Al Hikam - Hikmah 253 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag
HIKMAH
253MELEPASKAN
KESOMBONGAN
Tidak ada sesuatu yang dapat mengeluarkan engkau dari sifat
kesombongan, kecuali engkau menyaksikan sifat Allah.
Seakan-akan guru besar mursyid imam Ahmad ibnu Athaillah
rahimahullah ta'ala 'anhu wanafa'ana bi'ulumihi mempertanyakan apa yang kita
miliki ? Karena kesombongan muncul dengan sebab merasa berhak memiliki sesuatu
(hak kepemilikan). Merasa memiliki kekayaan lalu menghina orang miskin, menolak
kebenaran, lalu merekayasa untuk membangun kekayaan dinasti, sampai saatnya
Allah swt akan menarik apa yang engkau sombongkan berupa kekayaan, kepangkatan,
kepintaran, keturunan, kejayaan yang kesekian kalinya (hakikatnya) merupakan
adzab tapi berselubung nikmat yang disebut istidraj (sanastadrijuhum min haitsu
la ya'lamun, wa-umli lahum, inna kaidi matin-Kami akan menarik mereka dari arah
yang tidak mereka duga, menjadi urusanKu, bukan urusanmu, sesungguhnya rencanaKu maha kokoh).
Tetapi, bagi hamba yang telah sampai (washil) kepada ma'rifatullah
terhadap sifat-sifat Allah (washfillah) tentang sifatNya yang agung, seperti
wujud, qidam, baqa' dan seterusnya akan lenyap dan sirnalah sifat manusia yang
sebenarnya 'adam (tiada), huduts (baharu), fana (musnah) dan sifat yang
sekaligus menjadi asmaNya seperti Ar Rahman, Ar Rahim, Al Karim, Al Lathif, Al
Halim, Al Ghafur, Asy Syakur, As Shabur. Tidak ada waktu dan tempat bagi
makhluk untuk sombong di bumi.
Sombong makhluk di bumi menunjukkan kebohongan dan kebodohan diri.
Kebohongan diri maksudnya orang yang sombong itu telah membohongi dirinya
sendiri dan membohongi orang lain, sejati dirinya rendah tidak bisa setinggi
gunung dan tidak mampu menembus bumi, ketika makhluk rendah ini (manusia sombong)
dihadapkan dengan benda-benda alam (materi ciptaan) saja sudah kalah, apalagi
dengan sang maha pencipta gunung dan bumi (Allah swt), entah bagaimana
rendahnya manusia sombong. Lalu, orang yang juga menipu (mendustai)
dirinya dan orang lain, dengan satu pertanyaan, mampukah orang yang sombong
menembus bumi ? Malah di bumi dia hidup, di bumi dengan tumbuhan dan biji-bijian
dia diberi makan oleh Allah swt sang maha pemilik bumi, bahkan di bumi dia
bekerja, lalu di bumi pula dia akan dipendam, orang seperti ini masih bisa
sombong di bumi, sungguh tepat sindiran Allah swt. Selanjutnya, orang sombong
pertanda kebodohan dan tidak punya kesadaran rohani walaupun sedikit,
mengganggap diri besar (takabbur) padahal dirinya kecil lagi hina (wahum
shaghirun). Dapat dipahami bahwa jika ada orang yang sombong pada hakikatnya
mereka sedang membohongi dan membodohi diri sendiri dan orang lain (wala tamsyi
fil-ardhi maraha, innaka lan takhriqal-ardha walan tablughal jibala thula-dan
janganlah engkau sombong berjalan di muka bumi,
pasti selamanya kamu tidak bisa menembus bumi , dan pasti selamanya kamu
tidak bisa setinggi gunung). Surah Al Isra' ayat 37 tadi mengajarkan kepada
kita bahwa manusia harus rendah hati (tawadhu'), jangan tinggi hati (takabbur),
sebab takabbur adalah deretan dosa-dosa besar yang dibenci Allah swt serta
pelakunya terancam kekal di dalam neraka Jahannam, seperti ancaman Allah swt :
Dikatakan (kepada mereka) : Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, mereka kekal
didalamnya, sejahat-jahat kediaman bagi orang-orang yang sombong (Az Zumar ayat
72), lebih lanjut pada surah Ghafir ayat 60 :
Dan Tuhanmu berujar, berdoalah kepadaKu, niscaya Aku perkenankan doamu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina-dina. Mereka yang berbuat dosa berawal dari dosa
pertama yang dilakukan Iblis sebagai bentuk melawan Allah swt dengan daya tolak
yang kuat untuk tidak bersujud kepada Adam karena alasan diri Iblis yang lebih
mulia, lebih terhormat, lebih berpangkat, lebih berharkat, lebih bermartabat
(senior) dari pada Adam yang baru diciptakan dan baru terdaftar sebagai anggota
langit (yunior). Sebagaimana Allah swt padahkan pada ayat : Firman Allah,
apakah yang menghalangimu (Iblis), sehingga tidak mau bersujud kepada Adam
ketika Aku menyuruhmu ? (Iblis) menjawab : Aku lebih baik dari pada dia (Adam),
Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah.
Allah berfirman : Turunlah kamu dari surga, karena kamu tidak sepatutnya
menyombongkan diri (di dalam surga). Keluarlah ! Sesungguhnya kamu termasuk
makhluk yang hina (Al A'raf ayat 12-13).
Dampak terusirnya Iblis dari dalam surga menumbuhkan bibit
kebencian dan kedengkian Iblis dan bala tentaranya (syaithan) untuk menjadikan
Adam dan anak turunannya (manusia) sebagai musuh abadinya sampai hari qiyamat.
Sebab sakit hati Iblis kepada Adam dan anak keturunan Adam (manusia),
mengakibatkan Iblis bersumpah dengan nama Allah swt bahwa Iblis dan seluruh
pasukannya yang terlatih tidak akan diam, selalu bergerak (move) secara dinamis,
target dan strategi perang melawan manusia untuk manusia juga ikut bersama -
samanya mendurhakai Allah sehingga banyak temannya di neraka, artinya Iblis
tidak mau rugi sendiri, kalau dapat seluruhnya manusia merugi, ibarat pepatah,
lebih baik berputih tulang dari pada berputih mata. Rekaman jejak pembicaraan
Iblis dengan Allah swt dituliskan dalam literasi Al Quran : Iblis berkata, berilah aku waktu tangguh (panjang umur)
hingga hari berbangkit. Allah berfirman, benar, sesungguhnya engkau termasuk yang Aku beri masa penangguhan.
Iblis menjawab : Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan
menghalangi mereka (manusia) dari jalanMu yang lurus. Kemudian pasti aku akan
menggoda mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. Allah berfirman,
keluarlah kamu dari surga (wahai Iblis) dalam keadaan terhina dan terusir !
Sesungguhnya barang siapa diantara mereka (manusia) ada yang mengikutimu, pasti
akan Aku isi neraka Jahannam dengan kamu semua (Al A'raf ayat 14-18).
Iblis telah berani mendebat Allah swt dengan segenap
kesombongannya. Kuasa tetap di tangan Allah, Allah swt pemilik surga, Dia
masukkan hamba-hambaNya ke dalam surga, tapi bukan untuk Iblis dan orang-orang
sombong (takabbur), Allah swt pemilik neraka, Dia sediakan sejak dahulu untuk
Iblis dan orang-orang sombong (takabbur). Bagi hambaNya yang rendah hati
(tawadhu') Dia masukkan ke dalam surga-surga (jannat), sedang mereka yang kafir
dan sombong, Dia masukkan ke dalam neraka (nar) yang apinya menjilat-jilat,
menyulut hingga ke ulu hati dan membakar batok kepala, lalu Allah swt tidak
melindungi mereka dengan lindungan apapun dari adzab neraka. FirmanNya :
Demikian itu, karena sesungguhnya Allah pelindung bagi orang-orang yang
beriman, dan sungguh orang-orang kafir tidak ada pelindung bagi mereka (Muhammad ayat 11).
Untuk mereka yang sudah menyaksikan sifat-sifat Allah (syuhudul
wasfillah) yang serba maha, maka fana, hina dan kecil diri hamba, karena telah
tenggelam, tercelup ke dalam sifat Allah yang maha besar (akbar) sebagaimana
kalamNya : shibghatallah, waman ahsanu minallahi shibghah (celupan Allah,
siapakah yang lebih baik dari pada orang yang telah mendapat celupan Allah ?).
Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar