AL-MUQADDAS 18
AL-MUQADDAS 18
RUH=SYARAH
Oleh
Ma’ruf Zahran
Yasrah sadrahu lil Islam, lapang dadanya dengan Islam, ruh
bersenyawa dengan Islam yang dapat diartikan agama Tuhan penuh ketundukan yang
tulus kepadaNya. Ruh bersesuaian (munasabah) dengan Islam yang dapat diartikan
dengan selamat (salam). Ruh semahram dengan Islam yang dapat diartikan dengan
suci (salim). Salim dapat diartikan sebagai kesucian lahir dan batin secara
sempurna, kesaliman hanya dapat dicapai secara sempurna dengan memasuki Islam
secara totalitas (kaffah). Jika belum totalitas kepasrahan Islam bagi yang
muslim separuh-separuh, maka ruhnya
belum lapang (syarah), masih terbelenggu dengan yang selain Allah SWT, ibarat
naik ke langit pada ruang hampa udara, namun tidak memakai oksigen, maka
dadanya dan ruhnya terasa sempit untuk bernapas sehingga menjadi beban
(dhayyiqan haraja). Dhayyiqan (sempit dada) adalah ruh orang-orang yang kafir,
dzalim (aniaya), mereka tidak mendapat keluasan, kelapangan dan kecerahan hati,
ruh dan telah ketiadaan Nur Muhammad SAW. Ketiadaan pimpinan (imam), ketiadaan
Rasulullah SAW sama dengan hidup di ruang hampa.
Rasulullah SAW pribadi mulia yang selalu memilih yang mudah apabila
dihadapkan dua persoalan kepada beliau,
maka Rasulullah SAW memilih yang paling mudah diantara kedua persoalan.
Pribadi mulia yang samhah (ringan), sahlah (mudah), dan pribadi mulia yang tahu
kondisi, situasi dan toleransi. Bicaranya singkat, mencakup tapi berbobot dan
sangat bermanfaat (mani' jami'). Baginda Rasulullah SAW adalah pribadi yang
menyenangkan apabila diajak bicara, dan beliau bukan orang yang suka memutuskan
pembicaraan, melainkan sangat santun dalam berkomunikasi. Pribadi mulia yang
paling mengerti pikiran dan perasaan orang lain, paling rendah hati (tawadu'),
paling pemurah dalam pemberian, paling baik dalam perbuatan, paling peduli
terhadap umat, paling penyayang kepada kaum beriman, paling jujur dalam
perkataan, perbuatan dan hati, paling amanah, paling cerdas dalam memahami
bahkan bisa membaca tanda-tanda akhir zaman. Intinya seluruh kebaikan Allah SWT
tercurah kepada Rasulullah SAW dalam bentuk kebaikan adab dan akhlak.
Rasulullah SAW memiliki 200 nama, satu diantaranya adalah Rasul
yang melapangkan dengan agama Islam yang beliau bawa dan ajarkan sebagai ajaran
dari Allah SWT. Rasul yang melapangkan kesulitan hidup dengan aneka cobaan yang
dikandungnya, Rasul sang pencerah dari kegelapan hidup dan mati sebab
Rasulullah SAW membawa iman yang iman datang dari sisi Allah, sumber iman
bertemu iman dengan berimam kepada Rasulullah Muhammad khatamul anbiya' wal mursalin,
imamil muttaqin, imamil muslimin, imamil mukminin, imamil muhsinin, imamil
mushallin. Rasulullah SAW sebagai imam
pencerah bagi kebaikan orang baik serta bagi kebaikan orang-orang baik untuk
menjadi baik, baginda Rasulullah Muhammad SAW ajarkan cahaya ihsan, supaya
tiada kekecewaan bagi orang baik apabila dibalas dengan kejahatan (air susu
dibalas dengan air tuba, madu dibalas dengan racun).
Artinya, Rasulullah SAW diutus untuk diikuti, sebab Rasulullah SAW
adalah imam dikala salat dan di luar salat, imam di dalam rumah dan imam di
luar rumah, imam saat diam dan imam saat bekerja, imam saat berdiri, ruku' dan
sujud. Milyaran jumlah manusia di
akhirat, namun yang dicari hanya satu, Rasulullah SAW. Dicarinya Rasulullah SAW
untuk memperoleh syafaatnya, sebuah anugerah hak untuk memberikan pertolongan teragung (syafa'atul 'udzma) yang
hanya diberikan Allah SWT kepada seorang makhluk diantara semua makhluk dari
kalangan manusia, malaikat dan jin. Betapa sayang, kasih, cinta dan penuh
perhatian sebesar-besarnya. Untuk siapakah diriKu ini (Allah), Aku untuk
kekasihKu Muhammad, kemudian untuk siapakah kekasihKu Muhammad? Muhammad untuk umat. Muhammad Rasulullah SAW
sayyidul wujud, sayyidul arwah, sayyidul awwalin, sayyidul akhirin adalah untuk
umat Muhammad SAW yang beriman, beramal saleh, dan senantiasa bersalam-salawat
sebagai rasa tasyakkur (selalu bersyukur) atas kehadiran baginda Rasulullah SAW
khairul bariyyah dalam jaga (yaqadzata) dan dalam mimpi (wamanama).
