AL BARKAH
AL-BARKAH
43
UTAMAKAN
SHALAWAT
Ustadz H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag
Tidak cukup shalawat hanya di dalam shalat. Terutama seluruh rangkaian shalat dalam rukun
qauli berada pada tataran syariat, rukun fi'li pada tataran thariqat, rukun
qalbi pada tataran hakikat merupakan komponen utuh hubungan hamba dengan Tuhan
yang disebut shalat. Sedangkan hubungan ummat dengan Nabi Muhammad SAW sang
maha guru adalah shalawat, shalawat harus banyak, tidak cukup hanya di dalam
shalat. Dalam kajian shalawat bahwa seluruh alam semesta adalah jelmaan
rahmatullah SWT. Tabaraka wa ta'ala yang telah mengutus utusan Nya untuk
menyebarkan kasih sayang kepada seluruh manusia tidak terkecuali ummat Yahudi
yang sekarang maupun yang akan datang. Tidak dibatasi oleh wilayah negara
bangsa, kawasan laut, darat, perbedaan suku, etnis dan golongan. Sedangkan hubungan
sesama di atur dalam lalu lintas kemanusiaan yang berbasis kasih sayang, saling
pengertian dan saling kesepahaman, saling kesepakatan, dan kerja sama,
diperlukan sifat jujur dalam hubungan transaksional tersebut, transparansi, dan relasi saling menguntungkan
(win - win solution).
Wujud nyata rahmatullah SWT adalah kehadiran Rasulullah SAW di muka
bumi, dengan membawa Al Qur'an sebagai mukjizat terbesar baginda, karena
mukjizat maka suara Al Qur'an sangat berani, Al Qur'an tidak pernah penakut
dalam rangka menyuarakan kebenaran sejati, Al Qur'an tidak pernah menjadi
pecundang (lari dari kancah perjuangan), Al Qur'an tidak pernah bengkok, Al
Qur'an konsisten dari dulu sampai hari qiyamat.
Kaedah kasih sayang Rasulullah SAW dari dunia sampai akhirat. Penelusuran
Al Qur'an dan As Sunnah bahwa betapa kasih sayang Rasulullah SAW di dunia di
akhirat pada surah At Taubah ( 9 ) ayat 128 : "Sungguh, telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaum mu
sendiri (Muhammad), berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (sehingga
dia) sangat menginginkan keimanan dan keislaman mu (keselamatan) bagimu (di
dunia dan di akhirat), dia penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman."
Ayat ini menggambarkan jika uzurmu di dunia, engkau sampaikan kepada baginda
Rasulullah SAW, baginda menerima uzurmu, selama engkau tidak mempersekutukan
Allah SWT dengan persekutuan yang bernama.
Lebih - lebih di akhirat kelak, uzurmu yang engkau sampaikan kepada
kekasih Nya, Muhammad Rasulullah SAW selagi engkau ummat baginda dan banyak
membaca shalawat atasnya, uzurmu diterima, kamus agama menyebutnya
"syafaat 'udzma," artinya : syafaat agung di negeri - negeri ukhrawi
nanti yang kekal nan abadi.
Akhirat, akhirat sebuah negeri kehidupan yang pasti dialami seluruh
manusia tanpa terkecuali. Oleh sebab itu, Al Qur'an adalah kitab internasional
yang telah diterjemahkan ke dalam seluruh bahasa di dunia, malah diterjemahkan
ke dalam bahasa - bahasa daerah untuk dipetik kajian haruf, kata, kalimat dan
ayat - ayat Tuhan secara terbuka, komprehensif, holistik dan integratif. Dan,
Rasulullah SAW yang membawa ajaran-ajaran Al Qur'an pun adalah utusan Allah SWT
secara internasional dalam arti tidak membedakan ras, suku, dan antar golongan.
Ibadahnya pun internasional dengan bacaan yang sama, gerakan yang sama dan
hadir hati yang dituju pun sama, Allahu akbar.
Maksudnya, ketika di dunia sekarang sudah ingkar kepada sunnah
Rasulullah SAW, atau membenci beliau, kemanakah syafaat (pertolongan) akan
dituju, sedang engkau tidak diakui sebagai ummat Muhammad Rasulullah SAW ? Jika uzurmu engkau tujukan kepada Allah
SWT, raja hari kemudian, raja hari akhir, raja hari pembalasan, sangat lancar,
lancang dan biadab. Dengar dialog mereka yang telah direkam oleh kitab Mukjizat
Al Qur'an sebagai berikut : "Ya Tuhan kami, keluarkan kami dari neraka dan
kembalikan kami ke dunia, jika kami masih juga ingkar, sungguh kami orang-orang
yang dzalim. Dia (Allah) berfirman :
Tinggallah di neraka dengan hina, dan
jangan kamu berbicara kepada Ku." (Almukminun : 107 - 108). Penjelasan
dari dua ayat ini : Pertama, visualisasi
portal akhirat kelak terjadi, tetapi telah Dia khabarkan atau wartakan di
dunia, supaya sesal dahulu pendapatan, jangan sampai terjadi sesal kemudian
tidak ada gunanya. Kedua, dapat ditarik isyarat agung bahwa orang-orang yang
tidak dekat dengan Rasulullah SAW, dalam arti malas bershalawat, apalagi ingkar
untuk bershalawat, ingkar kepada sunnah, membenci atau membuat visualisasi
Rasulullah SAW, atau ingkar kepada kerasulan dan kenabian Muhammad SAW, mereka
sampaikan uzur kepada Allah SWT, sang raja (Al Malik) : "Wala
tukallimun," (jangan engkau sampaikan uzurmu kepada Ku).
Berbeda apabila kita sampaikan uzur kepada Rasulullah SAW kekasih
Tuhan. Rasulullah SAW akan membahasakan bahasa uzurmu kepada Nya yang maha
kuasa, Al Qadir. Sebab, Allah SWT Al Wadud (maha pencinta) sangat kenal kepada
kekasih Nya, daripada dirimu sebagai manusia biasa. Jika engkau meminta ampun
kepada Allah lewat shalawat kepada kekasih Nya, habibi Muhammad SAW - adalah
baginda yang membahasakan dengan bahasa baginda untuk meminta ampun bagimu
kepada Tuhan, sebab hubungan keduanya (Allah - Muhammad) sangat dekat, akrab,
rekat, rapat, sebab kandungan nama Muhammad ada di dalam pertautan Nya :
Allahumuhammad.
Inilah kunci rahasia kesuksesan di dunia dan di akhirat, kunci
kebahagiaan dunia - akhirat, kunci keselamatan dunia - akhirat, kunci jaya di
dunia, sempurna di akhirat. Sebaliknya, apabila engkau renggang dengan kekasih
Ku, engkau pasti renggang dengan Ku, jika engkau senggang dengan kekasih Ku,
engkau pasti senggang dengan Ku, jika engkau jauh dengan kekasih Ku, pasti
engkau jauh dengan Ku. Karenanya, dekatilah, ikutilah kekasih Ku, akan Aku
balas dengan cinta Ku dan ampunan dari Ku, seperti yang telah Allah SWT - Al
Haqqul mubin - janjikan : "Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai
Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni
dosa-dosa mu, dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang." (Ali Imran :
31). (Wallahu a’lam).
Komentar
Posting Komentar