AL-MUQADDAS 16
AL-MUQADDAS 16
RUHUL MUQADDAS
Oleh
Ma’ruf Zahran
Sifat ruh pasti tunduk kepada martabat di atasnya yaitu sifat nur.
Sifat nur adalah sifat Rasulullah SAW yang diturunkan kepada umatnya
berdasarkan surah Al-Fatah (48) ayat 29, surah Al-Anfal (8) ayat 2-5. Dan
beberapa hadits yang berkarakter perkataan
(qauliyah), perbuatan (fi'liyah) dan persetujuan (taqririyah) baginda
Rasulullah Al-Amin. Maupun sunnah (tradisi) kehidupan beliau yang selalu
dimonitor oleh para sahabat dan terjaga secara lisan maupun tulisan dari masa
ke masa. Oleh sebab itu, semangat menyebarkan ilmu seluas bumi dan sepanjang
samudera adalah prinsip hidup para sahabat. Mereka adalah kaum terpelajar dan
insan pembelajar sehingga tidak peduli hutan rimba ditembus, samudera Atlantik
dan samudera Pasifik dilayari, benua Asia, Afrika, Eropa sampai ke rantau yang
paling jauh mereka tempuh. Sehingga sekitar abad ke-7 Masehi, agama Islam
sampai ke Aceh Samudera Pasai, negeri paling ujung tanah Melayu kawasan
Indonesia sekarang. Sedang pada abad ke-13 adalah keadaan agama Islam sudah
berkembang dengan pesat berdasarkan catatan Hamka (Haji Abdul Malik Karim
Amrullah) dalam teori Arab atau teori Mekah yang beliau yakini kebenaran data
sejarahnya.
Sifat ruh sejalan dengan sifat nur Muhammad Rasulullah dan
orang-orang yang bersama dengan beliau. Tuhan telah jelaskan ciri khas yang
tampak dari umat Muhammad SAW bahwa ruh adalah ghaib, tetapi gejala-gejalanya
bisa diamati lewat perkataan dan perbuatan yang ditampilkan. Surah Al-Fatah
(48) ayat 29 menerangkan ciri khas tersebut yaitu:
A. Asyidda-u
'alal kuffar (tegas terhadap segala bentuk kekufuran/penyelewengan).
Hidup harus punya prinsip keyakinan yang benar dari Allah SWT,
bukan ikut-ikutan. Sikap tegas terhadap segala bentuk kekafiran yang juga
sinonim dengan kedzaliman, kemusyrikan, kebodohan, kemunafikan, kejahatan
(kriminalitas) sebenarnya berangkat dari ruh kasih sayang (ruh rahmah). Betapa
tidak, ruh yang sudah diliputi rahmah tentu tidak akan tenang saat melihat
segala rupa penindasan dan ketidakberdayaan atau penjajahan manusia atas
manusia lain.
Perlawanan ketidak-adilan merupakan sikap tegas terhadap bentuk
kekufuran (kuffar), baik ketidak-adilan yang bersifat struktural maupun yang
bersifat kultural. Artinya ruh umat Muhammad SAW merupakan ruh yang membawa
cahaya penerang keadilan, bukan berdiam diri saat dianiaya dan disakiti.
Rasulullah SAW merupakan prototype insan yang mendobrak kultur jahiliyah
kaumnya dan kerabatnya dari suku Quraisy. Revolusi Rasulullah SAW tampak dari
ajaran menentang sistem ekonomi riba, melarang penguasaan pasar pada orang atau
kelompok tertentu, memberikan hak kepada perempuan untuk menentukan pasangan
hidupnya, memberikan hak berpendapat, hak bertanya dan hak jawab.
Oligarki kekuasaan dan otoritas kekayaan diatur oleh Allah SWT supaya tidak bersiklus disekitar keluarga penguasa dan harta tidak beredar di sekitar orang-orang kaya saja, sehingga mereka membangun dinasti kekuasaan dan dinasti kekayaan. Setelah mengenal pengertian (ta'rif) tentang ruh yang durhaka seperti ruh Fir'aun, Namrud, Qarun, Haman, Samiri dan Ubay bin Khalaf serta pengikutnya, nilai cegah dari pembelajaran adalah hindari dan menjauh dari ruh mereka. Sedang untuk ruh yang selamat (ruhul salim) dalam makna terhindar dari kuffar, fahsya' dan mungkar yang terdapat beberapa isim (nama) atasnya, seperti kafir, zindik, munafik, fasik. Sesungguhnya nama, sifat dan diri ruh sangat banyak, namun esa juga hakikatnya yang berbasis ruh 'alim lawan dari ruh jahil, diantara yang dapat penulis ketahui adalah:
- Ruhul muhammad (ruh yang dipuji Tuhan).
- Ruhul muqaddam (ruh yang didahulukan Tuhan).
- Ruhul muqaddas (ruh yang disucikan Tuhan).
- Ruhul muayyad (ruh yang dikuatkan Tuhan).
- Ruhul mumajjad (ruh yang dimuliakan Tuhan).
- Ruhul mu 'adzdzam (ruh yang diagungkan Tuhan).
- Ruhul mukarram (ruh yang diberi Allah kemurahan untuk berbagi dengan kasih-sayang).
- Ruhul muharramah (ruh yang diberi Allah kehormatan).
- Ruhul muhayyat (ruh yang diberi Allah kehidupan ilmu, iman, islam dan amal ihsan).
- Ruhul munawwarah (ruh yang diberi Allah cahaya ilmu, hikmah, ma'rifat dan tauhidiyah ahadiyah).
- Ruhul muwassa 'ah (ruh yang diluaskan Allah dalam menjalani kehidupan dan kehidupan setelah kematian).
- Ruhul muyassarah (ruh yang diberi Allah kemudahan dunia dan kemudahan akhirat).
- Ruhul mubassyarah (ruh yang diberi Allah kegembiraan dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, mereka tidak takut dan tidak bersedih hati).
- Ruhul mu'arrafah (ruh yang telah mengenal Allah yang terlebih dahulu sungguh Allah yang mengenalkan diriNya, baru kemudian 'arif billah bisa mengenalNya).
- Ruhul mufahhamah (ruh yang memahamiNya, hakikat sebenarnya pemahaman yang datang dariNya dan kepadaNya pemahaman kembali dalam ketiadaan eksistensi diri jasad).
- Ruhul mu'awwanah (ruh yang mendapat bantuan Allah untuk mengenalNya, dan senantiasa bantuan datang dariNya. Dia menyisihkan para makhluk yang lain untuk mendahulukan wali/waliyahNya diantara jutaan makhluk yang hidup di langit dan di bumi. Mu'awwanah (pertolongan) tiba dariNya tanpa diketahui oleh seorang pun di bumi atau di langit, kecuali diriNya Al-Ahad. Allah SWT yang maha menolong An-Nasir selalu hadir sebelum waktu itu hadir. Allah SWT Al-Maula adalah Dia sang maha pembela, pembelaan yang tuntas sehingga ke ujung persoalan dengan damai, aman dan sejahtera. Pertolongan dan pembelaan dari Dia sang Al-Wakil telah menundukkan semua manusia demi kekasihNya, wali dan waliyah. Allah SWT Al-Wali adalah maha pelindung yang maha handal Al-'Aziz, Al-Qahhar, Al-Jabbar, Al-Qawi, Al-Matin).
- Ruhul mukaffalah (ruh yang mendapat jaminan seluruh kehidupan dunia dan jaminan, Allah SWT Al-Kafil siap menjadi penjamin atas kesehatan, kesejahteraan, keilmuan, kekayaan, kehormatan, kemuliaan dan surga serta ridha-Nya. Nama ruh ini tentu sangat berbahagia dan Allah telah menamakannya ruh mukaffal (mukaffalah) diantara wali yang dipilihNya dan diantara waliyah yang dilantikNya. Dia penjamin (Al-Kafil) seluruh kebutuhan lahiriyah dan batiniyah sang kekasih wali/waliyah, sufi/sufiyah yang telah duduk pada derajat 'arifin billah).
Semua nama ruh berasal dari ruhullah, semua sifat ruh berasal dari
ruhullah. Sungguh banyak lagi nama-nama ruh yang tersimpan di kitab Allah SWT
di lauh mahfudz, catatan yang terpelihara. Nama yang membersamai sifat
(karakter) tersebut telah diajarkan Allah SWT kepada Adam sejak di dalam surga
yaitu ruh yang alim (Adam) dan ruh yang jahil (Azazil). Azazil yang selanjutnya
menjadi nama dan sifat (karakter) Iblis sebab tidak kenal dengan ruh, dari apa
dia tercipta? Kemuliaan manusia terletak pada ilmu, kemuliaan orang berilmu
terletak pada taqwa, kemuliaan taqwa terdapat pada adab.
Qarun, Fir'aun dan Haman adalah contoh sosok dan simbol kejahatan.
Mengetahui mereka tentang sebab kedurhakaan karena sombong kepada Allah yang
berakibat menjadi penghuni neraka selamanya, mampu menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Data sejarah Haman seorang ilmuwan
dan teknokrat yang mengabdi kepada penguasa, the king Fir'aun pun akan
dijebloskan ke dalam penjara abadi akhirat yang tidak mengenal 'asih, asuh,
asah.' Selain itu, Samiri juga seorang
ilmuwan, akademisi dan praktisi yang membuat patung anak sapi ('ijil) bisa
berjalan, berputar-putar dan berbicara seperti handphone atau robot. Teknologi
mekanik robotik, suara buatan dan gambar buatan, rekayasa tersebut pernah
dibuat oleh Samiri sang programmer untuk menyesatkan manusia. Ibarat gayung
bersambut pada masanya, ketika Bani Israil ingin supaya tuhan ditampakkan,
harapan tersebut disambut hangat oleh Samiri, ilmuwan pada masa Musa dan Harun.
Qarun telah menunjukkan kekayaan dunia pada tangannya, dialah yang
telah mengaku bahwa titik kulminasi khazanah bumi di dalam ilmunya. Kaukus Qarun, Fir'aun dan
Haman yang hidup bersama pada lokus negeri Mesir adalah tiga pribadi yang
berada dalam satu konferensi yaitu neraka Jahannam.
B. Ruhama-u
bainahum (kasih sayang diantara mereka).
Kata ruh sangat
menyangatkan (shighah mubalaghah, Inggris: superlative) adalah ruhama yang
artinya sangat sayang dan banyak sayang, atau menjamakkan sayang. Umat Muhammad
Rasulullah mengantongi sifat ruh utama dari hakikat Nur Muhammad yaitu:
- Nurus-siddiq (cahaya kejujuran).
- Nurul amanah (cahaya kepercayaan).
- Nurul fatanah (cahaya kecerdasan).
- Nurut-tabligh (cahaya keterangan penyampaian risalah).
C. Tarahum
rukka 'an sujjada (kamu lihat mereka ruku' dan sujud).
Ruh yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW adalah ruh
yang salat. Ruh yang tidak salat bukan salat namanya, melainkan olahraga atau
olahrasa. Ruh yang hakikatnya salat adalah ruh yang mengenal wujud diri jasad yang
harus difanakan, menuju wujud ruh yang berimam kepada nur, nur Muhammad SAW
kekasih Tuhan, imamul mushallin seluruh dunia, sedang umat baginda sayyidul
wujud sebagai makmum. Ma'rifatkan bahwa Rasulullah habibil mushtafa imamul
'amilin (pemimpin orang-orang yang
beramal), imamul 'abidin (pemimpin para pengabdi Tuhan), imamul mukminin,
imamul muslimin, imamul muhsinin, imamul
muttaqin, imamul mujahidin, imamul mukhlisin.
D. Yabtaghuna
fadhlan minallahi waridwana (mereka yang mencari karunia dari Allah dan
keridhaan).
Ruh bersesuaian dengan keutamaan dari Allah yaitu mencari rezeki
halal untuk meraih keridhaanNya, keridhaanNya berupa:
- Rezeki harta yang digunakan untuk ibadah dalam hubungan vertikal dan horizontal.
- Ilmu yang berkah digunakan untuk kemaslahatan (shalihun) bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, agama dan manfaat bagi seluruh manusia.
- Amanah kekuasaan yang sampai kepada pemiliknya dalam konteks ini adalah rakyat tidak dikurangi hak-hak mereka. Hak kesehatan rakyat, hak kesejahteraan rakyat, hak kehidupan dan pendapatan layak bagi kemanusiaan yang adil dan beradab, terpenuhinya rasa keadilan sosial, sebab pemimpin yang telah mendapat kepercayaan saat mandat diberikan rakyat melalui syura dan demokrasi.
Perpaduan dan pertautan antara karuniaNya dengan keridhaanNya wajib
dijaga. Jangan sampai karuniaNya dinikmati, tetapi tidak dengan keridhaanNya,
disinilah letak tidak bertemunya jasmani (karunia) dengan rohani (keridhaan),
artinya ruh yang pincang tidak utuh.
E. Simahum fi
wujuhihim-min atsaris-sujud (tanda mereka tampak dari wajah mereka sebagai
dampak sujud).
Atsar (dampak) sujud adalah pribadi yang tawadu' (rendah
hati), pribadi yang ingin selalu
berhubungan dengan Al-Khaliq tetapi berimplikasi dalam kebaikan kepada makhluk.
Sujud adalah posisi manusia terhina di hadapan Tuhan dengan menyadari kelemahan
diri sebagai hamba yang tunduk (mukhbitin). Mukhbitin akan mengundang ketibaan
nur (cahaya) yang sangat dekat. Cahaya orang-orang yang sujud (sajid, jamak;
sajidin) akan memantik kedatangan nur yang menjamak tak terjelaskan, kecuali
keterangan (burhan), kejelasan (bayan) dan pengenalan ma'rifaturruh dari sumber
ketuhanan yang maha esa (irfan
ilahiyyah) yaitu:
- Nurus sajidin (cahaya hamba yang sujud).
- Nurul hamidin (cahaya hamba yang memuji).
- Nurul muslimin (cahaya hamba yang berserah diri).
- Nurul mukminin (cahaya hamba yang percaya).
- Nurul muhsinin (cahaya hamba yang berbuat baik).
- Nurul muttaqin (cahaya hamba yang taqwa).
Apabila kajian ruh dilihat dari sifat huruf, bahwa ruh terdiri dari
tiga kosa kata yaitu ra, wa, ha. Ra artinya adalah rahmah atau kasih sayang, wa
artinya wilayah atau kewalian, ha artinya hilmah atau kelembutan. Kajian ketiga
huruf ini pernah penulis bahas pada buku Al-Badariyah (2022:23-28), kemudian di
dalam buku Al-Usmaniyah (2022:28-32). Paparan tentang ruh akan lenyap saat
membahas nur kekasihKu yang lebih tinggi maqam dan derajatnya, bila kajian ruh
berada pada lokus kewalian, sedang nur kekasihKu Muhammad SAW berada pada
pemimpin kenabian. Sedang kenabian dan kewalian pun akan musnah ketika
pembahasan tentang Tauhidiyah Ahadiyah. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar