HIKMAH BERIMAN KEPADA TAQDIR
HIKMAH BERIMAN KEPADA TAQDIR
Oleh : Ma'ruf Zahran
Beriman kepada
taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Mengingat kepentingan
(urgensitas) dan kebermaknaan (signifikansi) taqdir dalam menawarkan sikap hidup
yang damai (peace, salam). Salah satunya adalah dengan beriman kepada taqdir baik
dan beriman kepada taqdir buruk dari Allah Ta'ala (wal qadri khairihi wa syarrihi
minallahi ta'ala). Semua yang datang dari Allah SWT merupakan kajian hakikat
yang tidak bisa dipungkiri, sebab tiada kekuatan makhluk untuk berkerja,
bertenaga, berdaya, berupa (la haula wala quwwata) ucapan ini merupakan titik awal,
titik tengah, titik akhir simpul-simpul inti beragama Islam (agama penyerahan diri
kepada Allah SWT) berupa meniadakan (nafi), hakikatnya tiada diri berharta,
tiada diri bertahta, tiada diri berpunya, tiada diri bertenaga kecuali dengan Allah (illa billah).
Kemudian beragama
Islam juga menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah
SWT berupa selalu menegakkan (itsbat) keesaan Allah SWT Al-Ahad, sebagai perjuangan
(jihad) syahadat tauhid. Jihad syahadat tauhid di dalam makalah ini adalah sungguh-sunguh
berjuang (haqqa jihadih) menjadikan diri tunduk, patuh, berserah diri sebagaimana
Tuhan Allah SWT pernyatakan dalam potongan ayat 78 surah Al-Haj: "... dan Dia
telah menamakan kamu muslimin sejak dahulu ... "
Setiap hari bagi
seorang muslim adalah jihad diri (jihadun-nafsi) pada lapangan nafi dan itsbat.
Perjuangan yang tidak ada henti sepanjang hayat yaitu menafikan, meniadakan unsur
makhluk dalam peran kehidupan dan kematian lalu selalu menegakkan, meneguhkan dan
menetapkan syahadat tauhid (itsbat) hanya ada keesaan dzat Allah SWT dalam
keesaan dzat (Al-Ahad, Inggris: the one) dan sungguh-sungguh dalam mengupayakan
bahwa hanya ada diri dan kepribadian Allah SWT yang maha tunggal, maha
menentukan arah (Al-Wahid, Inggris: the person). Dalam rangka mengimani taqdir
baik dan taqdir buruk dari Allah SWT, Dia telah menjadikan arena lapangan
kehidupan menjadi medan ujian jiwa (maydan, jamak: mayadin) dalam medan taat,
maksiyat, bala', musibah dalam empat taqdir (ketetapan) Tuhan yaitu rezeki, jodoh,
kebahagiaan atau kesengsaraan, ajal.
Komentar manusia
terhadap taqdir Tuhan jangan sampai menggugurkan keimanan kepada taqdir-Nya, komentar
terhadap taqdir baik jangan sampai melupakan Allah dan komentar terhadap taqdir
buruk jangan sampai menabrak batas-batas bahasa kesopanan. Begitu pula tindakan
yang salah dalam menyikapi taqdir baik berupa bersenang-senang melupakan dzikrullah,
dan juga tindakan yang salah dalam menyikapi taqdir buruk berupa menyalahkan keadaan,
menyalahkan orang dan pernyataan membenarkan diri sendiri yang benar, diri sendiri
yang baik dan tidak tersentuh oleh keburukan.
Bahwa beriman kepada
taqdir Allah SWT saat apapun yang datang dan hadir dihadapan wajib diimani dengan
menjaga adab-adab beriman. Adab-adab beriman kepada taqdir baik dan taqdir
buruk dari Allah SWT adalah memohon kepadaNya untuk mampu menyikapi taqdir dengan
kelembutan-kelembutan dari Allah SWT (lathaif minallahi ta'ala). Seperti firman
Tuhan dalam surah Thaha (20) ayat 43-44: "Pergilah engkau berdua (Musa dan
Harun) kepada Fir'aun, sesungguhnya dia sombong. Maka katakan kepadanya perkataan
yang lemah lembut, mudahan dia menjadi ingat dan takut (kepada Allah)." Memohon
kepada Allah dengan kelembutan namaNya, sifat dan dzatNya dengan doa-doa dari
hati yang tulus.
Dalam kondisi
apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah penentu taqdir,
Al-Qadir, Al-Muqtadir dalam penentuan-Nya (husnud-dzan billah). Berbaik sangka
di dalam taqdir rezeki yang luas dan berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang
sempit. Berbaik sangka di dalam jodoh yang baik dan di dalam jodoh yang buruk.
Berbaik sangka di dalam kesenangan dan berbaik sangka di dalam kesusahan. Berbaik
sangka terhadap ajal bahwa yang terbaik adalah taqdir ajal yang ditentukan
Allah SWT Al-Qadir. Perumpamaan yang biasa digunakan adalah bagaimana lubuk begitu
juga ikannya, bagaimana ilalang begitu juga belalangnya, menepuk air di dulang,
terpercik muka sendiri, kata berjawab, gayung bersambut, bagaimana lakon
begitulah cermin.
Istilahnya, untuk
bisa lubuk dan ikan yang bagus, untuk bisa ilalang dan belalang yang bagus, memintalah
kepada Allah SWT anugerah Islam jalan lurus. Anugerah Islam jalan lurus bukan bengkok
ke kanan dan bukan bengkok ke kiri, melainkan jalan pertengahan (tawassuth). Islam
washatiyah sebagai agama yang berjalan pada kebenaran (hanafiyah), keseimbangan
('adalah). Artinya menegakkan kebenaran bukan berat sebelah kepada kebaikan dan
bukan berat sebelah kepada keburukan. Sebab Allah SWT telah memperingatkan:
Bahwa asal mula ketetapan Allah SWT adalah mutlak benar di alam semesta ini
termasuk manusia, tetapi manusia merubahnya lalu rusak (reject) alam semesta
ini yang semula jadi adalah baik. Surah Ar-Ra'du (13) ayat 11. Dianjurkan ayat tersebut
dipahami berawal dari pernyataan dan penampilan alam semesta yang bersifat
positif, kemudian manusia merubah aplikasi positif Tuhan, kemudian berubah menjadi
aplikasi negatif. Artinya berangkatlah memaknai dan memahami ayat ini dari
premis mayor kepada premis minor, dengan kata lain manusia telah merusak, merubah
tatanan Tuhan baik membuat aturan baru selain kitabullah SWT dan sunnata rasulihi
SAW maupun berangkat dari tamak, rakus dan haloba kepada dunia atau cita-cita manusia
yang tidak sehaluan dengan cita-cita Allah, Al-Jamil. Firman-Nya: "Baginya
(manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah nasib suatu kaum (dari positif) sebelum mengubah keadaan diri mereka
sendiri (menjadi negatif). Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung selain
Dia." (Ar-Ra'du:11).
Ada beberapa
hikmah beriman kepada taqdir diantaranya kehidupan berjalan secara normal.
Ayat-ayat Al-Quran diutarakan dalam menunjang keserasian dan keselarasan alam supaya
rasi dan laras. Laras artinya lurus tiada bengkok dalam beragama sebagai yang dikalamkan
Tuhan yang maha kasih: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab
(Al-Qur'an) kepada hambaNya (Muhammad), dan Dia (Allah) tidak menjadikannya (Al-
Qur'an) itu bengkok." (Al-Kahfi:1).
Hikmah beriman
kepada taqdir selain keserasian menyata di alam kesemestaan yang mengisyaratkan
bahwa taqdir adalah pasangan (zaujainis-naini) yang tidak pernah cacat. Pernahkah
engkau melihat ciptaan Tuhan cacat? Bahkan secara globalisasi penghadiran kehidupan
dan kematian merupakan ujian siapa manusia yang paling baik amalnya. Tuhan (Rab)
telah berfirman: "Maha suci (Allah SWT) yang berlimpah kebaikan ditanganNya terdapat kerajaan-kerajaan, dan Dia maha berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Allah SWT) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang terbaik amalnya, dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun." (Al-Muluk:1-2). Dalam ayat tersebut bila kita
memahami bahwa mati dan hidup, hidup dan mati adalah wahana dan wadah area
ujian, kenapa bersedih? Dunia adalah sawah ladang ujian untuk bekal kehidupan
akhirat-Nya yang lebih langgeng, surga-Nya, ampunan- Nya, ridha-Nya.
Setelah menyadari
kesempurnaan (kamaliyah), keindahan (jamaliyah) fisik dan non fisik sebagai
anugerah rahmat dari Allah SWT lalu masih bisakah mengangkat diri sebagai pengawas,
penguji, penilai, pembanding, penentu. Kemudian setelah mengangkat derajat diri
sendiri sebagai pengawas yang paling besar, penguji yang paling benar, penilai
yang paling jujur, pembanding yang paling lurus, penentu yang tidak bisa
digugat, saat itulah sebenarnya dia telah menjadi anak kandung iblis, si
sombong yang terkutuk.
Oleh sebab itu, hikmah beriman kepada taqdir (keputusan) Allah
SWT yang terdiri atas qudrat (kuasa) dan iradat (kehendak)Nya tentang item
ujian yang diberikan olehNya bersifat baik (khair) dan bersifat buruk (syar),
keduanya pasti mengandung hikmah perbuatan Allah SWT (af'al Allah SWT).
Kehidupan ada hikmahnya, kematian ada hikmahnya, kesehatan ada hikmahnya, kesakitan
ada hikmahnya, kelapangan ada hikmahnya, kesempitan ada hikmahnya. Hikmah beriman
kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah:
1. Tawadhu'
(rendah hati).
Hasil (result) dari beriman kepada taqdir adalah mengakui
bahwa Allah SWT yang kuasa memberi dan kuasa menahan anugerah, Tuhan yang kuasa
meninggikan sesuatu (Ar- Rafi'), Tuhan yang kuasa merendahkan sesuatu
(Al-Khafidh). Tuhan yang kuasa membuat hukum (Al-Hakam), Tuhan yang kuasa menghakimi
(Al-Hakim). Tuhan yang maha memaksakan kuasa dan kehendak-Nya (Al-Jabbar)
niscaya manusia tidak bisa lagi merayu- rayu-Nya, taqdir kesulitan dan kematian
yang tidak ada seorang pun mampu menawar dan menangguh waktu dan tempatnya.
Betapa maha kuat taqdir-Nya (Al-Qawi) sehingga sekuat apapun usaha yang cermat
(kasab) manusia, pilihan yang cepat, do'a yang tepat, tawakal yang mantap
sungguh-sungguh tidak mampu melawan taqdir Allah SWT yang maha kokoh (Al- Matin)
dalam aspek rezeki, jodoh, kebahagiaan dan kesengsaraan, ajal (waktu).
99 nama-Nya mengandung taqdir baik dan taqdir buruk. Saat
ketika Dia menetapkan taqdir buruk berupa kehinaan (Al-Mudzillu), tiadalah
seseorang yang dapat memuliakannya, walau seluruh dunia. Ketika Dia memberi
kegelapan, kesesatan (Al-Mudhillu), tiadalah satu kekuatan yang mampu memberi
petunjuk. Dia (Allah) pemilik waktu dan ruang bila Dia telah tetapkan taqdir
kesulitan, kepayahan, kesempitan (Al-Qabith), niscaya tiada suatu kebaikan dari
hamba yang dapat mengusir pergi kesulitan. Tatkala telah Dia Al-Qadir telah
tetapkan pada hamba tentang taqdir kerendahan (Al-Khafidh), pasti tidak ada satu
pun ibadah yang dapat membuang kerendahan yang Dia tetapkan. Hal ini
semata-mata ingin menunjukkan kuasa taqdir-Nya di atas kuasa-kuasa lain
diantara makhluk, "tangan Allah di atas tangan-tangan mereka,"
(yadullah fauqa aidihim). Dia sang pemilik taqdir sewaktu telah Dia tetapkan
taqdir siksa (Al-Muntaqim) tiadalah ada seseorang pun yang mampu menghindar
dari siksa.
Ternyata, tertampak bahwa siapa yang kuasa hukum dan kuasa
menghukum (Al- Muntaqim), Dialah Allah SWT. Pemilik kuasa yang maha mulia lagi
yang maha memuliakan (Al-Mu'izzu), Dialah Allah SWT. Pemegang tampuk kuasa yang
maha tinggi lagi maha mampu meninggikan (Ar-Rafi'), Dialah Allah SWT. Maha
selamat Dia dari kekotoran, sebab hanya Dia penyandang nama maha suci (Al-Quddus),
maka taqdirNya suci, Dia pengampu nama maha selamat (As-Salam) niscaya
lulus, lancar, cepat, cermat dan selamat perjalanan taqdir dari-Nya.
Hikmah beriman dengan iman tauhid terhadap perbuatan Allah SWT
(tauhid af'al Allah SWT), disini titik sumber beriman kepada taqdir yang
bermahram dengan tawadhu', dengan kata lain bahwa iman kepada taqdir membuahkan
sifat tawadhu atau rendah hati. Dan iman kepada taqdir akan membuahkan sifat
tawakkal sebuah sifat mulia yang berserah diri kepada Allah SWT atau mewakilkan
setiap kejadian demi kejadian kepada Allah SWT, Al-Wakil.
