Al Hikam - Hikmah 109 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

 


HIKMAH 109
FANTASI

Ketergantunganmu kepada Allah adalah sifat dirimu yang asli, sebab-sebab peristiwa yang menimpa dirimu menyadarkan engkau pada ketersembunyian sifat aslimu itu. Sedang ketergantunganmu (kepada Allah) tidak terhindarkan oleh angan-angan (fantasi).

Shahibul hikam ini menerangkan keadaan wujudmu adalah pemberian Allah, demikian segenap hajatmu perdetiknya merupakan pemberianNya juga. Tetapi kadang engkau lupakan pemberian Allah itu dikala engkau senang, sehat, sentosa, selamat. Lalu, Allah ingatkan kembali bahwa sesuatu yang hinggap pada dirimu berupa kesenangan itu melalui derita sakit, miskin, payah, dan susah. Lalu, ingatlah kamu akan mula sifat asli kejadianmu yaitu berkebutuhan dan berhajat kepada Allah. Maksudnya yang hinggap itu berupa kesenangan merupakan fana, kesementaraan (fantasi), sedang yang abadi bahwa dirimu butuh kepada tempat bergantung, Allah tempat bergantung, Allah tempat meminta (Allahush shamad). Sebab, segala sesuatu selain Allah merupakan fantasi (kullu man 'alaiha fan, wayabqa wajhu rabbika dzul jalali wal ikram) artinya : Tiap-tiap sesuatu binasa, dan yang kekal adalah wajah Tuhanmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan (Ar Rahman ayat 26-27).

Apa jua pun dan siapa jua pun jika tidak disandarkan (dinisbahkan) kepada Allah Ash Shamad (tempat meminta seluruh makhluk) maka ketersia-siaanlah atau tidak bermanfaat sedikitpun apa yang dicita-citakan dan dilakukan. Kalaupun berhasil tidak ada berkahnya (tidak ada kebaikan dalam pekerjaannya). Sebaliknya, pekerjaan yang melibatkan Allah walau kasat mata akhirnya gagal, kegagalan itu di dalam rahmat dan berkat Allah. Berahmat dan beberkat suatu ucapan atau perbuatan apabila dimulai dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah. Nabi saw bersabda : manlam yubda-u bismillah fahuwa aqtha' (perbuatan yang tidak dimulai dengan bismillah maka dia terputus - terputus dari rahman dan rahim Allah-).

Dalam surah Al Kahfi banyak sekali ayat yang menunjuk pada ketiadaan amal jika tidak bergantung kepada iman. Iman hadir tatkala manusia duduk pada maqam (kedudukan) kehambaan dan ketiadaan diri yang hanya selalu berharap pertolongan Allah (ma'unah), perlindungan Allah (inayah), keutamaan, kasih sayang, pemberian, ampunan hanya dari Allah (fadlan minallah wani' mah wamaghfirah warahmah). Allah jelaskan dalam surah Al Kahfi ayat 46 : Harta dan keturunan merupakan perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebaikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik pengharapannya.

Shahibul hikam - imam mursyid Ahmad Ibnu Athaillah Rahimahullah - menegaskan sejatinya asli sifat manusia adalah dhaif (lemah) mewajibkan manusia harus bergantung memohon kepada Allah (wakanal-insanu dha' ifa). Aslinya manusia tidak tahu (jahil), maka manusia harus memohon kepada Allah yang maha tahu (Al-'Alim), sejatinya manusia sesat, manusia butuh petunjuk Allah (Al-Hadi), aslinya manusia faqir, dia selalu butuh kepada Allah yang maha kaya (Al-Ghani) dan Allah juga yang mengayakan (Al-Mughni). Sifat miskin, faqir, jahil, lemah bahkan tiada ('adam) merupakan sifat asli manusia yang melekat pada dirinya. Jika sekarang manusia hidup, sehat, pintar, kuat, kaya, dapat hidayah taat, semuanya itu hanya menempel atau istilah shahibul hikam adalah hinggap. Makna hinggap atau menempel tidak selamanya bisa ada (tidak permanen), tetapi relatif dan temporal. Dinamakan relatif karena tidak sempurna, dinamakan temporal karena bersifat kesementaraan. Artinya sehat dan sakit bisa datang sewaktu-waktu dengan sebab atau tanpa sebab, kaya dan miskin bisa datang seketika. Allah menampakkan keindahanNya (jamalullah) supaya manusia bersyukur kepadaNya, lalu jika Allah menampakkan kekuasaanNya (jalalullah) berupa musibah, sakit, pandemi virus, Allah menyuruh kita bersabar dan lebih banyak lagi mendekatkan diri kepada Allah swt bukan malah sebaliknya menjauh dari Allah atau menutup pintu rahmat dan menutup pintu fadhilat dari Allah (Allahummaftahli abwaba rahmatik, ya Allah bukakan kepadaku pintu-pintu kasih sayangMu-doa masuk masjid). Keluar masjidpun ada doanya : Allahummaftahli abwaba fadhlik (ya Allah bukakan kepadaku pintu-pintu keutamaan dariMu).

Dalam balutan benda-benda keduniaan inilah yang telah menghijab manusia dari Allah. Melalui mukjizat Al Quran diungkap hijab-hijab itu, seperti firman Allah swt dalam surah Ali Imran ayat 14 : Dihiasi pada manusia keinginan pada yang disenangi berupa wanita, keturunan, perhiasan dari jenis emas dan perak, kuda tunggangan (kendaraan), hewan ternak dan sawah ladang, yang demikian itu merupakan kesenangan hidup dunia. Dan di sisi Allah ada tempat kembali yang baik.

Allah menguji hambaNya dalam lilitan rantai-rantai musibah supaya si hamba menyadari bahwa baik anugerah maupun musibah karena Allah berkehendak baik kepada hamba. Supaya hamba tidak terpedaya oleh hawa napsu dan syaithan yang suka mengatakan sesuatu kepadamu tentang Allah berupa menakut-nakutimu tentang kefakiran dan masa depan yang tidak menentu supaya manusia kafir kepada qada' dan qadar Allah swt. Allah tidak pernah ingkar janjiNya kelak di akhirat dengan tempat kembali yang baik dan pahala yang baik (husnul ma-ab, husnuts tsawab). Oleh sebab itu, Allah selalu mengingatkan : Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan tetaplah dalam kesabaran dan bersiap siagalah, bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapat keberuntungan (Ali Imran ayat 200). Wallahu a’lam

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN