CAHAYA SEGEDONG 11
CAHAYA SEGEDONG 11
AHAD
Oleh
Ma’ruf Zahran
Terima kasih kepada Syekh Haji Usman Melek Al-Muqaddas Al-Murabbi
billah Ad-Da'i ilallah yang telah menunjukkan jalan ma'rifatullah.
Biqudratillah wa birasulillah berkat keduanya dan saluran sanad dari
Al-Muqaddas tulisan hakikat rahasia nama, sifat, dan diri ini tersaji. Empat rahasia nama dan
empat rahasia tujuan akan diurai sebagai berikut:
1. Hakikat
rahasia makhluk yang bernama nikmat.
Hakikat rahasia perbuatan Allah dalam gelombang nikmat adalah
mengandung dua rahasia. Nikmat Allah mengandung rahasia kesyukuran dan nikmat
Allah mengandung rahasia kekufuran. Sesungguhnya nikmat Allah itu netral,
melainkan hakikat yang mendatangkan kebahagiaan adalah syukur, bukan nikmat.
Rahasia yang mendatangkan kesengsaraan adalah kufur, bukan nikmat.
2. Hakikat
rahasia makhluk yang bernama musibah.
Hakikat rahasia perbuatan Allah dalam gelombang musibah tersembunyi
dua keadaan. Musibah telah menjadikan banyak hamba Allah yang mendekat
denganNya, atau dengan musibah telah menjadikan banyak yang menjauh dariNya.
Seharusnya dengan musibah akan semakin dekat dan senantiasa bersama Allah SWT,
tidak terlepas dan tidak terpisah lagi.
3. Hakikat
rahasia makhluk yang bernama taat.
Seluruh kebaikan yang masih terakui bernama taat artinya masuk
kedalam kategori syirik atau jamak dalam tauhid. Minimal terdapat empat sekutu
bagi Allah Ahad yaitu pelaku taat (fa'il), perbuatan taat itu sendiri (fi'il),
tujuan itu sendiri (maf'ul-li-ajlih) untuk Allah (lillah) dan juga untuk
manusia (linnas), dan objek-objek yang memperhatikan pelaku dan perilaku taat
(maf'ulum-bih). Artinya dalam satu ibadah taat telah banyak mengundang
sekutu-sekutu (syirik, jamak syuraka') bagi diri Ahad.
Orang musyrik (pelaku syirik) adalah orang yang belum mengenali
diri sendiri. Apakah kamu bisa taat? Katakan, siapakah yang menciptakan taat?
Katakan, perhatikan api yang kamu nyalakan untuk membakar, Kamikah atau kamukah
yang menyalakannya? Dalam firmanNya: "Apakah kamu tidak memperhatikan bumi
yang tandus dan mati, lalu Kami suburkan dan hidupkan tumbuh-tumbuhan, biji-bijian
padanya sebagai rezeki bagimu. Kamikah atau kamukah yang menumbuhkannya."
(Al-Waqi'ah:63-64).
Hari ini banyak orang yang bukan menyembah Allah Ahad, melainkan
banyak yang menyembah makhluk yang bernama taat, memuji makhluk yang bersifat
taat. Ibadah taat yang semu sehingga dapat dibuktikan dengan syirik (jamak)
dalam perkataan taat. Perbuatan taat tetapi masih menyisakan ada si A, si B, si
C taat, kemudian bisakah si A buta, si B bisu, si C tuli, lalu bisakah si buta,
si bisu dan si tuli beribadah? Kalau ABC bisa beribadah artinya sudah ada tiga
tuhan. Jangan sampai terjadi ada sesuatu yang menghijab Ahad, orang-orang yang
salat menyembah makhluk halus yang namanya salat. Allah Ahad menyuruh salat,
tetapi yang ditaati adalah menaati suruhan. Padahal terdapat perbedaan yang
jelas antara perintah dengan yang memerintah.
Item-item isi (butir) perintah sangat berbeda dengan yang memerintah, al-Malik. Walaupun perbedaan ini jelas yaitu al-Malik adalah Tuhan (khalik) sedang amar (perintah) adalah yang diciptakan (makhluk). Maksudnya banyak orang yang menyembah materi salat yaitu bacaan dan gerakan, tetapi bukan menyembah Allah Ahad. Allah Ahad telah menyatakan dengan tegas: "Dan Aku tidak memerintahkan kepadamu, kecuali murni dalam beragama." (Al-Bayyinah:5). Uraiannya janganlah kamu seperti orang yang bersiul dan bertepuk-tangan sambil mengelilingi rumahKu yang suci. Janganlah menyembahKu pada tepian kata, bukan pada sumberNya Ahad. Tetapi nyatakan dan jangan pernah takut: "Labbaikallahumma labbaik" Aku datang memenuhi panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Sesungguhnya semua puji, karunia, dan kerajaan adalah milikMu. Tiada sekutu bagiMu. Bacaan talbiyah adalah bacaan yang menuntut kita untuk mengesakan Ahad.
4. Hakikat
rahasia makhluk yang bernama maksiat.
Iblis secara bahasa artinya putus asa, putus harapan kepada kasih
sayang (rahmat) Allah, walau masih ada waktu untuk bertaubat (kembali). Satu
kali dosa yang dilakukan Iblis telah membuat diri mengecam Allah yang jahat,
Allah yang membenci, Allah yang mengusir beserta seluruh sifat keburukan yang
dia alamatkan kepada Allah SWT. Padahal Iblis mantan imam para malaikat dengan
sebutan malaikat yang paling dekat dengan Allah bernama Azazil. Setelah Azazil
berubah menjadi Iblis (balasa-yablisu-iblis) yang artinya berputus-asa, lalu
dia menjadi makhluk jin yang paling jauh dari Allah SWT malah menjadi musuh
Allah SWT. Sifat Iblis ini yang akan ditularkan kepada seluruh manusia pendosa
di muka bumi, supaya manusia pendosa membenci Allah SWT yang telah
menjerumuskan dan akan mengusir mereka dari rahmatNya. Seperti persepsi jahat
Iblis tentang Allah merupakan bisikan kepada manusia dan dibantu oleh para
syaitan, para pembisik dari bangsa jin dan bangsa manusia (minal jinnati wan
nas).
Padahal hakikat rahasia makhluk yang bernama dosa bertujuan supaya
manusia pendosa semakin dekat dengan Allah SWT dengan bertaubat (kembali)
dibanding sebelumnya. Hari-hari dengan bertaubat merupakan jalan kehidupan dan
kebiasaan para nabi dan para wali. Bertaubat dari dosa hati, dosa lisan dan
dosa perbuatan. Bertaubat dari lupa (ghafil) kepada Allah SWT untuk senantiasa
ingat (dzikir) kepadaNya. Bertaubat dari lupa membaca bismillah saat akan
makan, bertaubat dari lupa membaca alhamdulillah saat setelah makan. Bertaubat
dari seluruh sifat kelupaan dan sifat kealpaan yang menjadi busana manusia.
Setelah kita merasakan hikmah dari setiap rahasia makhluk yang
bernama nikmat, musibah, taat dan maksiat, masih adakah rasa kekecewaan kepada
Allah yang maha pengasih dalam nikmatNya? Masih adakah rasa membenci terhadap
musibah yang Dia datangkan? Masih adakah rasa sombong dengan ibadah taat yang
selalu Dia hadiahkan? Masih adakah rasa benci kepadaNya dan putus asa dari
kasih-sayangNya dengan jalan bertaubat terhadap maksiat atau dosa yang telah
Dia tetapkan? Rahasia ini penting dipahami oleh JTA untuk dapat sampai karena
disampaikan Allah SWT. Untuk dapat sampai kepada Allah (wusul ilallah) dengan
empat jalan rahasia ini:
1. Jalan rahasia
nikmat dengan bersyukur.
2. Jalan rahasia
musibah dengan bersabar.
3. Jalan rahasia
taat dengan tawadu' (hati yang rendah).
4. Jalan rahasia
maksiat (dosa) dengan bertaubat.
Keempat jalan rahasia ini yang hakikat-ma'rifatNya wajib menuju kepada Allah SWT ketika nikmat menjadi syukur. Artinya dari nikmat beralih status menjadi syukur, dari musibah beralih status menjadi sabar, dari taat beralih status menjadi tawadu', dari maksiat beralih status menjadi taubat. Jalan-jalan rahasia ini yang sangat jarang dikenali manusia. Padahal keempat status tersebut tiada lain dan tiada bukan adalah namaNya. NamaNya Asy-Syakur (maha berterimakasih), Ash-Shabur (maha penyabar), Al-Bar (maha baik), At-Tawwab (maha penerima taubat). Bila keempat ini mendarah-daging bagi diri JTA, dari latihan sifat syukur telah menjadi manusia yang senantiasa diri bersyukur (asy-syakur) yang menerbitkan ruh bercahaya syukur (nurusy-syukur). Ruh yang menjadi cahaya (nur) menerbitkan Aku yang selalu malu (al-Haya').
Ketika latihan diri sabar menjadi hati sabar dalam menunaikan
perintahNya, hati sabar dalam menjauhi laranganNya dan hati sabar dalam
menempuh ujianNya. Hati tersebut akan berubah
menjadi ruh yang sabar berkedudukan di surga dengan kamar kemuliaan
tersendiri (fil jannati ghurafan). Ruh yang sabar akan menjadi nur kesabaran
(nur-sabariyah). Nur kesabaran akan menjadi Aku yang bermesraan denganMu yang
pada hakikatnya esa (al-ahad al-unsu billah). Nur kesabaran akan menjadi Aku
yang terakhir berjinak-jinak denganMu yang dalam hakikat Ahad (al-ahad al-unsu
billah).
Ketika latihan sifat rendah hati (tawadu') telah menjadi diri yang
rendah hati (mutawadi'). Diri yang rendah hati akan menjadi hati yang rendah
(qalbu mutawadi'). Qalbu mutawadi' akan menjadi ruh yang rendah hati (ruh
mutawadi'). Ruh mutawadi' akan menjadi nurul mutawadi'. Saat puncak inilah Aku
Allah akan mengangkat hamba yang rendah hati pada kedudukan mulia, derajat yang
tinggi serta maqam yang terpuji (rafa'allah).
Ketika latihan sifat taubat telah menjadi diri taubat (ta-ib jamak
ta-ibin). Diri taubat akan hancur kedalam hati yang bertaubat (qalbut-taubah).
Qalbut-taubah akan hancur ke dalam ruhut-taubah. Ruhut-taubah artinya badan
rohani yang kembali kepada Allah SWT. Ruhut-taubah akan menjadi nur (cahaya)
taubat. Nurut-taubah itulah Aku Allah yang mencintaimu (mahabbatullah). Hakikat
Aku yang mencintaiMu dan Engkau yang mencintaiKu adalah Ahad (esa). Sebab tiada
gerakan cinta bila Aku tiada menggerakkan. Dan kemampuan yang mampu mencintai
adalah Aku esa, Ahad saja. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar