TAFAKKUR MALAM - ANUGERAH YANG TERSEMBUNYI
ANUGERAH YANG TERSEMBUNYI
Oleh
Ma’ruf Zahran
Hakikat anugerah yang tersembunyi tidak ada yang tahu, kecuali Dia
yang maha tahu. Bahkan diripun terkadang tidak paham kepada diri, kecuali Dia
yang memahamkan dengan cara-caraNya. Apa yang ditemukan tentang ilham dan
arahan, bimbingan (irsyadah), petunjuk (hidayah) datang secara tiba-tiba tanpa
pemberitahuan sebelumnya.
Bagi pemula yang baru belajar agama Islam bahwa referensi sangat
penting sebagai dasar-dasar ilmu thabi'i baik yang bercabang ilmiyah-diniyah
maupun yang bercabang diniyah-ilmiyah. Namun bila keduanya telah didapatkan,
lepaskan keduanya, bila telah bisa seperti itu, berharaplah hanya kepada Allah
SWT.
Jalan pelepasan ini penting disebabkan duniawi dengan hawa
tawarannya mempertaruhkan antara dua pilihan yaitu kesenangan bersama duniawi
atau kesulitan bersama duniawi. Kedua keadaan tersebut harus dibongkar
tipuan-tiupan yang disembunyikan dan diterangkan olehnya dengan ilmu hakikat
Nur Muhammad SAW. Nur Muhammad SAW yang membongkar jin putih dan jin hitam, dua
bayang-bayang yang lemah, keduanya menyesatkan umat manusia dari bangsa
jin dan dari bangsa manusia (minnal jinnati wan-nas).
Pelepasan bisa diartikan dalam makna lain yaitu isra' artinya
keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang hanya disenangi oleh umumnya penduduk bumi,
sebab manusia bukan hamba bumi. Pelepasan dalam bentuk menyelisihi kesenangan
makhluk bumi umumnya manusia bumi suka keramaian dan kemewahan, sedang hambaNya
yang isra' di bumi senang dengan kesendirian dan kesederhanaan. Isra' tubuh
jasmani dan badan rohani dengan mudah menembus sekat-sekat alam bumi, isra'
mukmin yang sangat luar biasa.
Isra' perjalanan jasad dan ruh merupakan keistimewaan bagi
Rasulullah SAW dan umat beliau yang mengikuti jejak sang Rasul dan Nabi sejati.
Mengingat ruh sebagai asal yang mewujudkan jasad adalah secara berjenjang dari
Allah Al-Ahad, Muhammad, ummat. Dalam perjalanan mi'raj bahwa Nabi Muhammad SAW banyak diperlihatkan bukti-bukti kebesaran Allah SWT Baik bukti
berupa kebaikan yang tulus maupun bukti kebaikan yang bulus, seperti gambaran
seseorang yang menuai tiada henti, arti dari tamsil yang diperlihatkan tersebut
adalah seseorang yang berbuat amal jariyah yang pahalanya tiada putus-putusnya
sehingga diibaratkan seperti sekali menanam namun dapat memetik hasil selamanya
tanpa putus. Amal jariyah ikhlas mendapat balasan pahala yang sangat banyak ibarat buah yang
banyak, ibarat buah yang tidak pernah berhenti
berbuah, ibarat buah, dan tidak dilarang memetiknya setiap saat
(wafakihatin katsirah, la maqthu'ah, wala mamnu'ah). Terdapat pula
gambaran seseorang yang memikul kayu, sudah banyak sekali
pikulan-pikulan di puncak tetapi masih meminta, diberi, meminta lagi
pikulan-pikulan itu diberi lagi, dan seterusnya, sehingga dia merasa keberatan
dengan pikulan yang ditanggung pundaknya. Arti dari tamsil tersebut adalah
orang yang menerima amanah-amanah harta, jabatan, pangkat, baik amanah yang
bersifat duniawi maupun ukhrawi secara rakus dan tamak. Saking banyaknya amanah
yang dipikul sehingga tidak ada satupun amanah yang tunai dilaksanakan. Orang
yang sedemikian ibarat kaya predikat tetapi miskin perjuangan, atau kaya
sertifikat tetapi kurang berfungsi.
Tamsil orang-orang yang menjulurkan lidah lalu memotong-motongnya
dari gunting tembaga, utuh lagi lidah tersebut menjulur lagi dipotong lagi,
begitu seterusnya. Allah SWT memperlihatkan gambaran orang-orang yang suka
berdusta tentang Allah SWT, berdusta tentang Rasulullah SAW. Ada orang yang
memakan daging mentah yang telah busuk, ibrah dan i'tibar bagi orang-orang yang
suka membicarakan aib kesalahan orang lain (ghibah), fitnah, mengadu domba
(namimah), sebagai hukuman bagi mereka.
Banyak lagi tamsil-tamsil yang diperlihatkan Allah (linuriyahu min
ayatina) dalam rangka meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW. Mi'raj yang dapat diartikan
naik tadi adalah bila isra' dipahamkan sebagai amaliyah syariat yang dzahir,
sedangkan mi'raj adalah bentuk amaliyah hakikat yang batin, salat mencakup
kedua wilayah tersebut. Bila keduanya telah menyatu padu yaitu syariat yang
memuat hakikat adalah ma'rifat namanya. Ma'rifat inilah masih dalam sebutan
hakNya berdua yaitu Allah dan Muhammad. Dua ikrar inilah yang disebut
syahadataini (dua kesaksian) yaitu kesaksian bahwa sesungguhnya Allah SWT
sebagai Tuhan yang wajib disembah dan kesaksian bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah utusan Allah (Rasulullah).
Syahadataini (dua kesaksian) hakikat dan ma'rifatNya pun awalNya
esa (Al-Ahad). Al-Ahad ini dalam rangka bisa dikenali (liya'rifu) dan dalam
rangka agar dapat disembah (liya'budu), niscaya telah Dia utus Muhammad SAW
sebagai utusan resmi dariNya. Posisi rasul, nabi, wali, saksi adalah terdapat pada satu diri sang
Rasulullah SAW. Pembawa risalah (Rasul) dari Allah kepala ummat adalah diri Nur
Muhammad Rasulullah SAW. Pembawa amaliyah ummat kepada Allah SWT pun adalah
diri Nur Muhammad Rasulullah SAW. Pembawa berita (Nabi), berita dari Allah SWT
kepada ummat sungguh terdapat pada diri
Nur Muhammad Nabiyullah SAW dan pembawa berita-berita dari ummat kepada Allah
SWT pun terdapat pada diri sang Nabi yang sejati, diri Nur Muhammad Nabiyullah
SAW. Sang penolong (Wali) adalah pangkat kemuliaan sang Wali sejati sungguh
benar-benar terdapat pada diri Nur Muhammad SAW dalam pangkat tertinggi
kewaliaan (bi jahi sayyidi Muhammad Waliyullah SWT). Beliau pun sebagai saksi
(Syahidi) Muhammad Rasulullah SAW dalam menyaksikan Allah SWT dengan
sebenar-benar kesaksian sebagai pembawa kabar gembira, pembawa kabar menakutkan
dan saksi atas seluruh ummat manusia. Dalam diri Nur Muhammad Rasulullah,
Nabiyullah, Waliyullah, Syahidullah tersimpan pada kebenaran (bihaqqi)
Muhammad SAW.
Nur Muhammad SAW inilah anugerah yang tersembunyi, demi kemuliaan
Muhammad SAW (bi karamati Muhammad SAW), dengan petunjuk risalah Muhammad SAW
(bi hadi Muhammad SAW), dengan kebaikan Muhammad SAW (bi barakati Muhammad
SAW), dengan kerahasiaan Muhammad SAW (bi sirri Muhammad SAW), dengan cahaya
Muhammad SAW (bi nuri Muhammad SAW) terimalah hajat-hajat kami untuk kesembuhan
bagi yang sakit, untuk kelapangan bagi yang sempit, untuk kemudahan bagi yang
sulit, untuk keterangan bagi yang gelap,
untuk arahan bagi yang sesat, untuk ketenangan bagi yang gelisah, untuk
semangat bagi yang malas, untuk petunjuk bagi yang galau, terimalah hajat-hajat
kami, hajat-hajat yang diterima (hajatuna qabul, qabul, qabul). Inilah rahasia
simpanan kekayaan Allah SWT yang maha sakti, kekayaan Allah SWT yang maha kaya,
Muhammad Rasulullah SAW. Siapa yang meminta dengan berwasilah kepada sang
kekasih Allah SWT, Dia terima.
Komentar
Posting Komentar