CAHAYA SEGEDONG 7

 


CAHAYA SEGEDONG 7
MAHABBAH

Oleh
Ma’ruf Zahran

Mahabbah (cinta) merupakan amaliyah tingkat hakikat. Hakikat (essence) dari segala aksi taat yang tampak, aksi maksiat yang terlibat, aksi nikmat yang membalut, aksi musibah yang menyulut, hakikat cinta dari empat item perbuatan tersebut, mereka telah melambangkan penampakan cinta Tuhan yang utuh. Taat dan maksiyat datang dan pulang silih berganti, nikmat dan niqmat masuk dan keluar saling melengkapi sebagai sunnatullah yang pasti. Sunnatullah mahabbah dari Allah SWT dalam pewartaan firman: "Dan jika datang orang-orang yang beriman kepadamu (Muhammad), katakan; "salam sejahtera untukmu." Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih-sayang pada diriNya, (bahwa Dia menyatakan) siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang." (Al-An'am:54). Mahabbah sebagai karunia terbesar dari Allah SWT (minnah-minallah) harus disadari manusia dengan cara berpasrah-diri (muslim, jamak muslimin) untuk mengembalikan cinta agung dengan perkenan dariNya mencintaiNya dengan modal anugerah  cinta dariNya (minnah-ilallah), sebab cinta yang berlangsung itupun ditujukan kepadaNya sebagai anugerahNya telah bersamaNya  (minnah ma'allah). Berkat cintaNya terjadi hamparan bumi yang terbentang dan bangunan langit yang menjulang. Berkat cintaNya pergantian silih malam datang untuk istirahat (sakana), siang merayap sebagai waktu berusaha (ma'asya), peredaran matahari dan bulan sebagai perhitungan almanak kehidupan (husbana), demikian ketetapan (taqdir) yang maha perkasa lagi maha mengetahui. Dialah yang mengarak awan, Dia yang menurunkan hujan serta menunjuki di negeri mana negeri yang dibasahi, kemudian tumbuh subur tanaman dan menjadi minuman bagi hewan ternak yang hasilnya dimanfaatkan manusia sebagai vitamin nabati dan vitamin hewani, sungguh besar karunia Tuhan. Dia yang membuat untukmu daratan yang hampar (mahda) dan jalan-jalan di atas bumi yang terhampar (subula), mudahan kamu bersyukur. Aktivasi mahabbah (cinta) Tuhan sangat murni, sebab Dia menyimpan stok cinta yang tidak pernah habis, sebab Dia gudang cinta, Dia Al-Wadud (the lovers).

Mahabbah cinta Tuhan yang tak pernah pupus dan putus. Terputus cinta Tuhan hancur dunia dan akhirat. Sifat mahabbah harus selalu dihidupkan dengan dua cara diatas. Dua cara dimaksud adalah muraqabah dan musyahadah. Muraqabah  (merasakan kehadiran Allah, merasa diawasi Allah) akan menimbulkan sikap kehati-hatian dalam beribadah dan berbuat. Musyahadah merupakan pandangan batin (bashirah) memandangNya melalui maha pandangan dariNya (Al-Bashir). Inilah keesaan memandang (musyahadah minallah, musyahadah ilallah) artinya pandangan kesaksian dari dan kepada Allah SWT semua kesaksian kembali (wailallahil mashir). Muraqabah keesaan mengawasi (muraqabah minallah, muraqabah ilallah) artinya pengawasan dari dan kepada Allah SWT semua pengawasan kembali (wa ilallahil-mashir).

Keseringan memandangNya dan keseringan bertandang ke rumahNya sebagai pusat layanan (servers of service) adalah tangga-tangga muraqabah dan musyahadah sehingga menjadi pengantar (be coming) menjadi pencinta (be ing) selalu mahabbah ketika sudah tidak terhijab lagi dariNya Al-Wadud.

Acap kali yang senantiasa hadir adalah qudratNya, iradatNya, hayatNya, ilmuNya, sama'Nya, basharNya, kalamNya. Sungguh manusia dan seluruh isi alam semesta ini adalah 'ajuz (lemah), karahah (terpaksa), maut (mati), jahlu (bodoh), summun (tuli), 'ama, 'umyun (buta), bukmun (bisu). 7 sifat Allah SWT dan 7 sifat makhluk alam semesta termasuk manusia sebagai hamba. Duduk pada kedudukan hamba (Arab: 'abid, Inggris: obedience) sebuah posisi yang sangat dekat untuk Pencipta. Dzat yang paling dekat itulah Dzat yang paling dikenali, disayangi dan dicintai. Kami (Tuhan) yang menciptakan kamu, maka tidakkah kamu membenarkan? Apakah kamu tidak memperhatikan apa-apa yang tumbuh? Apakah kamu yang menciptakannya atau Kami pencipta?

CintaNya melambang jikalau setiap kita menyadari betapa Tuhanku maha dekat kepadaku, artinya sifat-sifatNya yang terdapat pada sifatku yang sekarang hidup, sehingga  hayatNya-hayatKu, ilmuNya-ilmuKu, qudratNya-qudratKu, iradatNya-iradatKu, sama'Nya-sama'Ku, basarNya-basarKu, kalamNya-kalamKu, inilah makna hakikat yang disebut sesifat. Atau dengan kata lain bahwa Tuhanku telah menjadikan tubuh jasmaniku menjadi "tumpangan" nasar bagi  tanahNya (bumiNya) yang berwarna hitam, airNya yang berwarna putih, anginNya yang berwarna kuning, apiNya yang berwarna merah. Maka dalam banyak sebaran ayat Allahuakbar berusaha item-item pertanyaan tetapi sudah sangat jelas, tegas, ringkas dan lugas jawabannya (Allah), mengapa mereka bisa berpaling? Berdasarkan firman: "Jika ditanyakan kepada mereka (penduduk kafir Mekah), siapakah yang menciptakan langit dan bumi serta menundukkan matahari dan bulan? Pasti mereka menjawab " ALLAH." Lalu mengapa mereka bisa dipalingkan dari kebenaran?" (Al-Ankabut:61).

Pengakuan cinta yang masih setengah-setengah sehingga masih takut dan dalam ketakutan untuk berujar terang-terangan, sebab diselimuti oleh keragu-raguan: ALLAH CINTA KEPADAKU. AKU CINTA KEPADA ALLAH. CINTA KAMI ADALAH SATU TITIK. Katakan-segala puji bagi Allah (qul-alhamdulillah) dalam firman Tuhan: "Dan jika kamu bertanya kepada mereka, siapakah yang menurunkan air dari langit, lalu dengan air itu dihidupkan bumi setelah matinya? Pasti mereka menjawab " ALLAH." Katakan, segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti." (Al-Ankabut:63). Tuhanku juga telah menjadikan badan rohani sebagai "tumpangan" CINTA. Tuhanku tiupkan rahmat cintaNya pada ruh dari kecintaanNya (Shad:72), lalu pada keseluruhan namaNya-senama, seluruh sifat cintaNya-sesifat. Makna mahabbah ahadiyah yang sulit terpisah lagi dan mahabbah ahadiyah yang tidak terlepas lagi. Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN