Al Hikam - Hikmah 25 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag
AL HIKAM KAJIAN 25
MENCARI SAHABAT
Sungguh, sekiranya kamu bersahabat dengan orang bodoh yang tidak
ridha kepada napsunya adalah lebih baik bagimu dari pada bersahabat dengan
orang pandai (alim) yang ridha kepada napsunya. Sungguh, tidak ada ilmu bagi
orang alim tatkala dia ridha kepada napsunya, dan tidak ada kebodohan bagi
orang yang bodoh tatkala dia tidak ridha kepada napsunya.
Memilih sahabat untuk bergaul itu penting. Jangan asal bergaul
dengan setiap orang, kecuali dengan orang-orang yang berakhlak baik. Sebab,
pergaulan bisa merubah watak dan perilaku seseorang. Disamping itu,
persahabatan bisa saling mempengaruhi cara pandang, cara pikir dan cara sikap
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, bisa merubah yang baik
menjadi buruk, dan buruk menjadi baik, karena sedemikian kuatnya pengaruh
persahabatan. Tidak berlebihan apabila pepatah mengatakan : sahabatmu merupakan
agamamu. Kemudian, dengan siapakah kita mesti bersahabat dan bergaul ?
Gurunda mulia - imam mursyid kabir syekh Ahmad Ibnu Athaillah As
Sakandari rahimahullah - menerangkan bahaya ridha (rela) mengikuti hawa napsu.
Siapa pun dari hamba Allah swt yang telah ridha serta tidak curiga terhadap
tuntutan kehendak dirinya sendiri (hawa napsu) tidaklah selamat dia dalam
kehidupan dunia dan akhiratnya. Memperturutkan hawa napsu adalah awal dari
segala macam perbuatan dosa dan nista. Sifat hawa napsu ingin segera dipuaskan
dan terus menerus meminta lagi, merengek lagi dan menuntut lagi (seperti anak
kecil yang memperebutkan permainan). Lalu, setelah permainan dia peroleh apakah
mobil - mobilan, rumah - rumahan, kebun - kebunan, sawah - sawahan dan boneka -
bonekaan yang menjadi alat bagi kebanggaan karena telah bisa pamer di hadapan
teman - teman bermainnya ?
Terus, tanyakan pada dirimu, apakah aku sudah dewasa atau masih
anak kecil dalam beragama ? Bahwa aku
sudah punya keluarga, bahwa aku sudah punya pekerjaan tetap, bahwa aku sudah
punya rumah, bahwa aku sudah punya sawah, bahwa aku sudah punya mobil, bahwa
aku sudah punya ruko, bahwa aku sudah punya jabatan, sederet itulah harga
diriku, dan harus aku pertahankan untuk menjaga kedudukan terhormatku di
sekitar sahabat - sahabat bermainku. Aku pun sibuk dengan barang - barang fisik
material, bahkan aku harus meningkatkannya lagi (materi yang aku punya tersebut) secara kuantitatif dan kualitatif.
Lebih berbahaya lagi ketika hawa napsu tadi berubah wujud menjadi
tuhan dalam jelmaan berhala hawa napsu di dalam hati, hawa napsu yang menang
dan berhasil menjatuhkan martabat manusia yang mulia menjadi martabat hewan
ternak yang hina bahkan lebih hina lagi karena kesesatannya, sebagaimana kalam
qudusNya dalam surah Al Furqan ayat 43 - 44
: Apakah engkau (Muhammad) pernah melihat orang yang menjadikan hawa
napsunya sebagai tuhannya, apakah engkau (Muhammad) akan menjadi pelindungnya,
atau apakah engkau (Muhammad) mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar
atau memahami ? Mereka itu hanyalah
hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya.
Hawa napsu sering berselubung dalam taat dzahir, maksudnya ada niat
hawa napsu jahat dalam taat dzahir. Baik atau taat dzahir itu bisa berdampak
dosa sewaktu niatnya bukan karena Allah swt. Niat yang bukan karena Allah
(ghairullah) adalah sia-sia bahkan berdosa. Dalam hal ini, Rasulullah saw
bersabda : Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima kecuali yang
baik (HR. Muslim). Putusan final baik dan buruk adalah di hadapan pengadilan Tuhan yang maha
adil. Allah swt menyebut pengadilan tersebut dalam surah Ghafir adalah yaumut
talaq (ayat 15), yaumut tanad (ayat 32), dan yaumul asyhad (ayat 51).
Ketiga hari tersebut merupakan pengadilan terhadap diri (napsu).
Sudahkah hawa napsu (keinginan diri sejalan dengan keinginan Allah). Ketiga
hari pengadilan diri itu adalah sebagai berikut :
1. Hari
pertemuan.
Penjelasan Al Qur'an tentang hari pertemuan (yaumut talaq) terdapat
dalam surah Ghafir ayat 15 - 17 : (Dialah Allah) yang maha tinggi derajat Nya,
yang memiliki arasy, yang menurunkan ruh (Al Qur'an) dengan perintah Nya kepada
siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya, untuk memperingatkan (manusia)
tentang hari pertemuan, yaitu hari (ketika) mereka keluar (dari qubur), tidak
ada yang tersembunyi di sisi Allah. Milik siapakah kerajaan pada hari ini ? Milik Allah yang maha esa, maha
mengalahkan. Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang
telah dikerjakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah
maha cepat perhitungan Nya.
2. Hari
Pemanggilan
Penjelasan Al Qur'an tentang hari pemanggilan (yaumut tanad)
terdapat pada ayat 32 - 33 : (Musa) berkata, wahai kaumku, sesungguhnya aku
takut (khawatir) terhadapmu akan siksaan pada hari pemanggilan, yaitu hari
ketika kamu saling berlari satu sama lain (untuk menyelamatkan diri), tetapi
tidak ada satupun yang mampu menyelamatkan dirimu dari adzab Allah, niscaya (saat hari
pemanggilan) tidak ada sesuatu pun yang dapat memberi petunjuk.
3. Hari
kesaksian
Penjelasan Al Qur'an tentang hari kesaksian (yaumul asyhad)
terdapat pada ayat 51 - 52 : Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari kesaksian ditegakkan,
hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang dzalim, dan mereka
mendapat laknat serta bagi mereka tempat tinggal yang buruk (neraka).
Demikianlah kajian online rutin melalui media smart phone,
mengingatkan kembali bahaya hawa napsu yang dituruti, akan membawa mala petaka
di dunia dan di akhirat, hawa napsu yang diikuti membawa kesengsaraan di dunia
dan di akhirat, karena hawa napsu merupakan tipuan yang selalu hadir, karena
posisinya melekat pada diri. Sebaliknya, siapa yang bisa mengendalikan hawa
napsunya sesuai dengan kehendak Allah swt, bahagialah mereka di dunia dan di
akhirat, kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat (hasanah fid daraini),
seperti makan dan minumlah dengan sumber pendapatan yang halal, bukan dari
sumber pendapatan yang haram, tidak mubadzir (boros), tidak korupsi, selain
sebagai menjunjung tinggi perintah Allah swt dan menjauhi semua laranganNya.
Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar