AN NURIYAH
HAKIKAT IBADAH
(Studi Puasa)
Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti.
Dalam rangka Hadits Nabi Muhammad SAW semakin sering terdengar di mimbar -
mimbar khutbah, ceramah, tausyiah, pengkajian,
perguruan, pembacaan, pengajaran yaitu : Shumu tashihhu (berpuasalah
kamu niscaya kamu sehat). Kesehatan pun saling mempengaruhi antara unsur rohani
dan jasmani. Banyak sekali penyakit yang mulanya muncul dari penyakit rohani
(ruh- ruhiyah jamak ; arwah). Sebab, ruh adalah sentra munculnya tindakan atau
prilaku. Ruh bekerja sebagai penggerak pertama yang bersumber dari asal maha sumber
penggerak yaitu Allah SWT. Ketika Allah SWT telah mengilhamkan (memberi tahu)
kepada jiwa (ruh) untuk memilah dan memilih, berupaya dan berikhitiar, bahkan
menentukan pilihan jahat (fujur) atau baik (taqwa). Dalam hal ini, Allah SWT
mewahyukan : Dan Aku mengilhamkan kepada jiwa tentang keburukannya (jiwa) dan
(bersamanya ; Aku mengilhamkan kepada jiwa) tentang tentang taqwanya (jiwa)
(Asy Syamsi ayat 7).
Jiwa disuruh memilih ; maka jiwa inilah yang Allah SWT tuntut pada
hari qiyamat tentang kesucian atau kekotoran, tentang kebaikan atau keburukan,
tentang kejahatan atau taqwa. Fujur dan taqwa adalah jalan ruh kembali kepada
Pemilik. Jika pilihan yang ditempuh oleh
ruh selama hidup di dunia adalah jalan taqwa (taqwaha) ; sungguh telah
beruntunglah dia, jannah (surga) tempat kembali (makwa) bagi ruh. Tetapi
apabila pilihan yang ditempuh oleh ruh selama hidup di dunia adalah jalan fujur
(fujuraha) ; sungguh telah merugilah dia, jahim (neraka) tempat kembali (makwa)
bagi ruh. Mereka yang taat menunaikan puasa, akan Allah SWT beri makanan dan
minuman yang enak (hani') karena mereka telah berpuasa pada masa - masa dahulu
sewaktu di dunia. Adapun mereka yang tidak berpuasa di dunia, Allah SWT beri
mereka makanan dari buah yang berduri, akarnya tumbuh dari dasar jurang neraka
Jahannam, bentuk buahnya seperti kepala syaithan, tidak lah memakan buah yang
berduri itu, kecuali semakin lapar, itulah orang yang menipu Allah SWT,
Rasulullah SAW dan kaum muslimin. Adapun minuman orang yang tidak berpuasa,
minumannya dari cairan timah panas yang
mendidih (almuhli) ; bisa merontokkan wajah, almuhli sejahat - jahat minuman
dan neraka sejahat - jahat tempat kediaman, berita akhirat tentang minuman
pendosa telah Allah SWT terangkan pada surah Al Kahfi ayat 29.
Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak
berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus,
tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang
tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian
Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya. Belum lagi siksa kelaparan dan
kehausan di alam qubur, meronta - ronta jiwa yang tidak berpuasa, menangis
sejadi-jadinya ruh di alam qubur, tanpa sedikitpun terdapat rasa iba di hati
malaikat penyiksa (malaikat adzab).
Makna shaum sama dengan imsak. Imsakiyah Ramadhan adalah waktu
imsak hingga terbenam matahari (maghrib), selama waktu itu merupakan waqtu
(jamak ; awqat) sedekat - dekat hamba
dengan Tuhannya, Tuhan yang maha mendengar, maha melihat, maha mengetahui, maha
dekat dan maha mengambulkan doa (sami', bashir, 'alim, qarib - mujib).
Orang-orang sufi suka memanggil Allah SWT dengan nama - nama indah dan sempurna
Nya ; ya qadiyal hajat, ya sami'ud du'a', ya dafi 'al balyat, ya kasyifal muhimmat,
ya hasanal fi 'al, ya dzat thauli wal in'am, jud lana bil ikram (wahai yang
mengabulkan semua hajat, mendengar semua pinta, menghilangkan semua bala', yang
menghapus semua derita, yang paling baik perbuatan, pemilik semua nikmat,
berilah kami dengan kemurahan dari Mu). Keadaan sufi yang selalu berbaik sangka
dengan Allah SWT (husnudz dzan billah) dalam seluruh perbuatan Allah SWT yang
terbentang di alam semesta (tajalli sifat Allah SWT), nama Nya pada percikan
seluruh nama - nama alam semesta (tajalli asma Allah SWT), sifat Nya pada
percikan seluruh sifat - sifat alam semesta (tajalli sifat Allah SWT), itulah
makna keesaan Allah SWT dalam perbuatan, nama dan sifat (tauhidullah), setiap
muslim wajib sampai kepada Allah SWT dalam rangka mengimani rukun iman pertama
; iman kepada Allah SWT (wushul
ilallah). Mengingat puasa dari Allah dan kembalinya puasa kepada Allah
SWT, pemberitaan ini penting seperti
Allah SWT telah menyatakan diri Nya dalam banyak kalamullah seperti Al An'am
(6) ayat 14, Al Anfal (8) ayat 17. Ayat - ayat Al-Quran sebagai kalam Tuhan
tersebut - tertulis menunjukkan isyarat
kepada betapa kuasa Allah SWT yang maha terpuji dalam pemberian yang berlimpah
karunia, dan betapa keadilan Allah SWT dalam menghukum secara seimbang dan
setimbang.
Banyak pseudo ibadah (seperti ibadah, ibadah semu) di hadapan Allah
SWT pada hari qiyamat dihitung dan ditimbang, ternyata ibadah dusta. Maksudnya,
menyembah Allah SWT hanya dalam keadaan lapang, dalam keadaan sempit mereka
mempersekutukan Allah SWT. Hamba harta ; telah dusta dalam ibadah, hamba ilmu ;
telah dusta dalam ibadah, hamba dunia ; telah dusta dalam ibadah, hamba pangkat
; telah dusta dalam ibadah, hamba jabatan ; telah dusta dalam ibadah, hamba
keluarga ; telah dusta dalam ibadah, hamba taat ; telah dusta dalam ibadah,
hamba maksiyat ; telah dusta dalam ibadah, hamba nikmat ; telah dusta dalam
ibadah, hamba bala' ; telah dusta dalam ibadah. Allah SWT sebutkan ciri mereka
yang dusta dalam ibadah, dusta dalam do'a yang hanya sekedar bertujuan untuk menghindari
kesulitan dengan kalamullah yang suci : Katakanlah (Muhammad), "Siapakah
yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu
berdo'a kepada Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut ?"
(Mereka mengatakan), "Sekiranya Dia menyelamatkan kami (dari
bencana) ini, tentulah kami (janji) menjadi orang-orang yang bersyukur."
Katakanlah (Muhammad), "Allah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan
dari segala macam kesusahan, namun kemudian kamu (kembali) mempersekutukannya."
(Al An'am ayat 63 - 64).
Makna puasa yang menyehatkan jasmani dan rohani. Kenapa orang tidak
mau lapar ? Karena takut sakit, kenapa orang tidak mau haus ? Karena takut
kehilangan cairan (dehidrasi). Lalu, kenapa Allah SWT menyuruh puasa ? Disinilah
letak anomali (keganjilan) puasa, sewaktu Nabi mengatakan : "Shumu
tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Secara kesehatan berabad
- abad telah diteliti bahwa puasa itu sehat. Dalam bahasa agama, ada
hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah
(menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam
setahun). Bahkan, orang - orang yang berpuasa disuruh memberi makanan dan
minuman kepada orang yang berpuasa, dengan firman Tuhan yang maha mulia : Katakanlah (Muhammad), "Apakah aku
akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi,
padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan ?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku
diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah),
dan janganlah kamu sekali - kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan
Allah." (Al An'am ayat 14).
Demikian pula halnya dengan puasa, Allah SWT yang memberi makan (yuth 'imu) dan Dia tidak
diberi makan (wala yuth 'am) sama dengan puasa. Bedanya, Allah berpuasa
selamanya, manusia puasa berwaktu, waktu imsak sampai waktu berbuka. Demikian
juga bahwa Allah SWT maha benar, mutlak kebenaran Nya, tiada tertanding lagi. Memang,
menduduki maqam seperti di atas yaitu bukan diri yang kuasa untuk puasa, puasa
datang dari Allah SWT dan puasa pulang kepada Allah SWT, tidak semua orang
tersadari tentang perbuatan ini, tetapi inilah syarat meraih mahabbatullah
(kecintaan Allah SWT), asy syauqu ilallah (rindu kepada Allah SWT).
Bukan diri sendiri yang terakui dan tergolong taat, berilmu,
beriman, berislam, bertaqwa. Sebab, taat, berilmu, beriman, berislam dan
bertaqwa merupakan nilai - nilai kebaikan (bir, orangnya ; abrar) hanyalah
kepunyaan Allah SWT yang memiliki sifat Al Bar (maha baik). Maha baik inilah
yang membentangkan daratan yang
terhampar (bar) dan mengalirkan lautan
yang terluas (bahar) sebagai bentuk kesayangan Nya kepada manusia
(barrurrahim). Bukan kah Allah SWT telah tandaskan ; iman dan ilmu milik Allah
SWT, Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki (utul 'ilma) dengan beberapa
derajat kemuliaan (darajat). Surah Al Mujadalah ayat 11 telah mengadvokasi
untuk memenuhi syarat tersebut berupa perintah "tafassahu fil
majalis" artinya berlapang - lapanglah di dalam majelis, ini menunjukkan
sikap kepedulian, bukan egois. Kemudian perintah kedua ; "wa idza qilan
syuzu, fan syuzu," artinya jika di suruh berdiri, berdirilah ! Ini
menunjukkan masyarakat yang teratur dan taat aturan (social order).
Dalam hidup ini, sedikit pun tidak ada andil manusia, walaupun
dalam taat mereka, Dia yang mengetahui, Dia yang menidurkanmu di waktu malam,
Dia yang membangunkanmu di waktu siang untuk bekerja supaya tunai umurmu, Dia
yang mewafatkanmu, Dia yang memberi tahu kepadamu tentang amal yang kamu kerjakan
(baik dan buruk), Dia tempat kembali, Dia penguasa hari kemudian, Dia yang
menghitung perbuatanmu dengan penghitungan yang sangat cepat, Dia yang
memasukkan kamu ke dalam surga Nya atau memasukkan kamu ke dalam neraka Nya.
Dia yang berkalam, kalam mulia : Pada Nya, kunci - kunci semua yang ghaib,
tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan
di laut. Tidak ada sehelai daunpun gugur yang tidak diketahui Nya. Tidak ada
sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula yang basah atau yang
kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfudz). Dan Dialah
yang menidurkanmu pada malam hari, Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada
siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan
umurmu yang telah disebutkan (ditetapkan), kemudian kepada Dia kamu
dikembalikan, kemudian Dia memberitakan apa - apa yang kamu kerjakan.
" (Al An'am ayat 59 - 60).
Esensi puasa demikian pula seluruh taat, berasal dan berpulang
kepada puasa dan taat Allah SWT, Allah SWT pancarkan nur Nya ke alam puasa dan
ke alam taat hamba - hamba Nya. Demikian
pula sumber shalat dan taqwa, dari dan kepada Allah SWT (minallah - ilallah),
sebagaimana firman Tuhan yang maha agung : "Dan agar mereka mendirikan
shalat serta bertaqwa kepada Nya. Dan Dialah Tuhan yang kepada Nya kamu semua
akan dihimpun." (Al An'am ayat 72).
Setelah dikenali, dipahami bahwa puasa dari Allah SWT dan Allah SWT
juga yang membalasnya, jangan pernah lagi terakui diri yang berpuasa dan telah
merasa benar berpuasa, sehingga puasa itu menjadi amal andalan mu dihadapan
Allah SWT nanti, dengan puasa yang dirimu merasa kuasa berpuasa, lalu engkau
merasa berhak terhadap surga dan merasa berhak aman dari siksa neraka. Atau
shalat yang dirimu telah merasa kuasa dalam mendirikan shalat, maka dengan amal
shalat tersebut engkau menuntut Allah SWT untuk berhak dimasukkan ke dalam
surga Nya, dan dengan shalat engkau merasa berhak memperoleh kesenangan -
kesenangan hidup serta terhindar dari kesusahan hidup, bebas dari kepayahan
hidup, sungguh shalat semakin menjauhkan mu dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW
banyak memberi isyarat : "Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak
mendapatkan apa - apa dari puasanya, selain lapar dan haus saja. Berapa banyak
orang yang shalat malam, tidak mendapatkan apa - apa selain lelah dan
letih."
Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama
Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh
Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Bersama dengan
Allah SWT hamba berpuasa, bersama dengan anugerah kesanggupan dari Allah SWT,
hamba tunai puasa, puasa tunai karena Allah (lillah), sebab Allah SWT juga yang
menerima puasa (ilallah). Hal ini nampak pada redaksi di awal : "ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumush
shiyam." Ditutup dengan redaksi : "la 'allakum tattaqun." Awal
perintah : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada mu berpuasa,
artinya ; puasa dari Ku (Allah SWT), dan kepada Ku kembali puasa sebagai taqwa
tujuan akhirnya (mudahan kamu bertaqw) kepada Allah SWT - la 'allakum tattaqun
-. Bermakna, seluruh rangkaian puasa adalah keesaan perbuatan Allah SWT (Ash
Shabur), keesaan nama Nya (Al Hayyu, Al Qadir, Al Muqtadir), keesaan sifat Nya
yang menerima (qabul) puasa (Asy Syakur,
Al Mujib).
Dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali
(seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas
orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu :
1. Shaumul
‘awwam.
Puasa orang kebanyakan merupakan puasa sekedar menahan makan dan
minum dan hal - hal yang membatalkan puasa sejak dari terbit fajar hingga
terbenam matahari, sesuai dengan syarat dan rukunnya. Dalam rentangan waktu
itulah, orang yang puasa dari kaum awam (shaumul 'awwam) sekedar puasa raga
jasmaniah ; tidak makan, tidak minum dan tidak melanggar larangan puasa secara
syariat.
2. Shaumul
khawas.
Peringkat ke dua sebagai shaumul khawas adalah derajat puasanya
orang yang khusus. Orang khusus disini, selain puasanya sah secara syara', juga
bisa menjaga hatinya dari ghibah, fitnah, namimah (adu domba), menjaga mata
dari memandang dengan syahwat, menjaga telinga dari mendengar perkataan yang
sia - sia, perkataan yang tidak ada manfaatnya, perkataan yang tidak
mendatangkan pahala, malah mendatangkan dosa, menjaga mulut dari berbicara yang sia - sia, menjaga tangan dari
memukul, mencuri, menjaga kaki dari berjalan ke arah dosa. Sehingga dengan
puasa telah dihapus kesalahan, dosa, nista dan sia - sia dari perbuatan,
perkataan dan hati.
3. Shaumul
khawasul khawas.
Puasa tingkat tertinggi, puasa derajat pada nabi (jamak ; anbiya')
dan para wali (jamak ; auliya'). Puasa yang berada di tingkat ruh. Bahwa ruh
telah berpuasa dari keinginan - keinginan yang selain Allah SWT, ruh yang
berpuasa hanya ingin bermesra dengan Allah SWT (al unsu billah). Ruh yang
berpuasa tidak lagi cinta kepada selain Allah SWT, ruh yang berpuasa hanya
cinta kepada Allah SWT (mahabbatullah), ruh yang berpuasa tidak lagi rindu
kepada makhluk, ruh yang berpuasa hanya rindu untuk bersama Allah SWT (asy
syauqu billah), ruh yang berpuasa tidak lagi memperhatikan dengan makanan dan
minuman saat berbuka, ruh yang berpuasa karena Allah SWT hanya memfokuskan diri
memuji, mengingat (tasbih dan dzikir) dalam konsentrasi penuh dari, kepada dan
bersama Allah SWT (al khusyu' ma'allah), ruh yang telah berpuasa karena Allah
adalah senantiasa berdekatan dengan Allah SWT (al qurbu billah). Tidak hanya
puasa, tapi seluruh ibadah jika telah bersama dengan Allah SWT, ibadah tersebut
aman dari riya', ujub dan takabbur. Tiada aku yang riya', tidak ada yang ujub,
tidak ada aku yang sombong sebagian dari ciri ibadah taat yang diterima
(qabul).
Titian yang dilalui adalah syariat, thariqat, hakikat, ma'rifat.
Kedudukan ma'rifat tertinggi dalam setiap level, tangga dan kedudukan, saat
mengetahui hamba yang sudah sangat berhajat kepada Allah SWT. Hamba yang
bersumpah, bersaksi : La ilaha illallah
: La nafi 'a, la dharra, la muidzza, la mudzilla, la mu'thiya, la
mani'a illallah artinya : Tiada Tuhan
selain Allah, tidak ada yang memberikan manfaat, tidak ada yang memberikan
mudharat, tidak ada yang memuliakan, tidak ada yang menghinakan, tidak ada yang
memberi, tidak ada yang menahan, kecuali Allah. Muhammadur Rasulullah, Muhammad
urusan Allah SWT, Muhammad adalah guru kami, Muhammad pemimpin kami, shallu
'alannabi Muhammad, wa alihshahbih, wa shahbih, wa atba 'ih, wa ahli baitih.
Allahumma shalli 'ala Ahmad ruhullah, allahumma shalli 'ala Muhammad
rasulullah, allahumma shalli 'ala Al Mahdi khalifatika ya Ahad, ya Shamad.
Shallallahu 'ala nabiyyina wa habibina Muhammad SAW. (Wallahu a'lam).
Nama: Dian Maryani
BalasHapusNim: F1071231045
Kelas: I-A1
Masyaallah sungguh mulia Allah memberikan kita nimat yaitu berpuasa. sewaktu Nabi mengatakan : "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Secara kesehatan berabad - abad telah diteliti bahwa puasa itu sehat. Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Bahkan, orang - orang yang berpuasa disuruh memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, dengan firman Tuhan yang maha mulia : Katakanlah (Muhammad), "Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan ?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali - kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah." (Al An'am ayat 14).
Nama : Zahra Nadira
BalasHapusNim : F1071231038
Kelas : 1-A1
Keterangan : Hadir
Masya Allah. Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya. Belum lagi siksa kelaparan dan kehausan di alam qubur, meronta - ronta jiwa yang tidak berpuasa, menangis sejadi-jadinya ruh di alam qubur, tanpa sedikitpun terdapat rasa iba di hati malaikat penyiksa (malaikat adzab).
Nama: VALLENTINNO
BalasHapusNim: F1072231007
Kelas:PPAPK
Prodi: Pendidikan Biologi
Masya Allah terimakasih pak telah membagikan ilmu yang sangat bermanfaat ini. Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan tetap menjaga ketakwaan.
Nama: Ridha Aulia Putri
BalasHapusNim: F1071231027
Kelas: I-A1
Keterangan: Hadir
Allah memberikan kita anugerah yang mulia dalam bentuk berpuasa. Nabi telah menyatakan bahwa berpuasa memiliki manfaat kesehatan dengan mengatakan "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Penelitian selama berabad-abad juga telah membuktikan manfaat kesehatan dari puasa. Dalam konteks agama, terdapat keterkaitan antara puasa dengan kesehatan, seperti imsak yang menahan makanan sebagai istirahat bagi lambung. Bahkan, orang yang berpuasa juga diperintahkan untuk memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, sebagai bentuk penghormatan terhadap perintah Tuhan yang maha mulia. Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah.'" (Al An'am ayat 14).
Nama : laras
BalasHapusNim :F1071231051
Kelas :1-A2
Masyaallah Terimakasih bapak atas ilmunya,Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT.Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu : 1. Shaumul ‘awwam,2. Shaumul khawas,3. Shaumul khawasul khawas.
Nama : Mutia Harminingsih
BalasHapusNIM : F1071231026
Kelas : I-A3
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah Terimakasih bapak atas ilmunya. Kesadaran bahwa puasa berasal dari Allah dan kembali kepada Allah itulah hakikat puasa. Tingkatan puasa menunjukkan bahwa melibatkan hati dan pikiran dalam proses puasa akan mencapai tingkat ketauhidan yang tinggi dengan Allah.Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan tetap menjaga ketakwaan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : RIZKI AGUNG VIDIARTO
BalasHapusNIM : F1071231003
KELAS : 1-A1
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
Terima kasih Pak, atas ilmunya yang sangat bermanfaat. Dapat disimpulkan bahwa berpuasa mengaruhi kesehatan jasmani maupun rohani, Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Dan dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu yaitu yang pertamaShaumul ‘awwam, Shaumul khawas, dan yang terakhir Shaumul khawasul khawas.
Nama: Marjanah Nawwar Murti
BalasHapusNIM: F1071231028
Kelas: I-A3
HADIR
Masyaallah, terimakasih atas ilmunya yang bermanfaat ini pak, dari ilmu ini di dapatkan bahwa puasa memang bagus untuk kesehatan bagi orang yang melakukannya. Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan untuk tetap menjaga ketakwaan.
Nama: HASNITA DINDA WULANDARI
BalasHapusNim: F1072231009
Kelas:PPAPK
Prodi: Pendidikan Biologi
Masya Allah terimakasih pak telah membagikan ilmu yang sangat bermanfaat ini. Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan tetap menjaga ketakwaan.
nama : Egyta Ramadhani
BalasHapusNim : f1071231056
Kelas : 1-a3
Terimakasih atas ilmu yang sangat bermanfaat ini pak.
Dari paparan diatas, Puasa memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan seseorang. Tidak hanya berfungsi sebagai penahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai cara untuk mengendalikan diri dari nafsu serta menjaga ketakwaan kita.
Nama: Jumisa
BalasHapusNIM : F1071231047
Kelas : 1-A1
Masya Allah terimakasih atas ilmunya yang sangat bermanfaat. Dari bacaan diatas dapat kita ketahui puasa sangat baing untuk kesehatan.Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Dan dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu yaitu yang pertamaShaumul ‘awwam, Shaumul khawas, dan yang terakhir Shaumul khawasul khawas.
Nama: Divanadia Putri Muslimah
BalasHapusNim : F1071231004
Kelas : I-A3
Terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat pak, dapat disimpulkan bahwa berpuasa mengaruhi kesehatan jasmani maupun rohani, Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Dan dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu yaitu yang pertamaShaumul ‘awwam, Shaumul khawas, dan yang terakhir Shaumul khawasul khawas
Nama : Ulfyyah Marzukoh
BalasHapusNIM : F1071231048
Kelas : 1 - A3
Prodi : Pendidikan Biologi
MaaSyaaAllah, terimakasih pak atas ilmunya.Berpuasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan juga menjaga ketakwaan. Dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya.
Nama : Rahma Alya
BalasHapusNIM : F1071231012
Kelas : I-A3
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallahh tabarakaallah, Terima kasih pak atas ilmunya yang sangat luar biasa. Menambah wawasan akan ilmu-ilmu baru. Sungguh besar manfaat dari berpuasa.
Nama : Fingkie Febria Anggreany
BalasHapusNIM : F1071231033
Kelas : I-A2
MasyaAllah Tabarakallah, terimakasih bapak, dari ilmu yang bapak berikan yang dapat saya pahami yaitu puasa dapat mengajar kita rasa sabar, kontrol diri, dan empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Selain itu, puasa juga memberikan kesempatan untuk introspeksi dan meningkatkan kedekatan spiritual.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Fauzan Daffa
BalasHapusKELAS: I-A2
Nim:F1071231025
Masya Allah terimakasih pak telah membagikan ilmu yang sangat bermanfaat ini. Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan tetap menjaga ketakwaan.
Nama: Yuni
BalasHapusNIM: F1071231013
Kelas: I-A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah Tabarakallah Terima kasih ilmu yang telah disampaikan bapak, Berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, melainkan juga mengendalikan nafsu dan menjaga ketakwaan. Tidak berpuasa dapat berdampak buruk, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak terhadap dunia, dan tidak puas terhadap anugerah Allah SWT.
Nama : Amanda Putri Noviyanti
BalasHapusNIM : F1072231006
Kelas : PPAPK
MasyaAllah Tabarakallah, terimakasih bapak, dari ilmu yang bapak berikan yang dapat saya pahami yaitu puasa dapat mengajar kita rasa sabar, kontrol diri, dan empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Selain itu, puasa juga memberikan kesempatan untuk introspeksi dan meningkatkan kedekatan spiritual.
Nama : Suci Maharti
BalasHapusNIM : F1072231002
Kelas : 1-B (PPAPK)
Prodi : Pendidikan Biologi
MashaAllah Tabarakallah ilmu yang bapak sampaikan sangatlah bermanfaat, pentingnya puasa dalam kesehatan fisik dan rohani, serta hubungannya dengan taqwa dan keesaan Allah. Puasa tidak sekadar menahan lapar, tetapi juga mengendalikan nafsu dan memperkuat ketaqwaan. Dikemukakan bahwa puasa memiliki dampak jangka panjang, baik bagi yang taat berpuasa maupun yang tidak.Selagi kita mampu untuk melaksanakan puasa maka puasalah.
Nama : Resya
BalasHapusNIM : F1071231010
Kelas : I-A1
Masyaallah Tabarakallah, terima kasih bapak, sungguh ilmu yang sangat bermanfaat.
Memahami makna puasa dari segi kesehatan fisik dan spiritual memberikan wawasan yang sangat berharga. Puasa adalah suatu perjalanan spiritual yang membawa setiap hamba mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nama: Taskiatun Nafis
BalasHapusNIM: F1071231060
Prodi: Pendidikan Biologi
Masya Allah ternyata dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Bahkan, orang - orang yang berpuasa disuruh memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa. Puasa juga terbagi atas beberapa tingkatan yaitu:
1) Shaumul 'awwam
2) Shaumul Khawas
3) Shaumul Khawasul Khawas
.
Nama : Fajar Fadilah
BalasHapusNIM : F1071231059
KELAS : 1-A2
Masyaallah terimakasih ilmu yang telah diberikan hari ini bapak,semoga ilmu yang bapak berikan hari ini bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua,aminnnnn
Nama : Zulfa Nur Jannah
BalasHapusNIM : F1071231030
Kelas : I-A3
Prodi : Pendidikan Biologi
MasyaAllah, sungguh ilmu yang bermanfaat. Dapat disimpulkan dari ilmu di atas yaitu puasa tidaklah sekedar menahan rasa lapar dan haus, tetapi juga harus menahan hawa nafsu. Hati dan pikiran memiliki pengaruh penting dalam puasa untuk mencapai tingkat ketauhidan yang tinggi dengan Allah SWT.
Nama : Anis Aulia Nabilah
BalasHapusNIM : F1071231053
Kelas : I-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah Tabarakallah, terima kasih bapak, sungguh ilmu yang sangat bermanfaat.
Memahami makna puasa dari segi kesehatan fisik dan spiritual memberikan wawasan yang sangat berharga. Puasa adalah suatu perjalanan spiritual yang membawa setiap hamba mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terimakasih pak.
Nama: Laily Zahwa Salsa Bila
BalasHapusNim: F1071231041
Kelas: 1-A2
Masyaallah, terimakasih atas ilmunya pak. Dari materi yang bapak paparkan bisa saya ambil kesimpulan bahwa puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, melainkan juga menahan diri dari perbuatan buruk dan menjaga hati dari sifat negatif. Ada tiga tingkatan puasa: shaumul 'awwam (puasa umum), shaumul khawas (puasa khusus), dan shaumul khawasul khawas (puasa tertinggi, dimana ruh hanya ingin bersama Allah). Jadi, puasa bukan hanya kewajiban syariat, tetapi juga suatu bentuk ibadah yang mendalam, mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual.
Nama : Nadia
BalasHapusNIM : F1071231052
Kelas : I-A1
Maa syaa Allah, jazakallahu khair atas ilmu yang sudah diberikan. Sangat bermanfaat. Kemudian dapat simpulkan bahwa ada 3 tingkatan puasa: shaumul 'awwam (puasa umum), shaumul khawas (puasa khusus), dan shaumul khawasul khawas (puasa tertinggi, dimana ruh hanya ingin bersama Allah).
Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya.
Nama : Marsa Vikia Hisan
BalasHapusNIM: F1071231032
Kelas : I-A3
Masya Allah terimakasih pak ilmunya. Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita manusia, puasa juga bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kita menjaga hawa nafsu.
Nama: Rizkina Saputri
BalasHapusNim: F1071231017
Kelas: I-A2
Allah memberikan kita anugerah yang mulia dalam bentuk berpuasa. Nabi telah menyatakan bahwa berpuasa memiliki manfaat kesehatan dengan mengatakan "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Penelitian selama berabad-abad juga telah membuktikan manfaat kesehatan dari puasa. Dalam konteks agama, terdapat keterkaitan antara puasa dengan kesehatan, seperti imsak yang menahan makanan sebagai istirahat bagi lambung. Bahkan, orang yang berpuasa juga diperintahkan untuk memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, sebagai bentuk penghormatan terhadap perintah Tuhan yang maha mulia. Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah.'" (Al An'am ayat 14).
Nama : Faiza Rahma Amanta
BalasHapusNIM : F1071231008
Kelas : I-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah Terimakasih bapak atas ilmunya. Kesadaran bahwa puasa berasal dari Allah dan kembali kepada Allah itulah hakikat puasa. Tingkatan puasa menunjukkan bahwa melibatkan hati dan pikiran dalam proses puasa akan mencapai tingkat ketauhidan yang tinggi dengan Allah.Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan tetap menjaga ketakwaan.
Nama: Rizki Cantika Febiola
BalasHapusNIM: F1071231015
Kelas: 1-A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Puasa adalah praktik ibadah yang melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku tertentu selama periode tertentu, terutama selama bulan Ramadan dalam agama Islam. Hakikat puasa melibatkan aspek spiritual, moral, dan sosial. Puasa membantu umat Muslim mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat disiplin diri, meningkatkan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung, serta membentuk karakter dan kesabaran.
Nama: Abdilah inggit puspitaningrum
BalasHapusNIM: F1072231005
Kelas: ppapk
HADIR
Masyaallah, terimakasih atas ilmunya yang bermanfaat ini pak, dari ilmu ini di dapatkan bahwa puasa memang bagus untuk kesehatan bagi orang yang melakukannya. Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan untuk tetap menjaga ketakwaan.
Nama : Nur Aisyah
BalasHapusNim: F1072231003
Kelas:1-PPAPK
Keterangan: Hadir
Masya Allah terimakasih pak ilmunya. Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita manusia, puasa juga bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kita menjaga hawa nafsu.
Nama : Anggia Putri Widi
BalasHapusNIM : F1071231011
Kelas : I-A2
Masya Allah terimakasih pak ilmunya. Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita manusia, puasa juga bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kita menjaga hawa nafsu.
Nama: Nira Nirmala
BalasHapusNim: F1071231044
Kelas: A1
MasyaAllah terimakasih pak atas ilmunya dan sangat bermanfaat sekali tentang berpuasa yang tidak hanya menahan rasa lapar dan haus tapi dengan berpuasa kita juga diajarkan tentang menjaga hawa nafsu.
Nama : Luthfi Fatchurrozi
BalasHapusNIM : 231131015
Program Studi : D-IV K3
Maa syaa Allah, jazakallahu khair atas ilmu yang sudah diberikan. Sangat bermanfaat. Kemudian dapat simpulkan bahwa ada 3 tingkatan puasa: shaumul 'awwam (puasa umum), shaumul khawas (puasa khusus), dan shaumul khawasul khawas (puasa tertinggi, dimana ruh hanya ingin bersama Allah).
Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya.
Nama : Muhammad Lutfi ariefalda
BalasHapusNIM : 231131027
Prodi : D-IV K3
MashaAllah Tabarakallah ilmu yang bapak sampaikan sangatlah bermanfaat, pentingnya puasa dalam kesehatan fisik dan rohani, serta hubungannya dengan taqwa dan keesaan Allah. Puasa tidak sekadar menahan lapar, tetapi juga mengendalikan nafsu dan memperkuat ketaqwaan. Dikemukakan bahwa puasa memiliki dampak jangka panjang, baik bagi yang taat berpuasa maupun yang tidak.Selagi kita mampu untuk melaksanakan puasa maka puasalah.
Nama : Dea Yusnita
BalasHapusNim: 231021004
Prodi: D4 sanitasi lingkungan
Alhamdulillah,terima kasih banyak pak ,di sini saya dapat lebih memahami tentang berpuasa dan yang saya tau puasa itu adalah Puasa Ramadan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadan yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari. Waktu pelaksanaan puasa Ramadan dimulai ketika Matahari terbit di waktu fajar hingga matahari terbenam. Prosesnya yaitu menahan diri dari kegiatan makan, minum dan kegiatan lain yang dapat membatalkan puasa. Terima kasih
Nama : Angelina
BalasHapusNim : 231011003
Prodi : D3 Sanitasi
assalamualaikum warahmatullahi pak, mohon izin untuk mengomentari blogspot yang bapak share
Sebagai mana yang sudah bapak jelas kan bahwa Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti. Dalam rangka Hadits Nabi Muhammad SAW semakin sering terdengar di mimbar - mimbar khutbah, ceramah, tausyiah, pengkajian, perguruan, pembacaan, pengajaran yaitu : Shumu tashihhu (berpuasalah kamu niscaya kamu sehat). Kesehatan pun saling mempengaruhi antara unsur rohani dan jasmani.
Makna puasa yang menyehatkan jasmani dan rohani. Kenapa orang tidak mau lapar ? Karena takut sakit, kenapa orang tidak mau haus ? Karena takut kehilangan cairan (dehidrasi). Lalu, kenapa Allah SWT menyuruh puasa ? Disinilah letak anomali (keganjilan) puasa, sewaktu Nabi mengatakan : "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Secara kesehatan berabad - abad telah diteliti bahwa puasa itu sehat.
Esensi puasa demikian pula seluruh taat, berasal dan berpulang kepada puasa dan taat Allah SWT, Allah SWT pancarkan nur Nya ke alam puasa dan ke alam taat hamba - hamba Nya. Demikian pula sumber shalat dan taqwa, dari dan kepada Allah SWT (minallah - ilallah), sebagaimana firman Tuhan yang maha agung : "Dan agar mereka mendirikan shalat serta bertaqwa kepada Nya. Dan Dialah Tuhan yang kepada Nya kamu semua akan dihimpun." (Al An'am ayat 72).
Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Bersama dengan Allah SWT hamba berpuasa, bersama dengan anugerah kesanggupan dari Allah SWT, hamba tunai puasa, puasa tunai karena Allah (lillah), sebab Allah SWT juga yang menerima puasa (ilallah). Hal ini nampak pada redaksi di awal : "ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumush shiyam." Ditutup dengan redaksi : "la 'allakum tattaqun." Awal perintah : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada mu berpuasa, artinya ; puasa dari Ku (Allah SWT), dan kepada Ku kembali puasa sebagai taqwa tujuan akhirnya (mudahan kamu bertaqw) kepada Allah SWT - la 'allakum tattaqun -. Bermakna, seluruh rangkaian puasa adalah keesaan perbuatan Allah SWT (Ash Shabur), keesaan nama Nya (Al Hayyu, Al Qadir, Al Muqtadir), keesaan sifat Nya yang menerima (qabul) puasa (Asy Syakur, Al Mujib).
sekian terimakasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh🙏🏻
Nama : Daifa Nabila
BalasHapusNIM : 231131008
Prodi : D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak sangat menarik dan informatif. Materi tersebut memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai ibadah yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan kesehatan.
Secara spiritual, puasa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menahan hawa nafsu dan lapar, kita dapat melatih diri untuk mengendalikan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Secara sosial, puasa mengajarkan kita untuk saling berbagi dengan sesama. Saat berpuasa, kita dianjurkan untuk memberikan makan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih peduli kepada sesama dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Secara kesehatan, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita. Puasa dapat membantu kita untuk menurunkan berat badan, menurunkan risiko penyakit kronis, dan meningkatkan fungsi otak.
Secara umum, materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu dosen sangat bermanfaat bagi para mahasiswa.
Secara keseluruhan, saya sangat mengapresiasi materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak. Materi tersebut sangat bermanfaat dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai ibadah yang lengkap dan menyeluruh.
Nama: Hanifah Azzahrah
BalasHapusNim: 231011009
Prodi: D3 sanitasi
MasyaAllah terimakasih atas ilmunya pak
Kesimpulannya, puasa dilakukan untuk menahan diri dengan cara mengekang diri dari berbagai macam tujuan serta keinginan. Puasa kerap diartikan sebagai kegiatan yang sangat berguna untuk menekan nafsu duniawi pada diri manusia.
Nama: Aura Khalisa Amelia
BalasHapusProdi :D4-K3
NIM :231131007
Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti. Ruh bekerja sebagai penggerak pertama yang bersumber dari asal maha sumber penggerak yaitu Allah SWT. Ketika Allah SWT telah mengilhamkan kepada jiwa untuk memilah dan memilih, berupaya dan berikhitiar, bahkan menentukan pilihan jahat atau baik .
Nama : Uray Muhammad Fadhil
BalasHapusNIM : 231131047
Prodi : D4 - K3
Masya Allah terimakasih atas ilmunya yang sangat bermanfaat. Dari bacaan diatas dapat kita ketahui puasa sangat baing untuk kesehatan.Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Dan dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu yaitu yang pertamaShaumul ‘awwam, Shaumul khawas, dan yang terakhir Shaumul khawasul khawas.
Nama:Satria Hadi Perdana Karteda
BalasHapusNim:231131043
Prodi:D4-K3
Puasa merupakan ibadah yang bersifat takhalli, yaitu menahan diri dari sesuatu yang diharamkan. Dalam hal ini, orang yang berpuasa menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Hakikat puasa yang bersifat takhalli ini mengandung makna yang sangat mendalam. Pertama, puasa mengajarkan kepada kita untuk mengendalikan hawa nafsu.
Nama : Annisa Lianti Fajri
BalasHapusNim : 231131006
Prodi : D4-K3
MasyaAllah terimakasih bapak atas materi yang telah bapak sampaikan mengenai puasa mempunyai dampak positif bagi kesehatan kita. Penelitian selama berabad-abad juga telah membuktikan manfaat kesehatan dari puasa. Dalam konteks agama, terdapat keterkaitan antara puasa dengan kesehatan, seperti imsak yang menahan makanan sebagai istirahat bagi lambung.
Nama:Ryan prasetia
BalasHapusNIM:231131040
Prodi:D4-K3
ruh telah berpuasa dari keinginan - keinginan yang selain Allah SWT, ruh yang berpuasa hanya ingin bermesra dengan Allah SWT (al unsu billah). Ruh yang berpuasa tidak lagi cinta kepada selain Allah SWT, ruh yang berpuasa hanya cinta kepada Allah SWT (mahabbatullah), ruh yang berpuasa tidak lagi rindu kepada makhluk, ruh yang berpuasa hanya rindu untuk bersama Allah SWT (asy syauqu billah), ruh yang berpuasa tidak lagi memperhatikan dengan makanan dan minuman saat berbuka, ruh yang berpuasa karena Allah SWT hanya memfokuskan diri memuji, mengingat (tasbih dan dzikir) dalam konsentrasi penuh dari, kepada dan bersama Allah SWT (al khusyu' ma'allah), ruh yang telah berpuasa karena Allah adalah senantiasa berdekatan dengan Allah SWT (al qurbu billah). Tidak hanya puasa, tapi seluruh ibadah jika telah bersama dengan Allah SWT, ibadah tersebut aman dari riya', ujub dan takabbur. Kedudukan ma'rifat tertinggi dalam setiap level, tangga dan kedudukan, saat mengetahui hamba yang sudah sangat berhajat kepada Allah SWT. Muhammadur Rasulullah, Muhammad urusan Allah SWT, Muhammad adalah guru kami, Muhammad pemimpin kami, shallu 'alannabi Muhammad, wa alihshahbih, wa shahbih, wa atba 'ih, wa ahli baitih. Allahumma shalli 'ala Ahmad ruhullah, allahumma shalli 'ala Muhammad rasulullah, allahumma shalli 'ala Al Mahdi khalifatika ya Ahad, ya Shamad.
Nama:Rahayu Puspitaningrum
BalasHapusNim:231131036
Prodi:D4-K3
Shumu tashihhu (berpuasalah kamu niscaya kamu sehat). Kesehatan pun saling mempengaruhi antara unsur rohani dan jasmani. Banyak sekali penyakit yang mulanya muncul dari penyakit rohani (ruh- ruhiyah jamak ; arwah). Sebab, ruh adalah sentra munculnya tindakan atau prilaku. Ruh bekerja sebagai penggerak pertama yang bersumber dari asal maha sumber penggerak yaitu Allah SWT. Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya.
Nama: Alif Hatorangan Pohan
BalasHapusNIM: 231131003
PRODI: D4-K3
Tujuan dalam beribadah sesungguhnya hanya untuk menggapai ridha Allah. Ketika dalam suatu perjalanan ibadahnya mendapat karomah, hal tersebut sebenarnya adalah ujian, jangan sampai terperdaya
Nama : vivi ulfa
BalasHapusNim : 231021030
Prodi : D4 kesehatan lingkungan
Puasa, Shaum atau Shiyam, pengertiannya secara etimologis adalah al-Imsaku Anis Syai’i, yaitu mengekang atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan istri, berbicara, dan sebagainya. Dalam pengertian selanjutnya, puasa adalah meninggalkan makan, minum, bercampur dengan istri, dan tidak berbicara.
Sufyan bin Uyainah menjelaskan: Puasa adalah melatih kesabaran sehingga seseorang bersikap sabar dan menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan sebagainya.
Dalam alquran di sebutkan Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Azzumar, 39:10).
NAMA: MIRNAWATI
BalasHapusNIM: 231011014
PRODI: D3 SANITASI
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
(Berpuasalah kamu niscaya kamu sehat)Adapun mereka yang tidak berpuasa di dunia, Allah SWT beri mereka makanan dari buah yang berduri, akarnya tumbuh dari dasar jurang neraka Jahannam, bentuk buahnya seperti kepala syaithan, tidak lah memakan buah yang berduri itu, kecuali semakin lapar, itulah orang yang menipu Allah SWT, Rasulullah SAW dan kaum muslimin.
Orang yang berpuasa terdiri dari tiga golongan yaitu:
1. Shaumul ‘awwam (Puasa orang kebanyakan merupakan puasa sekedar menahan makan dan minum dan hal - hal yang membatalkan puasa sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari, sesuai dengan syarat dan rukunnya)
2. Shaumul khawas (puasanya orang yang khusus, selain puasanya sah secara syara', juga bisa menjaga hatinya dari ghibah, fitnah, namimah (adu domba), menjaga mata dari memandang dengan syahwat, menjaga telinga dari mendengar perkataan yang sia - sia, perkataan yang tidak ada manfaatnya, perkataan yang tidak mendatangkan pahala, malah mendatangkan dosa, menjaga mulut dari berbicara yang sia - sia, menjaga tangan dari memukul, mencuri, menjaga kaki dari berjalan ke arah dosa.)
3. Shaumul khawasul khawas (Puasa tingkat tertinggi, puasa derajat pada nabi (jamak ; anbiya') dan para wali (jamak ; auliya'). Puasa yang berada di tingkat ruh. Bahwa ruh telah berpuasa dari keinginan - keinginan yang selain Allah SWT, ruh yang berpuasa hanya ingin bermesra dengan Allah SWT (al unsu billah).
Nama: TAUFIQUR RAIHAN
BalasHapusNim:231011022
Prodi:D3 sanitasi lingkungan
Allah memberikan kita anugerah yang mulia dalam bentuk berpuasa. Nabi telah menyatakan bahwa berpuasa memiliki manfaat kesehatan dengan mengatakan "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Penelitian selama berabad-abad juga telah membuktikan manfaat kesehatan dari puasa. Dalam konteks agama, terdapat keterkaitan antara puasa dengan kesehatan, seperti imsak yang menahan makanan sebagai istirahat bagi lambung. Bahkan, orang yang berpuasa juga diperintahkan untuk memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, sebagai bentuk penghormatan terhadap perintah Tuhan yang maha mulia. Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah.'" (Al An'am ayat 14).
Nama : Muhamad Alfin Sadewa
BalasHapusNim : 231011015
Prodi: D3 sanitasi
Masyaallah Terimakasih bapak atas ilmunya,Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT.Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu : 1. Shaumul ‘awwam,2. Shaumul khawas,3. Shaumul khawasul khawas.
Nama : Nabil Dharmawan
BalasHapusNIM : 231131029
Prodi : D4-K3
MashaAllah Tabarakallah ilmu yang bapak sampaikan sangatlah bermanfaat, pentingnya puasa dalam kesehatan fisik dan rohani, serta hubungannya dengan taqwa dan keesaan Allah. Puasa tidak sekadar menahan lapar, tetapi juga mengendalikan nafsu dan memperkuat ketaqwaan.
Puasa, Shaum atau Shiyam, pengertiannya secara etimologis adalah al-Imsaku Anis Syai’i, yaitu mengekang atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan istri, berbicara, dan sebagainya. Dalam pengertian selanjutnya, puasa adalah meninggalkan makan, minum, bercampur dengan istri, dan tidak berbicara.
Sufyan bin Uyainah menjelaskan: Puasa adalah melatih kesabaran sehingga seseorang bersikap sabar dan menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan sebagainya.
Dalam alquran di sebutkan Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Azzumar, 39:10).
Nama:Putri Nurhasanah
BalasHapusNim ;231021021
Prodi:D4 Sanitasi Lingkungan
Puasa memiliki makna yang mendalam, tidak hanya sebagai kewajiban syariat yang melibatkan menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai bentuk pengendalian diri dalam segala aspek kehidupan. Dalam dimensi rohani, puasa mengajarkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membersihkan hati dari sifat-sifat tercela.
Puasa memiliki tiga tingkatan mutu, dari yang umum hingga yang paling tinggi. Puasa yang tingkat pertama adalah menjalankan aturan syariat dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Tingkat kedua, puasa menjadi lebih khusus dengan menjaga hati dan perilaku dari tindakan tercela. Tingkat tertinggi adalah puasa yang dilakukan oleh nabi dan para wali, di mana ruh berpuasa dengan mencintai hanya Allah SWT, tidak lagi terikat pada keinginan dunia, dan fokus dalam ketaatan kepada-Nya.
Melalui puasa, seseorang dapat mencapai tingkat ma'rifat (pengetahuan yang mendalam) dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, keseluruhan perjalanan ini dimulai dengan pemahaman dan ketaatan terhadap syariat Islam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Rita Ananda Agustina
BalasHapusNIM : 231131051
Prodi : D4 - K3
Puasa memang merupakan ibadah yang disyariatkan dan memiliki dimensi spiritual yang mendalam, mengingatkan kita akan ketergantungan dan ketaatan kepada Allah SWT. Semoga puasa kita diterima sebagai bentuk taqwa dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Nama : Syarifah nafisya aini
BalasHapusNim : 231131045
Prodi : D4 - K3
MasyaAllah terimakasih bapak atas yang telah bapak bahwa puasa mempunyai dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan untuk menjalankan puasa dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Puasa adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Nama : Ridho Aliardi
BalasHapusNIM : 231131037
Program Studi : D4 - K3
Mata Kuliah : Agama Islam
Puasa dalam agama Islam adalah bentuk ibadah yang melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku tertentu dari fajar hingga matahari terbenam selama bulan Ramadan. Ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan diri fisik, tetapi juga memperkuat disiplin diri, meningkatkan kesadaran spiritual, dan mendekatkan diri kepada Allah. Hakikatnya adalah pengendalian diri dan peningkatan spiritualitas melalui ketaatan kepada ajaran agama.
nama : muhammad ariya
BalasHapusprodi : sater k3
nim : 231131022
Dalam rangka Hadits Nabi Muhammad SAW semakin sering terdengar di mimbar - mimbar khutbah, ceramah, tausyiah, pengkajian, perguruan, pembacaan, pengajaran yaitu : Shumu tashihhu (berpuasalah kamu niscaya kamu sehat). Kesehatan pun saling mempengaruhi antara unsur rohani dan jasmani. Banyak sekali penyakit yang mulanya muncul dari penyakit rohani (ruh- ruhiyah jamak ; arwah). Sebab, ruh adalah sentra munculnya tindakan atau prilaku. Ruh bekerja sebagai penggerak pertama yang bersumber dari asal maha sumber penggerak yaitu Allah SWT. Ketika Allah SWT telah mengilhamkan (memberi tahu) kepada jiwa (ruh) untuk memilah dan memilih, berupaya dan berikhitiar, bahkan menentukan pilihan jahat (fujur) atau baik (taqwa). Dalam hal ini, Allah SWT mewahyukan : Dan Aku mengilhamkan kepada jiwa tentang keburukannya (jiwa) dan (bersamanya ; Aku mengilhamkan kepada jiwa) tentang tentang taqwanya (jiwa) (Asy Syamsi ayat 7)
Dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu :
1. Shaumul ‘awwam
2. Shaumul khawas
3. Shaumul khawasul khawas
Nama: Putri Khairunissa
BalasHapusNim:231021020
prodi:D4 sanitasi lingkungan
Puasa adalah praktik ibadah yang melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku tertentu selama periode tertentu, terutama selama bulan Ramadan dalam agama Islam. Hakikat puasa melibatkan aspek spiritual, moral, dan sosial. Puasa membantu umat Muslim mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat disiplin diri, meningkatkan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung, serta membentuk karakter dan kesabaran.
Masyaallah Terimakasih bapak atas ilmunya,Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT.Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu : 1. Shaumul ‘awwam,2. Shaumul khawas,3. Shaumul khawasul khawas.
BalasHapusNama: Shulistia
BalasHapusNim: 230121027
Prodi: D4 Sanitasi lingkungan
Puasa merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadan yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari. Waktu pelaksanaan puasa Ramadan dimulai ketika Matahari terbit di waktu fajar hingga matahari terbenam. Prosesnya yaitu menahan diri dari kegiatan makan, minum dan kegiatan lain yang dapat membatalkan puasa. puasa juga praktik ibadah yang melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku tertentu selama periode tertentu, terutama selama bulan Ramadan dalam agama Islam. Hakikat puasa melibatkan aspek spiritual, moral, dan sosial. Puasa membantu umat Muslim mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat disiplin diri, meningkatkan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung, serta membentuk karakter dan kesabaran.
Nur Lutfi Amalia
BalasHapus231131033
D4 K3
Masya Allah terimakasih pak telah membagikan ilmu yang sangat bermanfaat ini. Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari nafsu dan tetap menjaga ketakwaan.
NAMA : MUHAMMAD RIZAL
BalasHapusNIM. : 231011017
PRODI : D3 Sanitasi
assalamualaikum warahmatullahi pak, mohon izin untuk mengomentari blogspot yang bapak share
Sebagai mana yang sudah bapak jelas kan bahwa Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti. Dalam rangka Hadits Nabi Muhammad SAW semakin sering terdengar di mimbar - mimbar khutbah, ceramah, tausyiah, pengkajian, perguruan, pembacaan, pengajaran yaitu : Shumu tashihhu (berpuasalah kamu niscaya kamu sehat). Kesehatan pun saling mempengaruhi antara unsur rohani dan jasmani.
Makna puasa yang menyehatkan jasmani dan rohani. Kenapa orang tidak mau lapar ? Karena takut sakit, kenapa orang tidak mau haus ? Karena takut kehilangan cairan (dehidrasi). Lalu, kenapa Allah SWT menyuruh puasa ? Disinilah letak anomali (keganjilan) puasa, sewaktu Nabi mengatakan : "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Secara kesehatan berabad - abad telah diteliti bahwa puasa itu sehat.
Esensi puasa demikian pula seluruh taat, berasal dan berpulang kepada puasa dan taat Allah SWT, Allah SWT pancarkan nur Nya ke alam puasa dan ke alam taat hamba - hamba Nya. Demikian pula sumber shalat dan taqwa, dari dan kepada Allah SWT (minallah - ilallah), sebagaimana firman Tuhan yang maha agung : "Dan agar mereka mendirikan shalat serta bertaqwa kepada Nya. Dan Dialah Tuhan yang kepada Nya kamu semua akan dihimpun." (Al An'am ayat 72).
Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Bersama dengan Allah SWT hamba berpuasa, bersama dengan anugerah kesanggupan dari Allah SWT, hamba tunai puasa, puasa tunai karena Allah (lillah), sebab Allah SWT juga yang menerima puasa (ilallah). Hal ini nampak pada redaksi di awal : "ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumush shiyam." Ditutup dengan redaksi : "la 'allakum tattaqun." Awal perintah : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada mu berpuasa, artinya ; puasa dari Ku (Allah SWT), dan kepada Ku kembali puasa sebagai taqwa tujuan akhirnya (mudahan kamu bertaqw) kepada Allah SWT - la 'allakum tattaqun -. Bermakna, seluruh rangkaian puasa adalah keesaan perbuatan Allah SWT (Ash Shabur), keesaan nama Nya (Al Hayyu, Al Qadir, Al Muqtadir), keesaan sifat Nya yang menerima (qabul) puasa (Asy Syakur, Al Mujib).
sekian terimakasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh🙏🏻
Nama : Salgiarani Azzahra
BalasHapusNim : 231011020
Prodi : D3 Sanitasi Lingkungan
Allah memberikan kita anugerah yang mulia dalam bentuk berpuasa. Nabi telah menyatakan bahwa berpuasa memiliki manfaat kesehatan dengan mengatakan "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Penelitian selama berabad-abad juga telah membuktikan manfaat kesehatan dari puasa. Dalam konteks agama, terdapat keterkaitan antara puasa dengan kesehatan, seperti imsak yang menahan makanan sebagai istirahat bagi lambung. Bahkan, orang yang berpuasa juga diperintahkan untuk memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, sebagai bentuk penghormatan terhadap perintah Tuhan yang maha mulia. Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah.'" (Al An'am ayat 14).
Nama : Feri Dwiyansyah
BalasHapusNim : 231011007
Prodi : D3 Sanitasi
Materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak sangat menarik dan informatif. Materi tersebut memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai ibadah yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan kesehatan.
Secara spiritual, puasa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menahan hawa nafsu dan lapar, kita dapat melatih diri untuk mengendalikan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Secara sosial, puasa mengajarkan kita untuk saling berbagi dengan sesama. Saat berpuasa, kita dianjurkan untuk memberikan makan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih peduli kepada sesama dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Secara kesehatan, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita. Puasa dapat membantu kita untuk menurunkan berat badan, menurunkan risiko penyakit kronis, dan meningkatkan fungsi otak.
Secara umum, materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu dosen sangat bermanfaat bagi para mahasiswa.
Secara keseluruhan, saya sangat mengapresiasi materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak. Materi tersebut sangat bermanfaat dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai ibadah yang lengkap dan menyeluruh.
nama : shabila aisy
BalasHapusnim : 231011021
prodi : d3 sanitasi lingkungan
berpuasa mengaruhi kesehatan jasmani maupun rohani, Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Dan dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu yaitu yang pertamaShaumul ‘awwam, Shaumul khawas, dan yang terakhir Shaumul khawasul khawas
NAMA : SANDIA WIPITRI
BalasHapusNIM. : 231131042
PRODI : D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Rukun Islam adalah lima dasar ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Rukun Islam lainnya adalah syahadat, salat, zakat, dan haji.
Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib yang dilaksanakan oleh umat Islam setiap tahunnya pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah. Puasa Ramadhan dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari selama 29 atau 30 hari.
Puasa memiliki banyak manfaat, baik bagi kesehatan fisik maupun spiritual. Bagi kesehatan fisik, puasa dapat membantu menurunkan berat badan, mengontrol kadar gula darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung. Bagi kesehatan spiritual, puasa dapat membantu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan kepekaan sosial.
Nama : Muhammad Arsat
BalasHapusNim : 231131023
Matkul: Agama islam
Berpuasa merupakan metode Islam dalam rukunnya untuk memberikan kekuatan kepada manusia untuk berbuat mulia dengan pendidikannya, berkepedulian social yang tinggi dan peka dalam menghubungkan setiap ibadah dengan kecintaannya kepada Allah Swt. Berpuasa juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum ummat Nabi Muhammad Saw.
Magneta Meisya Ricimena
BalasHapus231131016
D4-K3
Puasa adalah praktik keagamaan atau spiritual yang melibatkan menahan diri dari makanan, minuman, dan beberapa kegiatan tertentu selama periode tertentu. Praktik puasa memiliki signifikansi besar dalam berbagai tradisi keagamaan, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Berikut adalah beberapa kesimpulan umum tentang materi puasa:
Aspek Keagamaan: Puasa sering kali dihubungkan dengan aspek keagamaan, di mana umat mengamalkannya sebagai bentuk ibadah, pengorbanan, atau pendekatan spiritual. Dalam beberapa tradisi, puasa juga dapat dianggap sebagai cara untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Kendali Diri dan Kesabaran: Praktik menahan diri dari makanan dan minuman selama puasa memerlukan tingkat kendali diri dan kesabaran yang tinggi. Ini dapat menjadi pelajaran penting dalam pengendalian diri, memahami kebutuhan diri, dan mengatasi dorongan-dorongan instan.
Solidaritas dan Kepedulian Sosial: Beberapa praktik puasa, seperti puasa Ramadan dalam Islam, juga mencakup elemen solidaritas sosial dan kepedulian terhadap mereka yang kurang beruntung. Selama periode puasa, umat didorong untuk lebih memahami penderitaan orang lain dan berkontribusi pada amal.
Pembersihan Fisik dan Psikis: Puasa juga dapat dianggap sebagai cara untuk membersihkan tubuh dan pikiran. Beberapa orang meyakini bahwa puasa dapat membantu membersihkan racun dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Peringatan dan Refleksi: Puasa dapat menjadi waktu untuk merenung dan memikirkan nilai-nilai hidup, kebijaksanaan, dan tujuan hidup. Ini dapat membantu individu untuk menghargai nikmat-nikmat kehidupan, meningkatkan kesadaran diri, dan mengarahkan perubahan positif dalam perilaku dan sikap.
Pelatihan Rasa Sympathy dan Empathy: Dengan merasakan lapar dan kehausan selama puasa, seseorang dapat mengembangkan rasa simpati dan empati terhadap mereka yang mengalami kondisi tersebut secara terus-menerus. Hal ini dapat menginspirasi tindakan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.
Tradisi dan Kebudayaan: Puasa sering kali memiliki nilai-nilai tradisional dan budaya yang mendalam dalam suatu masyarakat. Ini dapat memperkaya warisan budaya dan memperkuat identitas kelompok atau komunitas.
Kesimpulan ini dapat bervariasi tergantung pada konteks keagamaan, budaya, dan individualitas. Sementara bagi beberapa orang puasa adalah bentuk ibadah yang mendalam, bagi yang lain, itu mungkin lebih merupakan pengalaman pribadi untuk pertumbuhan dan pemahaman diri.
NAMA : Fitria Ningsih
BalasHapusNIM. : 231011008
PRODI : D3 sanitasi
Puasa memiliki banyak makna dan manfaat, baik dari segu spiritual maupun kesehatan. Secara spiritual, puasa dapar memperkuar disiplin diri, meningkatkan kesabaran, dan mendekatkan diri pada tihan. Dari segi kesehatan, puasa dapat memberi istirahat pada tubuh, membersihkan sistem pencernaan, dan memiliki potensi manfaat untuk berbagi kondiri kesehatan. Kesimpulannya, puasa bukan hanya sekedar kewajiban agama, tetapi juga praktik yang dapat memberikan dampak positif pada kehidupan secara menyentuh.
Nama : Muhammad Dendra Arifin
BalasHapusNIM : 231011016
Prodi : D3 Sanitasi
puasa adalah cara kita untuk selalu ingat kepada allah SWT, karna semua nya adalah milik allah baik makanan, minuman, harta, maupun jabatan. dalam surah ( al - Baqarah : 183 ) "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa", dari sini kita tau bahwa puasa di wajibkan bagi kita yang beriman ke pada allah SWT.
Nama : NURLIA KARMILA
BalasHapusNIM : 231021019
PRODI :D4 SANITASI LINGKUNGAN
Hikmah ibadah diantaranya adalah tidak syirik, memiliki ketakwaan, terhindar dari kemaksiatan, berjiwa sosial, tidak kikir, terkabul doa-doanya, memiliki kejujuran, berhati iklas, memiliki kedisiplinan, sehat jasmani dan rohani.
Semua ibadah dalam Islam berkaitan erat dengan hubungan sosial atau hubungan dengan sesama manusia Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah muamalah atau hubungan antara seorang muslim dengan lingkungan sekitarnya.
NAMA: Regina Purwandini Rahardjo
BalasHapusNIM: 231011019
Prodi: D3 Sanitasi
MasyaAllah terimakasih bapak atas yang telah bapak sampaikan bahwa puasa mempunyai dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Kesadaran bahwa puasa berasal dari Allah dan kembali kepada Allah itulah hakikat puasa. Tingkatan puasa menunjukkan bahwa melibatkan hati dan pikiran dalam proses puasa akan mencapai tingkat ketauhidan yang tinggi dengan Allah. Dengan demikian, puasa bukan sekadar ritual, melainkan perjalanan spiritual yang mendalam dan penuh makna.
Nama : Dezka Amalvi Fahriza
BalasHapusNim : 231011006
Prodi : D3 Sanitasi
Dapat disimpulkan bahwa puasa membuat kita sehat dikarenakan pemecahan lemak di dalam tubuh sebagai sumber energi akan sangat bermafaat di dalam penurunan berat badan. Makna shaum sama dengan imsak. Imsakiyah Ramadhan adalah waktu imsak hingga terbenam matahari (maghrib). Dalam mengenali puasa, al imam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali (seorang waliyullah - pengarang kitab Ihya Ulumuddin) menyatakan kelas - kelas orang yang berpuasa dengan tiga kelas mutu :
1. Shaumul ‘awwam.
2. Shaumul khawas.
3. Shaumul khawasul khawas.
Nama : Najmi assyifa awalunnisa
BalasHapusNim : 231021017
Prodi : D4 Sanitasi lingkungan
Allah memberikan kita anugerah yang mulia dalam bentuk berpuasa. Nabi telah menyatakan bahwa berpuasa memiliki manfaat kesehatan dengan mengatakan "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Penelitian selama berabad-abad juga telah membuktikan manfaat kesehatan dari puasa. Dalam konteks agama, terdapat keterkaitan antara puasa dengan kesehatan, seperti imsak yang menahan makanan sebagai istirahat bagi lambung. Bahkan, orang yang berpuasa juga diperintahkan untuk memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, sebagai bentuk penghormatan terhadap perintah Tuhan yang maha mulia. Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah.'" (Al An'am ayat 14).
Nama : Maulana Fadil Ilham
BalasHapusNIM : 231131019
Prodi : D4 K3
puasa adalah cara kita untuk selalu ingat kepada allah SWT, karna semua nya adalah milik allah baik makanan, minuman, harta, maupun jabatan. dalam surah ( al - Baqarah : 183 ) "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa", dari sini kita tau bahwa puasa di wajibkan bagi kita yang beriman ke pada allah SWT.
Nama : Sabina Dira Zelita
BalasHapusNim : 231021025
prodi: D4 Sanitasi Lingkungan
Makna puasa yang menyehatkan jasmani dan rohani. Kenapa orang tidak mau lapar ? Karena takut sakit, kenapa orang tidak mau haus ? Karena takut kehilangan cairan (dehidrasi). Lalu, kenapa Allah SWT menyuruh puasa ? Disinilah letak anomali (keganjilan) puasa, sewaktu Nabi mengatakan : "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Secara kesehatan berabad - abad telah diteliti bahwa puasa itu sehat. Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Bahkan, orang - orang yang berpuasa disuruh memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, dengan firman Tuhan yang maha mulia : Katakanlah (Muhammad), "Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan ?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali - kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah." (Al An'am ayat 14).
Nama : wanda rahmadhia
BalasHapusNIM : 231131048
Prodi : D4-K3
Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti. Ruh bekerja sebagai penggerak pertama yang bersumber dari asal maha sumber penggerak yaitu Allah SWT. Ketika Allah SWT telah mengilhamkan kepada jiwa untuk memilah dan memilih, berupaya dan berikhitiar, bahkan menentukan pilihan jahat atau baik .
Nama : Muhammad Nabil khairullah
BalasHapusNim : 231131028
Prodi : D4-K3
MasyaAllah terimakasih bapak atas yang telah bapak sampaikan bahwa puasa mempunyai dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Kesadaran bahwa puasa berasal dari Allah dan kembali kepada Allah itulah hakikat puasa. Tingkatan puasa menunjukkan bahwa melibatkan hati dan pikiran dalam proses puasa akan mencapai tingkat ketauhidan yang tinggi dengan Allah. Dengan demikian, puasa bukan sekadar ritual, melainkan perjalanan spiritual yang mendalam dan penuh makna.
Nama : Atika Fazira
BalasHapusNim : 231021002
Prodi : D-IV Sanitasi Lingkungan
Puasa adalah melatih kesabaran sehingga seseorang bersikap sabar dan menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan sebagainya. Dalam alquran di sebutkan Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”.
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab mendapatkan ampunan dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat.
Nama: Mifthahul Adnin
BalasHapusNim:231131020
prodi: d4k3
Masyaallah Tabarakallah, terima kasih bapak, sungguh ilmu yang sangat bermanfaat.
Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti. Banyak sekali penyakit yang mulanya muncul dari penyakit rohani . Sebab, ruh adalah sentra munculnya tindakan atau prilaku. Ruh bekerja sebagai penggerak pertama yang bersumber dari asal maha sumber penggerak yaitu Allah SWT.
BalasHapusKetika Allah SWT telah mengilhamkan kepada jiwa untuk memilah dan memilih, berupaya dan berikhitiar, bahkan menentukan pilihan jahat atau baik . Fujur dan taqwa adalah jalan ruh kembali kepada Pemilik. Mereka yang taat menunaikan puasa, akan Allah SWT beri makanan dan minuman yang enak karena mereka telah berpuasa pada masa - masa dahulu sewaktu di dunia. Adapun mereka yang tidak berpuasa di dunia, Allah SWT beri mereka makanan dari buah yang berduri, akarnya tumbuh dari dasar jurang neraka Jahannam, bentuk buahnya seperti kepala syaithan, tidak lah memakan buah yang berduri itu, kecuali semakin lapar, itulah orang yang menipu Allah SWT, Rasulullah SAW dan kaum muslimin.
Nama : Shabina Lufia Nissa
BalasHapusNim : 231131044
Prodi : D4-K3
Penelitian tentang puasa dan kesehatan sudah sejak lama diteliti. Banyak sekali penyakit yang mulanya muncul dari penyakit rohani . Mereka yang taat menunaikan puasa, akan Allah SWT beri makanan dan minuman yang enak karena mereka telah berpuasa pada masa - masa dahulu sewaktu di dunia. Maha baik inilah yang membentangkan daratan yang terhampar dan mengalirkan lautan yang terluas sebagai bentuk kesayangan Nya kepada manusia . Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah disebutkan , kemudian kepada Dia kamu dikembalikan, kemudian Dia memberitakan apa - apa yang kamu kerjakan.
Nama: Salsabillah Azzahra
BalasHapusNIM: 231021026
Prodi: D4 Sanitasi Lingkungan
Puasa mengajarkan kesabaran, menahan diri dari makan dan minum sebagai bentuk ibadah. Puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga melibatkan kontrol diri terhadap sifat-sifat buruk dan meningkatkan keimanan. Allah memberikan pahala makanan yang lezat bagi yang berpuasa dan makanan berduri bagi yang tidak berpuasa.
Puasa memiliki efek jangka panjang, mengajarkan kepuasan atas anugerah Allah dan menghindarkan dari sifat rakus dan tamak. Kehidupan di alam qubur dipengaruhi oleh puasa, dan orang yang tidak berpuasa akan mengalami siksa kelaparan dan kehausan.
Makna shaum (puasa) sejalan dengan imsak (menahan makan), menciptakan waktu yang mendekatkan hamba kepada Allah. Sufi sering memanggil Allah dengan nama-nama indah-Nya, mengakui keesaan-Nya dalam perbuatan, nama, dan sifat-Nya.
Dalam Islam, pseudo ibadah dihitung dan ditimbang di hari kiamat. Keikhlasan dalam beribadah ditekankan, dan Allah menunjukkan ciri-ciri mereka yang beribadah dusta.
Esensi puasa mencakup kesehatan jasmani dan rohani. Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melibatkan kesadaran akan Allah sebagai pemberi makan dan puasa.
Nama Maisya Indah Taqwini
BalasHapusNim 231011013
Prodi D3 sanitasi
Puasa tingkat tertinggi, puasa derajat pada nabi (jamak ; anbiya') dan para wali (jamak ; auliya'). Puasa yang berada di tingkat ruh. Bahwa ruh telah berpuasa dari keinginan - keinginan yang selain Allah SWT, ruh yang berpuasa hanya ingin bermesra dengan Allah SWT (al unsu billah). Ruh yang berpuasa tidak lagi cinta kepada selain Allah SWT, ruh yang berpuasa hanya cinta kepada Allah SWT (mahabbatullah), ruh yang berpuasa tidak lagi rindu kepada makhluk, ruh yang berpuasa hanya rindu untuk bersama Allah SWT (asy syauqu billah), ruh yang berpuasa tidak lagi memperhatikan dengan makanan dan minuman saat berbuka, ruh yang berpuasa karena Allah SWT hanya memfokuskan diri memuji, mengingat (tasbih dan dzikir) dalam konsentrasi penuh dari, kepada dan bersama Allah SWT (al khusyu' ma'allah), ruh yang telah berpuasa karena Allah adalah senantiasa berdekatan dengan Allah SWT (al qurbu billah). Tidak hanya puasa, tapi seluruh ibadah jika telah bersama dengan Allah SWT, ibadah tersebut aman dari riya', ujub dan takabbur. Tiada aku yang riya', tidak ada yang ujub, tidak ada aku yang sombong sebagian dari ciri ibadah taat yang diterima (qabul).
Titian yang dilalui adalah syariat, thariqat, hakikat, ma'rifat. Kedudukan ma'rifat tertinggi dalam setiap level, tangga dan kedudukan, saat mengetahui hamba yang sudah sangat berhajat kepada Allah SWT. Hamba yang bersumpah, bersaksi : La ilaha illallah : La nafi 'a, la dharra, la muidzza, la mudzilla, la mu'thiya, la mani'a illallah artinya : Tiada Tuhan selain Allah, tidak ada yang memberikan manfaat, tidak ada yang memberikan mudharat, tidak ada yang memuliakan, tidak ada yang menghinakan, tidak ada yang memberi, tidak ada yang menahan, kecuali Allah.
NAMA HENDRI HERYADI
BalasHapus(231131012)
MAKUL AGAMA ISLAM
PRODI SARJANA TERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Ibadah puasa memiliki makna spiritual dan disiplin diri. Selain menjaga ketaatan kepada Tuhan, puasa juga mengajarkan kesabaran, keikhlasan, dan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung.
Puasa dalam Islam memiliki beberapa aspek penting. Pertama, puasa mengajarkan pengendalian diri dan disiplin, memperkuat ketahanan mental dan spiritual. Kedua, sebagai bentuk ibadah, puasa memperdalam hubungan individu dengan Allah, meningkatkan kesadaran spiritual, dan memperbaiki akhlak. Ketiga, puasa memupuk rasa empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung, meningkatkan solidaritas sosial, dan membangun kepedulian terhadap sesama. Secara keseluruhan, hakikat puasa mencakup aspek ketaatan, pembentukan karakter, dan penguatan ikatan sosial dalam ajaran Islam.
Meskipun puasa secara khusus adalah praktik keagamaan dalam Islam, prinsip-prinsipnya, seperti pengendalian diri, disiplin, dan empati, memiliki relevansi universal dan dapat diapresiasi oleh anggota agama lain. Praktik berpuasa dapat memperkaya kehidupan rohaniah, memperkuat tekad untuk mengatasi godaan, dan memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai spiritual. Oleh karena itu, meskipun konteks ibadah puasa dapat berbeda, hikmah yang mendasarinya dapat merentang melampaui batas agama tertentu.
NAMA : ABI ZAR
BalasHapusNIM : 231131001
PRODI : D4 - K3
Hakikat puasa adalah upaya spiritual dan moral untuk menahan diri dari kebutuhan fisik, seperti makan dan minum, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan, memperkuat disiplin diri, dan mengembangkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Puasa juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, pembersihan spiritual, dan ujian kesungguhan dalam menjalankan kewajiban agama.
NAMA:RIZKY IRVIAN MAULANA
BalasHapusNIM:231021023
JURUSAN:D IV SERJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
Studi puasa
Studi puasa adalah penelitian yang dilakukan untuk mengkaji puasa dari berbagai aspek, seperti aspek teologis, fikih, medis, dan sosial. Studi puasa bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang puasa, serta untuk mengembangkan penelitian tentang puasa.
Beberapa hasil studi puasa
Berikut adalah beberapa hasil studi puasa yang telah dilakukan:
Puasa dapat bermanfaat untuk kesehatan jasmani, seperti menurunkan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan fungsi otak.
Puasa dapat bermanfaat untuk kesehatan rohani, seperti meningkatkan ketakwaan,mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan empati terhadap sesama.
Puasa dapat bermanfaat untuk meningkatkan interaksi sosial, seperti meningkatkan solidaritas dan toleransi antarumat beragama.
Kesimpulan
Puasa merupakan ibadah wajib yang memiliki banyak hikmah dan manfaat. Studi puasa terus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang puasa, serta untuk mengembangkan penelitian tentang puasa.
Nama: Adelia Sannisa Putri Hidayah
BalasHapusNim : 231021001
Prodi : D4 Sanitasi Lingkungan
Puasa, puasa bernilai tinggi di hadapan Allah SWT sewaktu bersama Allah SWT (ma'iyyatullah). Maksudnya, puasa yang disuruh - disyariatkan oleh Allah SWT (masyru') dan kepada Allah SWT puasa itu kembali. Bersama dengan Allah SWT hamba berpuasa, bersama dengan anugerah kesanggupan dari Allah SWT, hamba tunai puasa, puasa tunai karena Allah (lillah), sebab Allah SWT juga yang menerima puasa (ilallah).
Nama : Andrean Tiardi
BalasHapusNIM : 231011002
Prodi : D3 Sanitasi
Masyaallah, terimakasih atas ilmunya pak. Dari materi yang bapak paparkan bisa saya ambil kesimpulan bahwa puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, melainkan juga menahan diri dari perbuatan buruk dan menjaga hati dari sifat negatif. Jadi, puasa bukan hanya kewajiban syariat, tetapi juga suatu bentuk ibadah yang mendalam, mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual.
Nama : Nuzul izhar
BalasHapusNim : 231131034
Prodi : D4-k3
Memahami diri sendiri dan tujuan Anda sebagai bentuk doa kepada Allah SWT sungguh mendalam. Puasa bukan hanya sekedar kondisi fisik, tetapi juga memiliki komponen spiritual yang memperkuat ikatan antara hamba dengan Tuhannya. Saya berdoa agar puasa yang penuh kesadaran dapat membawa keberkahan dan merendahkan diri Anda di hadapan Allah SWT.
Nama : Ridwan Nashir
BalasHapusNIM : 231131038
Prodi : D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak sangat menarik dan informatif. Materi tersebut memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai ibadah yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan kesehatan.
Secara spiritual, puasa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menahan hawa nafsu dan lapar, kita dapat melatih diri untuk mengendalikan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Secara sosial, puasa mengajarkan kita untuk saling berbagi dengan sesama. Saat berpuasa, kita dianjurkan untuk memberikan makan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih peduli kepada sesama dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Secara kesehatan, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita. Puasa dapat membantu kita untuk menurunkan berat badan, menurunkan risiko penyakit kronis, dan meningkatkan fungsi otak.
Secara umum, materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu dosen sangat bermanfaat bagi para mahasiswa.
Secara keseluruhan, saya sangat mengapresiasi materi hakikat ibadah studi puasa yang disampaikan oleh Bapak. Materi tersebut sangat bermanfaat dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai ibadah yang lengkap dan menyeluruh.
Lino maya lestari
BalasHapus231011012
D3 sanitasi
Puasa adalah praktik keagamaan atau spiritual yang melibatkan menahan diri dari makanan, minuman, dan beberapa kegiatan tertentu selama periode tertentu. Praktik puasa memiliki signifikansi besar dalam berbagai tradisi keagamaan, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Berikut adalah beberapa kesimpulan umum tentang materi puasa:
Aspek Keagamaan: Puasa sering kali dihubungkan dengan aspek keagamaan, di mana umat mengamalkannya sebagai bentuk ibadah, pengorbanan, atau pendekatan spiritual. Dalam beberapa tradisi, puasa juga dapat dianggap sebagai cara untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Kendali Diri dan Kesabaran: Praktik menahan diri dari makanan dan minuman selama puasa memerlukan tingkat kendali diri dan kesabaran yang tinggi. Ini dapat menjadi pelajaran penting dalam pengendalian diri, memahami kebutuhan diri, dan mengatasi dorongan-dorongan instan.
Solidaritas dan Kepedulian Sosial: Beberapa praktik puasa, seperti puasa Ramadan dalam Islam, juga mencakup elemen solidaritas sosial dan kepedulian terhadap mereka yang kurang beruntung. Selama periode puasa, umat didorong untuk lebih memahami penderitaan orang lain dan berkontribusi pada amal.
Pembersihan Fisik dan Psikis: Puasa juga dapat dianggap sebagai cara untuk membersihkan tubuh dan pikiran. Beberapa orang meyakini bahwa puasa dapat membantu membersihkan racun dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Peringatan dan Refleksi: Puasa dapat menjadi waktu untuk merenung dan memikirkan nilai-nilai hidup, kebijaksanaan, dan tujuan hidup. Ini dapat membantu individu untuk menghargai nikmat-nikmat kehidupan, meningkatkan kesadaran diri, dan mengarahkan perubahan positif dalam perilaku dan sikap.
Pelatihan Rasa Sympathy dan Empathy: Dengan merasakan lapar dan kehausan selama puasa, seseorang dapat mengembangkan rasa simpati dan empati terhadap mereka yang mengalami kondisi tersebut secara terus-menerus. Hal ini dapat menginspirasi tindakan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.
Tradisi dan Kebudayaan: Puasa sering kali memiliki nilai-nilai tradisional dan budaya yang mendalam dalam suatu masyarakat. Ini dapat memperkaya warisan budaya dan memperkuat identitas kelompok atau komunitas.
Kesimpulan ini dapat bervariasi tergantung pada konteks keagamaan, budaya, dan individualitas. Sementara bagi beberapa orang puasa adalah bentuk ibadah yang mendalam, bagi yang lain, itu mungkin lebih merupakan pengalaman pribadi untuk pertumbuhan dan pemahaman diri.
Nama: Eldivadara Zain
BalasHapusNIM: 231131010
Prodi: D4- K3
Puasa memiliki makna dan hikmah yang mendalam bagi umat Muslim. Selain sebagai ibadah kepada Allah, puasa juga memiliki tujuan untuk meningkatkan disiplin diri, etos kerja, dan keseimbangan dalam kehidupan. Puasa juga mengajarkan tentang arti bersyukur, solidaritas, kepedulian sosial, serta melatih disiplin diri dan kekuatan fisik. Selain itu, puasa juga memiliki hikmah seperti menggapai ketakwaan, mensyukuri nikmat, melatih kesabaran, dan menyempitkan jalan peredaran setan dalam darah manusia. puasa tidak hanya merupakan kewajiban ibadah, tetapi juga memiliki manfaat yang mendalam bagi kehidupan spiritual dan sosial umat Muslim.
NAMA: SABRINA YEWANDA PUTRI
BalasHapusNIM : 231131041
PRODI D4 K3
Masyaallah sungguh mulia Allah memberikan kita nimat yaitu berpuasa. sewaktu Nabi mengatakan : "Shumu tashihhu" (Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat). Secara kesehatan berabad - abad telah diteliti bahwa puasa itu sehat. Dalam bahasa agama, ada hubungan antara shaum dengan shihhah (puasa - sehat), imsak dengan istirahah (menahan makan - mengistirahatkan kerja lambung ; masa istirahat sebulan dalam setahun). Bahkan, orang - orang yang berpuasa disuruh memberi makanan dan minuman kepada orang yang berpuasa, dengan firman Tuhan yang maha mulia : Katakanlah (Muhammad), "Apakah aku akan menjadikan pelindung (wali) selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan ?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan janganlah kamu sekali - kali menjadi orang yang musyrik - mempersekutukan Allah." (Al An'am ayat 14).
Nama : Javianty Chelavica
BalasHapusNim : 231021014
Hakikat Ibadah ( Studi Haji)
Fujur dan taqwa adalah jalan ruh kembali kepada Pemilik. Jika pilihan yang ditempuh oleh ruh selama hidup di dunia adalah jalan taqwa (taqwaha) ; sungguh telah beruntunglah dia, jannah (surga) tempat kembali (makwa) bagi ruh. Tetapi apabila pilihan yang ditempuh oleh ruh selama hidup di dunia adalah jalan fujur (fujuraha) ; sungguh telah merugilah dia, jahim (neraka) tempat kembali (makwa) bagi ruh.
Ternyata, dampak buruk berkelanjutan bagi orang yang tidak berpuasa, tidak hanya sebatas di dunia saja, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak kepada dunia, tamak terhadap barang orang lain adalah sifat tamak yang tercela, tidak puas (kufur) terhadap Allah SWT dengan menilai rendah pemberian Nya, dengan menganggap murah anugerah Nya.
Makna shaum sama dengan imsak. Imsakiyah Ramadhan adalah waktu imsak hingga terbenam matahari (maghrib), selama waktu itu merupakan waqtu (jamak ; awqat) sedekat - dekat hamba dengan Tuhannya, Tuhan yang maha mendengar, maha melihat, maha mengetahui, maha dekat dan maha mengambulkan doa (sami', bashir, 'alim, qarib - mujib). Setelah dikenali, dipahami bahwa puasa dari Allah SWT dan Allah SWT juga yang membalasnya, jangan pernah lagi terakui diri yang berpuasa dan telah merasa benar berpuasa, sehingga puasa itu menjadi amal andalan mu dihadapan Allah SWT nanti, dengan puasa yang dirimu merasa kuasa berpuasa, lalu engkau merasa berhak terhadap surga dan merasa berhak aman dari siksa neraka.
nama : muhammad ariya
BalasHapusnim: 231131022
prodi : sater k3
puasa merupakan salah satu kegiatan yang dinilai sebagai kegiatan sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makanan, minuman atau juga bisa keduanya, perilaku buruk, dan semua hal yang memiliki potensi untuk membatalkan puasa tersebut selama masih dalam periode pelaksanaan puasa tersebut. puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari Bahasa Arab : صوم merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Nama : Dewi wulansari
BalasHapusNIM : 231021008
PRODI : D4 sanitasi lingkungan
MasyaAllah, terimakasih atas ilmunya yg sangat bermanfaat bapak. Berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, melainkan juga mengendalikan nafsu dan menjaga ketakwaan. Tidak berpuasa dapat berdampak buruk, seperti tumbuhnya sifat rakus, tamak terhadap dunia, dan tidak puas terhadap anugerah Allah SWT.