Al Bayan 9 : Penghalang | Mubayyin : Ma'ruf Zahran
Al Bayan 9 : PENGHALANG
Mubayyin : Ma’ruf Zahran
Penghalang ruh menuju Allah SWT sangat banyak. Padahal seyogyanya
ruh dengan lapang sesuai dengan nama ruh (jamak : arwah) artinya lapang.
Lapangan tersebut bisa terjadi ketika ruh telah ma'rifah kepada Allah SWT.
Berjalan ruh dengan rihal - rihlah (perjalanan) penuh menyenangkan karena ruh
telah bercahaya dengan cahaya nur
Muhammad SAW. Sementara ruh yang tidak mengenal Allah, ruh jahil adalah gelap
(dzulumat) sesat jalan, buta, gulita.
Ruh yang jahil (bodoh) tentang Allah SWT adalah ruh orang-orang yang
kafir, musyrik, munafiq, fasiq. Al Bayan kali ini menuliskan ruh yang jahil,
gelap, buta, gulita perjalanannya seperti yang Allah SWT sebutkan keadaan
mereka dalam surah Al Haj ayat 31 : Beribadah lah dengan ikhlas kepada Allah,
tanpa mempersekutukan Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
seakan-akan dia jatuh dari langit, disambar oleh burung, atau diterbangkan
angin ke tempat yang jauh.
Sekarang pun banyak orang yang jatuh dari langit lalu disambar burung dan
diterbangkan angin ke tempat yang sangat jauh karena mengejar dunia baik yang
kaya maupun yang miskin, yang alim maupun yang jahil sedang mereka tidak sadar
bahwa ruh mereka telah terjatuh, terhempas, terbuang. Ketidaksadaran mereka
untuk bersaing lebih kaya lagi, lebih mulia lagi, lebih terpandang lagi, habis
waktu dan umur mereka untuk melayani kehendak hawa napsu dan keinginan duniawi.
Sebenarnya ruh mereka telah terlempar jauh dari hadirat kasih sayang Allah SWT
(rahmatullah SWT), sedang mereka tidak menyadari.
Tanpa disadari manusia, ruh manusia telah dikuasai oleh hawa napsu,
diikat oleh syaithan yang terkutuk (rajim), lalu berjalan di dunia tanpa arah
tujuan, tanpa kitab yang menerangi, tanpa panduan yang dituruti, tanpa guru
yang membimbing (tanpa mursyid billah), sesat lah sesesatnya bagi orang yang
kaya dengan kekuatannya, sesatlah sesesat nya bagi orang yang miskin dengan
kelemahannya, sedangkan mereka tidak menyadari.
Berjalan ruhnya di dunia dan di akhirat, hanya memenuhi kemauan
hawa napsu, hanya memenangkan hawa napsu, hanya memuaskan hawa napsu, hanya
mematuhi hawa napsu, hanya menuruti hawa napsu dalam tipuan-tipuan atas nama
cinta alam, cinta binatang, cinta tumbuhan. Padahal, telah hancurlah kecintaan
yang sebenarnya kepada Allah SWT, itulah salah satu bentuk ranjau-ranjau hawa
napsu (ananiyah) dan Iblisiyah. Berikut akan diurai beberapa penghalang ruh
mencapai Tuhannya :
1. Rububiyyah
Rab adalah asma Allah SWT yang maha pencipta, maha pengatur. Rabba
- yurabbi, tarbiyyah, murabbi bisa diartikan pendidikan, murabbi artinya pendidik. Maha guru pendidikan adalah Allah SWT yang
mendidik, mengatur, menguasai, memelihara alam semesta raya, dalam surah Al
Fatihah ayat 2 disebutkan : Segala puji milik Allah Tuhan yang memelihara alam
semesta.
Keesaan rububiyyah (tauhid rububiyyah) sebagai maha pencipta, maha
pengatur tidak boleh diduakan, bahwa Dia tidak punya anak, Dia tidak punya
istri. Dia berkuasa atas segala sesuatu. Salah satu fungsi turunnya kitab suci
Al-Quran Al Quddus adalah dalam rangka memperingatkan ruh manusia, jangan menjadi
ruh kafir, ruh syirik, ruh jahil yang teraplikasi dari mulut-mulut mereka.
Firman Allah SWT yang maha esa : Untuk memberi peringatan kepada orang yang
mengatakan bahwa Allah mengambil anak laki-laki (sebagai anak Allah). Tidak lah
mereka berilmu tentang itu, dan tidak juga nenek moyang mereka. Sangat buruk
kalimat yang keluar dari mulut-mulut mereka, tiadalah yang mereka katakan
kecuali dusta belaka (Al Kahfi ayat 4-5).
Tauhid (keesaan) Allah SWT tidak serupa, tidak seumpama, tidak
seibarat, tidak sesuatu apa pun dan siapa pun yang menyamai Nya. Adalah Allah
SWT berbeda dengan barang ciptaan yang baharu (huduts). Setelah dipahami bahwa
seluruh penciptaan Allah SWT sangat maha sempurna dan dalam kesempurnaan Nya
(kamallillah), terlihat, terdengar, terasa lah bahwa karya manusia sangat
rendah mutunya, walaupun bagaimana pun telah diusahakan, karya manusia tidak
luput dari cacat, cela dan hina, walau dididik seumur hidup, karya manusia
bahkan tidak bisa mewujud tanpa restu dan ijin dari ilmu, qudrat dan iradat
Nya. Kajian tauhid rububiyyah telah mengajarkan bahwa rububiyyatullah adalah
sifat ketuhanan yang hanya berhak disandang Nya berupa sifat kebesaran, seperti
dalam Hadits Qudsi : Al kibriya - u rida - i, artinya : Sifat - sifat
kebesaran adalah selendang Ku (Riwayat At Tirmidzi).
Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan terlintas sedikit jua
pun kesombongan di hati (kibir) atau kesombongan diri sendiri yang telah
menjelma atau mewujud dalam perilaku (takabbur), jangan sekutip ada rasa mulia
dari pada orang lain, jangan sedetik ada merasa diri lebih baik dari pada orang
lain, jangan merasa memiliki sifat-sifat ketuhanan yang mengakibatkan sengsara
dunia-akhirat.
Manusia yang menyandang sifat kesombongan rububiyyah Allah yang
maha tinggi dan maha besar (Aliyyil kabir) hanya akan mendapatkan siksa yang
pedih, seperti Qarun, Fir'aun dan Haman. Sungguh tempat kembali mereka bertiga
adalah neraka, konspirasi pengusaha, penguasa dan ilmuan, sebagaimana firman
Tuhan tentang mereka bertiga : Qarun, Fir'aun,dan Haman, sungguh telah datang
kepada mereka Musa dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi
mereka berlaku sombong di muka bumi, dan mereka tidak luput dari adzab Allah
(Al Ankabut ayat 39).
Orang yang menyandang sifat-sifat kebenaran ketuhanan (rububiyyah)
tidak pernah mengaku dirinya salah, walau sampai mati sekalipun, tidak pernah
merasa dirinya salah, walau sampai di akhirat nanti. Dampaknya, dia tidak akan
mendapat hidayah kebenaran dari Tuhan yang maha benar (Al Haq). Sebab, dia
selalu menyalahkan orang lain, malah dengan berani dia menyalahkan Allah SWT,
tiada lagi yang benar kecuali dirinya. Orang yang merasa memiliki jasa kebaikan
dari dirinya yang agung, baik. Maka dia akan menafikan kebaikan orang lain,
bahkan menafikan kebaikan Tuhan padanya. Sebab, adalah dirinya yang maha baik
(Al Bar), malah dirinya telah berani mengatakan Tuhan memiliki rencana buruk,
perbuatan Tuhan adalah buruk, nama dan sifat Nya juga buruk. Dampaknya, dia
telah berani mendebat Allah SWT di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman
Tuhan tentang keadaan mereka di dunia (surah An Nahl ayat 26) dan keadaan mereka
di akhirat (ayat 27-29) : Ayat 26 berkalamullah siksa dunia : Sungguh, orang-orang
yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah
mereka, mulai dari pondasinya, lalu atap jatuh menimpa mereka dari atas, lalu
siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga. Ayat 27-29
berkalamullah siksa akhirat : Kemudian Allah menghinakan mereka pada hari
kiamat, Allah berfirman : Dimanakah sekutu-sekutu Ku itu yang telah membela
kamu memusuhi mereka (para nabi dan orang beriman) ? Orang-orang yang diberi
ilmu berkata : Sesungguhnya, pada hari ini kehinaan dan adzab ditimpakan kepada
orang-orang kafir (ayat 27). (yaitu) orang-orang yang dicabut nyawanya oleh
para malaikat dalam keadaan mereka sedang berbuat dzalim kepada diri sendiri,
lalu mereka menyerahkan diri dengan berkata : Kami tidak pernah mengerjakan
kejahatan. Malaikat mengatakan : Pernah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan (ayat 28). Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu
kekal di dalamnya. Pasti Jahannam seburuk-buruk tempat bagi orang yang
menyombongkan diri (ayat 29).
2. Iblisiyah
Mengenali Iblis tentang sepak terjangnya, ranjau-ranjau jebakannya,
taat-taat samar tipuannya, nasehat-nasehat bestari laksana malaikat
tausiyahnya, lamunan-lamunan indah dan gemilang surga dunia godaannya, keilmuan
dan kepangkatan dalam angan-angan kerajaannya. Pendek kata, Iblis menjelma
dalam surga-neraka, adalah Iblis berjuta muka, bahkan bisa mengaku menjadi
Tuhan, rabbul 'alamin.
Sebuah pengenalan terhadap Iblis yang sangat penting, bukan untuk
menjadikan nya sebagai sahabat, namun untuk menjadikan nya sebagai musuh, musuh
abadi selama nya. Rusaknya ruh, qalbu, adab, akhlak karena berawal dari menjadikan Iblis sebagai sahabat. Pola-pola yang diactingkan Iblis sangat mudah dipahami,
begitu muncul niat baik tapi bukan karena Allah SWT ketika sebelum melakukan
amal, sedang beramal, setelah beramal, itulah bisikan Iblis. Polarisasi taat
setaat-taat nya, sehingga membuat orang bisa menangis, tangisan tipuan, bisa
membuat orang-orang menjadi sangat pemurah, pemurah tipuan, dapat menjadikan
orang-orang berhaji dan berumrah berkali-kali, berhaji dan berumrah tipuan,
bisa membuat orang berdo'a sekhusyuknya, padahal seakan-akan khusyuk, seperti
manusia ketika berada di atas kapal, kapal oleng laut mengamuk, penumpang
mabuk, halilintar menyambar, petir bersahutan, keadaan yang dapat membahayakan.
Dzikrullah yang mereka lantunkan di lautan, tetapi, setelah sampai di daratan,
merekapun melupakan Allah SWT seakan tidak pernah meminta kepada Nya, manusia
sombong yang telah disarungi Iblis.
Polarisasi durhaka dengan segala macam rupa bentuk kedurhakaan
telah diajarkan Iblis sejak manusia lahir, karena itu sering-sering lah membaca
dua surah perlindungan (mauidzatain) yaitu, surah Al Falaq dan surah An Nas,
lalu ditiupkan ke seluruh tubuh bayi, terutama ubun-ubunnya, syaithan yang
mengganggu bayi menamakan dirinya dengan nama penamaan yang penuh kasih sayang
tetapi tipuan, ummu shibyan namanya (ibu bayi). Samaran-samaran, tipuan-tipuan,
kepura-puraan, seakan berniat baik, berkata baik, berbuat baik, itulah Iblis
yang dibantu oleh syaithan dari bangsa jin dan manusia (minal jinnati wan nas).
Dua surah tersebut telah membongkar kedok tipuan Iblis dan para syaithan dari
dua bangsa itu dalam bentuk kejahatan malam yang dilancarkan, kejahatan dukun-dukun
yang meniup di buhul-buhul, tali temali yang disimpul di atas bara api, kejahatan makhluk ciptaan seperti Iblis, jin,
manusia, tumbuhan, binatang ular, buaya
kalajengking, sapi, kerbau dan media Iblisiyah lainnya, serta kejahatan
manusia pendengki jika dia mendengki (wamin syarri hasidin idza hasad).
Terbongkarnya kedok rupa-rupa wajah syaithan dalam jenis jin dan
manusia, sungguh telah banyak berkeliaran malam dan siang. Dengan suara yang
gemulai, dengan nyanyian, tarian, musik, aransemen, instrumentalia, atau yang
bermotif keakhiratan dengan ; tilawah, burdah, ibadah. Singkatnya, seluruh
atribut keduniaan dan atribut keakhiratan telah dikantongi Iblis, jurus-jurus
jitu pun telah dimainkannya dalam rangka menyesatkan ummat manusia sesesatnya,
muslim menjadi kafir, tauhid menjadi syirik, yang telah kafir semakin kafir,
yang telah syirik semakin syirik.
Semakin kafir, semakin syirik supaya kafirin dan musyirikin
menyebar luaskan kekafiran dan kemusyrikan nya kepada seluruh ummat manusia. Permusuhan,
pertempuran, peperangan Iblis kepada manusia berlangsung sepanjang napas
manusia masih ada, dalam jaga, tidur, gerak, diam, Iblis juga bisa menguasai
otak, darah, jantung, hati, daging, tulang, kulit dan bulu manusia dengan dua
cara ; menguatkan dan melepaskan daya upaya, sehingga kita lihat ada orang yang
sangat berkeinginan meraih duniawi dengan syahwat jabatan, syahwat harta,
syahwat pangkat, syahwat-syahwat lain sehingga orang demikian tidak ada
letihnya karena tenaganya dikendalikan 10. 000. 000. 000 x oleh Iblis bahkan
lebih, ada orang yang sangat pintar tentang dunia dan teori seluk - beluknya,
boleh jadi dia sedang dikendalikan, dipasung, diikat oleh Iblis yang bersarang
di otaknya dengan digit IQ berkelas internasional atau magma cumlaude. Iblis
juga bisa mengendalikan spiritualitas seseorang sehingga nampak seperti sangat
alim. Padahal, itulah adalah tipuan - tipuan Iblis dan persekutuannya. Firman
Tuhan dalam kitab Al Qur'an Al Majid : Syaithan telah menguasai mereka, lalu
menjadikan mereka lupa kepada Allah, mereka itulah golongan syaithan.
Ketahuilah, bahwa golongan syaithan itulah golongan yang merugi (Al Mujadalah
ayat 19).
Tidak bosan-bosannya, di setiap surah dalam Al Qur'an Al Hamid,
Allah SWT senantiasa memperingatkan tipuan jahat Iblis dengan berkedok
kebaikan. Jadikan dia sebagai musuh mu ! Apapun bentuk kata, bisikan,
perbuatan, tetap lah dia sebagai musuh yang tidak akan berhenti dalam area
tarung. Firman Tuhan dalam surah Yasin ayat 60 : Bukankah telah Aku peringatkan
kepada mu, wahai anak Adam ! Supaya kalian tidak menyembah syaithan,
sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata.
Banyak langkah, banyak siasat, banyak strategi yang dibuat syaithan,
diantaranya : was-was (keraguan),
tamanny (berkhayal), nisyan (lupa), wa'dun (mengobral janji). Syaithan
menyuruh manusia mencurigai Allah SWT, membenci kepada sesama, membakar
kemarahan, kekhawatiran yang tidak ada ujungnya, meraup keuntungan yang lebih
banyak lagi dari dunia untuk memuaskan hawa napsu dunia. Demi tujuan jahat itu,
Iblis mengerahkan pasukan syaithan yang berjalan kaki, berkendaraan, bersenjata
lengkap, kemudian mereka bersekutu dengan harta kekayaan dan keturunan untuk
mendurhakai Allah SWT, dia munculkan pertanyaan : Allah dari mana datangnya ?
Dimana Allah sekarang ? Kemudian, Allah akan pulang kemana ?
Iblis katakan Allah SWT punya anak laki-laki, punya anak perempuan, dan
Allah SWT punya istri, Allah SWT masih makan dan masih minum, Allah SWT bisa
ditulis, bisa ditebak, bisa digambar dengan ALIF LAM LAM HA. Dan, seluruh daya
upaya ilmu, harta, kekuatan, kekuasaan, kerajaan Iblis kerahkan untuk mendukung
missi perang mengalahkan manusia, tetapi banyak manusia yang tidak sadar. Di
masjid, dia bisikkan konflik internal antar jama'ah, di sekolah dia bisikkan
dengki, benci, dendam dan perkelahian, di rumah dia buat kegaduhan, kerisauan,
ketidak tenangan, di masyarakat dia buat kacau balau supaya masyarakat membenci
pemerintah dan pemerintah pun membenci masyarakat, minimal mencurigai sebagai
bibit permusuhan yang disebarkan lewat persurat-kabaran (news), media IT,
hingga pojok-pojok diskusi, seluruhnya dikerahkan sehingga terkuras energi
manusia untuk memikirkan, merencanakan, membangun, meningkatkan yang tidak ada
landasan karena Allah SWT.
Selain itu, sesuai dengan nama Iblis, berasal dari kata balasa -
iblis yang artinya putus asa. Kepada yang taat disuruhnya putus asa, kepada orang yang maksiat disuruhnya putus asa, kepada yang sakit disuruhnya putus asa.
Putus asa adalah jati diri Iblis yang merasa tidak ada harapan meraih ampunan,
kasih sayang dan perhatian Allah SWT. Kepada yang taat dibisikkan : Kenapa taat
? Untuk apa taat ? Mengapa taat ? Iblis yang bertanya, dia juga yang menuntun
jawabannya : Sia-sia, tidak ada gunanya taat ! Kalau pun engkau masih mau taat,
taat lah dengan taat tipuan, dia tiupkan riya'.
Kepada yang orang yang maksiat dia gambarkan Allah SWT itu kejam,
Allah SWT itu pemarah, penyiksa, pembalas dendam, tidak menerima udzur, tidak
menerima orang yang lupa, tidak menerima orang yang lalai, lengah dan benci
kepada pendosa jika demikian (bisikan) Iblis ; kenapa harus meminta ampunan
Nya, apa gunanya meminta maaf kepada Allah SWT. Apa yang dilukiskan dan
dihalusinasikan Iblis ke dalam hati manusia, hakikatnya adalah refleksi diri Iblis
yang sebenarnya, curiculum vitae Iblis sejatinya, porto folio Iblis
sesungguhnya. Padahal Allah SWT selalu mengingatkan hamba-hamba Nya, jangan
berputus asa dari rahmat Allah SWT. Allah SWT maha pengasih, maha penyayang,
maha pengampun, maha penyantun, sebagai yang Allah SWT nyatakan kalamullah
karimullah dalam rekaman sabda nabi
Ya'qub alaihissalam kepada anak-anak nya yang terdapat pada surah Yusuf ayat 87
: Wahai anak-anakku, pergilah kamu mencari berita tentang Yusuf dan saudaranya,
dan janganlah kamu berputus asa dari kasih sayang Allah (rahmat Allah).
Sesungguhnya orang yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang
kafir (Iblis).
Seluruh apa yang Iblis gambarkan tentang sifat Allah SWT,
bertentangan dengan sifat Allah SWT yang maha agung, maha mulia, maha tinggi,
maha baik, maha luhur, maha pemaaf, maaf yang tiada berhenti, kasih sayang yang
tiada bertepi, luas kasih sayang Nya, bahkan Dia Allah SWT pemilik kasih sayang
(ruh rahmaniyyatullah SWT), adalah jiwa
Nya SWT yang maha ar rahmah (berlimpah kebaikan kasih sayang), al ghafur (maha
pengampun), ar rahim (berulang-ulang anugerah sayang Nya) kepada manusia
pendosa yang ingin bertaubat, kepada manusia kafir untuk menjadi muallaf, dan
menerima pelanggaran manusia melanggar dengan kaffarat. Semua itu gambaran yang
berbeda dengan tipuan dan kelicikan Iblis. Firman Tuhan dalam kitab suci mulia
Al Qur'an Al Qarib : Dan apabila orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepada mu (Muhammad), maka katakanlah
: Salam sejahtera untuk kamu, Tuhan mu telah menetapkan sifat-sifat sayang pada
Diri Nya, yaitu : Siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertaubat
setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia maha pengampun maha penyayang (Al An
'am ayat 54).
Tipu daya muslihat Iblis sangat keji, betapa jahat Iblis
menghalangi manusia dari jalan Allah SWT yang lurus, mengatakan sesuatu yang
tidak layak untuk Allah SWT, menjanjikan kekayaan, tajir, kaya raya, takabbur
(Iblis), atau menakut - nakuti dengan kemiskinan, ketidak - mampuan, kelemahan,
putus asa (Iblis), serta bayang-bayang surga dan neraka yang dibuatnya sendiri
(surga tipuan dan neraka tipuan). Ruh Iblis yang telah menyarungi ruh manusia,
ruh manusia tidak bisa menembus langit pertama sampai langit ke tujuh. Sebab
kunci pintu langit adalah kalimah Lahaula wala quwwata illa billahil 'aliyyil
adzim, artinya : Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah
yang maha tinggi maha agung. Untuk bisa menghindari gangguannya, bisikannya,
tipuannya, kejahatan si terkutuk itu, berlindung dan berserah diri sajalah
secara total kepada Allah SWT. Totalitas penyerahan diri kepada Nya. Firman
Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 208 : Wahai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam secara utuh, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaithan, sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu.Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar