THERAPI TAWAKAL MEDIA APOTEK KEHIDUPAN
THERAPI TAWAKAL MEDIA APOTEK KEHIDUPAN
Oleh
Ma’ruf Zahran
Sabran
Dikenali tawakal (Arab: tawakkul) bermula dari namanya. Pengenalan
nama merupakan jenjang pertama (tingkat dasar) sebelum melangkah kajian lebih
dalam lagi. Sebab studi Islam ada yang menempatkan derajat tawakal sebagai
pintu pertama pembahasan, sebelum memasuki tahap tasawuf akhlaqi berikutnya.
Berikut derajat martabat yang dilalui para salikin. Contoh, martabat (maqam)
ilmu, martabat (maqam) sabar, syukur, tawakal, dan sebagainya.
Maqam (jamak: maqamat) tawakal dapat menjadi benteng dalam bertahan
bahkan mampu menyelesaikan masalah tanpa ada yang tersakiti. Sebab konsep
(ajaran) tawakal selain sebagai instrumen self therapi (pengobatan diri
sendiri) yang berbasis mental health (kesehatan mental). Juga konsep tawakal
bisa bekerja sendiri, melayani sendiri (swalayan). Sebab, aplikasi tawakal
ibarat apotek kehidupan yang subur.
Resesi ekonomi sudah banyak membuat orang kelimpungan. Jabatan
profesi yang dahulu diduduki sangat menjanjikan status sosial dan status
ekonomi, misal jabatan general manager pada sebuah perusahaan ternama di dunia.
Sekarang, perusahaan tersebut pailit dengan hutang yang melilit. Ketidaksiapan
menerima resiko pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat berakibat pada kesehatan.
Sungguh sangat kasihan melihat orang kaya, tiba-tiba jatuh miskin. The power
syndrome sama artinya pejabat yang dahulu sangat dihormati, saat terbuang dari
jabatan, namun masih gila pangkat (megalomania). Lebih lagi, sungguh
dikhawatirkan hadirnya orang-orang kaya baru (OKB) tanpa melewati proses kerja.
Sangat berbahaya hak-hak istimewa (prevalensi) yang didapat seseorang dari
mengandalkan kekayaan orang tua (warisan harta), tanpa kerja ikhlas, kerja
kualitas, kerja keras. Hanya akan melahirkan generasi pengganti yang lemah dan
menyisakan kemalasan. Ibarat saat belum cukup pengalaman hidup, namun sudah
berumah-tangga. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik?
Pepatah-petitih dari para guru mengatakan: "Pemuda sejati
adalah seorang yang mengatakan inilah aku. Dan bukan pemuda, seorang yang
mengatakan inilah bapakku." Artinya, kaya dari peluh-keringat bapak, bukan
dari peluh-keringat diri sendiri. Disini, setiap diri wajib mementingkan
proses, dan proses akan berkeserasian dengan hasil.
Instrumen tawakal adalah item terakhir dari sebuah proses kerja.
Bermula dari doa, usaha, ikhtiar, tawakal (DUIT). Dalam kalam-Nya sudah
difirmankan: "Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitar-mu. Karena itu, maafkanlah,
mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarah dalam urusan mereka. Kemudian
setelah kamu membulatkan tekad, maka bertawakal sajalah kamu kepada Allah (berserah
diri). Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. Jika Allah
menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu. Tetapi jika Allah tidak
menolongmu (membiarkanmu), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Kepada
Allah, orang-orang mukmin bertawakal." (Ali Imran:159-160).
Kaitan dengan sifat tawakal sebagai therapi kejiwaan sudah pasti
dia (tawakal) mengalirkan hormon ketenangan dalam darah. Sebab karakter tawakal
sanggup menjadi apotek kehidupan bagi setiap orang. Sebagian besar penyakit
jasmani disebabkan oleh penyakit rohani (psikosomatik). Lalu, setelah
pengobatan secara medis penting, pengobatan non medis (kejiwaan) juga penting.
Misal, obat pengencer darah (notisil) tidak mampu bekerja efektif, apabila
pasien memikul beban mental seperti cemas yang tidak wajar, merasa kurang
berharga, overthinking dan memaksakan kehendak. Obat apapun yang diberikan
dokter, pasti tidak berpengaruh, selama pasien tidak memasrahkan pengobatan
kepada Tuhan sang maha penyembuh (Asy-Syafi). Disini, urgensi tawakal berfungsi
menumbuhkan semangat sehat, dan membuang beban-beban psikologis.
Tuhan selalu mengajak manusia untuk senantiasa bertawakal
kepada-Nya. Dengan maksud, menghadapi realita kehidupan dengan tenang.
Ketenangan merupakan bentuk stabilitas kejiwaan yaitu bersabar saat menunggu
pertolongan Tuhan dengan cara Dia mengganti kesulitan menjadi kemudahan.
Bersyukur saat meraih kemenangan. Dua hal yang dipergilirkan Tuhan pada semua
manusia, sehat-sakit, kaya-miskin, menang-kalah, muda-tua, lapang-sempit,
hidup-mati.
Tanpa melihat kepada sumber datangnya nikmat, taat, bala' dan
maksiat, belumlah seseorang merasakan manfaat dari therapi tawakal (berpasrah).
Ketika belum bertawakal, seseorang tetap diikat oleh pikiran dan diikuti oleh
perasaan yang tidak karena Allah SWT. Sebab, didalam nikmat tersimpan sifat
kikir dan lalai. Didalam perbuatan taat tersembunyi sifat angkuh dengan
indikator menolak kebenaran (batharul haq), dan meremehkan orang lain
(ghamtun-nas). Adapun ujian bala' mengandung dan mengundang perasaan berburuk
sangka dengan Allah. Sedang ujian maksiat menyuruh berlama-lama dalam maksiat,
menghalangi taubat, merasa terlanjur di jurang dosa tanpa pernah ingin kembali
kepada Tuhan. Maksiat dan dosa menjadi hijab antara dia dengan Tuhan. Demikian
pula nikmat, taat dan bala' menjadi hijab antara hamba dengan Tuhan-nya.
Tembuskanlah hijab tersebut dengan martabat rida. Terangkanlah kegelapan itu
dengan cahaya Muhammad SAW. Niscaya menjadi manusia yang tawakal. Tawakal yang
mengantarkan ketenangan selamanya sampai akhir hayat, ketiadaan duka, lara,
nestapa. Tawakal yang membuat hidup lebih indah sebagai anugerah Allah, tanpa
cacat dan tiada cela pada ketetapan-Nya.
Likulli da-in dawa-un, setiap penyakit ada obatnya, kecuali tua
(pikun) dan mati. Sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran,
penyakit semakin canggih. Apa yang tidak diketahui oleh generasi x, muncul pada
generasi z. Aids (HIV), kanker servik, liver, dengan segala pengobatan dan
penyembuhan. Namun, semua bermula dari pikiran dan perasaan. Selama pikiran
belum diislamkan (berserah-diri) kepada Pencipta-Nya, hormon stress (tekanan
batin) yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Menjauhi penyakit hati
(batin) sangat penting untuk mencapai kualitas hidup sehat. Seperti dengki
(hasad) berpengaruh terhadap stamina tubuh. Tamak berpengaruh terhadap
kesehatan irama jantung. Cemas sangat berpengaruh terhadap aliran darah. Marah
mempengaruhi suplai oksigen ke otak, dan sebagainya.
Agama berbagi solusi dengan ajaran tawakal, bahwa Allah Al-Wakil di
atas segalanya. Masalah rumah tangga dan keluarga, ada Allah di atas semua
kekecewaan. Lalu, kekecewaan (musibah dunia) menjadi ringan. Dalam doa yang
kerap dibaca oleh nabi yang artinya: "Wahai Allah Tuhan kami, bagikan
kepada kami sebagian dari rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi kami
dari mendurhakai-Mu. Dan dari taat kepada-Mu yang mengantarkan kami ke dalam
surga-Mu. Dan dari keyakinan kami yang sanggup untuk menganggap ringan (enteng)
musibah dunia kami."
Solusi therapi tawakal (full) menjadikan surga di hati pasien,
hari-hari penuh semangat dan kegembiraan. Bila gagal tawakal, pasien hanya akan
tergantung pada obat penenang. Suasana depresi ternyata berpengaruh kuat
terhadap sirkulasi darah ke otak. Bahkan bisa berakibat serius tatkala darah
mengental, lalu terjadi sumbatan dan kelumpuhan. Depresi juga mempengaruhi
insulin, pankreas, ginjal dan otak. Mendukung terciptanya suasana bahagia di
rumah, kampus, sekolah, kantor, pasar, kebun, sawah, pabrik merupakan obat
paling paten untuk mencegah (preventif) segala macam penyakit. Jadi, jadikan
suasana batin yang bersyukur. Visual orang yang bersyukur pasti gembira. Ibarat
kegembiraan sebagai apotek bagi kehidupan. Auto mampu memberikan imunitas
ketika tubuh akan diserang penyakit.
Kitab suci sangat banyak berbicara tentang ayat-ayat kedamaian
hati, kedamaian jiwa (roh). Roh yang mengenal Tuhan pasti bahagia, lapang
dadanya lantaran berserah-diri (yasrah sadrahu lil-Islam). Sebaliknya, bila
belum berserah-diri (tawakal) laksana seseorang yang naik ke langit pada ruang
hampa udara tanpa oksigen. Tentu, dadanya sesak, sempit, dan terbebani
(dhayyiqan haraja). Terbukti, aplikasi tawakal merupakan satu dari banyak
layanan rohani. Selain salat, puasa, zakat, haji, umrah, sedekah, doa, zikir,
selawat, juga silaturahmi. Kebahagiaan, kesenangan (rest) telah Tuhan
visualisasi dalam duplikat surga akhirat di hati kaum beriman di dunia. Wallahu
a'lam.
Komentar
Posting Komentar