SELAMAT DATANG BULAN PENGAMPUNAN

 

 


SELAMAT DATANG BULAN PENGAMPUNAN

Oleh
Ma'ruf Zahran Sabran

Ungkapan rasa akan mengantar kepulangan Syakban adalah pilu. Pemantik kepiluan disebabkan ketika berada di pangkuan Syakban sebagai bulan Rasulullah SAW belum memaksimalkan selawat. Padahal bulan Syakban adalah bulan saat diturunkan firman Tuhan yang memerintah selawat: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-malaikatNya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kepada-nya (Muhammad), dan sampaikan salam dengan penuh penghormatan." (Al-Ahzab:56).

Banyak umat menjadikan nama Muhammad SAW sebagai wasilah dalam doa. Dan bagi para pendosa, selawat terbukti ampuh guna mengundang ampunan Tuhan yang maha luas keampunan-Nya (rabbi, wasi'al maghfirah). Diyakini, memperbanyak bacaan selawat pada bulan Syakban dapat membuka lebar pintu ampunan Tuhan. Dengan berbantuan selawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga-nya, niscaya Allah akan rida, dan mengampuni dosa-dosa. Sebagaimana kalam mulia Tuhan: "Katakan (Muhammad), jika engkau ingin dicintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai-mu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang." (Ali Imran:31).

Bagi orang yang cerdas, mereka pasti tahu, yaitu mereka tidak akan sampai kepada Allah SWT, kecuali dengan baginda junjungan, Muhammad sebagai kebenaran Allah (Muhammad haqqullah). Sebab hanya orang-orang yang bersama Muhammad Rasulullah sajalah yang diselamatkan Tuhan (Muhammadur-rasulullah, walladzina ma'ahu). Dalam kalam suci Tuhan: "Muhammad adalah utusan Allah. Dan orang-orang yang bersama dengan-nya adalah tegas terhadap kekafiran (berprinsip), kasih-sayang sesama mereka... " (Al-Fath:29). Dua sifat umat Muhammad SAW sangat nyata. Kenyataan yang dapat membuat ciut hati orang-orang yang zalim (gemar berbuat jahat), dan orang-orang yang ingkar kepada ketuhanan Allah SWT dan ingkar terhadap kerasulan Muhammad SAW. Namun berkasih-sayang kepada sesama orang-orang yang beriman. Algoritma orang-orang yang beriman sudah Tuhan himpun mereka dalam hati yang lembut (lathifah), hati yang santun (halimah), hati yang bijak (hakimah), hati yang bahagia (sa'idah), hati yang pemaaf ('afifah), hati yang mengenal Allah Tuhan-nya (ma'rifah). Ma'rifah memantik kepada sifat rida untuk menjadikan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan dengan Muhammad sebagai nabi dan rasul. Batin umat tersentuh rapat dengan Muhammad cahaya Allah (Muhammad nurullah). Kepercayaan yang tidak bisa ditukar-ganti, keyakinan yang sudah terpatri sejak masa azali.

Memperbanyak selawat di bulan Syakban, disamping bulan sang-junjungan, menyongsong Ramadan, dimana Allah menitipkan nama-Nya untuk dizahirkan pada semua nama Muhammad sebanyak 200 nama, termasuk Yasin, Thaha, Thasin, Hamim, Nun, Shad, Majid, Hamid, Wajid, Syarif, dan lainnya. Dia Tuhan yang maha ghaib, mutlak tidak terbaca. Namun dengan kasih sifat-Nya, Dia amanah-kan dari sifat agung-Nya kepada sifat kekasih-Nya, dan untuk menjadi sifat Muhammad (shallallahu 'ala Muhammad shifatullah). Kepada sifat Muhammad yang tiada lain adalah shifatullah, sehingga pada wadah itulah Tuhan memuji Muhammad. Dalam pujian firman Tuhan: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada dalam keluhuran akhlak." (Al-Qalam:4).

Kembali kepada topik bahwa Ramadan bulan pengampunan (syahrul maghfirah), dia bermuatan dengan kapasitas taubat yang maksimal. Artinya, rasa taubah merupakan rahasia taubat (sir-taubat). Rahasia taubat yang dimiliki seseorang akan menjadi cahaya taubat. Jelas, pernyataan Tuhan dalam kalam-Nya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya. Semoga Tuhanmu menghapus kesalahan-mu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar diantara kedua tangan mereka, dan disebelah kanan mereka. Mereka mengatakan: Tuhan kami, sempurnakan-lah cahaya kami, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas tiap-tiap sesuatu." (At-Tahrim:8).

Algoritma taubat akan melahirkan sifat senyawa lainnya seperti gembira, jangan bersedih (la tahzan), rendah hati (tawadu). Sebagai yang telah difirmankan-Nya: "Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka (ingkar dan kafir). Dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka. Dan berendah hatilah engkau terhadap orang-orang mukmin." (Al-Hijir:88).

Mengingat Ramadan sebagai bulan ampunan, sehingga sejak awal Ramadan, Rasulullah mengajar doa: "Allahumma innaka 'afuwwun karim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni." Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau maha pemaaf lagi maha pemurah. Engkau mencintai kemaafan, maka maafkan aku. Bacalah doa ini, malam dan siang Ramadan, setiap detik, menit, jam-nya, dan selalu direkam di dalam hati dan roh. Sangat sesuai dengan seruan Tuhan: "Katakan (Muhammad): wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas dalam menganiaya diri sendiri. (Dengan nasehat), jangan-lah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah-dirilah untuk-Nya, sebelum datang siksa, sedang kamu tidak menyadarinya." (Az-Zumar:53-54).

Sehubungan memanfaatkan fasilitas yang disediakan Tuhan di bulan Ramadan nan agung, sudah sepantasnya tiga putaran elektabilitas Ramadan harus dimaksimalkan dan dimenangkan pada hari kemenangan nanti (idul fitri). Tiga putaran yang dimaksud dalam tulisan ini adalah: Putaran pertama dari tanggal 1 sampai 10 adalah Ramadan dengan putaran rahmah (kasih sayang) Allah (wa awwaluhu rahmah). Tema yang sangat menguat saat Dia memandang hamba-hambaNya dengan pandangan kasih, dengan pandangan sayang. Modal pertama yang wajib diraih yaitu pandangan kali pertama dengan rahmat. Sekali Dia memandang dengan kasih, selamanya Dia memandang dengan kasih, Rahman. Ar-Rahman di dunia, pasti dijamin, bahwa hamba tersebut tidak akan masuk ke lembah kekafiran dan kefakiran. Dan, sekali Ar-Rahim menatap hamba-hambaNya dengan tatapan sayang, selamanya Dia akan sayang. Ar-Rahim berfungsi menjalankan kesayangan-Nya kelak di akhirat. Bukti sifat Ar-Rahim di akhirat adalah sayang-Nya, berupa Dia memberi ampunan yang maha luas. Ar-Rahim menghindar-kan umat beriman dari siksa api neraka. Ar-Rahim memasukkan hamba-hambaNya ke dalam surga. Ar-Rahim berkenan menerima tamu-tamu surga. Raih pada satu putaran dalam siklus awal Ramadan 1445 Hijriah.

Putaran kedua, siklus pertengahan Ramadan berupa ampunan (wa ausatuhu maghfirah). Maghfirah atau ampunan Tuhan merupakan dambaan kaum beriman. Sebab, keampunan adalah sumber seluruh kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Beritakan kepada hamba-hambaKu, bahwa Aku maha maha pengampun lagi maha penyayang (nabbi' ibadiy anal ghafurur-rahim).

Siklus pertengahan Ramadan mulai tanggal 11 sampai 20. Tuhan turun-kan ampunan dari-Nya. Tuhan memberikan anugerah pada hamba untuk mencintai iman, dalam firman: "Dan ketahuilah, di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Jika dia (Rasulullah) menuruti kemauan-mu, pasti akan menyusahkan-mu. Tetapi Tuhan telah menjadikan-mu untuk cinta kepada iman dan menghiasinya di dalam hati-mu. Dan menumbuhkan kepada-mu untuk membenci kekafiran, keingkaran, dan kedurhakaan. Mereka adalah orang-orang yang berada di dalam petunjuk. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah, dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana." (Al-Hujurat:7-8).

Siklus (putaran) ketiga merupakan rotasi puncak, yaitu pembebasan dari siksa api neraka. Akhir dari dua putaran diatas, atau hasil capaian Ramadan terletak di tanggal 21 sampai 30 Ramadan. Hakikatnya, capaian tauhid sebagai ujung pencarian diri yang ada di dalam diri, sebab cahaya pengenalan diri. Pahami diri, jangan menghujat kalau sekira tidak ingin dihujat. Berikan keteduhan dunia, niscaya akhirat akan menjadi payung. Pepatah berujar: "Bagaimana gendang, begitulah penarinya." Bila ingin dicintai, berikan cinta. Bila ingin dicaci, berikan hinaan, menjadi terhinalah siapa yang suka menghina. Surga terletak pada satu mulut yang ditutup oleh dua bibir, demikian juga kawah neraka yang apinya menyala-nyala.

Visualisasi surga dan neraka terletak pada ego diri. Ego diri yang dilepaskan tanpa puasa (neraka). Atau ego diri yang dikarantina dengan puasa (surga). Sebab ego diri lebih berbahaya daripada predator (pemangsa) di laut, ikan paus. Ego diri lebih mengerikan daripada predator di sungai, buaya. Ego diri lebih menyeramkan daripada pemangsa di hutan, harimau. Demikian cermin diri dari tiga putaran Ramadan yang wajib dilalui karena latihan jasmani (riyadhah), latihan rohani (mujahadah), latihan untuk selalu memandang dan selalu dipandang dalam pengawasan-Nya (musyahadah, muraqabah). Dalam studi Tasawuf, keduanya (musyahadah-penyaksian, muraqabah-pengawasan), tersimpul pada latihan wahdah-wahidiyah yang disebut tawajjuh. Putaran ketiga tersebut tersimpan dan terhimpun diakhir Ramadan, sebelumnya telah disiapkan dua piranti jiwa yang dikondisikan, rahmah (kasih sayang), dan keampunan (maghfirah). Demikian tiga putaran jalan Tuhan. Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN