Waliyullah Sufyan Tsauri berkata : Pemberian Allah adalah anugerah agung bahwa Dia maha belas kasih yang ditunjukkan kepada makhluk,  segera makhlukNya pun menyaksikan kemahakasih - sayangan Allah bahkan merasakan secara dzahir dan batin sifat kelembutan Allah dan kesantunanNya (halimullah) dalam firmanNya : Nabbi' 'ibady - anal ghafurur rahim (Beritahu kepada hambaKu bahwa Aku maha pengampun  - maha penyayang).

Sedang penolakan Allah kepadamu menunjukkan kuasa Allah Al - Qadir, sebuah penolakan yang berencana untuk menjagamu,  memeliharamu,  memenuhi kebutuhan jasmani dan rohanimu,  menyelamatkanmu jasmani dan rohanimu,  menyehatkan jasmani dan rohanimu,  engkau tercegah menjadi pejabat,  supaya tidak merasakan pedihnya dipecat,  engkau ditolak untuk kaya di dunia  supaya engkau tidak merasakan sakitnya menjadi jatuh miskin,  engkau tidak menjadi terpandang,  supaya tidak ada mengganggumu saat istirahatmu,  istirahatmu adalah waktu sepenuhnya saat engkau bercinta dengan Aku (Allah).  Baik pemberian dan penolakan merupakan saluran percintaan,  pengenalan,  pengertian dalam kelembutan (lembutNya) diriKu kepadamu (fi kulli dzalika muta 'arrif ilaika wa muqbil biwujudi luthfihi ilaika).  Sebagai Dia yang maha suci dan maha halus dalam kebaikan malam dan siang,  gelap dan terang yang silih berganti antara hakikat pemberian dan hakikat penolakan dalam surah Al Furqan (25) ayat 62 - 62 : Maha suci Allah (limpahan karuniaNya) yang menjadikan langit berhias gugusan bintang - bintang dan Dia menjadikan matahari bercahaya dan bulan bersinar.  Dan Dia menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.  Demikian,  hakikat pemberian dan hakikat penolakan tetap berada dalam lautan birri (kebaikan) dan luthfi (kelemah - lembutan)  Allah.  Wallahu a'lam.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN