AZZAHRANIYAH 10
AZZAHRANIYAH 10
NISFU SYA'BAN
Ma’ruf
Zahran
Banjar Pesisir adalah nama sebuah jalan yang terdapat dalam google
maps. Sebenarnya jalan tersebut sudah berumur seabad lebih, sudah banyak
kenangan, beralih generasi ke generasi dan sampai saat ini. Dahulu, aura
keagamaan Banjar Pesisir sangat kental, di awal pintu masuk terdapat waliyullah
Haji Pak Tuan Suteh dan beberapa guru Al-Quran yang kehidupan kesehariannya
dihabiskan dengan Al-Quran, mengajarkan, membaca dan menghayati kitab suci Nya,
mereka adalah yang mulia; Datuk Halimatus Sa'diyah (guru ngaji Julak Diyah) dan
Datuk Komalasari (guru ngaji Mala), sezaman dengan mereka adalah H. Zahran bin
H. Sabran H. Abdur Rasyid Langgar Nagara, sang mulia Imam saat itu, mewarisi
keilmuan, keshalehan dan keimaman H. Zamhari bin H. Tasin. Adalah banyak
waliyullah- waliyullah tersembunyi (masturiyah) saat itu seperti H. Dahlan
rahimahullah ta'ala 'anhu.
Adalah diperkirakan tahun 1900 M perantau-perantau Nagara khususnya
merupakan motivasi ekonomi mereka merantau. Tanah leluhur ketika itu sangat
payah mencari pendapatan dan pekerjaan, meninggalkan abah-uma, dangsanak,
bubuhan adalah solusi. Berlayar dengan kapal kayu serta kekuatan angin
mendorong entah kemana kapal berlabuh. Pesisir pantai di regional Nusantara
pasti terdapat orang Banjar, atau di pesisir pantai internasional duniapun
terdapat orang Banjar, Sabah, Serawak, Singapura, Thailand, Australia, Amerika, Rusia, Mekah, Madinah
sampai ke Argentina dan Afrika. Al-Banjari tidak kemana-mana, tetapi Al-Banjari
ada dimana-mana, Al-Banjari selalu memberi yang terbaik bagi ummat untuk
dipersembahkan kepada ummat. Al-Banjari tidak pernah berbuat onar. Sebab setiap
Al-Banjari dan Al-Banjariyah yang akan merantau ke tanah dan laut lain, sudah
pasti dibekali:
1. Ilmu
syariat.
2.
Ilmu hakikat.
3.
Ilmu ma'rifat.
Menjadi bekal dalam perantauan sebagai pemberian abah-uma, paninian
dan padatuan Banjar. Walau banyak yang telah wafat di tanah rantau,
"kadada simbulikan lagi". Lebih-lebih setelah orang Banjar perantauan
menikah dengan bujang Melayu atau gadis Melayu tempatan. Beranak-pinak mereka
sebagai perpaduan Banjar-Melayu, Banjar- Jawa, Banjar-Sunda, Banjar-Bugis,
Banjar-Cina, tetapi identitas agama Islam tetap dijaga. Etnis boleh berbeda,
agama jangan. Orang Banjar berhukum haram berpindah agama.
Sebab leluhur mereka orang-orang shaleh-shalehah, haji-hajjah,
alim-alimah, wali-waliyah, shufi-shufiyah, bahkan banyak leluhur mereka yang
karamah, seperti waliyullah Datuk Mansur, waliyullah Datuk Adam dan banyak
lagi. Titisan kewalian-kekasih Allah SWT ini menjadi warisan berharga bagi
generasi sekarang yang harus dijaga. Sungguh menunggu arwah-arwah mereka di
raudatul-jannah menanti anak cucu keturunan yang akan bertandang ke Baitul
Arwah yang sekarang telah mereka diami.
Jangan sampai leluhur kita orang-orang shaleh masuk surga, anak-cucu
orang-orang shaleh masuk neraka. Lain simpang lorongnya, walau dahulu pernah
senasab, seketurunan, serahim, sepanci di dunia. Ternyata di akhirat berbeda
tempat, tidak sekumpul dengan datuk-datuk mulia di surga, tidak sehimpun dengan
kai-nini Al-Banjari yang selama hidup mereka telah mengabdi kepada Tuhan.
Kembali kepada tema utama tentang kajian Nisfu Sya'ban adalah Ibnu
Rajab sebagai seorang ulama generasi tabiin menulis dalam kitab Nisfu Sya'ban
merupakan malam-malam mulia (mukarramah- musyarrafah) yang Allah SWT, Dia
Al-Mujib mengijabah doa, mengijazah ilmu-ilmu ladunni, melantik wali-wali.
Bahkan, Al-Banjariyah para leluhur ulama dan auliya Allah SWT tidak tidur
semalam untuk tafakkur, tadzakkur, tadabbur dengan amaliyah-amaliyah batinah.
Mengingat betapa pentingnya malam suci pertengahan di bulan Sya'ban bagi
penentuan catatan amal satu tahun sebelum dan satu tahun setelah. Dalam
penetapan catatan Nya (yutsbitullah) dan penghapusan catatan Nya (yamhullah)
terjadi pada malam mulia pertengahan bulan Sya'ban setiap tahunnya.
Berdasar dalil firman Tuhan yang maha suci dalam surah Ar-Ra'du
ayat 39: "Allah menghapus apa-apa yang Dia kehendaki dan Dia menetapkan,
dan di sisi Nya terdapat kitab induk (ummul kitab)." Untuk mentradisikan
Nisfu Sya'ban bagi masyarakat perantau Banjar Pesisir tidak terlalu sulit
karena kesamaan etnis dan budaya mereka dalam satu format adat bersendi syara',
syara' bersendi Kitabullah.
Bakda Maghrib adalah prosesi di awali dengan shalat sunnah Nisfu
Sya'ban dua rakaat secara pribadi, lalu dilanjutkan dengan pembacaan surah
Yasin untuk putaran pertama dengan niat diberi keberkahan umur dan kebaikan
serta dipanjangkan umur dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, diberi sehat
wal afiat dari Nya, bisirril Fatihah, kemudian membaca surah Yasin secara
berjamaah di surau Banjar Pesisir (Nurul Huda).
H. Zahran yang biasa dipanggil Pak Alang sering memimpin
pelaksanaan prosesi Nisfu Sya'ban sampai akhir. Lazimnya 45 menit pembacaan
putaran surah Yasin 3 x dan doa Nisfu Sya'ban, yaitu:
- Niat pembacaan surah Yasin yang pertama mohon diberkahi umur yang panjang, sehat wal afiat dalam niat ibadah kepada Allah SWT. Selesai membaca Yasin secara berjamaah, kemudian H. Zahran membaca do'a Nisfu Sya'ban.
- Niat pembacaan surah Yasin yang kedua mohon diberi rezeki yang banyak, baik, barakah dengan niat menunjang ibadah kepada Nya, bisirril Fatihah, lalu membaca berjamaah untuk putaran kedua.
- Putaran terakhir membaca surah Yasin berjamaah dengan permohonan hidup dan mati dalam ketetapan Iman, Islam, Ihsan, bisirril Fatihah, kemudian membaca surah Yasin secara berjamaah.
Setelah selesai membaca surah Yasin, setiap kali selesai putaran,
Zahran selalu memimpin do'a Nisfu Sya'ban yang disusun oleh Syekh Al-'Alimul
'Allamah Al-'Arif billah Ibnu Rajab rahimahullah ta'ala 'anhu, artinya: "Ya
Allah, andai di dalam kitab induk yang ada di sisi Mu, Engkau tulis bahwa aku
termasuk orang yang celaka, jauh dan terusir dari Mu serta sulit mendapatkan
rezeki, dengan kemuliaan Mu ya Rabb, ya Allah, hapuskanlah catatan tentang diriku
yang celaka, terusir dan sempit dari anugerah Mu, ya Allah, gantilah dengan catatan ketetapan
dalam kitab induk Mu tentang diriku yang berbahagia, penuh rahmat, karunia dan
petunjuk kebaikan. Sungguh Engkau telah berfirman dan firman Mu haq di dalam
Al-Quran kepada (nur) Muhammad SAW nabi Mu yang diutus: Allah menghapus apa
yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia tetapkan), dan di sisi Nya ada
kitab induk (ummul kitab). Ya Allah, Tuhan kami, dengan tajalli keagungan Mu di
pertengahan malam Sya'ban, malam yang memisahkan seluruh perkara dengan pasti
(pahala dan dosa), (kami bermohon) hindarkan kami dari bencana yang kami
ketahui dan yang tidak kami ketahui, Engkau maha mengetahui yang tersembunyi
(ghaib), berkat rahmat Mu, wahai yang paling maha menyayangi diantara yang
menyayangi. Semoga Allah SWT mencurah-limpah salam, shalawat kepada junjungan
kami (nur) Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat paduka baginda SAW.
Demikian gambaran hidup Zahran yang selalu berputar pada poros
kebaikan semasa hidupnya di sini. Di sana, taman-taman surga dan istana
mahligai penantian nan indah bersama Nur Muhammad SAW telah Zahran nikmati
sebagai janji Tuhan yang sering Zahran lantunkan di surau Banjar Pesisir, Nurul
Huda Pemangkat. 2013 Zahran telah tunai tugas sebagai hamba dan kekasih. Untuk
ayahnda dan gurundaku, H. Zahran bin H. Sabran lahumul Fatihah. Dan, untuk
seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat baik yang masih hidup
maupun yang telah wafat, lahumul Fatihah. (Jum'at, 24 Dzulqaidah 1443 H - 24
Juni 2022 M).
Komentar
Posting Komentar