Al Bayan 3 : Iblis | Mubayyin : Ma'ruf Zahran
Al Bayan 3 : IBLIS
Mubayyin : Ma'ruf Zahran
Jadikan Iblis musuh yang nyata. Jangan sesekali berteman dengan
Iblis atau syaithan (para pembantunya). Sekali musuh selamanya tetap musuh.
Segala cara dilancarkan oleh Iblis dan sekutu-sekutunya untuk menyesatkan ayahnda Adam dan ibunda Hawa. Sejak ayahnda Adam dan ibunda Hawa sampai datangnya hari berbangkit
nanti (yaumu yub 'atsun) sedetik pun tidak pernah sepi dari menggoda manusia
sehingga terkadang perdetik pun hati kita berubah-rubah, tidak seinci jua pun
Iblis dan syaithan mundur di area tarung, sealim bagaimana pun orang itu, setaat apapun orang itu, sebagus apapun
amalnya, setinggi apapun dan semulia apapun tempat ibadah shalat nya ; Mekah,
Madinah, Palestina. Bahkan, hapal Al Qur'an sekalipun, masih dalam wilayah
jangkauan dan tangkapan Iblis. Malah semakin alim seseorang, semakin mudah
Iblis menjerumuskan si alim ke neraka dengan kealimannya, semakin taat
seseorang, semakin mudah dilemparkan ke neraka. Ternyata, kealiman dan ketaatan
si alim dan si taat adalah kealiman palsu dan ketaatan palsu. Disebut palsu
karena tidak ada ma'rifatullah billah di dalam ruh si alim dan ruh si taat.
Maka dalam hal ini perlu dikenali siapa itu Iblis untuk bisa terhindar, tidak terhasut, tidak terbujuk, tidak
tergoda, tidak terbuai, tidak termasuk ke dalam golongan Iblis, Iblisiyah.
1. Azazil.
Azazil adalah nama perbuatan taat dari jenis malaikat, bahkan
Azazil merupakan imam besar malaikat. Azazil tergolong malaikat yang paling
dekat dengan Allah SWT dengan pangkat malaikatul muqarrabun. Azazil adalah dia
telah berguru dengan Jibril dan khatam pengkajiannya. Azazil sangat mulia di mata Allah SWT,
sebab amaliyah-amaliyah taat. Atau dengan kata lain, Azazil telah melewati
pelatihan-pelatihan spiritual yang berat, disiplin, taat dan berhasil dengan
sangat gemilang, dia melewati perjalanan karier dengan mantap dari langit
pertama sampai langit ke tujuh.
Kemudian, Azazil adalah nama taat dan sifat taat. Azazil juga
cerdas. Sebab, dia telah mengkaji nama Allah SWT secara sangat serius, dia
telah mengkaji sifat Allah SWT secara sangat serius. Maka, Azazil sangat ahli
dzikir, ahli agama, ahli hukum. Seluruh atribut kemuliaan langit sudah
disandangnya, rahasia-rahasia langit, benda-benda langit serta nama-nama
malaikat di langit sudah dihapal oleh Azazil. Bahkan telah hapal 30 juz Al
Qur'an beserta sanad Al Qur'an, bacaan yang tujuh (qira'at sab'ah), asbabun
nuzul dan seluruh ilmu Al Qur'an. Ribuan Hadts dan tingkatannya, sehingga
Azazil bergelar 'alimul ulama', faqihul fuqaha', hakimul hukama', qadhiul
qudhat, imamul umam yang sangat berpengetahuan dibanding malaikat-malaikat yang
lain.
Terbongkar rahasia bahwa Azazil lah yang mendebat Allah SWT ketika
rencana Allah SWT sampaikan kepada malaikat di forum (majelis) malaikat. Azazil
inilah, seakan-akan dia bisa membaca "maksud" Tuhan. Allah SWT urai
dalam kalam Qadim Nya : Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat ;
sesungguhnya Aku akan menciptakan (manusia) di bumi sebagai pemimpin
(khalifah). Para malaikat bertanya ; apakah Engkau akan menjadikan di bumi
mereka yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah, dan kami selalu
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau. Allah menjawab ; Aku
lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (Al Baqarah ayat 30). Dalam ayat
ini jelas, Azazil menolak penciptaan dan penghadiran manusia baru yang
rencananya akan Allah SWT tempatkan di bumi. Alasan penolakan Azazil ada dua,
keduanya alasan yang bermuatan buruk sangka kepada Allah SWT (suudzdzan), bahwa
:
1.2. Mereka menumpahkan darah.
Dua alasan ini dikemukakan oleh Azazil untuk menolak penciptaan
manusia, apalagi sebagai khalifah, tentu lebih ditolaknya lagi sebagai rencana
penciptaan (khalqiyyah). Itulah pandangan negatif Azazil kepada yang akan
diciptakan sebagai pengganti Allah di bumi yang akan menjalankan amanat
kepemimpinan (khalifatullah fil ardhi).
Azazil, seluruh gelar-gelar langit sudah dia sabet. Mulai ahli
ilmu, ahli amal, ahli Al Qur'an, ahli Hadits, ahli ra'yu, ahli akal, ahli
riwayat, ahli ibadat, ahli qira'at, ahli tahlil, ahli talqin, ahli tasbih, ahli
tahmid, ahli tamjid, ahli tafsir, ahli takwil, ahli bay 'at, ahli sanat, ahli
dzikir, ahli wirid, ahli ratib, ahli syariat, ahli thariqat, sampai kepada ahli
hakikat. Lalu, kenapa masih bisa dipalingkan ?
Penolakan dari Azazil terhadap rencana Allah SWT untuk menciptakan
manusia dan menjadikannya sebagai khalifah diperkuat dengan logika pembanding
(analogi), dan kedua-duanya berdimensi ibadah, berdimensi ibadah yang
dimaksudkan adalah tasbih dan tahmid. Tasbih dan tahmid adalah amal Azazil dan
seluruh amal malaikat di langit.
Kerja Azazil adalah membanding, menilai orang lain dengan dirinya,
walau yang dibandingkan belum diketahui, disinilah letak arogansi ilmu
pengetahuan yang tidak berma'rifat, kemudian liar berdasarkan jelajah ide yang tidak terbendung, ide yang bisa
menembus ruang dan waktu, ide yang bisa berbicara konsep abstrak, ide yang bisa
melampaui batas zamannya, ide yang bisa merencanakan dan membaca tanda-tanda
zaman. Awalnya, betapa termulia Azazil sebagai soko guru ilmu pengetahuan.
Awalnya, betapa terdepan Azazil sebagai ummul mushallin (imam dari malaikat-malaikat
yang shalat). Awalnya, betapa tertinggi Azazil sampai berada di sisi Allah SWT
berpangkat berkedudukan malaikat al muqarrabun (terdekat dengan Allah SWT).
Betapa terhormat Azazil yang setiap hari selalu beribadah, bertasbih, bertahmid
dan aneka ragam amaliyah langit sudah dikuasai oleh Azazil. Azazil merasa hebat
di hadapan sahabat-sahabat malaikat di langit. Azazil telah menguasai seluruh
asma' dan sifat Allah SWT. Azazil telah khatam dan bisa berkalam seluruh
burhan, bayan dengan lancar tentang asmaullah al husna dan tentang shifatullah
al 'ulya karena dia berguru dengan malaikat Jibril alaihissalam.
2. Iblis.
Sosok yang sama dengan dua nama ; Azazil dan Iblis. Azazil nama dan sifat mulia sebelum Adam diciptakan jasadiyahnya (khalqiyyah) dan dihembuskan ruhullah (nafkhiyyah) sebagai yang termaktub dalam kalam Nya pada surah Shad ayat 71-72. Setelah Adam diciptakan, berubah 100% nama dan sifat Azazil. Keniscayaan hidup dan mati adalah ujian, untuk menguji siapa Tuhan mu dalam nama Nya Al Malik (Raja) dan Al Qadir (Kuasa) di lapangan kehidupan akan Allah uji, siapa Rabbi dan siapa 'abdi ? Tes ini yang sedang dijalani Azazil dengan contoh soal Adam, kehadiran Adam yang baru diciptakan (yunior), bahan bakunya tanah, Adam selaku pendatang baru yang belum bisa beribadah, Adam yang belum dzikrullah, Adam yang belum mengenal syariat dan hakikat, sementara Iblis sudah mengantongi sertifikat traener untuk melatih malaikat. Membandingkan subjek dan objek dalam penilaian status materi merupakan bagian utama sebagai alat pembanding antara Iblis (termulia) dan Adam (terhina), corak penilaian Iblis dan Iblisiyah.
Penilaian Iblis dan Iblisiyah (pengikut Iblis) hanya berkisar
syariat dzahir. Dzahirat nama, tempat, tanggal, lahir, pendidikan, agama,
bacaan, tulisan, keluarga, dan dzahirat
lainnya. Jika yang dzahirat (penampilan) bisa dinilai dari tataran digit materi
kepemilikan seperti jumlah istana, jumlah rumah, jumlah ruko, jumlah mobil,
jumlah motor, jumlah pangkat, jumlah titel, jumlah gelar. Unsur yang membuat
Iblis sombong adalah unsur materi, bahwa (kata Iblis), unsur api (Iblis) lebih
mulia dari pada unsur tanah (Adam), inilah alat yang dijadikan penilaian Iblis
yaitu analogi (perbandingan). Padahal, anasir tanah dan anasir api adalah
kesetaraan nilai (equilibrium), yaitu sama-sama unsur bumi (anasir tanah, air,
angin, api). Apa yang menutupi kecerdasan Iblis ? Iblis telah tertutupi oleh kesombongan (takabbur) sehingga tidak bisa memahami bahasa, tidak mampu
memahami rasa, tidak mampu memahami sukma dan arah-arah bahasa, arah rasa dan
arah sukma. Ego centris Iblis dan Iblisiyah (thariqah Iblisiyah) telah membuat
dia buta (summun) walaupun masih ada mata ('ainun), thariqah Iblisiyah telah
membuat dia tuli ('umyun) walaupun masih ada telinga (udzunun), dan juga
membuat bisu (bukmun), walaupun masih ada mulut (anfun atau lisanun). Ternyata,
bukan 'ainun yang melihat, tetapi Bashar,
bukan udzunun yang mendengar, tetapi Sama', bukan lisanun yang berbicara, tetapi
Kalam.
Kesadaran ruh Sama', Bashar dan Kalam yang tidak dimiliki oleh
Iblis (dahulu namanya Azazil) menghijab Iblis dari Allah SWT. Lalu terpandang
pada diri Iblis kesombongan dan tidak merasa bergantung kepada Allah SWT.
Atribut yang disandangnya telah membuta-tulikan mata dan telinga hatinya. Kenapa
senioritas Iblis harus sujud kepada yunioritas Adam ? Ternyata, Allah SWT tidak
memandang banyak sedikit, ada tidaknya ibadah. Tetapi kualitas ciptaan Allah
SWT bahwa Adam yang polos (terlahir tanpa dosa) tetapi di dalam ruh Adam ada
ma'rifatullah dan ma'rifaturasulullah Ahmad ruhullah lebih bernilai dari pada
panjang nya umur biologis ibadah. Dalam kalam dan kajian ada umur biologis, ada
umur qalbu dan ada umur ruh. Ketiga umur tersebut ; umur biologis merupakan
umur kuantitatif, sedangkan umur qalbu dan ruh adalah umur kualitatif.
Misalnya, ada orang yang umur biologisnya 60 tahun kuantitatif, tetapi umur
qalbu nya baru 6 tahun kualitatif, artinya ; baru 6 tahun inilah dia
membersihkan hatinya dari takabbur kepada tawadhu', dari riya' kepada ikhlas,
dari syirik kepada tauhid, dari kufur kepada syukur, dari jahil kepada ilmu.
Adapun bahwa umur ruhnya baru 1 tahun kualitatif, artinya baru 1 tahun umur kualitatif dia ma'rifatullah billah dan
ma'rifaturasulullah billah umur ruh.
Dalam literasi kajian ini, berkalam gurunda mulia al arif billah,
al mursyid fillah Ibnu Athaillah dalam Al Hikam : Allah mencegahmu mengakui apa
yang bukan milikmu (yaitu milik sang Khaliq), jangan terakui sebagai keagungan
makhluk. Apakah Allah membolehkan mu memiliki sifat Nya, padahal Dia adalah
Maha Penguasa seluruh alam (Ibnu Athaillah).
Kesadaran sifat Khaliq dan sifat makhluk Iblis inilah yang tidak
dikenal Iblis, lalu dia terusir. Inilah sejahat-jahat kedurhakaan kepada Allah
SWT ; adanya wujud persekutuan di dalam hati terakui setara atau memiliki
sifat-sifat ketuhanan dalam dirinya seperti merasa benar, merasa baik, merasa
terhormat, merasa berpangkat, merasa menjabat, merasa berwenang, merasa berkuasa,
merasa berharta, merasa terkemuka, merasa alim, merasa fadhil, merasa karim, merasa
berkehendak, merasa melihat, merasa mendengar, merasa berkalam, merasa
berhikmah, karena hal (keadaan) tersebut berarti sudah menentang Allah SWT dan
sombong kepada Nya, walaupun banyak ibadah dan banyak dzikrullah. Sebab,
semakin banyak dia beribadah semakin sombong, inilah barisan Iblis dan
Iblisiyah yang semakin kentara di ujung masa.
Maha suci Allah SWT dari bersekutu dalam kerajaan Nya, semua wajib
tunduk kepada kebesaran Nya (Allah Akbar), tiada Tuhan selain Dia yang harus
dituruti perintah Nya dan yang harus dihindari larangan Nya. Semua makhluk
termasuk malaikat, jin dan manusia wajib menuruti perintah Nya, sujud kepada
Adam ! Karena, ini perintah Allah SWT.
Allah SWT ingatkan bagaimana kedurhakaan Iblis yang sombong supaya
jangan diikuti, dengan firman Nya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
malaikat : Sujudlah kamu kepada Adam ! Maka mereka pun sujud, kecuali Iblis.
Dia adalah bagian dari golongan jin. Maka dia (Iblis) mendurhakai perintah
Tuhannya. Pantaskah kamu (manusia) menjadikan dia (Iblis) sebagai
pelindung selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu ? Sangat
buruklah perlindungan Iblis, (mereka orang-orang yang dzalim telah menggantikan
Allah dengan Iblis sebagai penggantinya). Sangat buruk penggantinya itu, yaitu
Iblis (Al Kahfi ayat 50).
Iblis artinya terkutuk karena terusir dari rahmatullah. Rahmatullah
(kasih sayang Allah) adalah isi seluruh perbendaharaan Arasy Allah SWT.
Sesungguhnya kasih sayang Ku lebih dahulu dari pada marah Nya, sesungguhnya
kasih sayang Ku mengalahkan marah Ku, sesungguhnya kasih sayang Ku meliputi
segala sesuatu. Iblis dari bangsa jin, karena telah terusir dari alam malakut,
menaruh dendam yang besar kepada Adam dan keturunan Adam (banu Adam). Inilah
pertentangan pertama antara Adam (banu Adam) dengan Iblis (banu Jan). Sejak
detik pertarungan pertama sampai hari qiyamat, tidak pernah sepi walau semenit,
tidak ada waktu luang untuk istirahat, tetap berkobar peperangan malam dan
siang, tidak pernah ada ruang kosong, kecuali dia tempati hatta di dalam hati sekalipun dan di
dalam aliran sumsum dan aliran darah, tidak ada jeda dan genjatan senjata dalam
keadaan manusia kaya atau miskin, sehat atau sakit, alim atau jahil. Pendek
kata ; jadikan dia musuh yang nyata. Sebagaimana kalam karim Nya : Bukankah Aku
telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam, agar kamu tidak menyembah
syaithan ! Syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu. Dan hendaklah kamu
menyembah Ku. Inilah jalan yang lurus. Dan sungguh, dia (syaithan) itu telah
menyesatkan sebagian besar diantara kamu. Maka, apakah kamu tidak memikirkan !
(Yasin ayat 60 - 62).
Oleh sebab itu, insan yang merugi ini harus selalu berserah diri
kepada Allah SWT setiap saat, setiap tempat, setiap tarikan dan hembusan hayat
supaya selalu berada di dalam hadirat Allah SWT, selalu berada di dalam rahmat
Nya, selalu berada di dalam hidayat Nya, selalu berada di dalam nama Nya,
selalu berada di dalam Dzat Nya, perlindungan yang kokoh. Berserah diri total
sehingga tidak ada lagi yang syuhud kecuali hanya kepada Allah dalam kesaksian
dari dan kepada Nya (musyahadah minallah-musyahadah ilallah).
Berdasarkan surah Al Baqarah ayat 208 : Wahai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam (berserah diri) secara total, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, sungguh dia musuh yang nyata bagimu. Hanya
dengan berserah diri kepada Allah SWT
secara total (silmi kaffah) sebagai cara yang diberikan Allah SWT kepada
ummat Nabi Muhammad SAW dalam pengertian silmi. Silmi kaffah adalah muslim yang
berserah diri secara total dalam hidup dan mati, dalam sehat dan sakit, dalam
senang dan susah. Sebuah pengakuan tulus ikhlas berserah-menyerah tanpa suara
(sir), supaya tidak dijajah oleh dunia Iblis yang mendzahir mendiami jurang
yang dalam, lembah yang terjal, dasar laut yang mencekam, di awan, di langit,
di gunung, di hutan, di sungai, di setiap tempat suci atau tempat kotor, di
tempat tinggi atau tempat rendah, di tempat
putih atau hitam, di tempat terang atau gelap, Iblis tetap melancarkan
serangan tanpa henti. Bermohonlah kepada Allah SWT dengan memilih jalan rahasia
(thariqah sirriyah) walaupun ada jalan nyata atau nyaring (thariqah jahriyyah).
Supaya dengan dzikrullah sirriyah tidak mampu dideteksi Iblis, tidak mampu
dimonitor Iblis, tidak mampu dikacaukan Iblis. Sebab, dzikrullah sirriyah tidak
berbukti secara dzahir, tidak berbukti di dalam perkataan, tidak berhurup,
tidak bergambar, tidak bersyariat, tidak beribarat, tidak berisyarat, tidak
beradat, tidak berbudaya, dzikrullah sirriyah terbenam di dalam keesaan Allah
SWT (Ahadiyah). Sebagaimana Al Qur'an kalamullah menggambarkan ciri-ciri mereka
: Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam kegaiban (Tuhan
yang tidak nampak oleh mata dzahir), bagi mereka ampunan dan pahala yang besar
(ridha Allah SWT). Dan rahasiakanlah (sir) perkataanmu atau nyatakan.
Sesungguhnya Dia mengetahui dengan rahasia hati (Al Mulk ayat 12-13).
Jadi, seluruh isi Al Qur'an Al Karim membongkar kedok kepalsuan
Iblis dan Iblisiyah, hakikatnya Iblis adalah lemah dan tiada berdaya. Tapi
dasar takabbur (kesombongan), Iblis tidak pernah mengaku lemah walau di dalam
neraka Jahannam sekalipun, maka Iblis dan pengikut-pengikutnya (Iblisiyah)
kekal abadi selamanya menjalani siksa demi siksa di neraka Jahannam yang setiap
hari semakin bertambah pedihnya siksa. Tipuan, tipuan, tipuan itulah kerja dan
propaganda Iblis dan Iblisiyah setiap detik, menit, jam. Sehingga terkadang
hati kita berbolak-balik perdetik antara kepalsuan taat dan kemurnian taat,
antara rela dan marah, antara cinta dan benci, antara syukur dan kufur.
Adalah syaithan itu diciptakan lemah (wakanasy syaithanu dha 'ifa),
maka di hadapan Allah SWT dan di hadapan manusia, Iblis dan syaithan pantang
kelemahan, pantang kekurangan, pantang kehinaan, pantang kekalahan. Agar Iblis
selalu tampil kuat, selalu tampil sempurna, selalu tampil mulia, selalu tampil
menang caranya adalah ; menipu, menghasut, mengiming-imingkan kekayaan duniawi
dan menakut-nakuti dengan kemiskinan duniawi, menyalahkan Allah SWT, kufur dan
kafir. Lalu mengajak manusia berbuat maksiyat, keji dan mungkar, serta berdusta
atas nama Allah SWT, melupakan Allah SWT, tidak mau dzikrullah, menjadi manusia
lalai (ghafil). Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar