KAJIAN JTA 6 - IKHTIAR MENCAPAI AL-QADAR
KAJIAN
JTA 6
IKHTIAR MENCAPAI AL-QADAR
Oleh
Ma'ruf Zahran
Al-Qadar datang adalah hidayah al-Lathif yang datang berupa ilham
taqwa yang bertujuan membersihkan jiwa-jiwa pada malam itu, karena malam
al-Qadar (malam kemuliaan) sesifat dengan malam
al-Mubarak (malam Tuhan memberi berjuta kebaikan tanpa bisa dihitung),
malam as-Sakinah (malam ketenangan), malam as-Sa'adah (malam kebahagiaan),
malam asy-Syarafah (malam kehormatan), malam mahmudah (malam keterpujian),
malam al-Quddus (malam suci). Klasifikasi nama
malam-malam tersebut dapat ditemukan dalam al-Quran dan al-Hadits.
Seseorang pasti tidak akan tersampaikan atau tidak memperdapati malam tersebut
tanpa wasilata wal fadhilah (keterlibatan, keterhubungan, dan keutamaan) dari
shahibusy-syarafah (pemilik kehormatan). Sebab, curahan kehormatan langsung
dari yang maha pemilik al-Malikusy-syarafah, itulah Rabulmalikul-haqqul-mubin.
Disinilah rahasia memperoleh malam al-Qadar sehingga umat tahu di
mana letak kuncinya, kunci al-Qadar (miftahul Qadar) letaknya terdapat pada Nur
Muhammad. Muhammad bermartabat zainal anbiya' Allah jalla wa ahla, jalla wa
rahma, jalla wa mulka, jalla wa 'ulya, jalla wa qudsa.
Sejak di alam ruh para nabi berwasilah Nur kepada Nur Muhammad,
saksikanlah para rasul dan Aku (Allah) menyaksikannya. Jika tidak setuju dalam
kesaksian bahwa ada kekasihKu, Aku tidak akan mewujudkan alam semesta lahir dan alam semesta batin.
Jika para malaikat tidak meyakini Nur Muhammad kesayangan Allah, serta tidak
bersyahadat kepada Nur Muhammad, niscaya Tuhan tidak akan menciptakan malaikat.
Jika para nabi tidak beriman kepada Nur Muhammad, niscaya Dia tidak akan menciptakan sayyidi Adam, Syis, Idris, Nuh
sebagai nabi penerima suhuf. Tanpa Nur Muhammad yang bermartabat kecintaanNya,
tiadalah Dia menciptakan sayyidi Musa sebagai penerima Taurat. Dan Nur Muhammad bermartabat zainal auliya'
(pancaran kilauan para wali) dari Allah SWT al-Wali (maha pelindung).
Tadi disebutkan tiadalah sayyidi Musa shahibut Taurat tanpa Nur
Muhammad. Lagi, tanpa setuju dengan kesaksian
Nur Muhammad sebagaimana kesaksian Allah SWT jalla wa 'ala, tidak akan
Dia turunkan Zabur kepada sayyidi Daud, Injil kepada sayyidi Isa. Tanpa alam
raya ini bersalam-salawat kepada Nur Muhammad, selamanya tidak pernah dikenal
nama Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan tugas-tugas mereka. Tanpa beriman,
bersalawat-salam secara lahir dan batin tidak akan pernah ada para
utusan-utusan Tuhan dikalangan para nabi. Semua nabi penerima nubuwwat, semua
rasul penerima risalat adalah wajib mengimani, mengikuti, membela Nur Muhammad di dalam firman Tuhan
yang maha suci: "Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari
para nabi: Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu, lalu datang
kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman dan menolongnya! Allah berfirman: Apakah kamu setuju
dan menerima perjanjian denganKu atas yang demikian itu? Mereka menjawab: Kami
setuju. Allah berfirman: Baiklah, saksikan (wahai para nabi) bahwa Aku bersaksi
bersama kalian (tentang Nur Muhammad). Maka barangsiapa yang berpaling setelah
(perjanjian dan kesaksian) itu, niscaya mereka adalah orang-orang fasik yang
berdosa besar." (Ali Imran:81-82).
Ikhtiar mengintip al-Qadar selamanya tidak akan pernah tergapai,
sebab al-Qadar makhluk Allah SWT yang mulia, sementara kita manusia hina yang
penuh dengan kotoran dosa. Al-Qadar sangat
tinggi dan tidak dapat disentuh, karena berada di sisi Tuhan serta
turunnya di kawal oleh seluruh malaikat langit dan ruhul amin (malaikat Jibril)
sehingga di langit menjadi sepi, sedang di bumi penuh sesak telah dipenuhi oleh
malaikat yang diturunkanNya di malam al-Qadar. Bila manusia berkeyakinan
dirinya mampu mengintip al-Qadar tanpa
bantuan (ma'unah) hubungan (wasilah) dengan sahabat (pemilik) al-Qadar, Nur
Muhammad yang telah mendapat mandat dari Tuhan sang Pencipta al-Qadar, seumur
hidup tidak akan pernah ketemu dengan malam al-Qadar, walaupun banyak kuantitas
dan kualitas ibadah. Nur Muhammad inilah yang meninggikan derajat umat yang
rendah untuk bisa sampai kehadiratNya dengan restuNya kepada kekasihNya bi syafa'atillah
(dengan pertolongan Allah) li nabiyyi Muhammad, lil muslimina wal muslimat min
ummati Muhammad.
Bila malam al-Qadar mulia, maka Nur Muhammad lebih mulia lagi.
Berkat Nur Muhammad, Allah SWT berikan malam al-Qadar kepada umat. Jangan
sombong merasa bisa mengendalikan amal ibadah, jangan sombong merasa bisa
menegakkan malam-malam ibadah, jangan sombong telah merasa bisa salat, puasa,
zakat, haji dan umrah tanpa Rasulullah Nur Muhammad yang diimani dan dibela.
Tanpa Nur Muhammad semua akan lenyap, binasa, musnah laksana gunung emas yang
berubah menjadi pasir. Investasi amal saleh tanpa Nur Muhammad akan segera
hilang seketika. Azazil nama awal Iblis beserta perkongsian jahatnya sangat
membenci Nur Muhammad. Nur Muhammad yang terdapat pada diri tiap-tiap umat
berdasarkan tulisan firman Tuhan yang mulia: "Wa'lamu anna fikum
rasulullah ..." artinya: Ketahuilah
olehmu semua, sesungguhnya di dalam dirimu ada Rasulullah ...
(Al-Hujurat:7).
Maknanya, Nur Muhammad SAW adalah induk kebaikan dan induk kebahagiaan
yang selalu menyertai orang-orang yang beriman, bi Muhammadin SAW - ma'an nabi
Muhammadin SAW. Umat Muhammad SAW sebagai penerima induk pada kepribadian agung
teladan Rasulullah bisa dijadikan sebagai tempat bertolak dan tempat berlabuh
(terminal induk internasional dunia-akhirat).
Bila malam al-Qadar sangat agung, sedang Nur Muhammad SAW lebih
agung lagi. Bila Nur Muhammad aktif pada diri umat dengan jalan pengamalan
dalam kondisi lahir dan batin (dzahiran wa bathinan), dalam kondisi terjaga dan
terlelap (yaqadhatan wa manaman) adalah
jalan komunikasi tercepat yaitu manhaji min-nabi ilan-nabi (metode dari nabi
kepada nabi). Ringkasnya, perbuatan apapun tanpa mengimani dan mengikuti cahaya
sunnah, cahaya hidayah, cahaya ilmiyah, cahaya amaliyah yang terhimpun di dalam
Nur Muhammad SAW adalah sia-sia. Sebab amal yang tidak "permisi"
kepada Nur Muhammad SAW tidak akan dipandang Allah SWT dengan ruh kasih-sayang,
ruh rahmaniyyatullah (ruh kekasih-sayangan Allah) sepenuhnya tercurah-limpah
kepada Nur Muhammad SAW. Selain cahaya (Nur Muhammad SAW) adalah individu kegelapan-kegelapan (dzulumat). Akhir tempat
individu dzulumat adalah nar (neraka), mereka kekal di dalam adzab. Berdasarkan
dua spiritualitas yang berbeda, yaitu cahaya (Nur Muhammad) dan kegelapan thaghut atau berhala.
Pembahasan dan ulasan ikhtiar mengintip al-Qadar, mudahan bisa
tercapai menemuinya adalah dengan menemui Rasulullah SAW secara Nur Muhammad
SAW yang menuntun jalan menuju Allah (ilallah billah wa bi rasulih) dengan
beriman kepada Allah dan RasulNya. RasulNya merupakan daya tampung yang besar
dan luas, sebagai yang sudah dikalamkan Tuhan dalam surah Al-Hujurat ayat 8
dengan jelas menyebut kedudukan Rasulullah SAW: "(Rasulullah SAW) sebagai
keutamaan dari Allah dan karuniaNya, dan Allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana." Jiwa yang beriman merupakan jiwa yang sesifat dengan RasulNya
mengimani Allah SWT. Itulah cahaya dalam diri adalah cahaya RasulNya. Sehingga
mudah, tidak payah dalam rajin taat karena sudah bersesuaian dengan cahaya, cahaya
di dalam bisa menampung cahaya di luar,
cahaya di luar bisa menampung cahaya di dalam. Artinya telah senyawa, sejiwa
berdasarkan firman Tuhan dalam surah al-Hadid ayat 9: "Dialah yang
menurunkan ayat-ayat yang terang (Al-Quran) kepada hambaNya (Muhammad).
(Muhammad) sebagai ayat-ayat yang menjelaskan untuk mengeluarkan kamu dari
kegelapan menuju cahaya. Dan sesungguhnya Allah bagi kamu adalah maha penyantun lagi maha penyayang."
Lakukan ibadah sejak satu Ramadan sampai akhir Ramadan tetapi
jangan lupakan Rasulullah SAW. Bila membaca dan meneliti Al-Quran, haturkan
salam hamparkan salawat pada baginda Rasulullah SAW. Sebab beliau shahibul
Qur'an, bahkan sedekat-dekat Al-Quran. Allah SWT restu kepada baginda, baginda
restu kepada umat, disinilah ikhtiar menggapai al-Qadar. Umat demikian akan
mendapatkan dua surga (jannataini), dua keberuntungan, dua rahmat (kiflaini min
rahmatih), dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya Muhammad engkau
berjalan sebentangan dunia dan akhirat. Dengan cahaya Muhammad, kemudian Allah
mengampuni dosa-dosamu, dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
Demikian ikhtiar dari ikhtiar (pilihan) dan jatuhkan pilihanmu
kepada jalan kekasihNya, dalam sunnah (tradisi kehidupan yang hidup dan aktif)
dalam seluruh jasadiyah yang digerakkan oleh ruhiyah. Lisan basah bersalawat
dan salam, hati sibuk mengingat dengan dzikir untuk Allah dan bersalawat-salam
untuk Rasulullah, anggota tubuh adalah pengamal sunnah, jiwa (ruh) adalah ruh
rahmatan 'ammah dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai patron dalam aplikasi
praktik kasih-sayang secara keseluruhan dan kesemestaan. Mudahan dengan cara
demi cara dan terutama restu Allah dan Rasulallah, umat setiap tahun di bulan
suci Ramadan al-Mubarak dapat menemukan malam al-Qadar setiap tahun. Wallahu
a'lam.
Komentar
Posting Komentar