Untuk bisa menghadirkan salat yang berimam kepada Rasulullah SAW di
depan adalah prasyarat ketenangan (sakinah). Ketenangan yang diidamkan adalah
jiwa lahiriyah dan batiniyah dalam salat. Allah SWT memiliki ketentuan yang
agung adalah Rasulullah SAW (dzil qadril adzim). Allah SWT memiliki kepenyayangan
adalah kesayangan Muhammad Rasulullah SAW (dzur-rahmah). Allah SWT memiliki
kekuatan dan kekuatan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Muhammad
Rasulullah SAW (dzul quwwah). Allah SWT maha perawat (dzatur-rauf) telah Dia
berikan jiwa perawat yang sangat peduli kepada kekasihNya Rasulullah Muhammad
(dzu rauf). Allah maha kokoh, Dia berikan kepada kekasihNya sebagai pemilik
kekokohan Muhammad dzul matin. Muhammad penyayang telah menyandang namaNya
menjadi Muhammad rahim, dan Muhammad adalah kekasih Tuhan menyandang sifat
halim (halimah). Ketiga nama yang saling memuji karena kesesuaian nama
(munasabah asma) Allah Al-Halim, Muhamman Halim, Abdul Halim, atau Abdullah
Halim.
Ruh yang bersesuaian dengan pemilikNya dan pengantarNya (Allah dan
Muhammad) adalah jalan tercepat pengenalan di dunia dan di akhirat, serta
pencarian (searching) yang cepat di google dunia dan google akhirat, sebab
hanya satu yang dicari: TAHA (Arab: THOHA) bagi yang sudah mengenal baginda
Rasulullah Muhammad SAW sejak di dunia. Bila telah mengenal Muhammad Taha
Rasulullah SAW akan mendapatkan sa'adah (kebahagiaan) dunia dan akhirat yaitu:
- Syarah (kelapangan) di dunia dan di akhirat, berdasarkan surah Al-Insyirah.
- Sakinah (ketenangan) di dunia dan di akhirat.
- Falah (kemenangan) di dunia dan di akhirat.
- Husnul khatimah (kebaikan di ujung penutup kehidupan).
- Bisyarah (kegembiraan) karena wafat di pangkuan baginda Rasulullah SAW, beralaskan tangan baginda Rasulullah SAW yang mulia.
- Al-Kautsar (minum dari telaga Rasulullah SAW di padang mahsyar melalui tangan baginda sendiri sebagai nikmat yang banyak).
- Syafa'ah 'udzma (pertolongan yang agung).
- Masuk surga tanpa hisab (yadkhulunal jannata bighairi hisab).
- Nadzirah (memandang wajah Tuhan yang maha mulia) dan liqa' rabbi (berjumpa dengan Tuhan) sebagai tambahan kebaikan di sisiNya bersama Rasulullah SAW di dalam surga. "Waladaina mazid" artinya: Dan di sisi Kami ada tambahan. Ziyadatul husna (tambahan kebaikan).
Demikian arti ruh yang didekati dengan tinjauan kebahasaan yang
memberi makna syarah, diantara maknanya yang lain. Pemaknaan syarah atau
kelapangan sebab ruh penjelasan tentang siapa dirinya. Diri tidak bisa
memandang diri kecuali setelah ditunjukkan, ditunjukkan oleh guru mursyid
murabbi billah. Nama tidak bisa menyahut,
tidak bisa disebut, ketika nama belum
dikenalkan. Sejak awal nama diperkenalkan oleh kedua orang tua sebagai amanah
Tuhan dan yang menamakan itu adalah: ...
"Dia sejak pertama kali menamakanmu muslimin" ... (Al-Haj:78). Sifat, nama, diri bahkan perbuatan
bila disadari adalah bersumber dari dzat wujud yang maha besar (dzatul kabir).
Mengimani dzatul kabir adalah melazimi
sifat ikhlas. Ikhlas artinya tidak bisa
lagi menyebut yang datang baik berupa taat, maksiat, nikmat, maupun bala'.
Ikhlas juga artinya tidak lagi menyebut yang pulang baik berupa taat, maksiat,
nikmat maupun bala'. Ketika ikhlas telah menjadi maqam ruh ikhlas, disinilah
kunci kebahagiaan, kelapangan, ketenangan, kemenangan, kejayaan dunia dan
kesempurnaan akhirat. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar