Al Hikam - Kajian 46 - Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag
AL HIKAM HIKMAH 46HARAPAN DAN LAMUNAN
Harapan penuh
kepada Allah swt telah memusnahkan pandangan pada kebenaran yang hanya berlevel
atau bersifat inderawi. Harapan arif billah hanya tertuju kepada Allah swt
semata, dalam kajian virtual ini mempercayai bahwa Allah swt hanya satu -
satunya Dzat yang diyakini benar keberadaan Nya, kekuasaan Nya, kebesaran Nya,
kemuliaan Nya, ketinggian Nya, kehebatan Nya, polarisasi keyakinan seperti ini
disebut haqqul yaqin yang bersifat haqqi, sedangkan selain Dia (Allah swt)
hanya terpolarisasi pada level yang bersifat dzonni (di duga) ada kebenaran,
diduga ada kebaikan, diduga ada kemuliaan, diduga ada keselamatan. Jadi, apapun
yang tidak mendasar dan tidak menyandar kepada ma'rifatullah billah adalah rupa
- rupa kepalsuan dan kedustaan. Maksudnya, hanya dengan (hakikat) nama Allah,
di dalam (hakikat) nama Allah, dan
harapan tertuju kepada (hakikat) Allah swt, sesuatu dan segalanya akan
bernilai dan berharga mulia di dunia dan akhirat. Dalam pemahaman yang lebih
luas dalam satu kalimat Tuhan terdapat perintah Allah swt (amri) dan terdapat
larangan Allah swt (nahyi), seperti iman kepada Allah. Bentuk kalimat berita
tersebut (khabar) terdapat qarinah (petunjuk dan isyarat) berupa amri (amar)
dan nahyi (nahi), yaitu yakinilah Allah swt dengan haqqul yaqin dan jangan
engkau tempatkan Allah swt sebagai haqqul yaqin yang setara dengan makhluk
(ciptaan). Dengan kata lain, kepercayaan dan keyakinanmu kepada kebenaran
makhluk apakah yang bersumber dari inderawi, ilmi atau falsafati jangan setara
nilai dan setara materi atau sama nilainya dengan kepercayaan kepada Allah swt.
Inilah salah satu contoh dari perkataan dan perbuatan yang dapat
membatalkan atau menggugurkan syahadat,
baik karena sebab kebodohan (jahiliyah) maupun kedurhakaan (kufuriyah). Sebab
bodoh (jahil) sama dengan kufur, dan kufur sama dengan jahil. Bahasanya,
jahiliyah adalah rahim kufuriyah, dan kufuriyah adalah anak kandung jahiliyah.
Kebodohan akan memasukkan seseorang ke dalam neraka, neraka Jahannam, neraka
Jahannam adalah neraka buta - tuli - bisu yang telah mencapai tingkat maksimal.
Teorinya, orang bodoh (jahil) adalah gelap (dzalim) dan aniaya - aniaya
(dzulumat), sedangkan orang yang berilmu ('alim) tentang Allah swt adalah
cahaya (nur) dan keadilan - keadilan ('adalat).
Pada tataran
ini, manusia harus memahami mana yang artifisial (cahaya dari efek kamera) dan
memahami mana yang substansial (inti cahaya). Artis bermain di depan layar
kaca, artifisial jenggot, artifisial jubah, artifisial gamis, artifisial
burqah, artifisial niqab, artifisial ibadah, artifisial umrah, artifisial
siwak, artifisial tasbih, artifisial isbal dan patron - patron kesalehan
tersebut rupa dari simbol - simbol kesalehan beragama, tapi bukan essensi,
substansi atau hakiki dari nilai kesalehan beragama yang sampai pada ruh
beragama (inti spiritualitas batin beragama). Imitasi - imitasi bungkus cukup
melelahkan untuk selalu bisa menjaga penampilan di hadapan khalayak manusia
ramai, terlebih sebuah titipan amanah berpangkat, lalu harus menyesuaikan cara
duduk, cara bicara, cara menyapa, cara makan, cara minum, cara berpakaian, cara
berjalan, lalu menyesuaikan pula dengan
atribut yang menyertainya seperti rumah dinas eselon, kendaraan eselon, makanan dan
minuman eselon, meja eselon, kursi eselon, hotel eselon hingga cangkir eselon
dan piring - sendok - garpu eselon, singkatnya semua harus bermerek dan
bereselon, inilah tipuan - tipuan lamunan. Lamunan ingin abadi dan lamunan
kekuasaan yang tidak pernah binasa (wa mulkan la yabla).
Sejatinya,
betapa sakit hidup dalam aturan kepura-puraan (artifisial) karena dishooting
kamera, dan sampai kapan bisa bertahan seperti itu ? Lalu, betapa sempitnya
wilayah gerakan manusia ketika yang menjadi standar sebuah kebenaran dan
kebaikan selalu berpusat kepada manusia (human center). Dan betapa bodohnya
(jahiliyah) manusia, jika standar
kemuliaan dan kehormatan manusia, harkat, martabat dan derajat manusia
disamakan atau diletakkan pada kepemilikan harta (properti) kekayaan benda
duniawi, tidak ubah dan tidak lebih baik dari pada kualitas bekas kaleng susu.
Maksudnya, Pajero Sport apakah lebih baik dari pada New Innova, Limousine
apakah lebih baik dari pada Mercedes Benz, atau lebih baik dari pada yang lain
? Apabila standarisasi manusia dihitung sama dengan spesifikasi mesin kecepatan
jarak tempuh, 100 % kedap suara, 100 % anti
peluru, 0 % dampak kebisingan sehingga ruang mobil telah sama dengan ruang
kamar hotel, 0 % dari efek cahaya, karena kaca
(optik) mobil tidak bias, tetapi 100 % terlensa fokus. Sungguh jika demikian harga diri manusia,
harga yang setara dengan benda - benda dunia, telah banyak banyak manusia yang
tersesat dan disesatkan Dajjal bahkan telah menjadi pengikut Dajjaliyah seperti
Wali Dajjal (kekasih Dajjal).
Penipuan
terkadang muncul dari analisa - analisa logika akal sehat seperti prediksi
untung - rugi, debet - kredit, kadang muncul dari eksakta matematika seperti
kelipatan untung setelah habis masa pakai (kadaluarsa), atau tertipu oleh
kenyataan seperti dikisah teladan surah Al Kahfi tentang seorang pemilik dua
kebun. Tanpa cacat dan rusak kebun itu dan kebun menghasilkan buah berkualitas
tinggi, terlimpah ruah buah-buahan yang ranum, enak rasanya. Pemilik dua kebun
kurma yang ditengah - tengahnya terdapat sungai, dua kebun anggur yang ditengah
- tengahnya terdapat sungai, sungguh panorama yang sangat indah dipandangan
mata, menyenangkan bagi pemilik kebun
dan keluarganya, ternyata itulah tipuan - tipuan duniawi. Hari ini sungguh
banyak manusia yang terhijab dengan perkebunan, pertanian, pertambangan, peternakan,
perikanan, perdagangan, pendidikan dan
artifisial - artifisial yang lain.
Tipuan
(kamuflase) juga datang dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang tidak
berbasiskan cahaya Allah swt (nurullah)
di dalam kawasan ilmu pengetahuan, adalah ilmu pengetahuan yang gelap,
ilmu Fir'aunisme dan Hamanisme. Dua sosok pemikiran dan gerakan, satu corak
kekuasaan yang luput dari tauhidullah lalu berdampak menuhankan diri yang
berkekuasaan, dan yang satu corak lagi pengetahuan yang luput dari tauhidullah
lalu berdampak menuhankan diri yang berpengetahuan. Padahal kekuasaan dan
pengetahuan tidak lebih hanya dua buah titipan Allah (amanat) yang didalamnya
ada wasiat (pesan) berupa ayat (tanda - tanda Allah). Lalu, perhatikanlah
bagaimana akibat (kesudahan) buruk bagi mereka yang mendustakan. Kemudian lihat dan perhatikan kesudahan baik bagi hamba
- hamba Kami yang bertaqwa, hamba Kami yang bertaqwa adalah mereka yang
menunaikan segala perintah (tanpa terhutang) dan mereka yang menjauhi segala
larangan (tanpa menyisakan dosa saat kematian). Sungguh negeri - negeri akhirat
Kami sediakan untuk hamba - hamba Kami yang tidak menyombongkan diri dan selama di bumi tidak merusak (secara lahir dan batin) serta akhir yang baik untuk
hamba - hamba yang bertaqwa (baca : surah Al Qasas ayat 83).
Lamunan
(halusinasi) membayangkan menjadi orang hebat, orang kaya, saat kenyataan
menjatuhkan pada palu kehinaan setelah kehebatan, kemiskinan setelah kekayaan,
kehinaan setelah kemuliaan, kerendahan setelah ketinggian, kehilangan setelah
keberadaan, merupakan rantai - rantai yang telah banyak membangunkan manusia
dari tidur lamunannya, rantai - rantai yang telah menyadarkan manusia dari
rutinitas pekerjaannya, cambuk cemeti untuk meneropong secara dekat siapa diri
yang dipuja - puji, siapa diri yang dahulu ditunggu kehadiran dan didengar
petuah - petuahnya, bukan karena manusia tulus memujinya, bukan karena manusia
tulus menunggu kehadirannya, bukan karena manusia tulus mendengar petuahnya,
karena yang dipuji, ditunggu dan ditengar adalah manusia yang sedang tayang (live)
kemuliaannya dan Allah swt yang sedang memuliakannya (Al Mu'izzu). Rasakanlah,
saat pangkat dicopot, saat jabatan ditarik, saat tanda - tangan tidak lagi
laku, masih adakah orang yang mau memujinya, masih adakah orang yang mau
menunggunya dan masih adakah orang yang mau mendengarnya ? Satu-satunya yang
masih mau memujimu, yang masih mau menunggumu, yang masih mau mendengarkanmu hanya
Allah swt yang sehari - hari bersamamu. Dia tidak pernah meninggalkan dirimu
saat dirimu bertaat kepada Nya atau saat dirimu bermaksiat kepada Nya, Dia
selalu menjaga dirimu saat engkau bangun dan selalu menjaga dirimu saat engkau
tidur, Dia memperhatikan makan, minum, tidur, dan keselamatanmu saat diri
engkau shalat atau diri engkau meninggalkan shalat. Sebab, cinta Nya tulus
tiada pamrih.
Jika tidak sampai
pada pengertian, pengenalan dan pemahaman bahwa titik maha cinta Allah swt
tanpa jeda dan tanpa tepian lautan sayang dan kasih Nya, merugilah orang
tersebut, sekalipun banyak ibadahnya. Jika dia
tidak mengenal bahwa Allah swt setia cinta setiap saat pada manusia
sebagai hasil karya maha agung ciptaan Nya, maha lemah lembut bimbingan Nya,
maha banyak pemberian Nya, maha halus teguran Nya, maha santun pelayanan Nya,
maha utuh penjagaan Nya, maha terang arahan Nya, maha meliputi rahmat Nya, maha luas ampunan
Nya, maha tepat rencana - rencana baik Nya, maha tersembunyi rapat kebaikan
Nya, maha nyata pertolongan Nya, maha awal dalam karunia Nya, maha akhir dalam
surga dengan nikmat menatap wajah mulia Nya, maha guru yang penuh dengan kasih
sayang Nya, Dialah Allah swt yang tidak pernah bosan dengan hamba Nya, selalu
terbuka pintu taubat Nya, kapan dan dimanapun. Dia adalah alamat yang terbaik
untuk melayangkan surat permohonan, meminta segala sesuatu tentang duniamu dan
tentang akhiratmu.
Membangun
harapan kepada Allah swt harus disertai semangat kerja, sebab karunia Allah swt
terdapat dalam kerja yang merupakan rangkaian ibadah, serta meyakini bahwa
Allah swt yang maha menyaksikan kerja (ibadah) baik pada dimensi habel vertikal
maupun pada dimensi habel horizontal (muraqabah). Kerja (amal) merupakan wujud rasa ketundukan (keislaman) dan rasa
kepercayaan (keimanan) dalam rangka mencari karunia Allah swt dan keridhaan Nya
yang terhampar di bumi sebagai ketentuan langit. Nikmat - nikmat Allah swt yang
berlimpah merupakan jalur kesyukuran untuk mendekati Nya, kesabaran juga
merupakan jalur untuk mendekati Nya. Dua hal keadaan batin sebagai kesyukuran
dan kesabaran mereka bermartabat mulia di sisi Nya, dan jangan sekali - kali
berburuk sangka kepada Allah swt. Jangan sesalkan yang telah berlalu dan jangan
cemaskan yang akan datang. Allah swt yang menciptakan, Dia yang menyempurnakan
ciptaan, Dia yang memberikan petunjuk, Dia yang memberikan rezeki dari tumbuhan
dan biji - bijian serta hewan ternak sebagai tunggangan, daging dan perahan
hasil susunya.
Lalu, berharap
kepada Allah swt yang dinyatakan dalam bentuk gerakan amal yang nyata. Siapapun
yang berharap berjumpa dengan Allah swt jangan berpangku tangan. Iman dan amal
shaleh adalah wujud nyata kerinduan kepada Allah swt dan rahmat Nya. Harapan
bukan lamunan kosong tanpa amal. Dalam hal ini gurunda mulia menasehati murid -
muridnya dalam hikmah : Pengharapan
adalah petunjuk yang diikuti perbuatan. Bila tidak hanyalah angan - angan.
(Ibnu Athaillah). Sebagai misal, seseorang yang hanya bercita-cita shalat, tapi
tidak shalat merupakan sama dengan dusta di dalam hati. Seseorang yang berniat
shadaqah, tapi tidak shadaqah sama dengan mengelabui Allah swt, Rasulullah saw
dan kaum muslimin. Seseorang yang hanya berniat haji, tapi tidak mau menyetor
biaya haji, atau tidak mau menabung pada tabungan haji, artinya sebuah angan -
angan kosong. Mengenai kapan dan bila diberangkatkan ibadah haji, itulah
kepastian takdir Allah swt. Niat yang beriring amal disinilah letak harapan kepada
Allah swt (raja'). Dua orang waliyullah kabir akan memberikan untaian nasehat
bestarinya dalam tulisan Al Imam, raja kaum Tabi'in di kalangan auliya Allah,
Imam Hasan Al Basri bersabda : Wahai hamba Allah, berhati - hatilah kamu
terhadap angan - angan atau lamunan palsu. Sebab, jurang kebinasaan adalah
lamunan dan terlena. Demi Allah, tidak pernah Allah memberi kebaikan kepada
seseorang hanya semata - mata karena angan - angan, baik untuk keduniaan maupun
untuk keakhiratan. Waliyullah agung seperti Al Imam Ma'ruf Al Karkhi, seorang
tokoh dan mursyid billah yang namanya terdapat pada seluruh nama thariqah yang
mu'tabarah dan sanad yang mu'tamad serta shahihah, berkata Ma'ruf (semoga Allah
swt merahmati ruhi tuan gurunda mulia mursyid billah, menempatkan ruhi tuan
pada taman - taman surgawi yang harum semerbak mewangi raihani, dan menjadikan
ilmu nafi' beliau tempat murid dan salik belajar) : Mencari surga tanpa amal
berarti dosa dari segala macam dosa. Mengharap syafaat tanpa sebab merupakan
salah satu dari banyak tipuan. Dan berharap rahmat dari orang yang tidak taat
adalah merupakan kebodohan dan kedunguan.
Ketiga waliyullah kabir telah memberikan khabar
(berita) bahwa mempertautkan syariat dan hakikat sangat penting. Ketika raja'
(berharap) dengan Allah yang diikuti dengan 'amallillah itulah sesempurna
ibadah. Jika tidak diiringi dengan
perbuatan hanyalah tinggal lamunan. Lamunan membuka wilayah terbukanya pintu -
pintu syaithaniyah dan bisikan halus nafsiyah
(hawa nafsu). Terlambung dengan angan - angan kosong, merupakan tipuan
hakikat yang samar. Sama dengan rusaknya ketika syariat tidak beralas hakikat.
Dua pertautan dimensi tersebut sama dengan mempersatukan, menikahkan dan
mengawinkan syariat dan hakikat sedang hasil pertautan tersebut melahirkan ma'rifatullah
billah.
Amal yang diridhai dan ridha Allah dalam amal
menjadi pesawat terbang yang melesat cepat menuju Tuhan. Artinya jika lamunan
hanya jalan di tempat tidak bergerak (statis), sedang harapan bergerak maju
dalam amal tubuh yang bekerja, amal akal sehat yang berpikir, amal hati yang
berdzikir serta amal yang berilmu musyahadah dan berilmu muraqabah. Atau dalam
perluasan makna, seluruh dimensi amal syariat dan amal hakikat ikut andil
bekerja demi mewujudkan cita-cita ma'rifatullah billah. Ritme - ritme kerja
adalah rintik - rintik turunnya rahmat Allah swt. Menjadi do'a setiap kita
bahwa memohon kepada Allah swt, Tuhan kami berilah kami kemampuan untuk
mensyukuri Mu dengan nikmat yang Engkau limpahkan kepada kami dan kepada kedua
orang tua kami, jadikan amal shaleh kami, amal yang Engkau ridhai (baca : surah
Al Ahqaf ayat 15). Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar