AKHLAK 8 KASIH SAYANG
AKHLAK 8
KASIH-SAYANG
Ma'ruf Zahran
Kekerasan yang menyeruak akhir-akhir ini supaya tidak menjadi viral
dan icons bagi penutup tahun 2022. Telah memprihatinkan bagi para netizen dunia
mengenai tayangan-tayangan kekerasan (vandalisme) di tempat-tempat yang
berlabel pendidikan sekolah dan pesantren. Tentu ada yang keliru dalam
penyelenggaraan sekolah dan pesantren, bukan pada rumusan visi dan misinya.
Atas nama pendidikan jangan ada kekerasan, selain kekerasan tidak
menyelesaikan masalah, kecuali kebencian dan dendam, adalah kekerasan juga
mendatangkan mala-petaka, musibah dan menjauhkan rahmah (kasih-sayang),
maghfirah (ampunan) dan irsyadah (petunjuk) dari Allah SWT Ar-Rahim.
Ternyata, kekerasan dalam pendidikan dan
pelatihan hanya akan melahirkan paham kekerasan baru (new vandalism) yang lebih
sadis dan lebih bengis, tidak berperi kemanusiaan, tidak berperi persatuan,
tidak berperi kerakyatan, tidak berperi keadilan yang semakna tidak
berketuhanan yang maha esa, sama dengan tidak berideologi Pancasila dan tidak
berteologi syahadataini; syahadat tauhid dan syahadat rasul, Allah maha kasih,
Muhammad kasih, Allah maha sayang, Muhammad sayang. Keduanya adalah tali yang
mengikat hubungan saat shalat, shalawat dan silaturrahim.
Manusia adalah makhluk yang berasal dari asas keseimbangan (Inggris; balancing, Arab:
tawazzuniyah), manusia adalah makhluk
pertengahan (washatiyah), artinya bukan ekstrim kanan dan bukan ekstrim
kiri, segala ekstrimisme bertentangan dengan agama rahmah, agama yang
bercirikan kasih-sayang. Segala terorisme bertentangan dengan agama samhah,
agama lapang, luas dan mudah. Segala kedzaliman bertentangan dengan agama
tasammuh (toleransi). Rahmah, samhah, tasammuh adalah ciri utama Islam sebagai
ajaran Tuhan.
Tawazzuniyah dan wasathiyah yang dimaksud adalah insan yang
berdimensi jasmani dan rohani. Jangan menyembah sesuatu ketika yang datang
adalah kebaikan, artinya menyembah tuhan efek
kebaikan, tuhan keterangan (ahura mazda). Jangan menyembah sesuatu
ketika yang datang adalah keburukan, artinya
menyembah tuhan efek keburukan, tuhan efek kegelapan (daruja ahriman).
Kembali menengok (review) kurikulum pendidikan sekolah dan kurikulum pendidikan
luar sekolah, jangan sampai berorientasi sisi tepi pendidikan dan pengajaran.
Sisi tepi yang dimaksud penulis adalah
menghapal materi, bukan aplikasi materi. Padahal aplikasi materi lebih penting
dari pada menghapal materi. Meski kedua hal tersebut penting. Mengingat kekerasan yang apabila dilakukan para pelajar dan para mahasiswa sungguh akan mencederai generasi, pelaku kriminal, narkoba dan minumal keras adalah menjadi taruhan mahal bagi masa depan dirinya, keluarganya, masyarakat, agama dan negara tercinta.
Maksud dari pesan kasih dan sayang bukan sekedar dihapal, kurikulum
agama dan budi pekerti lebih banyak aplikasi dan penilaiannya adalah lebih
banyak pada porsi kompetensi inti spiritual dan kompetensi inti sosial. Persoalan
kasih sayang bukan dibicarakan, tetapi cara yang benar mempraktikkan kasih
sayang sebab keduanya (kasih dan sayang) adalah diambil dari satu kata, rahmah.
Siapa yang menebar rahmah, dia akan menuai ridha Allah. Ada beberapa kiat
sukses untuk menjalani hidup menjadi pribadi kasih-sayang:
1. Ingat
kebaikan orang lain.
Mengingat kebaikan orang atau keluarga dan sahabat dari orang baik
akan mendatangkan kebaikan, kebaikan adalah kunci-kunci kebahagiaan yang berkesinambungan
(istimrariyah) di dunia dan di akhirat. Viral rahmat kebaikan di bumi dapat mengundang viral
rahmat dari langit. Viral adzab keburukan di bumi dapat mengundang viral adzab
dari langit.
Mengingat rahmah (kasih sayang) orang lain adalah bagian dari upaya
mengekalkan kebaikan (hasanah) bagi diri, keluarga, negara bangsa dan agama,
agama di dalam kebaikan dua negeri
(hasanaini) di dunia ('ajilah) dan di akhirat (ajilah). Terputusnya mata rantai
(missing link) kebaikan diantaranya adalah sikap mudah melupakan kebaikan orang
lain atau telah melupakannya sama sekali. Bukankah manusia sekarang yang ada
adalah manusia yang datang dari masa sebelumnya.
2.
Lupakan kebaikan diri.
Kebaikan diri jangan diingat,
sebab bila kebaikan diri yang diingat kembali justru bisa menimbulkan
'ujub atau bangga terhadap kebaikan dan keutamaan yang terdapat pada diri.
'Ujub perkara hati yang telah memutuskan bahwa "aku baik, aku benar, aku
hebat, aku mantap dalam kekuasaan, kekayaan, keilmuan, kegagahan, kecantikan."
'Ujub menyelinap di dalam hati yang terkadang tanpa disadari. Therapinya adalah dengan istighfar dan
shalawat yang berbinar akan mampu menghapuskan dosa-dosa halus di dalam qalbu (hati).
Istighfar dapat membersihkan dosa hati, shalawat mampu melembutkan hati yang
keras membatu, wudhu bisa membuka penghalang pandangan dengan hidayah batin
agama, sedang kasih sayang merupakan inti beragama dan aplikasi yang mewujud
rahmah bagi lingkungan dan alam sekitar. Senjata meta kimia yang paling ampuh
adalah shalat (doa), shalawat, dan silaturahim. Tiga tali-temali yang saling
memautkan dan saling menguatkan.
Bila diri telah merasa cukup beramal, pertanda kematian amal bahkan
kematian ilmu dan iman. Terdapat kesan malas ketika sudah merasa diri cukup,
merasa diri sempurna. Tetapi hadirkanlah diri yang berdosa sehingga mengundang
taubat, hadirkanlah diri yang bersalah sebagai memancing datang upaya
perbaikan-perbaikan diri, hadirkanlah
diri yang kurang bahkan merasa tidak beramal yang akan memantik bagi limpah
karunia Tuhan Allah SWT yang maha esa. Bukan malah memfinalisasi diri sebagai
pemimpin merasa atau mengakui baik seperti Fir'aun, bukan menyimpulkan diri sebagai ilmuan
seperti Haman, atau hartawan seperti Qarun, akan mensakralkan diri sebagai
pemegang yang paling paham hukum, hikmah dan hilmah agama seperti agamawan
Bal'am bin Bahura. Keempat mereka ini hidup di masa Nabi Musa 'alaihissalam.
Amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT Al-Ahad adalah amal ibadah
yang telah pelaku amal ('amil) lupakan. Artinya sempurna amal ketika diterima
oleh Allah SWT Al-Ahad diantaranya hamba tersebut melupakan amal ibadahnya,
seakan dia sang hamba Tuhan (obedience) tidak pernah beribadah kepadaNya,
bahkan dia tidak mengaku sebagai ahli ibadah dan tidak terakui sebagai abdi
Tuhan ('abid). Disini letaknya tajul 'arifin (mahkota hamba sang pengenal
Tuhan), tajul 'abidin (mahkota hamba pengabdi Allah SWT Al-Ahad). Lepaskan dirimu
dari merasa telah berjasa sehingga menjadi kedalilan bagimu (madlul) bahwa diri
telah beribadah, berhijrah, bermujahadah, berdakwah, sungguh insan yang hina dina dunia adalah telah memverifikasi diri yang agung dan diri yang mulia (merasa pemilik kemuliaan,
shahibul karamah, mereka pemilik wilayah, shahibul wilayah, merasa pemilik keagungan, shahibul 'adzimah, mereka pemilik harta, shahibul maliyah).
3.
Soal dunia pandang ke bawah.
Pengukuran garis akhir (finish) kesenangan dan kemewahan dunia
tidak pernah ada batas tepi kanan dan batas tepi kiri, tidak ada ujung atas dan
tidak ada ujung bawah. Tetapi selalu diri yang ingin dipuaskan dan tidak pernah
terpuaskan, begitulah kesenangan duniawi seperti kesenangan meminum air laut,
semakin diminum semakin haus, semakin kering tenggorokan. Semakin dicari bersiaplah
untuk kecewa. Kecewa sewaktu hidup ditinggal harta, ditinggal sanak saudara,
ditinggal pangkat jabatan. Semakin tinggi capaian puncak kepangkatan semakin
tersakit dan terhina saat kejatuhan.
Obat dari keserakahan dunia sebagai jenis penyakit jiwa stadium empat ini adalah syukur. Cinta
dunia merupakan ra'sul khathi-ah (induk kejahatan). Terselamat dari cinta dunia
tidak ada jaminan bagi alumni lulusan California, lulusan Mekah, lulusan
Madinah. Tersemat semata-mata sebab anugerah Allah SWT Al-Ahad sehingga tidak
ada seorangpun yang merasa mendalil berjasa (madlul) apalagi mendebat Allah SWT
Al-Ahad (jadal).
Lembaran-lembaran hidup yang insan saksikan dan jalani bertahun-tahun menjadi pelajaran bagi yang ingin mengambil pelajaran. Ada insan yang dihinakan dunia dengan penjara dan pemenjaraan, ada insan yang dimuliakan dunia dengan istana. Ada insan yang dipuji dan dihormati dunia karena menyandang gelar, dan ada insan yang hina dan dihinakan dunia karena tidak menyandang gelar. Ada orang yang dihargai (persona grata) karena kekuatan, kekuasaan, keilmuan, keagamaan, kekayaan. Ada pula manusia yang tidak diakui keberadaannya (persona non grata) disebabkan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, kejahatan dunia usaha dan sebagainya. Demikian sisi kejam dari sifat dunia.
4. Soal akhirat pandang ke atas.Maksudnya jangan sesat pikir dan berani menggadaikan kesenangan
dalam waktu yang lama (akhirat) dengan taruhan hidup yang sementara penuh lelah, letih, dan tidak sempurna
(dunia). Pandanglah kehidupan dengan pandangan yang memotivasi amal ibadah
untuk berjumpa Tuhan, dengan firman: "
... Dan barang siapa yang ingin berjumpa dengan Tuhannya, maka hendaklah
dia beramal dengan amal shaleh, dan jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu
pun dalam beribadah kepada Tuhan." (Al-Kahfi:110).
Bila orang bisa mencapai derajat ketaqwaan yang tinggi di sisi
Allah SWT, kenapa aku tidak? Allah SWT menyuruh berlomba-lomba dengan kebaikan
(fastabiqul khairat). Tuhan telah memperingatkan dalam surah Yasin (36) ayat
22: "Dan kenapa aku tidak menyembah (Allah) yang menciptakanku, dan hanya
kepadaNya (Allah) kamu semua dikembalikan."
Berlomba-lomba (musabaqah) yang disuruh Allah SWT adalah
berlomba-lomba (musabaqah - fastabiqul khairat) dalam kebaikan-kebaikan yang
mendatangkan rahmat dan maghfirah Allah SWT. Bahkan mampu menghadirkan ketenangan
(sakinah) di dalam hati. Sakinah, mawaddah wa rahmah merupakan syarat hidup dari alam sekitar yang damai. Sakinah artinya tenang yang memberi isyarat diam.
Sebab, cinta dan kasih-sayang berada pada wilayah hati yang diam. Kebahagiaan
(sa'adah) para kekasih (wali Allah,
jamak auliya Allah) adalah mereka yang mempertinggi mutu hubungan dengan
Allah, seterusnya dunia dan akhirat tunduk kepada kekasih-kekasih Allah SWT.
Dunia dan akhirat yang ingin mengabdi kepada kekasih Allah SWT, bukan kekasih
Allah SWT yang mengabdi kepada dunia dan akhirat. Kekasih Allah SWT yang
didatangi cinta, bukan mendatangi.
Demikian literasi ini diangkat guna mencegah kekerasan dalam segala
bentuknya yang automatic akan mendatangkan kekasih-sayangan Allah SWT
(rahmatullah) dalam setiap lokal, ruang dan waktu. Tiada jalan keberhasilan
yang bisa diraih kecuali dengan kesabaran yang penuh (shabur) dalam segala
tingkatan tugas publik dan tugas domestik. Kesabaran yang berbasis kasih-sayang
dan berbantuan wasiat taqwa dalam dua warisan, kitaballah wa sunnata rasulih.
Mudahan ummat senegara bangsa, warga dunia bisa memviralkan kebaikan,
penyebarluasan paham agama yang damai. Insya Allah. Betapa pentingnya ampunan
dan kasih sayang sehingga menjadi muatan materi doa dalam taubat nabi Adam
(bapak pertama manusia): "Ya Tuhan kami, kami telah mendzalimi diri kami
sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasih-sayangi kami, niscaya
kami termasuk ke dalam orang-orang yang sangat merugi." (Al-A'raf:23).
Aamiin ya Allah.
Komentar
Posting Komentar