Al Hikam - Kajian 45 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag

 


ALHIKAM KAJIAN 45
AL ARIF BILLAH

Arif billah menduduki derajat pengenalan sempurna kepada Allah swt dengan kesempurnaan yang tidak mampu untuk dikisahkan kembali. Adapun jika kita mendengar ada kisah - kisah karamah dari arif billah bukan berarti totalitas kesempurnaan puncak (matsnawi) dari mereka, akan tetapi kisah - kisah itu hanya serpihan atau tempias dari ketiadaan diri yang sebenarnya. Arif billah tidak akan mengomentari perbuatan makhluk, sebab dia sudah mengenal sumber terbit dan tenggelamnya perbuatan. Berjalan siklus kehidupan yang berkelanjutan dan  berkesinambungan dalam ilmu, qudrat dan iradat Allah swt, adakah unsur yang lebih baik dari pada ilmu, qudrat dan iradat Nya  ?

Arif billah yang tidak berkomentar lagi terhadap perbuatan makhluk karena sudah merasa tidak memiliki hak lagi di hadapan Allah swt. Merasa ketiadaan hak terhadap perbuatan Allah pada makhluk Nya, arif billah tidak mampu berkata - kata lagi walaupun dengan isyarat. Sebab, arif billah tidak terakui bahwa dia mengetahui rahasia - rahasia tentang petunjuk permulaan dan penghabisan takdir, arif billah tidak bisa menjelaskan meteran dekat atau jauh dirinya dan diri orang lain dengan Allah swt, arif billah sudah merasakan ketiadaan wujud diri, kecuali wujud diri yang sebenarnya (Allah swt). Atau kondisi kosong, karena telah berada di dalam gulungan ketiadaan. Orang yang dalam ketiadaan diri ('adam lawan dari wujud) masih bisakah hidup, masih bisakah berilmu, masih bisakah berkuasa, masih bisakah berkehendak, masih bisakah mendengar, masih bisakah melihat, masih bisakah berbicara  ?

Arti sewaktu arif billah bisa hidup adalah dihidupkan Allah swt yang maha hidup (hayyun), arti sewaktu arif billah bisa berilmu adalah diberi ilmu oleh Allah swt yang maha berilmu ('alimun) dan begitu seterusnya. Tiadalah arif billah keberadaannya sedikit pun kecuali hanya bergantung kepada Allah swt, kecuali ditolong Allah swt setiap jengkal langkahnya dan setiap menit waktunya (manshurullah), diampuni dosa besar dan dosa kecil (maghfurullah), disayangi jiwa arif billah ketika hidup, ketika mati, ketika dibangkitkan, ketika dihimpun di padang mahsyar, ketika menerima buku laporan hasil amal, ketika di mizan (timbangan amal), ketika di pintu pemeriksaan amal, ketika meniti jembatan, ketika masuk ke surga, semua rangkaian yang dilewati itu adalah berada di dalam rahmat Allah dan ampunan Nya.

Demikian juga arti ketika arif billah berkuasa kecuali dikuasakan Allah swt (qadirun) untuk menyelamatkan dan menyejahterakan ummat manusia (amana dan rizqa) seperti do'a moyangmu, Nabiyallah sayyiduna Ibrahim alaihis salam : Tuhan, berilah penduduk negeri ini keamanan, dan sejahterakanlah mereka dengan rizki dari buah - buahan, supaya mereka bersyukur. Adapun sewaktu hamba Allah swt bisa berkehendak dan diluluskan oleh Allah swt, ketahuilah bahwa Allah swt sedang menitipkan iradah (kehendak) dalam rangka sifat maknawiyah Nya, yaitu muridun.

Arif billah yang telah sampai pada pengenalan asma' Allah al husna pada 99 nama - nama Nya, sungguh arif billah telah ketiadaan nama karena lebur dan hancur ke dalam asmaullah alhusna dan sifatullah al 'ulya. Tenggelam dan terbenamlah dirinya ke dalam kebaikan nama Allah swt dan ke dalam ketinggian sifat Allah swt. Ma'rifatullah fi af'alillah, ma'rifatullah fi asmaillah, ma'rifatullah fi shifatillah, ketiga kunci - kunci surga (miftahul jannah) ini telah dibukakan Allah swt ketika di ujung masa, di akhir penantian qiyamat. Sebab ma'rifatullah para anbiya', auliya' Allah akan berhadapan dengan jahiliyah (kebodohan) dajjal dan pengikut - pengikutnya. Zona akhir zaman adalah peperangan dari kaum ma'rifatullah yang dipimpin oleh Al Imam Muhammad bin  Abdullah Al Mahdi dengan Dajjal. Pro - pro Dajjal telah bertebaran dimana-mana, rata - rata ruh mereka kosong dari ma'rifatullah, kelompok inilah yang rawan dan rentan bisa terpengaruh oleh Dajjal dan pengikut setia ajarannya. Untuk mengantisipasi kekacauan akhir zaman, Allah swt telah menurunkan hidayah - hidayah ma'rifatullah billah dan menguatkan jiwa mereka di dalam mentauhidkan Allah swt serta Allah swt himpun di dalam ikatan rumpun sehati dalam kemah keimanan (rabithah imaniyah). Kemah tauhidullah dan ma'rifatullah billah yang tidak ada syirik di dalamnya, sebuah thariqah tauhidullah di dalam kemah kemenangan menghadapi konsep - konsep pemikiran dan gerakan dajjalisme.

Dajjal dan kaum Dajjal juga akan berhadapan dengan Nabiyallah Isa putera Maryam yang berpangkat waliyullah. Sebab tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw (la nabiyya ba'dah). Status Isa putera Maryam binti Imran yang akan membunuh Dajjal, karena Dajjal gembong  angkara murka, induk kejahatan serta ketiadaan ma'rifatullah. Sesi wajah dunia akan sangat banyak berubah setelah 100 tahun babak tiga kerajaan besar yang memimpin dunia, sejak hancurnya daulah Turki Usmaniyah dan negara-negara dibawahnya seluas sepertiga belahan dunia berada di dalam kekuatan Imperium Turki Utsmani, masa tersebut ada di hadapan (1924 - 2024).

Pundi - pundi persiapan perang kemurnian tauhidullah melawan Dajjal dan Dajjaliyah harus sudah disiapkan sejak sekarang, tentu diawali dengan ilmu akhir zaman, persiapan harus lebih matang, kesiapsiagaan, kesabaran di atas sabar dengan landasan kajian ilmu ma'rifatullah billah yang akan menghancurkan tipu - muslihat Dajjal dan Dajjaliyah. Perang tempur antara kaum ma'rifatullah billah yang dipimpin oleh Al Mahdi akan berlawanan dengan pasukan jahil murakkab kaum yang dipimpin Dajjal laknatullah. Bagi yang telah duduk mengaji dan mengkaji ma'rifatullah billah jangan lepaskan kajian, jangan lepaskan amalan ma'rifatullah billah, gigitlah tali - temali ma'rifatullah billah dengan gigi gerahammu, yaitu sunnah Nabi Muhammad saw dan sunnah Khulafaur Rasyidin Al Mahdiyyin setelahku.Jika arif billah hanya menginginkan kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan seluruh ummat manusia, menginginkan keimanan dan keislaman seluruh dunia, agar seluruh dunia terbebas dari penjajahan hawa napsu dan induk Iblisiyah dari jenis manusia, yaitu Dajjal. Sedang pengikut Dajjal dari jenis manusia mengumbar kebencian terhadap ummat manusia dengan segala cara, segala arah dan segala jalan untuk menyesatkan ummat manusia, dari jalan iman menuju jalan kufur, dari jalan tauhid menuju jalan syirik dan dari jalan islam menuju jalan kesesatan, inilah prototype wali Dajjal berwujud manusia.

Perlu kajian makna  simbol kenapa ketika Dajjal datang kita harus sembunyi di rumah  masing-masing, bukan ke pasar, bukan ke masjid, bukan ke kantor dan bukan pula ke jalan. Mengindikasikan bahwa rumah merupakan benteng - benteng pertahanan Aqidah tauhidullah - ma'rifatullah billah, dijadikanlah rumah - rumah sebagai tempat kajian ma'rifatullah billah, supaya cahaya Allah swt di rumah itu tidak bisa pandang oleh Dajjal dan sekutu - sekutunya. Mulai  sekarang hidupkanlah rumah - rumah kaum muslimin dengan ibadah, tilawah dan tarbiyah ma'rifatullah billah, rumah ma'rifatullah sebagai madrasah ma'rifatullah. Rumah tangga yang isinya kajian - kajian ma'rifatullah billah tidak bisa dilihat Dajjal dan pasukannya karena dipelihara ('ashim) oleh Allah swt.

Arif billah yang telah sampai (washil) kepada Allah swt dalam tauhidudz dzat Allah swt, maka dia tidak bisa menjelaskan isyarat - isyarat Allah, tidak bisa diterka dalam jarak (jauh - dekat), tidak dapat dijelaskan ukuran (seberapa besar), tidak dapat dikira ketinggian Nya, maka pengenalan kepada Dzat Nya adalah ketidakmampuan mengenal Nya, ketidakmampuan menjelaskan Nya, ketidakmampuan menjangkau Nya, jangankan Dzat Nya yang maha luhur (Al Jalil), bumi Allah swt tidak bisa ditembus dan langit Allah swt tidak bisa digapai serta tidak bisa setinggi gunung. Allahu akbar hanya berserah diri kepada Allah swt di dalam kebodohan, kelemahan dan ketiadaan diri sebagai sebenar - benarnya hamba. Dalam kajian hakikat arif billah, telah bertutur hikmah lembut tuan gurunda mulia al arif billah Ahmad ibnu Athaillah As Sakandari rahimahullah ta'ala (semoga Allah swt merahmati ruh gurunda, memuliakan dan menempatkan beliau sekarang di taman - taman surga dan kita yang mengambil manfaat dari ilmu karangan beliau dalam isi kitab Al Hikam selalu diberikan hidayat, inayat dan irsyad dari Allah swt dan berkat syafaat Rasulullah saw, selalu dibimbing Allah swt dalam jalan lurus agama Islam di dunia dan di akhirat, serta diberikan ruh yang lapang dalam memahami kajian - kajian ma'rifatullah billah dan mengamalkannya dengan ikhlas) : Bukan seorang arif yang apabila ada isyarat, dengan isyarat itu maka dia merasa Allah lebih dekat kepadanya. Melainkan arif adalah seseorang yang tidak memiliki isyarat, karena sudah tenggelam dengan ketiadaan diri (fana) dalam wujud Allah dan menyaksikan Nya (musyahadah billah fillah).

Demikian, semoga Allah swt menetapkan dan selalu menambah hidayah dan taufiq kepada seluruh ummat Nabi Muhammad saw yang sekarang hidup di penghujung masa dan pengakhir zaman. Setiap hari tentu banyak kita saksikan fi'lullah, asmaullah, shifatullah yang berlalu saja tanpa kita maknai dengan qudrat - iradat Allah swt (kuasa dan kehendak Nya). Malah kita yang merasa berkuasa dan berkehendak atas perbuatan semena - mena (dzalim), memalukan hamba - hamba Allah swt, membongkar aib mereka, benci dan dendam tanpa rasa maaf dan rasa berdosa, dan sifat - sifat keakuan (ananiyah) diri, mendurhaka kepada Allah swt, mendurhaka kepada Rasulullah saw serta membenci ahlul bait, tidak tergerak beramal shaleh, melalaikan bahkan meninggalkan kewajiban serta menerjang larangan, lalu merasa berhak terhadap surga, sungguh telah sesat dari jalan Nya. Mumpung masih diberi kesempatan waktu oleh Allah swt (hidup) untuk menelaah tauhidullah dalam af'al, asma', shifat dan dzatullah, mengaji sebelum mati, mengakaji sebelum mati,  taubat sebelum maut. (Wallahu a'lam).

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN