PERBANYAK SELAWAT DI BULAN SAKBAN
PERBANYAK SELAWAT DI BULAN SAKBAN
Oleh
Ma'ruf Zahran Sabran
Bagi yang tahu betapa penting selawat adalah seberapa
besar manusia berhajat kepada Allah, sebanyak itu pula selawat disampaikan
kepada junjungan-Nya, Muhammad utusan Allah (Muhammad Rasulullah). Bila ingin
dipilih oleh Allah SWT menjadi hamba pilihan- Nya, wasilah yang tepat adalah
berselawat kepada Muhammad pilihan Allah (Muhammad mukhtarullah). Dan bila
ingin dicintai oleh Allah SWT, adalah dengan jalandia mencintai kecintaan-Nya,
kesayangan-Nya, kekasih-Nya, pintu penerimaan yang paling tepat adalah selawat.
Selawat kepada Muhammad kekasih Allah (Muhammad habibullah) merupakan kata kunci
untuk meraih gelar sebagai hamba yang dicintai Allah SWT. Sungguh besar
keutamaan selawat, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Bahkan
sebagian mereka ada yang beriman kepada-nya (Muhammad Rasulullah), dan sebagian
mereka ada yang tidak beriman kepada-nya (Muhammad Rasulullah).
Bagi para pendosa, memperbanyak bacaan selawat pada bulan
Sakban dapat membuka lebar pintu ampunan Tuhan. Dengan berbantuan selawat
kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga-nya, niscaya Allah akan rida, dan mengampuni
dosa-dosa. Sebagaimana kalam mulia Tuhan: "Katakan (Muhammad), jika engkau
ingin dicintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan
mencintai-mu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang."
(Ali Imran:31).
Bagi orang yang cerdas, mereka pasti tahu, yaitu
mereka tidak akan sampai kepada Allah SWT, kecuali dengan baginda junjungan, Muhammad
sebagai kebenaran Allah (Muhammad haqqullah). Sebab hanya orang-orang yang
bersama Muhammad Rasulullah sajalah yang diselamatkan Tuhan (Muhammadur-rasulullah,
walladzina ma'ahu). Dalam kalam suci Tuhan: "Muhammad adalah utusan Allah.
Dan orang-orang yang bersama dengan-nya adalah tegas terhadap kekafiran
(berprinsip), kasih-sayang sesama mereka... " (Al-Fath:29). Dua sifat umat
Muhammad SAW sangat nyata. Kenyataan yang dapat membuat ciut hati orang- orang yang
zalim (gemar berbuat jahat), dan orang-orang yang ingkar kepada ketuhanan Allah
SWT dan ingkar terhadap kerasulan Muhammad SAW. Namun berkasih-sayang kepada sesama
orang-orang yang beriman. Algoritma orang-orang yang beriman sudah Tuhan himpun
mereka dalam hati yang lembut (lathifah), hati yang santun (halimah), hati yang
bijak (hakimah), hati yang bahagia (sa'idah), hati yang pemaaf ('afifah), hati yang
mengenal Allah Tuhan-nya (ma'rifah). Ma'rifah memantik kepada sifat rida untuk
menjadikan Allah sebagai Tuhan, Islam
sebagai agama, dan dengan Muhammad sebagai nabi dan rasul. Batin umat tersentuh rapat dengan Muhammad cahaya
Allah (Muhammad nurullah). Kepercayaan yang tidak bisa ditukar-ganti, keyakinan yang sudah terpatri sejak masa azali.
Berapa banyak manusia
mengaku beriman tetapi tidak sejalan
dengan akhlak Muhammad SAW. Mereka
mengira Muhammad SAW adalah penentu
otoritas fikih yang kaku, tanpa
pertimbangan (kaca mata kuda). Tanpa welas asih, bukan pengayom. Padahal Muhammad Rasulullah SAW paling lembut diantara para nabi, paling santun diantara
penyantun manapun di dunia ini.
Bila ingin menjadi umat-nya, jangan bersikukuh tidak
mau berqunut saat salat subuh, ketika
imam berqunut. Bukan sunnah Rasulullah SAW yang diikuti, namun ego diri yang dipatuhi.
Sekedar contoh pula, ada anak yang durhaka
kepada orang tuanya,
dengan mengatakan Muhammad
Rasulullah jangan diselawati, sebab beliau sudah terpuji. (Semoga salah),
bibit-bibit ingkar sunnah,
ingkar nabi, ingkar
selawat mulai diformalkan dalam lembaga sekolah
tertentu, dan masjid tertentu. Karena,
kebencian kepada Nur Muhammad SAW merupakan ending capaian Iblis.
Sejarah pada masa nabi, pernah berdiri masjid Dhirar
di Madinah. Masjid ini berciri anti
selawat. Orang-orang yang membangun masjid untuk kemegahan duniawi, bertujuan memecah-belah persatuan kaum muslimin yang
sudah terbina, bermaksud mengumpulkan sebanyak
mungkin aset masjid. Dan, pengumpulan
dana atas nama Tuhan, namun ingin memperbanyak
saldo rekening masjid di bank-bank yang bersuku bunga (deviden), semua perbuatan
jahat tersebut sudah Tuhan ancam
dengan laknat sejak dahulu. Mereka
digolongkan kaum munafik
dalam lingkar umat Muhammad SAW. Berdasarkan kalamullah agung dari- Nya: "Dan ada yang mendirikan masjid
untuk menimbulkan bencana, untuk kekafiran, untuk memecah-belah kaum beriman, dan untuk menyambut kedatangan musuh
Allah dan Rasul- Nya. Mereka pasti
bersumpah: Kami hanya menghendaki kebaikan. Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka sangat pendusta."
(At-Taubah:107). Akhirnya, masjid Dhirar dihancurkan nabi dan para
sahabat atas perintah wahyu dari Allah
SWT.
Memperbanyak selawat di bulan Sakban, disamping bulan
sang-junjungan, dimana Allah
menitipkan nama-Nya untuk dizahirkan pada semua nama Muhammad sebanyak 200 nama, termasuk Yasin, Thaha, Hamim, Nun,
Shad, Majid, Hamid, Wajid, Syarif, dan lainnya. Dia Tuhan yang maha ghaib, mutlak tidak terbaca. Namun dengan kasih sifat-Nya, Dia amanah-kan dari sifat agung-Nya
kepada sifat kekasih-Nya, dan untuk menjadi
sifat Muhammad (shallallahu 'ala Muhammad shifatullah). Kepada sifat Muhammad
yang tiada lain adalah
shifatullah, sehingga pada wadah itulah Tuhan memuji Muhammad. Dalam pujian firman Tuhan: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada dalam keluhuran
akhlak." (Al- Qalam:4).
Maksudnya, mensuri-tauladani Muhammad menjadi penciri
orang-orang yang takwa, beriman,
berzikir dan berharap perjumpaan dengan Tuhan yang maha kasih lagi maha sayang (baca Al-Ahzab:21). Lebih tegas, Tuhan
ulang pernyataan-Nya dalam surah Al-Hujurat:7.
Rasulullah SAW yang dicari, tidak jauh, sungguh
ada di dalam dirimu: "Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam dirimu ada Rasulullah."
Disinilah letak benang biru yang mempertautkan Allah
dengan Muhammad. Sehingga kita
disuruh mencontoh Muhammad. Adam (manusia) wajib mengikuti (ittiba') Muhammad sampai menjadi Muhammad dalam makna
akhlak. Guru mengatakan: "kun Muhammadan" (jadilah kamu Muhammad). Sebab Muhammad mengemban rahmat Tuhan terbesar (kun rahmat). Menjadi dalil bahwa semua ibadah diterima
Tuhan, karena kun Muhammadan, bukan kun Adaman.
Adam dalam arti manusia yang hakikatnya bersifat
tiada ('adam). Namun fungsi Adam dan keadaman tetap dijalankan
sebagai unsur jasmani (duniawi) dalam empat anasir tubuh. Empat itu ialah tanah, air, angin, api, demikian
nasehat guru.
Kun (rahmat) fayakun sudah sejak awal Tuhan tiupkan
(nafkhiyyah) kepada Nur Muhammad, kemudian baru setelah itu,
tercipta penciptaan (khalqiyyah) semua yang ada secara berpasangan (baca Yasin:36). Dalam firman: "Maha
suci yang telah menciptakan semuanya
berpasangan. Berupa apa yang ditumbuhkan bumi, dan dari diri mereka sendiri (manusia). Dan dari apa-apa yang tidak mereka
ketahui."
Hatta semua nabi sekalipun wajib bersyahadat, bersalam,
berselawat kepada Muhammad Rasulullah SAW. Bila ingin ibadah
mereka diterima, bila ingin hajat mereka lulus,
bila ingin taubat mereka menjadi taubat nasuha. Berdasarkan perjanjian
Tuhan dengan arwah para nabi:
"Dan ingat, ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, firman
Tuhan: Manakala Aku memberikan kitab
dan hikmah kepadamu. Lalu datang utusan-Ku (rasul) yang membenarkan apa yang ada pada kalian, supaya
kamu beriman kepada-nya (Muhammad), dan menolong-nya (Muhammad). Tuhan bertanya: Apakah kalian setuju dan menerima
perjanjian- Ku ini? Para
arwah nabi menjawab: Benar, kami setuju. Allah berfirman: Jika demikian, bersaksilah dan Aku bersaksi
bersama kalian." (Ali Imran:81).
Tulisan perjanjian ini jangan diabaikan, bila ingin
selamat dunia akhirat. Indikator selamat
dunia adalah terbebas dari kekafiran dan kefakiran. Indikator selamat akhirat
adalah terbebas dari siksa neraka.
Kemenangan yang besar tersebab meraih iman dan keampunan Tuhan. Kelulusan yang sebenarnya adalah keringanan hati menerima
hidayah dan taufik. Hidayah artinya
petunjuk, dan taufik artinya keserasian kehendak Allah dengan kehendak hamba. Istilah science adalah senyawa, sekimia.
Kimia kebahagiaan (kimiyatus-sa'adah), kimia keselamatan, kimia kesejahteraan,
kimia kebaikan (kimiyatul-hasanah).
Demikian selawat yang tersampaikan berbasis ilmu,
iman, islam, ihsan. Memiliki dalil yang
kuat, sehingga literasi ini wajib dibaca, bermaksud untuk mengajak sebanyak
mungkin manusia terselamatkan dari
kobaran api neraka dan kawah panasnya yang menyulut ke otak dan ulu hati. Sakban menyediakan momen
sebagai bulan yang tepat guna membaca selawat.
Disamping upaya membersihkan diri dari syirik (mempersekutuan Allah)
saat menyongsong ketibaan Ramadan,
dan luapan rasa cinta, sayang, kasih, rindu Rasulullah. Belahan jiwa, rajutan jantung, hembusan hala napas,
sampai aliran darah kami. Akhirnya, apa yang dicita- citakan mewujud dalam bentuk, kami umatmu, sangat sayang
kepada-mu ya Rasulullah. Rasulullah
menjawab: Aku lebih sayang lagi, lebih rindu lagi untuk berjumpa. Salam hangat kami untuk-mu, Ya Muhammad, ya abatiy, ya
sayyidiy, ya Nuru Rasulullah. Selawat cinta kami pada-mu, wahai junjungan alam, kekasih Allah. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar