AL-AMRIYAH 3

 



NURIYAH AL-AMRIYYAH
(Mempersembahkan Kitab Pusaka Nusantara Penghias Naskah Pustaka Dunia)

Al-Amriyyah 3
KANAN-KIRI

Oleh
Ma’ruf Zahran

Kanan-kiri dapat menggambarkan arah simpang jalan. Simpang taat ada ujiannya,  bernama ujian kanan. Simpang nikmat ada ujiannya, bernama ujian kanan. Maksud ujian kanan adalah ujian yang bersaudara kembar dengan kenikmatan, kesehatan, kebahagiaan.

Sifat taat adalah terhormat, sebab karakter taat adalah mulia, manusia semua setuju dengan sifat taat karena karakter kemuliaan yang disandangnya. Persetujuan mereka sebab sifat taat adalah rapi, bersih, disiplin dan efek kebaikan dari sifat taat. Kemudian masyarakat memberi stigmatisasi bahwa kita "orang taat". Apabila kita yang disebut taat meng " acc" pengakuan orang kepada kita, dari sinilah awal mula muncul terbit bibit-bibit kesombongan taat. Adapun ujian nikmat hampir sama sifatnya dengan ujian taat, sifat samar dan halus. Sifat halus karena durhaka kesombongan yang tersembunyi  dalam balutan nikmat. Dalam gelombang cinta ketaatan dan cinta kenikmatan, keduanya adalah area nyaman (comfort zone). Di zona enak inilah, manusia banyak membenci sakit, bahkan takut mendengar dirinya dan orang lain sakit, akhirnya kata sehat sudah menjadi berhala diri. Di comfort zone inilah banyak orang yang tidak setuju dengan kemiskinan, dan tidak bersimpati dengan orang-orang miskin yang terlempar dan terbuang. Sementara manusia sering lupa, taat dan nikmat merupakan dua keadaan yang akan sangat mudah berbalik arah. Keadaan taat akan terjebak pada  kesementaraan taat, suatu saat taat berpindah menjadi maksiat. Keadaan nikmat dalam waktu sekejap akan diusir oleh bala'. Waktu datang bala' lenyaplah nikmat, nikmat dan bala' pasti Tuhan pergilirkan pada setiap orang. Setiap orang tergadai dengan keputusan waktu taat dan waktu maksiat, waktu nikmat dan waktu bala'. Sebab, kedua simpangan bala' dan maksiat, oleh kebanyakan manusia  dikonotasikan  buruk, tidak disiplin, tidak rapi, tidak berwawasan ke depan serta banyak hipotesis yang semakin memperburuk item maksiat dan bala' yang melekat pada penderitanya.

JIL (Jalan Islam Lurus) adalah penganut agama yang benar-benar tanpa dimasuki oleh ajaran, konsep, filsafat hidup sampai hasrat pribadi. Istilah lurus umpama tanpa bayang. Contoh, tegaknya ALIFULLAH sejak dahulu di alam qadim. Meskipun pernyataan dan kenyataanNya, tajalli perbuatan Tuhan secara syariat baru tampak sekarang. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran secara berangsur-angsur. Perlahan-perlahanlah membacanya dan jangan tergesa-gesa, Kami yang membacakannya kepadamu, Kami yang mengajarkannya kepadamu. Dalam firman: "Kami yang mengumpulkan ke dalam hatimu, ketika setelah selesai Kami membacakannya, maka ikutilah bacaan Kami, kemudian sesungguhnya menjadi kewajiban Kami untuk menjelaskannya  kepadamu". (Al-Qiyamah:17-19).

Tanda yang tidak berbayang, tidak mendua, tidak syirik, tidak jamak, namun AHAD. Mereka yang sudah mengikuti Allah (ittabi' Allah), meskipun bayang-bayangNya,  justru tidak berbayang lagi. Apalagi mengikuti Al-Ahad. Mereka yang sudah tercelup (shibghah) pada celupan Allah (shibghatallah),  maka sungguh tiada celupan apapun, kecuali Allah, Allah saja yang tidak tercelup dan tidak berbayang, bukan bayang-bayang lagi, dan bukan wujud, tetapi MAHA WUJUD yang senantiasa hadir, Dia tidak terbit dan Dia tidak terbenam. Manusia disuruh mensuri-tauladani sifat-sifatNya dalam batas kesanggupan mereka. Artinya lurus di dalam niat hati, lurus dalam perkataan, lurus dalam perbuatan, lurus dalam perjalanan pulang dan perjalanan datang. Selalu hadir jasmani dan rohani pada amaliyah asasi para nabi dan para wali dalam jalinan silatul-arham kepada mereka. Nabi dan waliNya adalah ulul qurba atau pemilik kekerabatan yang sangat kuat secara sanad keilmuan dan dzuriyat ruhi dari masa ke masa.

Jalan lurus inilah yang dipinta oleh setiap mukmin dalam salat mereka. Dalam firman: "Jalan orang-orang yang mendapat nikmat dariMu, (jalan orang-orang yang  takwa). Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat." (Al-Fatihah:7). Dalam surah Al-Fatihah tersebut terdapat 3 jalan beserta tandanya:

  1. Jalan lurus. Dinul Islam (agama Islam) yang murni dari syirik, walaupun persekutuan diri, nabi atau wali. Keyakinan yang sempurna di pusat jantung  TAUHIDIYAH AHADIYAH KAMILAH.
  2. Jalan simpang kanan yang samar. Sudah tahu kebenaran tetapi sengaja menyimpang. Inilah kaum yang dimurkai Allah (maghdhub). Mengutak-atik wilayah asma Allah SWT dan banyak berkomentar terhadap asmaNya pada perbuatan insan. Sering setuju dengan alasan logika, sering tidak setuju dengan alasan logika. Logika manusia menjebak manusia itu sendiri. The "karma" reality. Kenyataan diri untuk menghujat orang lain, tiada bukan kecuali hujatan kembali kepada diri sendiri, bukan orang lain. Pulangkan hinaan orang dengan cara tidak menanggapinya, kecuali menanggapi dengan sekedar kata 'ya'. Setuju, perkataanmu kembali kepada dirimu.
  3. Jalan yang diperkirakan kiri adalah jalan baru yang dibuat, tetapi menyimpang dari kebenaran.

Islam jalan lurus, jangan lagi dibelokkan ke kanan dan jangan lagi dibengkokkan ke kiri. Diawal -awal surah Al-Kahfi sudah Dia yang maha mutlak mewahyukan, jangan membuat simpang jalan, walau oleh logika terdapat kebenaran, padahal sekedar pembenaran. Keluar dari jalan lurus namanya dimurkai (maghdhub), sedang membuat jalan baru  namanya sesat (dhal, jamak dhallun).

Pasak-pasak bumi, barisan-barisan dan benteng- bentengnya adalah JAMAAH TAUHIDIYAH AHADIYAH. Bertugas meruntuhkan berhala-berhala diri, berhala-berhala logika, berhala-berhala harta, berhala-berhala pujian dan sanjungan. Barisan Muhammad harus maju ke depan menyuarakan kebenaran dalam kancah "Jabal Qubis" setelah Muhammad menerima wahyu, "SAMPAIKAN". JANGAN SEMBUNYIKAN.  Fasda' bima tukmar, dakwahkan seperti yang sudah AKU PERINTAHKAN!!!

Muhammad yang berjuang setelah baiat pertama dengan Tuhan, Muhammad yang berdakwah. Menghunjam kebenaran Tuhan, kenapa Muhammad takut! Jangan takut Muhammad, pegang apiKu selagi panas, jangan menunggu dingin! Muhammad sampaikan NURKU, tiada lain kecuali NURMU jua!!!

Barisan Muhammad, bersihkan hati manusia dari menyembah namaKu, AKU bukan sekedar nama, aksara, angka. TUGASMU MUHAMMAD memberantas buta aksara sebagai sekutu bagiKu, AKU tidak bersekutu (wahdahu la syarikalah). AKU bukan angka sehingga engkau perkongsikan AKU dengan bilangan pahala taatmu. Jangan samakan AKU dengan bilangan 1 sampai 10. Barisan Muhammad memberantas semua penyembahan dari makhluk kepada makhluk. Selama mereka masih sanggup membaca AKSARA, AKU bukan aksara!!! TUGASMU MUHAMMAD menghapus sifat-sifatKu dalam hitungan tasbih, tahmid dan tahlil, AKU bukan numerasi yang dapat engkau kurung dalam bilangan, dan AKU bukan literasi kanan, kiri dan lurus yang sanggup engkau baca. Barisan jalan Muhammad, bersihkan hati hambaKu dan rumah mereka dari arca nama yang AKU tulis. Barisan Muhammad, terangkanlah!!! AKU REALITAS TUNGGAL yang tidak mau disetarakan walau oleh MUHAMMAD dan benteng Muhammad. Kenali AKU saat AKU tidak memerlukan satupun makhluk di bumi dan di langit. Wallahu a'lam.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN