HIKMAH BERIMAN KEPADA TAQDIR

HIKMAH BERIMAN KEPADA TAQDIR
Oleh : Ma'ruf Zahran

Beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Mengingat kepentingan (urgensitas) dan kebermaknaan (signifikansi) taqdir dalam menawarkan sikap hidup yang damai (peace, salam). Salah satunya adalah dengan beriman kepada taqdir baik dan beriman kepada taqdir buruk dari Allah Ta'ala (wal qadri khairihi wa syarrihi minallahi ta'ala). Semua yang datang dari Allah SWT merupakan kajian hakikat yang tidak bisa dipungkiri, sebab tiada kekuatan makhluk untuk berkerja, bertenaga, berdaya, berupa (la haula wala quwwata) ucapan ini merupakan titik awal, titik tengah, titik akhir simpul-simpul inti beragama Islam (agama penyerahan diri kepada Allah SWT) berupa meniadakan (nafi), hakikatnya tiada diri berharta, tiada diri bertahta, tiada diri berpunya, tiada diri bertenaga kecuali dengan Allah (illa billah).

Kemudian beragama Islam juga menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah SWT berupa selalu menegakkan (itsbat) keesaan Allah SWT Al-Ahad, sebagai perjuangan (jihad) syahadat tauhid. Jihad syahadat tauhid di dalam makalah ini adalah sungguh-sunguh berjuang (haqqa jihadih) menjadikan diri tunduk, patuh, berserah diri sebagaimana Tuhan Allah SWT pernyatakan dalam potongan ayat 78 surah Al-Haj: "... dan Dia telah menamakan kamu muslimin sejak dahulu ... "

Setiap hari bagi seorang muslim adalah jihad diri (jihadun-nafsi) pada lapangan nafi dan itsbat. Perjuangan yang tidak ada henti sepanjang hayat yaitu menafikan, meniadakan unsur makhluk dalam peran kehidupan dan kematian lalu selalu menegakkan, meneguhkan dan menetapkan syahadat tauhid (itsbat) hanya ada keesaan dzat Allah SWT dalam keesaan dzat (Al-Ahad, Inggris: the one) dan sungguh-sungguh dalam mengupayakan bahwa hanya ada diri dan kepribadian Allah SWT yang maha tunggal, maha menentukan arah (Al-Wahid, Inggris: the person). Dalam rangka mengimani taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT, Dia telah menjadikan arena lapangan kehidupan menjadi medan ujian jiwa (maydan, jamak: mayadin) dalam medan taat, maksiyat, bala', musibah dalam empat taqdir (ketetapan) Tuhan yaitu rezeki, jodoh, kebahagiaan atau kesengsaraan, ajal.

Komentar manusia terhadap taqdir Tuhan jangan sampai menggugurkan keimanan kepada taqdir-Nya, komentar terhadap taqdir baik jangan sampai melupakan Allah dan komentar terhadap taqdir buruk jangan sampai menabrak batas-batas bahasa kesopanan. Begitu pula tindakan yang salah dalam menyikapi taqdir baik berupa bersenang-senang melupakan dzikrullah, dan juga tindakan yang salah dalam menyikapi taqdir buruk berupa menyalahkan keadaan, menyalahkan orang dan pernyataan membenarkan diri sendiri yang benar, diri sendiri yang baik dan tidak tersentuh oleh keburukan.

Bahwa beriman kepada taqdir Allah SWT saat apapun yang datang dan hadir dihadapan wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman. Adab-adab beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah memohon kepadaNya untuk mampu menyikapi taqdir dengan kelembutan-kelembutan dari Allah SWT (lathaif minallahi ta'ala). Seperti firman Tuhan dalam surah Thaha (20) ayat 43-44: "Pergilah engkau berdua (Musa dan Harun) kepada Fir'aun, sesungguhnya dia sombong. Maka katakan kepadanya perkataan yang lemah lembut, mudahan dia menjadi ingat dan takut (kepada Allah)." Memohon kepada Allah dengan kelembutan namaNya, sifat dan dzatNya dengan doa-doa dari hati yang tulus.

Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah penentu taqdir, Al-Qadir, Al-Muqtadir dalam penentuan-Nya (husnud-dzan billah). Berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang luas dan berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang sempit. Berbaik sangka di dalam jodoh yang baik dan di dalam jodoh yang buruk. Berbaik sangka di dalam kesenangan dan berbaik sangka di dalam kesusahan. Berbaik sangka terhadap ajal bahwa yang terbaik adalah taqdir ajal yang ditentukan Allah SWT Al-Qadir. Perumpamaan yang biasa digunakan adalah bagaimana lubuk begitu juga ikannya, bagaimana ilalang begitu juga belalangnya, menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri, kata berjawab, gayung bersambut, bagaimana lakon begitulah cermin.

Istilahnya, untuk bisa lubuk dan ikan yang bagus, untuk bisa ilalang dan belalang yang bagus, memintalah kepada Allah SWT anugerah Islam jalan lurus. Anugerah Islam jalan lurus bukan bengkok ke kanan dan bukan bengkok ke kiri, melainkan jalan pertengahan (tawassuth). Islam washatiyah sebagai agama yang berjalan pada kebenaran (hanafiyah), keseimbangan ('adalah). Artinya menegakkan kebenaran bukan berat sebelah kepada kebaikan dan bukan berat sebelah kepada keburukan. Sebab Allah SWT telah memperingatkan: Bahwa asal mula ketetapan Allah SWT adalah mutlak benar di alam semesta ini termasuk manusia, tetapi manusia merubahnya lalu rusak (reject) alam semesta ini yang semula jadi adalah baik. Surah Ar-Ra'du (13) ayat 11. Dianjurkan ayat tersebut dipahami berawal dari pernyataan dan penampilan alam semesta yang bersifat positif, kemudian manusia merubah aplikasi positif Tuhan, kemudian berubah menjadi aplikasi negatif. Artinya berangkatlah memaknai dan memahami ayat ini dari premis mayor kepada premis minor, dengan kata lain manusia telah merusak, merubah tatanan Tuhan baik membuat aturan baru selain kitabullah SWT dan sunnata rasulihi SAW maupun berangkat dari tamak, rakus dan haloba kepada dunia atau cita-cita manusia yang tidak sehaluan dengan cita-cita Allah, Al-Jamil. Firman-Nya: "Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum (dari positif) sebelum mengubah keadaan diri mereka sendiri (menjadi negatif). Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung selain Dia." (Ar-Ra'du:11).

Ada beberapa hikmah beriman kepada taqdir diantaranya kehidupan berjalan secara normal. Ayat-ayat Al-Quran diutarakan dalam menunjang keserasian dan keselarasan alam supaya rasi dan laras. Laras artinya lurus tiada bengkok dalam beragama sebagai yang dikalamkan Tuhan yang maha kasih: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada hambaNya (Muhammad), dan Dia (Allah) tidak menjadikannya (Al- Qur'an) itu bengkok." (Al-Kahfi:1).

Hikmah beriman kepada taqdir selain keserasian menyata di alam kesemestaan yang mengisyaratkan bahwa taqdir adalah pasangan (zaujainis-naini) yang tidak pernah cacat. Pernahkah engkau melihat ciptaan Tuhan cacat? Bahkan secara globalisasi penghadiran kehidupan dan kematian merupakan ujian siapa manusia yang paling baik amalnya. Tuhan (Rab) telah berfirman: "Maha suci (Allah SWT) yang berlimpah kebaikan ditanganNya terdapat kerajaan-kerajaan, dan Dia maha berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Allah SWT) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang terbaik amalnya, dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun." (Al-Muluk:1-2). Dalam ayat tersebut bila kita memahami bahwa mati dan hidup, hidup dan mati adalah wahana dan wadah area ujian, kenapa bersedih? Dunia adalah sawah ladang ujian untuk bekal kehidupan akhirat-Nya yang lebih langgeng, surga-Nya, ampunan- Nya, ridha-Nya.

Setelah menyadari kesempurnaan (kamaliyah), keindahan (jamaliyah) fisik dan non fisik sebagai anugerah rahmat dari Allah SWT lalu masih bisakah mengangkat diri sebagai pengawas, penguji, penilai, pembanding, penentu. Kemudian setelah mengangkat derajat diri sendiri sebagai pengawas yang paling besar, penguji yang paling benar, penilai yang paling jujur, pembanding yang paling lurus, penentu yang tidak bisa digugat, saat itulah sebenarnya dia telah menjadi anak kandung iblis, si sombong yang terkutuk.

Oleh sebab itu, hikmah beriman kepada taqdir (keputusan) Allah SWT yang terdiri atas qudrat (kuasa) dan iradat (kehendak)Nya tentang item ujian yang diberikan olehNya bersifat baik (khair) dan bersifat buruk (syar), keduanya pasti mengandung hikmah perbuatan Allah SWT (af'al Allah SWT). Kehidupan ada hikmahnya, kematian ada hikmahnya, kesehatan ada hikmahnya, kesakitan ada hikmahnya, kelapangan ada hikmahnya, kesempitan ada hikmahnya. Hikmah beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah:

1. Tawadhu' (rendah hati).

Hasil (result) dari beriman kepada taqdir adalah mengakui bahwa Allah SWT yang kuasa memberi dan kuasa menahan anugerah, Tuhan yang kuasa meninggikan sesuatu (Ar- Rafi'), Tuhan yang kuasa merendahkan sesuatu (Al-Khafidh). Tuhan yang kuasa membuat hukum (Al-Hakam), Tuhan yang kuasa menghakimi (Al-Hakim). Tuhan yang maha memaksakan kuasa dan kehendak-Nya (Al-Jabbar) niscaya manusia tidak bisa lagi merayu- rayu-Nya, taqdir kesulitan dan kematian yang tidak ada seorang pun mampu menawar dan menangguh waktu dan tempatnya. Betapa maha kuat taqdir-Nya (Al-Qawi) sehingga sekuat apapun usaha yang cermat (kasab) manusia, pilihan yang cepat, do'a yang tepat, tawakal yang mantap sungguh-sungguh tidak mampu melawan taqdir Allah SWT yang maha kokoh (Al- Matin) dalam aspek rezeki, jodoh, kebahagiaan dan kesengsaraan, ajal (waktu).

99 nama-Nya mengandung taqdir baik dan taqdir buruk. Saat ketika Dia menetapkan taqdir buruk berupa kehinaan (Al-Mudzillu), tiadalah seseorang yang dapat memuliakannya, walau seluruh dunia. Ketika Dia memberi kegelapan, kesesatan (Al-Mudhillu), tiadalah satu kekuatan yang mampu memberi petunjuk. Dia (Allah) pemilik waktu dan ruang bila Dia telah tetapkan taqdir kesulitan, kepayahan, kesempitan (Al-Qabith), niscaya tiada suatu kebaikan dari hamba yang dapat mengusir pergi kesulitan. Tatkala telah Dia Al-Qadir telah tetapkan pada hamba tentang taqdir kerendahan (Al-Khafidh), pasti tidak ada satu pun ibadah yang dapat membuang kerendahan yang Dia tetapkan. Hal ini semata-mata ingin menunjukkan kuasa taqdir-Nya di atas kuasa-kuasa lain diantara makhluk, "tangan Allah di atas tangan-tangan mereka," (yadullah fauqa aidihim). Dia sang pemilik taqdir sewaktu telah Dia tetapkan taqdir siksa (Al-Muntaqim) tiadalah ada seseorang pun yang mampu menghindar dari siksa.

Ternyata, tertampak bahwa siapa yang kuasa hukum dan kuasa menghukum (Al- Muntaqim), Dialah Allah SWT. Pemilik kuasa yang maha mulia lagi yang maha memuliakan (Al-Mu'izzu), Dialah Allah SWT. Pemegang tampuk kuasa yang maha tinggi lagi maha mampu meninggikan (Ar-Rafi'), Dialah Allah SWT. Maha selamat Dia dari kekotoran, sebab hanya Dia penyandang nama maha suci (Al-Quddus), maka taqdirNya suci, Dia pengampu nama maha selamat (As-Salam) niscaya lulus, lancar, cepat, cermat dan selamat perjalanan taqdir dari-Nya.

Hikmah beriman dengan iman tauhid terhadap perbuatan Allah SWT (tauhid af'al Allah SWT), disini titik sumber beriman kepada taqdir yang bermahram dengan tawadhu', dengan kata lain bahwa iman kepada taqdir membuahkan sifat tawadhu atau rendah hati. Dan iman kepada taqdir akan membuahkan sifat tawakkal sebuah sifat mulia yang berserah diri kepada Allah SWT atau mewakilkan setiap kejadian demi kejadian kepada Allah SWT, Al-Wakil.

2. Sunnatullah.

Sunnah secara bahasa dapat diartikan tradisi, kebiasaan atau regulasi yang sudah, sedang dan akan berjalan, sunnah bisa diartikan hukum, pengajaran. Bila kalangan agamawan mengistilahkan sunnatullah boleh diartikan hukum Allah SWT, maka orang-orang scientists menyebut hukum alam (nature of law). Berlepas diri dari kajian diskusi arti istilah tersebut, melainkan literasi ini berupaya menengok dari dekat sunnatullah (hukum Allah SWT) yang terbentang di alam semesta, baik yang tampak (syahadah) maupun yang tidak tampak (ghaibah).

Sunnatullah disini maksudnya sudah Allah SWT tetapkan kehidupan kesemestaan alam ini adalah berpasangan untuk membedakan dengan diri-Nya Allah SWT Al-Ahad (the one), Dia Allah SWT Al-Wahid (the person). Sebab keesaan pasti wujud keagungan (Al-'Aziz), keesaan adalah wujud kemuliaan (Al-Majid). Selain Dia Al-'Aziz pasti berpasangan, berpasangan mengindikator kepada kelemahan ('ajuz), kelemahan mengindikator kepada saling ketergantungan sistemik. Automatically kehidupan umat manusia di bumi saling ketergantungan sebab berpasangan. Banyak atau sedikit proferti (kekayaan) berupa aset materi yang berkebutuhan.

Berkebutuhan kepada orang-orang lain menciri kelemahan, karena berbilang banyak (ta'addud) menjadi identitas makhluk. Untuk memenuhi kebutuhan yang saling memerlukan tersebut manusia saling melengkapi (complemented) sebagai bagian dari anasir alam dalam aspek jasadiyah. Ada siang sebagai waktu untuk berusaha, saat siang berfungsi sebagai terang. Kala datang malam merayap merupakan waktu untuk istirahat, saat malam berfungsi sebagai gelap. Siang atau malam, terang atau gelap telah cukup menjadi ayat-ayat sunnatullah yang wajib diimani, siang dan malam telah saling melengkapi, terang dan gelap telah ikut menyertai kebersamaan alam semesta sebagai titah Tuhan (Rabb). Titik tumpu beriman kepada taqdirNya telah menyeruak menuju jalan lurus, bukan simpang siang, dan bukan simpang malam, simpang-simpang tersebut akan siur entah kemana pergi, sebab belum lurus, belum mustaqim.

Belum mustaqim dikarenakan masih goyah telapak kakinya dalam meniti, masih rapuh tangannya dalam menggenggam, hakikatnya sungguh masih rabun mata hatinya dalam memandang,  sungguh masih lamur telinga hatinya dalam mendengar, sungguh kelu lidah hatinya untuk berdzikir, sudah retak tulang hatinya untuk merasa, telah keriput kulit hatinya untuk meraba, sudah terdapat pengerasan dan pengapuran pada tulang otak hatinya untuk memikir, sudah tiadalah yang diharapkan apabila telah berfirman Tuhan: "Allah telah mengunci mati hati mereka, pendengaran mereka, penglihatan mereka ada dinding tebal, dan bagi mereka siksa yang pedih." (Al-Baqarah:7). Keadaan mereka dijelaskan pada surah yang sama ayat 18: "Tuli, bisu, buta, niscaya mereka tidak bisa kembali (kepada Allah)." Sebab Tuhan telah memperingatkan sembahlah Aku saja dengan tunduk patuh (rahib), "... wa iyyaya farhabun." (Al-Baqarah:40). Dan hanya kepada Ku sajalah engkau bertaqwa,  ... "wa iyyaya fattaqun." Sebab sedari dulu  bahwa Allah menyuruh hambaNya secara umum, dengan kalam: "Wahai seluruh manusia, sembahlah Allah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan menciptakan orang-orang yang sebelum kamu, mudahan kamu bertaqwa." (Al-Baqarah:21).

Baik dan buruk dari Allah SWT semateri datangnya sebagai pasangan. Tidak ada yang dinamakan baik sekira tidak ada yang buruk,  sekira yang buruk sebab telah diduga ada yang baik. Ada empat hipotesis yang bisa dihadirkan pada tulisan ini, dikira baik ternyata buruk, dikira buruk ternyata baik, dikira baik ternyata baik, dikira buruk ternyata buruk. Empat dasar elemen ini adalah rahasia kepunyaan Allah SWT yang disebut taqdir. Taqdir memang tidak bisa direka.

Direka mulia ternyata hina, disangka hina realitanya mulia. Dalam balantika rotasi sejarah dan perjalanan hidup negeri banyak ditemukan jatuh bangun yang sudah Allah SWT Al-Ajal pergilirkan kemajuan dan kemunduran, kemenangan dan kekalahan, contohnya ketika perang Badar adalah Dia yang telah menyuruhmu berperang melawan musuh dan memenangkanmu dari musuh-musuhmu, tatkala perang Uhud adalah Dia yang memerintahkanmu berperang di bukit Uhud sehingga Dia mengalahkanmu dari musuh-musuhmu. Tetapi ketika perang Hunain bahwa Allah SWT Al-Qahhar memenangkan tentara kaum muslimin tanpa berperang, melainkan Dia Al-Qawi, Al-Matin, Al-Muntaqim mengirim badai, kilat, halilintar ke arah medan tempur musuh. Perbuatan Allah SWT Al-Qadir dapat Dia lakukan sekuasa dan sekehendakNya (Qadarullah  dan Iradatullah). Disangka hina ternyata mendatangkan kebaikan jamak, kecerahan jamak, kecerdasan jamak, kebahagiaan jamak.

Misalnya ketika Allah SWT Al- Jabbar menciptakan nyamuk dan memaksa nyamuk membawa virus malaria menjadikan manusia sedunia panik dalam zona pandemi yang meluas. Sepintas menyakitkan, sepintas menyedihkan. Stok devisa dan cadangan devisa rohani tidak boleh kosong mengingat dan memerhati bahwa kondisi iman kepada taqdir Allah SWT bisa tergerus atau abrasi pantai oleh laut duniawi kebendaan. Memang benda dunia penting, tetapi cukup dijadikan alat saja dan jangan dijadikan tujuan.

Memang, ada dua jalan yang sering kali membuat manusia tertipu, tersamar dan tersumir, yaitu ilham jalan baik dan ilham jalan buruk. Kecuali itu, ada satu jalan taqdir bila mau membaca kehidupan yang non teks dan non naskah yaitu jalan lurus (shirathal mustaqim). Hakikat kedua jalan yang terkadang menipu adalah jalan kebaikan yang tampak membuat manusia bisa lupa dzikrullah dan bersorak-sorai karena kemenangan lalu merasa termulia. Dan jalan keburukan, kesulitan dan kesempitan hidup yang membuat mereka merasa terhina. Allah SWT bantah anggapan mereka tersebut: "Adapun manusia, jika Tuhan mengujinya dengan memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata; Tuhanku telah memuliakanku. Namun, apabila Tuhan mengujinya dengan membatasi rezekinya, maka dia berkata; Tuhanku telah menghinakanku." (Al-Fajar:15-16).

Masih dalam surah Al-Fajar (89), lalu kriteria apakah yang dapat digunakan untuk mengukur manusia mulia dan manusia hina, Tuhan menjawab adalah: Tidak memuliakan anak yatim (17). Tidak saling mengajak memberi makan orang miskin (18). Memakan harta warisan dengan cara mencampur (halal dan haram) (19). Mencintai dunia dengan kecintaan yang berlebihan (20).

Literasi virtual untuk kuliah online bagi jangkauan sinyal yang lebih luas dan rekam jejak digital yang lebih lama menegaskan kembali, bahwa jalan kebenaran hanya esa, jalan lurus. Islam jalan lurus artinya tidak bengkok, tidak patah, tidak jalan simpang ke kanan dan tidak jalan simpang ke kiri, tidak kehadapan dan tidak tertinggal di belakang. Jalan itu adalah selalu menghatur sembah pujian kepada Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 1: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab kepada hambaNya (Muhammad SAW) dan Kami tidak akan pernah menjadikan bengkok padanya."

Demikian literasi yang ikut hadir dalam bahan bacaan para pembaca. Mudahan setiap kalam-kalam yang dibaca akan memberi inspirasi untuk menginisiasi kerja-kerja baik saat Dia masih mengizinkan mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk bicara. Melihatlah dengan benar, mendengarlah dengan benar, berbicaralah dengan benar. Guna menyelaraskan taqdir Allah SWT memasukkan hamba ke jalan lurus-Nya. Tinggalkan baik dan buruk sebagai batu ujian, tinggalkan malam dan siang sebagai item soal ujian, lepaskan terang dan gelap sebab itu hanya menyuruh kapan waktu bekerja, berupaya dan menyuruh kapan waktu istirahat, tetapi sudahkah mengenal sang Al-Ajal. Wallahu a'lam.


  

Komentar

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

    Nama: Ade Irma Suryani
    NIM: F1071221005
    Kelas: 1A1
    Prodi: Pendidikan Biologi
    Semester: 1

    Massyaallah sungguh materi yang sangat bermanfaat sekali pak, bahwa setiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dan kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Percaya dan yakinlah bahwa apa yang telah allah berikan kepada kita itulah yang terbaik.

    Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

    Nama : utin Nopa Ramadhaniah
    Nim :.f1072221001
    Kelas : 0endidikan biologi 1 ppapk

    Alhamdulillah sungguh Allah memberi kenikmatan dan manfaat dalam beriman kepada takdir, etiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dan kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Percaya dan yakinlah bahwa apa yang telah allah berikan kepada kita itulah yang terbaik.

    Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  3. Nama: Fitri Adma Yanda
    Nim : F1072221004
    Kelas : 1B Pp.Apk
    Prodi: Pend.Biologi

    MasyaAllah ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita semua ,Jalan itu adalah selalu menghatur sembah pujian kepada Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 1: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab kepada hambaNya (Muhammad SAW) dan Kami tidak akan pernah menjadikan bengkok padanya." 🙏 terima kasih pak atas ilmunya

    BalasHapus
  4. Bismillahirrahmanirrahim

    Nama : Asmawati
    NIM : F1071221025
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Kelas : A1

    Ma syaa Allah Tabarakallah
    Terima kasih pak, atas ilmu yang di sampaikan 🙏
    Hikmah beriman kepada takdir. Kita harus mensyukuri dengan masih adanya keimanan yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala titipkan di hati kita. Setiap makhluk hidup yang ada di dunia Allah ciptakan semua dengan sempurna. Dengan bersyukur hati menjadi tenang, dengan bersyukur kita merasa tercukupi. Selain itu, Rendah hati. Randah hati ( Tawadhu') terhadap takdir akan membuat kita lebih dekat kepada Allah. Allah Maha Mengetahui apa yang paling terbaik untuk hambanya. Meskipun, hambanya selalu lupa kodrat hidupnya sehingga melakukan hal-hal yang dilarang-Nya. Dengan kasih sayang Allah kita selalu diberi kesempatan untuk bertobat.
    Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman sampai hari akhir kelak. Aamiin aamiin ya Rabbal'alamiin

    Terima kasih

    BalasHapus
  5. Nama : Syifa Rahmatillah
    NIM : F1071221029
    Kelas : 1-A1

    Maa syaa Allah, terimakasih atas ilmunya Pak.
    Semoga kita sebagai hamba Allah selalu menerima dengan lapang dada atas semua takdir kita yang telah ditetapkan olehNya. Semoga kita akan terus berada dijalanNya hingga akhir hayat, Aamiin

    BalasHapus
  6. Nama : Ardita Putri Melisa Jawanti
    NIM : F1071221023
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Masya allah, terima kasih pak atas materinya yang sangat bermanfaat. Beriman kepada takdir merupakan rukun iman yang terakhir. Dari blog ini saya dapat menyimpulkan bahwa beriman kepada takdir Allah memiliki banyak hikmah yang dapat diambil, seperti rendah hati dan sunnatullah

    BalasHapus
  7. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Nama : Fiqri Hidayat
    NIM : F1071221039
    Kelas : 1- A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Dengan membaca blogspot ini kita mengetahui tentang hikmah beriman kepada takdir. Hikmah beriman kepada takdir adalah dapat menumbuhkan sifat tawadhu atau rendah hati dan sifat tawakal dan sunnatulah ini tergantung kepada manusianya ingin mengambil jalan yang baik atau buruk.
    Terima kasih atas ilmunya bapak

    BalasHapus
  8. Nama: Anita Tri Andriani
    NIM: F1071221011
    Kelas: 1-A1
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Masyaallah, setelah membaca blog ini saya jadi mengetahui tentang apa saja hikmah beriman kepada takdir. Terima kasih atas ilmunya, Pak.

    BalasHapus
  9. Nama : Nova Siswanti Adtya
    NIM : F1071221003
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Masya Allah tabarakallah terimakasih atas ilmu yang sangat bermanfaat sekali pak🙏🏻
    Takdir merupakan jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai manusia baiknya menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Contohnya seperti rezeki, jodoh, dan maut. Baiknya menerima takdir yang telah ditetapkan dengan lapang dada dan diimani. Sesuai dengan rukun iman yang keenam "iman kepada qadha dan qadar".

    BalasHapus
  10. Assalamualaikum wrb
    Nama : Diana Fisa Astuti
    Nim : F1071221040
    Kelas : 1 A2
    Bismillah, alhamdullilah bapak atas ilmunya. Saya mengucapkan terimakasih dengan adanya blog ini insyaallah dapat menambah iman saya kepada takdir seperti dalam rukun iman yang terakhir, keenam. Seperti yang kita ketahui islam menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah SWT Al-Ahad, sebagai perjuangan (jihad) syahadat tauhid. Untuk itu kita tidak boleh mengeluh dengan takdir yang telah Allah tentukan.

    BalasHapus
  11. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Nama : Maya Novita Sari
    NIM: F1071221021
    Kelas: 1-A1
    Prodi: Pendidikan Biologi
    Alhamdulillah, dari ilmu yang bapak berikan menambah pengetahuan saya dalam meyakini Rukun Iman kepada Takdir. Walaupun dari diri ini terkadang sulit mengikhlaskan atau menerima apa yang telah diberikan untuk kita jalani. Karena dari yang Allah berikan itu merupakan hang terbaik untuk kita.