2. Sunnatullah.
Sunnah secara bahasa dapat diartikan tradisi, kebiasaan
atau regulasi yang sudah, sedang dan akan berjalan, sunnah bisa diartikan
hukum, pengajaran. Bila kalangan agamawan mengistilahkan sunnatullah boleh
diartikan hukum Allah SWT, maka orang-orang scientists menyebut hukum alam
(nature of law). Berlepas diri dari kajian diskusi arti istilah tersebut, melainkan
literasi ini berupaya menengok dari dekat sunnatullah (hukum Allah SWT) yang terbentang
di alam semesta, baik yang tampak (syahadah) maupun yang tidak tampak (ghaibah).
Sunnatullah disini maksudnya sudah Allah SWT tetapkan kehidupan
kesemestaan alam ini adalah berpasangan untuk membedakan dengan diri-Nya Allah
SWT Al-Ahad (the one), Dia Allah SWT Al-Wahid (the person). Sebab keesaan pasti
wujud keagungan (Al-'Aziz), keesaan adalah wujud kemuliaan (Al-Majid). Selain Dia
Al-'Aziz pasti berpasangan, berpasangan mengindikator kepada kelemahan ('ajuz),
kelemahan mengindikator kepada saling ketergantungan sistemik. Automatically kehidupan
umat manusia di bumi saling ketergantungan sebab berpasangan. Banyak atau sedikit
proferti (kekayaan) berupa aset materi yang berkebutuhan.
Berkebutuhan kepada orang-orang lain menciri kelemahan,
karena berbilang banyak (ta'addud) menjadi identitas makhluk. Untuk memenuhi
kebutuhan yang saling memerlukan tersebut manusia saling melengkapi
(complemented) sebagai bagian dari anasir alam dalam aspek jasadiyah. Ada siang
sebagai waktu untuk berusaha, saat siang berfungsi sebagai terang. Kala datang
malam merayap merupakan waktu untuk istirahat, saat malam berfungsi sebagai gelap.
Siang atau malam, terang atau gelap telah cukup menjadi ayat-ayat sunnatullah
yang wajib diimani, siang dan malam telah saling melengkapi, terang dan gelap telah
ikut menyertai kebersamaan alam semesta sebagai titah Tuhan (Rabb). Titik tumpu
beriman kepada taqdirNya telah menyeruak menuju jalan lurus, bukan simpang siang,
dan bukan simpang malam, simpang-simpang tersebut akan siur entah kemana pergi,
sebab belum lurus, belum mustaqim.
Belum mustaqim dikarenakan masih goyah telapak kakinya
dalam meniti, masih rapuh tangannya dalam menggenggam, hakikatnya sungguh masih
rabun mata hatinya dalam memandang,
sungguh masih lamur telinga hatinya dalam mendengar, sungguh kelu lidah
hatinya untuk berdzikir, sudah retak tulang hatinya untuk merasa, telah keriput
kulit hatinya untuk meraba, sudah terdapat pengerasan dan pengapuran pada
tulang otak hatinya untuk memikir, sudah tiadalah yang diharapkan apabila telah
berfirman Tuhan: "Allah telah mengunci mati hati mereka, pendengaran
mereka, penglihatan mereka ada dinding tebal, dan bagi mereka siksa yang
pedih." (Al-Baqarah:7). Keadaan mereka dijelaskan pada surah yang sama
ayat 18: "Tuli, bisu, buta, niscaya mereka tidak bisa kembali (kepada
Allah)." Sebab Tuhan telah memperingatkan sembahlah Aku saja dengan tunduk
patuh (rahib), "... wa iyyaya farhabun." (Al-Baqarah:40). Dan hanya
kepada Ku sajalah engkau bertaqwa, ...
"wa iyyaya fattaqun." Sebab sedari dulu bahwa Allah menyuruh hambaNya secara umum,
dengan kalam: "Wahai seluruh manusia, sembahlah Allah Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan menciptakan orang-orang yang sebelum kamu, mudahan kamu
bertaqwa." (Al-Baqarah:21).
Baik dan buruk dari Allah SWT semateri datangnya sebagai
pasangan. Tidak ada yang dinamakan baik sekira tidak ada yang buruk, sekira yang buruk sebab telah diduga ada yang
baik. Ada empat hipotesis yang bisa dihadirkan pada tulisan ini, dikira baik
ternyata buruk, dikira buruk ternyata baik, dikira baik ternyata baik, dikira
buruk ternyata buruk. Empat dasar elemen ini adalah rahasia kepunyaan Allah SWT
yang disebut taqdir. Taqdir memang tidak bisa direka.
Direka mulia ternyata hina, disangka hina realitanya mulia. Dalam balantika rotasi sejarah
dan perjalanan hidup negeri banyak ditemukan jatuh bangun yang sudah Allah SWT
Al-Ajal pergilirkan kemajuan dan kemunduran, kemenangan dan kekalahan,
contohnya ketika perang Badar adalah Dia yang telah menyuruhmu berperang
melawan musuh dan memenangkanmu dari musuh-musuhmu, tatkala perang Uhud adalah
Dia yang memerintahkanmu berperang di bukit Uhud sehingga Dia mengalahkanmu
dari musuh-musuhmu. Tetapi ketika perang Hunain bahwa Allah SWT Al-Qahhar
memenangkan tentara kaum muslimin tanpa berperang, melainkan Dia Al-Qawi,
Al-Matin, Al-Muntaqim mengirim badai, kilat, halilintar ke arah medan tempur
musuh. Perbuatan Allah SWT Al-Qadir dapat Dia lakukan sekuasa dan sekehendakNya
(Qadarullah dan Iradatullah). Disangka
hina ternyata mendatangkan kebaikan jamak, kecerahan jamak, kecerdasan jamak,
kebahagiaan jamak.
Misalnya ketika Allah SWT Al- Jabbar menciptakan nyamuk dan
memaksa nyamuk membawa virus malaria menjadikan manusia sedunia panik dalam
zona pandemi yang meluas. Sepintas menyakitkan, sepintas menyedihkan. Stok
devisa dan cadangan devisa rohani tidak boleh kosong mengingat dan memerhati
bahwa kondisi iman kepada taqdir Allah SWT bisa tergerus atau abrasi pantai
oleh laut duniawi kebendaan. Memang benda dunia penting, tetapi cukup dijadikan
alat saja dan jangan dijadikan tujuan.
Memang, ada dua jalan yang sering kali membuat manusia
tertipu, tersamar dan tersumir, yaitu ilham jalan baik dan ilham jalan buruk.
Kecuali itu, ada satu jalan taqdir bila mau membaca kehidupan yang non teks dan
non naskah yaitu jalan lurus (shirathal mustaqim). Hakikat kedua
jalan yang terkadang menipu adalah jalan kebaikan yang tampak membuat manusia
bisa lupa dzikrullah dan bersorak-sorai karena kemenangan lalu merasa termulia.
Dan jalan keburukan, kesulitan dan kesempitan hidup yang membuat mereka merasa
terhina. Allah SWT bantah anggapan mereka tersebut: "Adapun manusia, jika
Tuhan mengujinya dengan memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia
berkata; Tuhanku telah memuliakanku. Namun, apabila Tuhan mengujinya dengan
membatasi rezekinya, maka dia berkata; Tuhanku telah menghinakanku."
(Al-Fajar:15-16).
Masih dalam surah Al-Fajar (89), lalu kriteria apakah yang
dapat digunakan untuk mengukur manusia mulia dan manusia hina, Tuhan menjawab
adalah: Tidak memuliakan anak yatim (17). Tidak saling mengajak memberi makan
orang miskin (18). Memakan harta warisan dengan cara mencampur (halal dan
haram) (19). Mencintai dunia dengan kecintaan yang berlebihan (20).
Literasi virtual untuk kuliah online bagi jangkauan sinyal
yang lebih luas dan rekam jejak digital yang lebih lama menegaskan kembali,
bahwa jalan kebenaran hanya esa, jalan lurus. Islam jalan lurus artinya tidak
bengkok, tidak patah, tidak jalan simpang ke kanan dan tidak jalan simpang ke
kiri, tidak kehadapan dan tidak tertinggal di belakang. Jalan itu adalah selalu
menghatur sembah pujian kepada Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 1:
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab kepada hambaNya
(Muhammad SAW) dan Kami tidak akan pernah menjadikan bengkok padanya."
Demikian literasi yang ikut hadir dalam bahan bacaan para
pembaca. Mudahan setiap kalam-kalam yang dibaca akan memberi inspirasi untuk menginisiasi
kerja-kerja baik saat Dia masih mengizinkan mata untuk melihat, telinga untuk mendengar,
mulut untuk bicara. Melihatlah dengan benar, mendengarlah dengan benar, berbicaralah
dengan benar. Guna menyelaraskan taqdir Allah SWT memasukkan hamba ke jalan
lurus-Nya. Tinggalkan baik dan buruk sebagai batu ujian, tinggalkan malam dan
siang sebagai item soal ujian, lepaskan terang dan gelap sebab itu hanya
menyuruh kapan waktu bekerja, berupaya dan menyuruh kapan waktu istirahat, tetapi
sudahkah mengenal sang Al-Ajal. Wallahu a'lam.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusNama: Ade Irma Suryani
NIM: F1071221005
Kelas: 1A1
Prodi: Pendidikan Biologi
Semester: 1
Massyaallah sungguh materi yang sangat bermanfaat sekali pak, bahwa setiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dan kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Percaya dan yakinlah bahwa apa yang telah allah berikan kepada kita itulah yang terbaik.
Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusNama : utin Nopa Ramadhaniah
Nim :.f1072221001
Kelas : 0endidikan biologi 1 ppapk
Alhamdulillah sungguh Allah memberi kenikmatan dan manfaat dalam beriman kepada takdir, etiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dan kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Percaya dan yakinlah bahwa apa yang telah allah berikan kepada kita itulah yang terbaik.
Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama: Fitri Adma Yanda
BalasHapusNim : F1072221004
Kelas : 1B Pp.Apk
Prodi: Pend.Biologi
MasyaAllah ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita semua ,Jalan itu adalah selalu menghatur sembah pujian kepada Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 1: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab kepada hambaNya (Muhammad SAW) dan Kami tidak akan pernah menjadikan bengkok padanya." 🙏 terima kasih pak atas ilmunya
Bismillahirrahmanirrahim
BalasHapusNama : Asmawati
NIM : F1071221025
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : A1
Ma syaa Allah Tabarakallah
Terima kasih pak, atas ilmu yang di sampaikan 🙏
Hikmah beriman kepada takdir. Kita harus mensyukuri dengan masih adanya keimanan yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala titipkan di hati kita. Setiap makhluk hidup yang ada di dunia Allah ciptakan semua dengan sempurna. Dengan bersyukur hati menjadi tenang, dengan bersyukur kita merasa tercukupi. Selain itu, Rendah hati. Randah hati ( Tawadhu') terhadap takdir akan membuat kita lebih dekat kepada Allah. Allah Maha Mengetahui apa yang paling terbaik untuk hambanya. Meskipun, hambanya selalu lupa kodrat hidupnya sehingga melakukan hal-hal yang dilarang-Nya. Dengan kasih sayang Allah kita selalu diberi kesempatan untuk bertobat.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman sampai hari akhir kelak. Aamiin aamiin ya Rabbal'alamiin
Terima kasih
Nama : Syifa Rahmatillah
BalasHapusNIM : F1071221029
Kelas : 1-A1
Maa syaa Allah, terimakasih atas ilmunya Pak.
Semoga kita sebagai hamba Allah selalu menerima dengan lapang dada atas semua takdir kita yang telah ditetapkan olehNya. Semoga kita akan terus berada dijalanNya hingga akhir hayat, Aamiin
Nama : Ardita Putri Melisa Jawanti
BalasHapusNIM : F1071221023
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masya allah, terima kasih pak atas materinya yang sangat bermanfaat. Beriman kepada takdir merupakan rukun iman yang terakhir. Dari blog ini saya dapat menyimpulkan bahwa beriman kepada takdir Allah memiliki banyak hikmah yang dapat diambil, seperti rendah hati dan sunnatullah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama : Fiqri Hidayat
NIM : F1071221039
Kelas : 1- A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Dengan membaca blogspot ini kita mengetahui tentang hikmah beriman kepada takdir. Hikmah beriman kepada takdir adalah dapat menumbuhkan sifat tawadhu atau rendah hati dan sifat tawakal dan sunnatulah ini tergantung kepada manusianya ingin mengambil jalan yang baik atau buruk.
Terima kasih atas ilmunya bapak
Nama: Anita Tri Andriani
BalasHapusNIM: F1071221011
Kelas: 1-A1
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah, setelah membaca blog ini saya jadi mengetahui tentang apa saja hikmah beriman kepada takdir. Terima kasih atas ilmunya, Pak.
Nama : Nova Siswanti Adtya
BalasHapusNIM : F1071221003
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masya Allah tabarakallah terimakasih atas ilmu yang sangat bermanfaat sekali pak🙏🏻
Takdir merupakan jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai manusia baiknya menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Contohnya seperti rezeki, jodoh, dan maut. Baiknya menerima takdir yang telah ditetapkan dengan lapang dada dan diimani. Sesuai dengan rukun iman yang keenam "iman kepada qadha dan qadar".
Assalamualaikum wrb
BalasHapusNama : Diana Fisa Astuti
Nim : F1071221040
Kelas : 1 A2
Bismillah, alhamdullilah bapak atas ilmunya. Saya mengucapkan terimakasih dengan adanya blog ini insyaallah dapat menambah iman saya kepada takdir seperti dalam rukun iman yang terakhir, keenam. Seperti yang kita ketahui islam menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah SWT Al-Ahad, sebagai perjuangan (jihad) syahadat tauhid. Untuk itu kita tidak boleh mengeluh dengan takdir yang telah Allah tentukan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama : Maya Novita Sari
NIM: F1071221021
Kelas: 1-A1
Prodi: Pendidikan Biologi
Alhamdulillah, dari ilmu yang bapak berikan menambah pengetahuan saya dalam meyakini Rukun Iman kepada Takdir. Walaupun dari diri ini terkadang sulit mengikhlaskan atau menerima apa yang telah diberikan untuk kita jalani. Karena dari yang Allah berikan itu merupakan hang terbaik untuk kita.
Nama: Putri Januariza
BalasHapusNim: F1071221009
Kelas: 1-A1
Prodi: Pendidikan biologi
MasyaAllah tabarakallah, Terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat untuk kita semua ini pak. Dengan membaca materi diatas bahwa orang yang percaya pada takdir, dia bersabar dan bersyukur, karena dia mengerti bahwa semua ini tidak lepas dari ketetapan Allah SWT. Dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang beriman kepada takdir Allah SWT, pasti dia akan merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya adalah bagian dari karunia Allah SWT.Semoga kita selalu beriman kepada Allah SWT. Dan Percaya kepada Qada dan Qadar yaitu takdir yang baik maupun yang buruk. Dan dapat meningkatkan iman kita untuk berbuat amal kebaikan dan menjauhi larangan-Nya. Aamiin ya rabbal'alamin.
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
BalasHapusNama : Desy Syafitri
Nim : F1072221001
Kelas : 1A
Prodi: Pendidikan Biologi
MasyaAllah Tabarakarrahman terimakasih banyak atas ilmu nya pak. Semoga senantiasa diri bersabar dan yakin bahwa segala taqdir dariNya akan berujung baik dikemudian. Sungguh hanya Allahlah yang tahu apa yang terbaik bagi hambaNya dan hanya ingin yang terbaik untuk hambaNya.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh
﷽
BalasHapusNama : Eli Delima
NIM : F1071221035
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
MaasyaaAllah semoga ilmu yang bapak sampaikan dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca lainnya.
Kita harusnya selalu berprasangka baik kepada Allah karena setiap takdir yang Allah tentukan adalah hal terbaik untuk diri kita, karena Allah tahu mana yang baik dan tepat untuk hamba-Nya.
Semoga kita selalu diberikan perlindungan oleh Allah subhanu wa ta'ala
Aamiin Allahumma Aamiin
Nama : Tarisa Anggini
BalasHapusNim : F1072221003
Kelas : PP.APK 1B
Prodi : Pendidikan Biologi
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim sebelumnya terima kasih banyak pak atas ilmu yang bapak bagikan ini, sekarang kita menjadi tahu mengenai hikmah beriman kepada takdir. Sekian dari saya terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh
BalasHapusNama: Harun Asyrofi
NIM: F1071221059
Kelas: 1-A1
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah...sungguh luar biasa pemaparan mengenai beriman kepada takdir ini,semoga dengan membaca blogspot ini dapat melengkapi keimanan didalam diri kita, dan menambah wawasan serta dapat merasakan himah-hikmah dari beriman kepada takdir aamiin ya rabbal a'lamin....
Nama : WAHYUNI
BalasHapusNIM : F1071221055
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masya Allah tabarakallah,terimakasih banyak atas ilmu nya sangat bermanfaat sekali pak.Dari pemaparan blog diatas bisa disimpulkan bahwa
Takdir merupakan jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagai manusia sebaiknya menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Lebih baik menerima takdir yang telah ditetapkan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama: Ummi Fatoni
Nim: F1071221036
Kelas: 1-A2
Prodi:Pendidikan Biologi
Masyaallah, terima kasih atas ilmunya pak, ilmunya sangat bermanfaat dan menambah ilmu tentang hikmah beriman kepada taqdir yang merupakan rukum iman terakhir yaitu keenam. Setelah membaca materi ini semoga kita dapat menerapkan dan melatih diri untuk selalu beriman kepada taqdir, serta dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Sekian, terima kasih
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama : Naya Uzzahra
NIM : F1071221058
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : 1-A2
masyaallah, terimakasih atas penyampaian materi yang bapak berikan mengenai Hikmah Beriman Kepada Taqdir... semoga kita semua dapat senantiasa menerima segala ketetapan Allah dengan rasa ikhlas serta syukur... aamiin
Nama : Latifah Puji Lestari
BalasHapusNIM : F1071221020
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
MashaAllah ilmu yang sangat bermanfaat sekali pak, beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang keenam. Dalam keadaan apapun manusia harus berbaik sangka kepada Allah SWT baik dalam hal rezeki, jodoh, kesenangan ataupun kesusahan, oleh sebab itu kita sebagai manusia tidak boleh terus mengeluh akan taqdir yang telah terjadi pada kita. Dengan membaca artikel ini semoga kita dapat menerima taqdir apapun dengan ikhlas. Semoga bacaan virtual ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
﷽
BalasHapusNama : Suryani
Nim : F1071221014
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
Taqdir adalah segala ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. seperti jodoh, masa depan, dan ajal. Tidak ada seorang pun yang tau, hanya Allah Swt. saja yang tau. Setiap tindakan yang kita lakukan di dunia akan menjadi bekal untuk di akhirat nanti. Oleh karena itu, senantiasa berbuat baik kepada sesama. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Bisa jadi kita menyambut jodoh dan memiliki masa depan yang bahagia atau sebaliknya bisa juga disambut dengan kematian. Semua itu sudah ditetapkan oleh Allah Swt., hanya kita yang perlu mempersiapkan diri untuk bekal di akhirat dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya di dunia.
Nama : Nur Alfiatun Nikmah
BalasHapusNIM : F1071221038
Kelas : 1-A2
Pendidikan Biologi
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, terima kasih pak atas literatur online ini. Takdir merupakan rukun iman ke-6, di mana semua umat muslim wajib mengimani semua rukun iman, salah satunya takdir. Takdir yang telah Allah SWT berikan kepada humat manusia tercatat pada lauhul mahfudz. Kita harus dapat berbaik sangka, rendah hati terhadap apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT penentu takdir. Kita juga jangan sampai menyalahkan takdir hingga keimanan kita gugur. Yakinlah, apa yang sudah Allah SWT tetapkan pasti baik bagi kita.
Terima kasih, wassalamualaikum wr. wb.
Nama: Dian Risti
BalasHapusNim: F1071221054
Kelas: IA2
Prodi: Pendidikan biologi
Alhamdulillah,Terima kasih atas ilmu yang bapak berikan. Setelah membacanya semoga kita menjadi seseorang pada sikap yang seimbang antara optimisme dan tawakkal. Dua hal ini akan berjalan dengan baik dan seimbang jika kita percaya dengan adanya
takdir Allah SWT. Melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada Allah SWT.
Nama : Virga Virnanda
BalasHapusNIM : F1071221046
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
MaasyaaAllah, Jazakallahu khairan atas ilmu yang bapak berikan mengenai "nafsu".
Alhamdulillah atas ilmu yang bapak berikan dapat menambah wawasan saya mengenai "Taqdir".
Dimana beriman kepada taqdir ini merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah penentu taqdir, Al-Qadir, Al-Muqtadir dalam penentuan-Nya (husnud-dzan billah).
BalasHapusNama: Dea Amanda
Kelas: 1-A2
Nim. : F1071221010
Prodi : Pendidikan Biologi
Beriman pada taqdir adalah rukun iman yang terakhir, keenam dengan beriman kepada taqdir baik dan beriman kepada taqdir Allah Ta'Ala. Semua yang datang dari Allah SWT tidak bisa dipungkiri, sebab tiada kekuatan makhluk untuk berdaya, merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT) karena tiada manusi yang berharta, bertahta, berpunya, bertenaga kecuali dengan izin Allah.Keimanan manusia ialah selalu menegakkan, meneguhkan dan menetapkan syahadat tauhid hanya dalam keesaan Allah SWT, meyakini kepribadian Allah SWT maha tunggal, maha menentukan arah. Dalam rangka mengimani taqdir baik maupun taqdir buruk dari Allah SWT, Dia telah menjadikan arena lapangan kehidupan menjadi medan ujian jiwa dalam medan taat, maksiat, bala', musibah dalam empat taqdir (ketetapan) Tuhan yaitu rezeki, jodoh, kebahagiaan atau kesengsaraan, ajal.Tindakan yang salah menyikapi taqdir baik berupa bersenang-senang melupakan dzikrullah, dan juga tindakan yang salah dalam menyikapi taqdir buruk berupa menyalahkan keadaan, menyalahkan orang dan pernyataan membenarkan diri sendiri yang benar, diri sendiri yang baik dan tidak tersentuh oleh keburukan.Beriman kepada taqdir Allah SWT wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman.Adab-adab beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah memohon kepadaNya untuk mampu menyikapi taqdir dengan kelembutan dari Allah SWT. Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah. Berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang luas dan berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang sempit.
Mintala kepada Allah SWT anugerah Islam jalan lurus. Allah SWT telah memperingatkan: Bahwa asal mula ketetapan Allah SWT adalah mutlak benar di alam semesta ini termasuk manusia, tetapi manusia merubahnya lalu merusak alam semesta ini. Surah Ar-Ra'du (13) ayat 11.
Hikmah beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah:
1. Tawadhu' (rendah hati).
Tatkala telah Dia Al-Qadir telah tetapkan pada hamba tentang takdir kerendahan, pasti tidak ada satu pun ibadah yang dapat membuang kerendahan yang Dia tetapkan. Tak ada juga seseorang pun yang mampu menghindar dari siksa.Ternyata, tampak siapa yang kuasa dan berkuasa menghukum (Al- Muntaqim), Dialah Allah SWT. Pemilik kuasa yang maha mulia lagi yang maha memuliakan (Al-Mu'izzu), Dialah Allah SWT. Pemegang tampuk kuasa yang maha tinggi lagi maha mampu meninggikan (Ar-Rafi'), Dialah Allah SWT. Dengan iman kepada taqdir akan membuahkan sifat tawakkal sebuah sifat mulia yang berserah diri kepada Allah SWT atau mewakilkan setiap kejadian demi kejadian kepada Allah SWT, Al-Wakil.
2. Sunnatullah.
Sunnah secara bahasa dapat diartikan tradisi, kebiasaan atau regulasi yang sudah, sedang dan akan berjalan, sunnah bisa diartikan hukum, pengajaran.
Sunnatullah disini maksudnya sudah Allah SWT tetapkan kehidupan kesemestaan alam ini adalah berpasangan untuk membedakan dengan diri-Nya Allah SWT. Titik tumpu beriman kepada taqdirNya telah menyeruak menuju jalan lurus, bukan simpang siang, dan bukan simpang malam, simpang-simpang tersebut akan siur entah kemana pergi, sebab belum lurus, belum mustaqim. Baik dan buruk dari Allah SWT semateri datangnya sebagai pasangan. Tidak ada yang dinamakan baik sekira tidak ada yang buruk, sekira yang buruk sebab telah diduga ada yang baik.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama : Pinasti Haningtyas
NIM : F1071221027
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masya Allah, Terima kasih atas ilmu diberikan bapak dengan topik "hikmah beriman kepada takdir". Kepercayaan terhadap adanya hari akhir akan membuat hidup menjadi teratur. Manusia akan berusaha untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perbuatan dosa. Mereka sadar dan yakin bahwa segala yang diperbuat di dunia, akan mendapatkan balasan kelak di akhirat dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Nama: Murti Pertiwi
BalasHapusNIM: F1072221009
Kelas: 1B
Prodi: Pendidikan Biologi
Semester: 1
Bismillahirrahmanirrahim
Massyaallah sungguh materi yang sangat bermanfaat sekali pak, bahwa setiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dan kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Percaya dan yakinlah bahwa apa yang telah allah berikan kepada kita itulah yang terbaik.
Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama : Nurdini Layliyah
BalasHapusNim : F1071221056
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
MasyaAllah, terimakasih banyak atas ilmu yang sangat bermanfaat ini pak.
Seperti yang ada telah disampaikan bahwa manusia telah memiliki takdir nya masing-masing yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Maka dari itu kita sebagai umatnya harus menerima dengan ikhlas apapun yang telah menjadi takdir kita.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama: Syarifah Zulfa Aripah Billah
NIM: F1071221006
Kelas: 1-A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Maa syaa Allah, materi yang bapak berikan mengenai "Hikmah beriman kepada taqdir" sangat bermanfaat. Kita sebagai umat Islam haruslah beriman kepada taqdir, menerima semua taqdir baik maupun taqdir buruk yang telah ditetapkan Allah dengan penuh prasangka yang baik. Semua taqdir, baik itu rezeki, jodoh, kebahagiaan atau kesengsaraan, dan ajal apabila kita benar-benar beriman maka kehidupan akan berjalan dengan normal, adanya keserasian, menjadikan kita orang yang tawadhu' (rendah hati), menjadi tawakal dan sunnatullah. Semoga kita senantiasa berbuat kebaikan, selalu ikhlas dan bersyukur atas taqdir yang telah Allah tetapkan. Aamiin
Nama: Sinta
BalasHapusKelas: 1-A1
NIM: F1071221041
Prodi: Pendidikan Biologi
Masyaallah,
Beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Mengingat kepentingan (urgensitas) dan kebermaknaan (signifikansi) taqdir dalam menawarkan sikap hidup yang damai (peace, salam). Salah satunya adalah dengan beriman kepada taqdir baik dan beriman kepada taqdir buruk dari Allah Ta'ala (wal qadri khairihi wa syarrihi minallahi ta'ala).
Kemudian beragama Islam juga menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah SWT berupa selalu menegakkan (itsbat) keesaan Allah SWT Al-Ahad, sebagai perjuangan (jihad) syahadat tauhid.
Ada beberapa hikmah beriman kepada taqdir diantaranya kehidupan berjalan secara normal. Ayat-ayat Al-Quran diutarakan dalam menunjang keserasian dan keselarasan alam supaya rasi dan laras.
Nama: Amalia Putri Shalihat
BalasHapusNIM : F1071221028
Kelas: 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah , Terimakasih pak atas ilmunya
Setelah membaca saya semakin yakin akan kekuatan Allah SWT sungguh materi ini sangat bermanfaat untuk kita semua
Kita jadi mengetahui macam macam takdir dan hikmah dari beriman kepada takdir yang ada
Nama : Ripsani Hadjna Boelky
BalasHapusNIM : F1071221052
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
MasyaAllah, sungguh bermanfaat ilmu yang bapak berikan. Sebagai hamba Allah, kita harus percaya apapun itu baik perkara yang kecil maupun yang besar, yang nyata maupun yang tersembunyi, baik itu perbuatan yang dilakukan oleh Allah SWT, maupun perbuatan makhluknya. Semuanya terjadi atas kehendak Allah SWT. Tidak ada sesuatupun yang sudah terjadi, maupun yang akan terjadi kecuali telah tercatat. Kita sebagai manusia hendaklah bisa menerima takdir yang telah Allah SWT tetapkan. Tatkala menerima takdir yang baik, tetap berdoa kepada Allah SWT agar menjadi hamba yang bersyukur. Lalu, memanfaatkan takdir yang baik tersebut untuk beribadah kepada-Nya. Begitu pula sebaliknya, tatkala Allah SWT memberikan takdir yang tidak baik, berdoalah agar kita diberi kesabaran dalam menghadapinya dan tetap berprasangka baik kepada Allah SWT.
Nama : Tasya Nur Atika
BalasHapusNIM : F1071221013
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Subhanallah, terimakasih pak atas materi yang telah bapak sampaikan mengenai "Hikmah Beriman kepada Taqdir". Iman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir. Adapun hikmah beriman kepada taqdir yaitu tawadhu' dan sunnatullah. Sebagai umat muslim, kita wajib beriman kepada taqdir Allah swt. Semoga dengan membaca materi ini,, kita dapat meningkatkan keimanan dan semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT
Nama : Tri Elyza Handayani
BalasHapusKelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaru, Masya Allah ilmu yang bapak berikan sangat bermanfaat yang berjudul hikmah kepada takdir. kita dapat mengambil ilmu tentang pengertian dan macam" hikmah kepada takdir.
Nama :Sri wahyuningsih
BalasHapusNIM :F1071221012
Kelas :1-A2
Prodi :Pendidikan Biologi
Bismillahirrahmanirrahim
Masyaallah tabarakallah terima kasih atas ilmu yang bermanfaat sekali tentang materi Tentang beriman kepada taqdir.sebagai umat muslim sangat di anjurkan untuk beriman kepada taqdir,karena percaya dengan takdir merupakan salah satu imam.sekian terima kasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Aulia Nur Rahmania
BalasHapusNIM : F1071221061
kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah, terimakasih atas ilmunya pak. Allah telah menetapkan takdir kita, bahkan dari sebelum kita lahir. Oleh sebab itu kita harus bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, karena itu adalah ketetapan Allah. Kita bisa membuat takdir kita menjadi lebih baik dengan berusaha.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama : Amelia Dwi Kartika
NIM : F1071221007
Kelas: 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah terimakasih atas ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Dengan adanya ilmu yang telah diberikan membuat kita mengetahui jangan lah berburuk sangka kepada takdir, karena semua yang terjadi sudah ditetapkan Allah SWT. Maka dari itu sebagai umat Islam wajib nya untuk beriman kepada takdir Allah. Semoga kita selalu Istiqomah menjalani semuanya. Aamiin🤲🏻
Sekian dari saya terimakasih 🙏🏻 wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama : Sinta Putri
NIM : F1071221034
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
Bismillahirrahmanirrahim
Masya Allah terimalah banyak atas ilmunya pak. Setelah membaca hikmah beriman kepada takdir banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapatkan mulai dari takdir itu semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai manusia tidak boleh berburuk sangka terhadap takdir dan kita sebagai manusia harus selalu bertawakal serta berikhtiar apapun Yang terjadi.
Bismillahirrahmanirrahim
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Bagus Maulana
NIM : F1071221002
Kelas : 1 A-2
Prodi: Pendidikan Biologi
Masya Allah, materi yang bapak berikan sangat bermanfaat, seperti yang kita tahu bahwa takdir itu adalah ketetapan yang telah Allah tentukan, jadi kita sebagai manusia harus tetap bersyukur dan terus berdoa atas takdir yang telah diberikan kepada kita.
Sekian dari saya, jika ada salah kata mohon dimaafkan
Terimakasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama:Delvia uliyanda
BalasHapusNim:F1071221024
Prodi:pendidikan Biologi 2022
Kelas:1-A2
Asslamu'alaikum warrahmatullahi wabaraktuh terima kasih banyak bapak ilmu-ilmunya iman kepada taqdir merupakan rukun iman yang ke enam.takdir allah besifat mut'lak atau tidak dapat dirubah oleh siapapun.salah satu cara beriman kepada taqdir allah yaitu dengan menyakini bahwa takdir allah itu sudah ia tetapkan dari manusia lahir.sekian pemahaman saya mengenai taqdir wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
NAMA: Ineke Laili Ramadhini
BalasHapusNIM: F1071221026
KELAS: 1-A2
PRODI: Pendidikan Biologi
Alhamdulillah mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat masha allah, yaitu ilmu tentang hikmah beriman kepada taqdir yang merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah penentu taqdir. Cara berkomentar terhadap taqdir baik jangan sampai melupakan Allah dan komentar terhadap taqdir buruk jangan sampai menabrak batas-batas bahasa kesopanan. Terimaksih pak atas ilmu yang diberikan.
Nama : Reny Radita Putri
BalasHapusNIM : F1071221037
kelas : 1-A1
Prodi :Pendidikan Biologi
Bissmilahhirohmannirohim
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam dan Tuhan yang telah menciptakan manusia ,
Masya Allah, terimakasih pak atas ilmunya.
Poin penting yang menjadi pokok ajaran wajib kita adalah :
❏ Beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam.
❏ Berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang luas dan berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang sempit.
❏ Hikmah beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah:
1. Tawadhu' (rendah hati)
sifat mulia yang berserah diri kepada Allah SWT atau mewakilkan setiap kejadian demi kejadian kepada Allah SWT, Al-Wakil.
2. Sunnatullah.
Sunnatullah disini maksudnya sudah Allah SWT tetapkan kehidupan kesemestaan alam ini adalah berpasangan untuk membedakan dengan diri-Nya Allah SWT Al-Ahad (the one), Dia Allah SWT Al-Wahid (the person).
❏ada dua jalan yang sering kali membuat manusia tertipu, tersamar dan tersumir, yaitu ilham jalan baik dan ilham jalan buruk. Kecuali itu, ada satu jalan taqdir bila mau membaca kehidupan yang non teks dan non naskah yaitu jalan lurus (shirathal mustaqim)
❏ Mustaqim adalah jalan lurus yang dapat mengantarkan manusia kepada suatu tujuan dan menyampaikannya kepada kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan bahkan di akhirat.
Nama: Fannisa Safarini
BalasHapusNIM: F1071221030
Kelas: I-A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Alhamdulillah...Terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, Pak. Adanya keimanan kepada takdir Allah membuat kita semakin rendah hati dan selalu percaya terhadap takdir yang diberikan oleh Allah. Jangan sampai takdir dari Allah menghilangkan kepercayaan kita kepada-Nya. Memberikan komentar mengenai takdir dari Allah pun harus tetap dalam batasan kata-kata yang sopan.
Nama:Wahyu Hidayattulloh
BalasHapusNim:F1071221042
Prodi:pendidikan Biologi 2022
Kelas:1-A2
Asslamu'alaikum warrahmatullahi wabaraktuh terima kasih banyak telah membagikan yg bermanfaat bapak, tentang iman kepada taqdir merupakan rukun iman yang ke enam. takdir allah besifat mut'lak atau tidak dapat dirubah oleh siapapun karena sudah ditetapkan sebelum kita dilahirkan ke dunia. salah satu cara beriman kepada taqdir allah yaitu dengan menyakini bahwa takdir allah itu sudah ia tetapkan dari manusia lahir. wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusNama: Sayyida Nafisa
Nim: F1071221050
Kelas: 1-A2
Prodi:Pendidikan Biologi
Masyaallah, terima kasih atas ilmunya pak, ilmunya sangat bermanfaat dan saya jadi mengetahui bahwa Bahwa beriman kepada taqdir Allah SWT saat apapun yang datang dan hadir dihadapan wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman.
Sekian, terima kasih
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama : Ita rahmadia
BalasHapusNIM : F1071221048
Kelas : 1-A2
Prodi : Pendidikan Biologi
Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Masyaallah, sangat bermanfaat sekali penjelasannya.
Melalui keimanan dan keyakinan terhadap adanya hari akhir, manusia memiliki harapan kehidupan yang kekal dan penuh dengan kenikmatan yang hakiki. Jika memang manusia merasakan alam kubur sebelum hari akhir, kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur.
Adapun beberapa hikmah beriman kepada hari akhir:
• Mengingat ketakwaan kepada Allah
• Tawadhu' (rendah hati), iman kepada hari akhir akan membuat diri kita menjadi rendah hati.
• Kesadaran untuk taat beribadah.
• Bertanggung jawab.
Terimakasih atas ilmunya pak, semoga bapak sehat selalu🙏🏻
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusNama: Sherly Meidina
NIM: F1071221004
Kelas: 1A2
Prodi: Pendidikan Biologi
Massyaallah sungguh materi yang sangat bermanfaat sekali pak.
Dengan blog yang bapak bagikan ini kita tahu bahwa setiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt baik atau buruk tetapi kebaikan selalu datang dari Allah SWT. Kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Selain itu beriman kepada takdir Allah SWT adalah rukun iman yang keenam yang harus kita percayai. Semoga apa yang kita pelajari selalu dirahmati Allah SWT.
Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama : Arnefa Puspita Sari
BalasHapusNim : F1071221043
Kelas 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah, terimakasih ilmu yang sangat bermanfaat dan memberi inspirasi untuk selalu berbuat kebaikan. Dengan materi-materi yang telah disampaikan agar selalu percaya akan adanya takdir yang telah ditentukan.
Nama: Sinta
BalasHapusKelas: 1-A1
Prodi: Pendidikan Biologi
NIM: F1071221041
Masyaallah, terimakasih ilmu nya pak,
Dari materi yang bapak berikan ini
Saya percaya bahwa takdir setiap orang sudah ditentukan masing-masing 🙏
Bismillah.
BalasHapusNama : Dinda Annesta
Nim : F1071221031
Kelas 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
MasyaAllah, terimakasih ilmu yang telah diberikan pak, semoga ilmu yang bapak berikan dapat menjadi sumber pahala aamin. Sudah menjadi tugas kita sebagai seorang muslim untuk beriman kepada qadha dan qadar. Iman artinya percaya. Jadi kita harus selalu percaya kepada takdir takdir, ketetapan ketetapan yang Allah berikan kepadakuta.
Nama: Indah Sari
BalasHapusNIM : F1071221015
Kelas : 1-A1
Prodi : Pendidikan Biologi
Masyaallah,terima kasih banyak atas ilmunya pak. Dengan ilmu yang bapak share tentang beriman kepada takdir, kita dapat mengetahui bahwa beriman kepada takdir Allah SWT saat apapun yang datang dan hadir dihadapan wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman. Adab-adab beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah memohon kepadaNya untuk mampu menyikapi taqdir dengan kelembutan-kelembutan dari Allah SWT (lathaif minallahi ta'ala).