    BalasHapus
  12. Nama: Putri Januariza
    Nim: F1071221009
    Kelas: 1-A1
    Prodi: Pendidikan biologi

    MasyaAllah tabarakallah, Terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat untuk kita semua ini pak. Dengan membaca materi diatas bahwa orang yang percaya pada takdir, dia bersabar dan bersyukur, karena dia mengerti bahwa semua ini tidak lepas dari ketetapan Allah SWT. Dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang beriman kepada takdir Allah SWT, pasti dia akan merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya adalah bagian dari karunia Allah SWT.Semoga kita selalu beriman kepada Allah SWT. Dan Percaya kepada Qada dan Qadar yaitu takdir yang baik maupun yang buruk. Dan dapat meningkatkan iman kita untuk berbuat amal kebaikan dan menjauhi larangan-Nya. Aamiin ya rabbal'alamin.

    BalasHapus
  13. Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

    Nama : Desy Syafitri
    Nim : F1072221001
    Kelas : 1A
    Prodi: Pendidikan Biologi

    MasyaAllah Tabarakarrahman terimakasih banyak atas ilmu nya pak. Semoga senantiasa diri bersabar dan yakin bahwa segala taqdir dariNya akan berujung baik dikemudian. Sungguh hanya Allahlah yang tahu apa yang terbaik bagi hambaNya dan hanya ingin yang terbaik untuk hambaNya.

    Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh

    BalasHapus

  14. Nama : Eli Delima
    NIM : F1071221035
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    MaasyaaAllah semoga ilmu yang bapak sampaikan dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca lainnya.
    Kita harusnya selalu berprasangka baik kepada Allah karena setiap takdir yang Allah tentukan adalah hal terbaik untuk diri kita, karena Allah tahu mana yang baik dan tepat untuk hamba-Nya.
    Semoga kita selalu diberikan perlindungan oleh Allah subhanu wa ta'ala
    Aamiin Allahumma Aamiin

    BalasHapus
  15. Nama : Tarisa Anggini
    Nim : F1072221003
    Kelas : PP.APK 1B
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim sebelumnya terima kasih banyak pak atas ilmu yang bapak bagikan ini, sekarang kita menjadi tahu mengenai hikmah beriman kepada takdir. Sekian dari saya terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏

    BalasHapus
  16. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh

    Nama: Harun Asyrofi
    NIM: F1071221059
    Kelas: 1-A1
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Masyaallah...sungguh luar biasa pemaparan mengenai beriman kepada takdir ini,semoga dengan membaca blogspot ini dapat melengkapi keimanan didalam diri kita, dan menambah wawasan serta dapat merasakan himah-hikmah dari beriman kepada takdir aamiin ya rabbal a'lamin....

    BalasHapus
  17. Nama : WAHYUNI
    NIM : F1071221055
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Masya Allah tabarakallah,terimakasih banyak atas ilmu nya sangat bermanfaat sekali pak.Dari pemaparan blog diatas bisa disimpulkan bahwa
    Takdir merupakan jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagai manusia sebaiknya menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Lebih baik menerima takdir yang telah ditetapkan.

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama: Ummi Fatoni
    Nim: F1071221036
    Kelas: 1-A2
    Prodi:Pendidikan Biologi

    Masyaallah, terima kasih atas ilmunya pak, ilmunya sangat bermanfaat dan menambah ilmu tentang hikmah beriman kepada taqdir yang merupakan rukum iman terakhir yaitu keenam. Setelah membaca materi ini semoga kita dapat menerapkan dan melatih diri untuk selalu beriman kepada taqdir, serta dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

    Sekian, terima kasih
    Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama : Naya Uzzahra
    NIM : F1071221058
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Kelas : 1-A2

    masyaallah, terimakasih atas penyampaian materi yang bapak berikan mengenai Hikmah Beriman Kepada Taqdir... semoga kita semua dapat senantiasa menerima segala ketetapan Allah dengan rasa ikhlas serta syukur... aamiin

    BalasHapus
  22. Nama : Latifah Puji Lestari
    NIM : F1071221020
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi

    MashaAllah ilmu yang sangat bermanfaat sekali pak, beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang keenam. Dalam keadaan apapun manusia harus berbaik sangka kepada Allah SWT baik dalam hal rezeki, jodoh, kesenangan ataupun kesusahan, oleh sebab itu kita sebagai manusia tidak boleh terus mengeluh akan taqdir yang telah terjadi pada kita. Dengan membaca artikel ini semoga kita dapat menerima taqdir apapun dengan ikhlas. Semoga bacaan virtual ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

    BalasHapus

  23. Nama : Suryani
    Nim : F1071221014
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Taqdir adalah segala ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. seperti jodoh, masa depan, dan ajal. Tidak ada seorang pun yang tau, hanya Allah Swt. saja yang tau. Setiap tindakan yang kita lakukan di dunia akan menjadi bekal untuk di akhirat nanti. Oleh karena itu, senantiasa berbuat baik kepada sesama. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Bisa jadi kita menyambut jodoh dan memiliki masa depan yang bahagia atau sebaliknya bisa juga disambut dengan kematian. Semua itu sudah ditetapkan oleh Allah Swt., hanya kita yang perlu mempersiapkan diri untuk bekal di akhirat dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya di dunia.

    BalasHapus
  24. Nama : Nur Alfiatun Nikmah
    NIM : F1071221038
    Kelas : 1-A2
    Pendidikan Biologi
    Assalamualaikum wr.wb

    Alhamdulillah, terima kasih pak atas literatur online ini. Takdir merupakan rukun iman ke-6, di mana semua umat muslim wajib mengimani semua rukun iman, salah satunya takdir. Takdir yang telah Allah SWT berikan kepada humat manusia tercatat pada lauhul mahfudz. Kita harus dapat berbaik sangka, rendah hati terhadap apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT penentu takdir. Kita juga jangan sampai menyalahkan takdir hingga keimanan kita gugur. Yakinlah, apa yang sudah Allah SWT tetapkan pasti baik bagi kita.

    Terima kasih, wassalamualaikum wr. wb.

    BalasHapus
  25. Nama: Dian Risti
    Nim: F1071221054
    Kelas: IA2
    Prodi: Pendidikan biologi

    Alhamdulillah,Terima kasih atas ilmu yang bapak berikan. Setelah membacanya semoga kita menjadi seseorang pada sikap yang seimbang antara optimisme dan tawakkal. Dua hal ini akan berjalan dengan baik dan seimbang jika kita percaya dengan adanya
    takdir Allah SWT. Melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada Allah SWT.

    BalasHapus
  26. Nama : Virga Virnanda
    NIM : F1071221046
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi

    MaasyaaAllah, Jazakallahu khairan atas ilmu yang bapak berikan mengenai "nafsu".
    Alhamdulillah atas ilmu yang bapak berikan dapat menambah wawasan saya mengenai "Taqdir".
    Dimana beriman kepada taqdir ini merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah penentu taqdir, Al-Qadir, Al-Muqtadir dalam penentuan-Nya (husnud-dzan billah).

    BalasHapus

  27. Nama: Dea Amanda
    Kelas: 1-A2
    Nim. : F1071221010
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Beriman pada taqdir adalah rukun iman yang terakhir, keenam dengan beriman kepada taqdir baik dan beriman kepada taqdir Allah Ta'Ala. Semua yang datang dari Allah SWT tidak bisa dipungkiri, sebab tiada kekuatan makhluk untuk berdaya, merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT) karena tiada manusi yang berharta, bertahta, berpunya, bertenaga kecuali dengan izin Allah.Keimanan manusia ialah selalu menegakkan, meneguhkan dan menetapkan syahadat tauhid hanya dalam keesaan Allah SWT, meyakini kepribadian Allah SWT maha tunggal, maha menentukan arah. Dalam rangka mengimani taqdir baik maupun taqdir buruk dari Allah SWT, Dia telah menjadikan arena lapangan kehidupan menjadi medan ujian jiwa dalam medan taat, maksiat, bala', musibah dalam empat taqdir (ketetapan) Tuhan yaitu rezeki, jodoh, kebahagiaan atau kesengsaraan, ajal.Tindakan yang salah menyikapi taqdir baik berupa bersenang-senang melupakan dzikrullah, dan juga tindakan yang salah dalam menyikapi taqdir buruk berupa menyalahkan keadaan, menyalahkan orang dan pernyataan membenarkan diri sendiri yang benar, diri sendiri yang baik dan tidak tersentuh oleh keburukan.Beriman kepada taqdir Allah SWT wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman.Adab-adab beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah memohon kepadaNya untuk mampu menyikapi taqdir dengan kelembutan dari Allah SWT. Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah. Berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang luas dan berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang sempit.
    Mintala kepada Allah SWT anugerah Islam jalan lurus. Allah SWT telah memperingatkan: Bahwa asal mula ketetapan Allah SWT adalah mutlak benar di alam semesta ini termasuk manusia, tetapi manusia merubahnya lalu merusak alam semesta ini. Surah Ar-Ra'du (13) ayat 11.
    Hikmah beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah:

    1. Tawadhu' (rendah hati).
    Tatkala telah Dia Al-Qadir telah tetapkan pada hamba tentang takdir kerendahan, pasti tidak ada satu pun ibadah yang dapat membuang kerendahan yang Dia tetapkan. Tak ada juga seseorang pun yang mampu menghindar dari siksa.Ternyata, tampak siapa yang kuasa dan berkuasa menghukum (Al- Muntaqim), Dialah Allah SWT. Pemilik kuasa yang maha mulia lagi yang maha memuliakan (Al-Mu'izzu), Dialah Allah SWT. Pemegang tampuk kuasa yang maha tinggi lagi maha mampu meninggikan (Ar-Rafi'), Dialah Allah SWT. Dengan iman kepada taqdir akan membuahkan sifat tawakkal sebuah sifat mulia yang berserah diri kepada Allah SWT atau mewakilkan setiap kejadian demi kejadian kepada Allah SWT, Al-Wakil.

    2. Sunnatullah.

    Sunnah secara bahasa dapat diartikan tradisi, kebiasaan atau regulasi yang sudah, sedang dan akan berjalan, sunnah bisa diartikan hukum, pengajaran.
    Sunnatullah disini maksudnya sudah Allah SWT tetapkan kehidupan kesemestaan alam ini adalah berpasangan untuk membedakan dengan diri-Nya Allah SWT. Titik tumpu beriman kepada taqdirNya telah menyeruak menuju jalan lurus, bukan simpang siang, dan bukan simpang malam, simpang-simpang tersebut akan siur entah kemana pergi, sebab belum lurus, belum mustaqim. Baik dan buruk dari Allah SWT semateri datangnya sebagai pasangan. Tidak ada yang dinamakan baik sekira tidak ada yang buruk, sekira yang buruk sebab telah diduga ada yang baik.

    BalasHapus
  28. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama : Pinasti Haningtyas 

    NIM : F1071221027

    Kelas : 1-A1 

    Prodi : Pendidikan Biologi
    Masya Allah, Terima kasih atas ilmu diberikan bapak dengan topik "hikmah beriman kepada takdir". Kepercayaan terhadap adanya hari akhir akan membuat hidup menjadi teratur. Manusia akan berusaha untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perbuatan dosa. Mereka sadar dan yakin bahwa segala yang diperbuat di dunia, akan mendapatkan balasan kelak di akhirat dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

    BalasHapus
  29. Nama: Murti Pertiwi
    NIM: F1072221009
    Kelas: 1B
    Prodi: Pendidikan Biologi
    Semester: 1
    Bismillahirrahmanirrahim
    Massyaallah sungguh materi yang sangat bermanfaat sekali pak, bahwa setiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dan kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Percaya dan yakinlah bahwa apa yang telah allah berikan kepada kita itulah yang terbaik.

    Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  30. Nama : Nurdini Layliyah
    Nim : F1071221056
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi

    MasyaAllah, terimakasih banyak atas ilmu yang sangat bermanfaat ini pak.

    Seperti yang ada telah disampaikan bahwa manusia telah memiliki takdir nya masing-masing yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Maka dari itu kita sebagai umatnya harus menerima dengan ikhlas apapun yang telah menjadi takdir kita.
    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    BalasHapus
  31. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama: Syarifah Zulfa Aripah Billah
    NIM: F1071221006
    Kelas: 1-A2
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Maa syaa Allah, materi yang bapak berikan mengenai "Hikmah beriman kepada taqdir" sangat bermanfaat. Kita sebagai umat Islam haruslah beriman kepada taqdir, menerima semua taqdir baik maupun taqdir buruk yang telah ditetapkan Allah dengan penuh prasangka yang baik. Semua taqdir, baik itu rezeki, jodoh, kebahagiaan atau kesengsaraan, dan ajal apabila kita benar-benar beriman maka kehidupan akan berjalan dengan normal, adanya keserasian, menjadikan kita orang yang tawadhu' (rendah hati), menjadi tawakal dan sunnatullah. Semoga kita senantiasa berbuat kebaikan, selalu ikhlas dan bersyukur atas taqdir yang telah Allah tetapkan. Aamiin

    BalasHapus
  32. Nama: Sinta
    Kelas: 1-A1
    NIM: F1071221041
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Masyaallah,
    Beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Mengingat kepentingan (urgensitas) dan kebermaknaan (signifikansi) taqdir dalam menawarkan sikap hidup yang damai (peace, salam). Salah satunya adalah dengan beriman kepada taqdir baik dan beriman kepada taqdir buruk dari Allah Ta'ala (wal qadri khairihi wa syarrihi minallahi ta'ala).
    Kemudian beragama Islam juga menuntut penganut dan pemeluknya untuk tunduk, patuh kepada Allah SWT berupa selalu menegakkan (itsbat) keesaan Allah SWT Al-Ahad, sebagai perjuangan (jihad) syahadat tauhid.
    Ada beberapa hikmah beriman kepada taqdir diantaranya kehidupan berjalan secara normal. Ayat-ayat Al-Quran diutarakan dalam menunjang keserasian dan keselarasan alam supaya rasi dan laras.

    BalasHapus
  33. Nama: Amalia Putri Shalihat
    NIM : F1071221028
    Kelas: 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Masyaallah , Terimakasih pak atas ilmunya
    Setelah membaca saya semakin yakin akan kekuatan Allah SWT sungguh materi ini sangat bermanfaat untuk kita semua
    Kita jadi mengetahui macam macam takdir dan hikmah dari beriman kepada takdir yang ada

    BalasHapus
  34. Nama : Ripsani Hadjna Boelky
    NIM : F1071221052
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi
    MasyaAllah, sungguh bermanfaat ilmu yang bapak berikan. Sebagai hamba Allah, kita harus percaya apapun itu baik perkara yang kecil maupun yang besar, yang nyata maupun yang tersembunyi, baik itu perbuatan yang dilakukan oleh Allah SWT, maupun perbuatan makhluknya. Semuanya terjadi atas kehendak Allah SWT. Tidak ada sesuatupun yang sudah terjadi, maupun yang akan terjadi kecuali telah tercatat. Kita sebagai manusia hendaklah bisa menerima takdir yang telah Allah SWT tetapkan. Tatkala menerima takdir yang baik, tetap berdoa kepada Allah SWT agar menjadi hamba yang bersyukur. Lalu, memanfaatkan takdir yang baik tersebut untuk beribadah kepada-Nya. Begitu pula sebaliknya, tatkala Allah SWT memberikan takdir yang tidak baik, berdoalah agar kita diberi kesabaran dalam menghadapinya dan tetap berprasangka baik kepada Allah SWT.

    BalasHapus
  35. Nama : Tasya Nur Atika
    NIM : F1071221013
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Subhanallah, terimakasih pak atas materi yang telah bapak sampaikan mengenai "Hikmah Beriman kepada Taqdir". Iman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir. Adapun hikmah beriman kepada taqdir yaitu tawadhu' dan sunnatullah. Sebagai umat muslim, kita wajib beriman kepada taqdir Allah swt. Semoga dengan membaca materi ini,, kita dapat meningkatkan keimanan dan semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT


    BalasHapus
  36. Nama : Tri Elyza Handayani
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi
    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaru, Masya Allah ilmu yang bapak berikan sangat bermanfaat yang berjudul hikmah kepada takdir. kita dapat mengambil ilmu tentang pengertian dan macam" hikmah kepada takdir.

    BalasHapus
  37. Nama :Sri wahyuningsih
    NIM :F1071221012
    Kelas :1-A2
    Prodi :Pendidikan Biologi

    Bismillahirrahmanirrahim
    Masyaallah tabarakallah terima kasih atas ilmu yang bermanfaat sekali tentang materi Tentang beriman kepada taqdir.sebagai umat muslim sangat di anjurkan untuk beriman kepada taqdir,karena percaya dengan takdir merupakan salah satu imam.sekian terima kasih

    Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    BalasHapus
  38. Nama : Aulia Nur Rahmania
    NIM : F1071221061
    kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi


    Masyaallah, terimakasih atas ilmunya pak. Allah telah menetapkan takdir kita, bahkan dari sebelum kita lahir. Oleh sebab itu kita harus bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, karena itu adalah ketetapan Allah. Kita bisa membuat takdir kita menjadi lebih baik dengan berusaha.

    BalasHapus
  39. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama : Amelia Dwi Kartika
    NIM : F1071221007
    Kelas: 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Masyaallah terimakasih atas ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Dengan adanya ilmu yang telah diberikan membuat kita mengetahui jangan lah berburuk sangka kepada takdir, karena semua yang terjadi sudah ditetapkan Allah SWT. Maka dari itu sebagai umat Islam wajib nya untuk beriman kepada takdir Allah. Semoga kita selalu Istiqomah menjalani semuanya. Aamiin🤲🏻

    Sekian dari saya terimakasih 🙏🏻 wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    BalasHapus
  40. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Nama : Sinta Putri
    NIM : F1071221034
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Bismillahirrahmanirrahim
    Masya Allah terimalah banyak atas ilmunya pak. Setelah membaca hikmah beriman kepada takdir banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapatkan mulai dari takdir itu semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai manusia tidak boleh berburuk sangka terhadap takdir dan kita sebagai manusia harus selalu bertawakal serta berikhtiar apapun Yang terjadi.

    BalasHapus
  41. Bismillahirrahmanirrahim
    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama : Bagus Maulana
    NIM : F1071221002
    Kelas : 1 A-2
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Masya Allah, materi yang bapak berikan sangat bermanfaat, seperti yang kita tahu bahwa takdir itu adalah ketetapan yang telah Allah tentukan, jadi kita sebagai manusia harus tetap bersyukur dan terus berdoa atas takdir yang telah diberikan kepada kita.

    Sekian dari saya, jika ada salah kata mohon dimaafkan
    Terimakasih

    Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    BalasHapus
  42. Nama:Delvia uliyanda
    Nim:F1071221024
    Prodi:pendidikan Biologi 2022
    Kelas:1-A2

    Asslamu'alaikum warrahmatullahi wabaraktuh terima kasih banyak bapak ilmu-ilmunya iman kepada taqdir merupakan rukun iman yang ke enam.takdir allah besifat mut'lak atau tidak dapat dirubah oleh siapapun.salah satu cara beriman kepada taqdir allah yaitu dengan menyakini bahwa takdir allah itu sudah ia tetapkan dari manusia lahir.sekian pemahaman saya mengenai taqdir wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

    BalasHapus
  43. NAMA: Ineke Laili Ramadhini
    NIM: F1071221026
    KELAS: 1-A2
    PRODI: Pendidikan Biologi

    Alhamdulillah mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat masha allah, yaitu ilmu tentang hikmah beriman kepada taqdir yang merupakan rukun iman yang terakhir, keenam. Dalam kondisi apapun adalah manusia harus berbaik sangka kepada Allah penentu taqdir. Cara berkomentar terhadap taqdir baik jangan sampai melupakan Allah dan komentar terhadap taqdir buruk jangan sampai menabrak batas-batas bahasa kesopanan. Terimaksih pak atas ilmu yang diberikan.

    BalasHapus
  44. Nama : Reny Radita Putri
    NIM : F1071221037
    kelas : 1-A1
    Prodi :Pendidikan Biologi

    Bissmilahhirohmannirohim
    Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

    Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam dan Tuhan yang telah menciptakan manusia ,
    Masya Allah, terimakasih pak atas ilmunya.
    Poin penting yang menjadi pokok ajaran wajib kita adalah :
    ❏ Beriman kepada taqdir merupakan rukun iman yang terakhir, keenam.
    ❏ Berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang luas dan berbaik sangka di dalam taqdir rezeki yang sempit.
    ❏ Hikmah beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah:
    1. Tawadhu' (rendah hati)
    sifat mulia yang berserah diri kepada Allah SWT atau mewakilkan setiap kejadian demi kejadian kepada Allah SWT, Al-Wakil.

    2. Sunnatullah.
    Sunnatullah disini maksudnya sudah Allah SWT tetapkan kehidupan kesemestaan alam ini adalah berpasangan untuk membedakan dengan diri-Nya Allah SWT Al-Ahad (the one), Dia Allah SWT Al-Wahid (the person).
    ❏ada dua jalan yang sering kali membuat manusia tertipu, tersamar dan tersumir, yaitu ilham jalan baik dan ilham jalan buruk. Kecuali itu, ada satu jalan taqdir bila mau membaca kehidupan yang non teks dan non naskah yaitu jalan lurus (shirathal mustaqim)
    ❏ Mustaqim adalah jalan lurus yang dapat mengantarkan manusia kepada suatu tujuan dan menyampaikannya kepada kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan bahkan di akhirat.

    BalasHapus
  45. Nama: Fannisa Safarini
    NIM: F1071221030
    Kelas: I-A2
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Alhamdulillah...Terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, Pak. Adanya keimanan kepada takdir Allah membuat kita semakin rendah hati dan selalu percaya terhadap takdir yang diberikan oleh Allah. Jangan sampai takdir dari Allah menghilangkan kepercayaan kita kepada-Nya. Memberikan komentar mengenai takdir dari Allah pun harus tetap dalam batasan kata-kata yang sopan.

    BalasHapus
  46. Nama:Wahyu Hidayattulloh
    Nim:F1071221042
    Prodi:pendidikan Biologi 2022
    Kelas:1-A2

    Asslamu'alaikum warrahmatullahi wabaraktuh terima kasih banyak telah membagikan yg bermanfaat bapak, tentang iman kepada taqdir merupakan rukun iman yang ke enam. takdir allah besifat mut'lak atau tidak dapat dirubah oleh siapapun karena sudah ditetapkan sebelum kita dilahirkan ke dunia. salah satu cara beriman kepada taqdir allah yaitu dengan menyakini bahwa takdir allah itu sudah ia tetapkan dari manusia lahir. wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

    BalasHapus
  47. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nama: Sayyida Nafisa
    Nim: F1071221050
    Kelas: 1-A2
    Prodi:Pendidikan Biologi

    Masyaallah, terima kasih atas ilmunya pak, ilmunya sangat bermanfaat dan saya jadi mengetahui bahwa Bahwa beriman kepada taqdir Allah SWT saat apapun yang datang dan hadir dihadapan wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman.

    Sekian, terima kasih
    Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    BalasHapus
  48. Nama : Ita rahmadia
    NIM : F1071221048
    Kelas : 1-A2
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Bismillahirrahmanirrahim..
    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Masyaallah, sangat bermanfaat sekali penjelasannya.

    Melalui keimanan dan keyakinan terhadap adanya hari akhir, manusia memiliki harapan kehidupan yang kekal dan penuh dengan kenikmatan yang hakiki. Jika memang manusia merasakan alam kubur sebelum hari akhir, kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur.

    Adapun beberapa hikmah beriman kepada hari akhir:
    • Mengingat ketakwaan kepada Allah
    • Tawadhu' (rendah hati), iman kepada hari akhir akan membuat diri kita menjadi rendah hati.
    • Kesadaran untuk taat beribadah.
    • Bertanggung jawab.


    Terimakasih atas ilmunya pak, semoga bapak sehat selalu🙏🏻

    BalasHapus
  49. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

    Nama: Sherly Meidina
    NIM: F1071221004
    Kelas: 1A2
    Prodi: Pendidikan Biologi

    Massyaallah sungguh materi yang sangat bermanfaat sekali pak.
    Dengan blog yang bapak bagikan ini kita tahu bahwa setiap umat pastinya mempunyai takdirnya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah swt baik atau buruk tetapi kebaikan selalu datang dari Allah SWT. Kita sebagai manusia harus menerima segala ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
    Selain itu beriman kepada takdir Allah SWT adalah rukun iman yang keenam yang harus kita percayai. Semoga apa yang kita pelajari selalu dirahmati Allah SWT.
    Wassalamuaalaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  50. Nama : Arnefa Puspita Sari
    Nim : F1071221043
    Kelas 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Masyaallah, terimakasih ilmu yang sangat bermanfaat dan memberi inspirasi untuk selalu berbuat kebaikan. Dengan materi-materi yang telah disampaikan agar selalu percaya akan adanya takdir yang telah ditentukan.

    BalasHapus
  51. Nama: Sinta
    Kelas: 1-A1
    Prodi: Pendidikan Biologi
    NIM: F1071221041

    Masyaallah, terimakasih ilmu nya pak,
    Dari materi yang bapak berikan ini
    Saya percaya bahwa takdir setiap orang sudah ditentukan masing-masing 🙏

    BalasHapus
  52. Bismillah.
    Nama : Dinda Annesta
    Nim : F1071221031
    Kelas 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    MasyaAllah, terimakasih ilmu yang telah diberikan pak, semoga ilmu yang bapak berikan dapat menjadi sumber pahala aamin. Sudah menjadi tugas kita sebagai seorang muslim untuk beriman kepada qadha dan qadar. Iman artinya percaya. Jadi kita harus selalu percaya kepada takdir takdir, ketetapan ketetapan yang Allah berikan kepadakuta.

    BalasHapus
  53. Nama: Indah Sari
    NIM : F1071221015
    Kelas : 1-A1
    Prodi : Pendidikan Biologi

    Masyaallah,terima kasih banyak atas ilmunya pak. Dengan ilmu yang bapak share tentang beriman kepada takdir, kita dapat mengetahui bahwa beriman kepada takdir Allah SWT saat apapun yang datang dan hadir dihadapan wajib diimani dengan menjaga adab-adab beriman. Adab-adab beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk dari Allah SWT adalah memohon kepadaNya untuk mampu menyikapi taqdir dengan kelembutan-kelembutan dari Allah SWT (lathaif minallahi ta'ala).

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

AN NURIYAH

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN