ZIKIR MENENTERAMKAN HATI
ZIKIR MENENTERAMKAN HATI
Oleh
Ma’ruf Zahran
Sabran
Hati, topik yang banyak diulas dalam perbincangan ayat-ayat suci.
Al-Quran terkadang menyebutnya dengan meminjam istilah sudur, qalbu, fuad, lub.
Hal ini menandakan bahwa hati dalam terminologi tersebut merupakan sesuatu yang
abstrak. Namun untuk memudahkan paham, Rasul Allah menyebutnya segumpal daging
(mudhghah). Hati yang dimaksud dalam tulisan ini berkisar tentang pembahasan
anatomi rohani manusia.
Peperangan abadi terletak pada dimensi hati. Lapisan hati mulai
yang paling luar disebut sudur. Sudur ibarat pintu masuk yang dijaga satuan
pengaman (satpam). Sebelum perbuatan menjadi aksi, niat muncul terlebih dahulu.
Interogasi niat pertama kali terjadi pada irisan terluar dari hati yaitu sudur.
Apabila sudur kurang kuat pertahanan, mudah dirayu dan disogok, maka niat jahat
akan masuk pada wilayah qalbu (hati). Hati merupakan bilik yang akan didapati
setelah sudur. Artinya, tamu dipersilakan masuk pada ruang hati.
Berhati-hatilah ketika tamu jahat akan bereaksi di ruang ini (hati). Pasti tamu
akan berkelahi dengan roh sebagai tiupan pertama. Akan bersilang-sengketa
dengan fitrah yang sudah Tuhan titipkan sejak awal pada masa azali. Sangat
berbahaya bila satpam di gerbang lalulintas (sudur) tidak selektif dalam rangka
menerima atau menolak tamu yang datang. Tamu yang datang ingin bertandang ke
rumah hati, atau ingin berperang?
Selain itu, sudur biasa diartikan dada. Sudur merupakan lapisan
yang paling pertama kali dibuat was-was pada hati manusia. Antara iman dan
kafir, antara syukur atau kufur. "Dari kejahatan yang membisik oleh jin
Khannas (tersembunyi). Adalah membuat keraguan (was-was) di dalam hati manusia,
dari bangsa jin dan bangsa manusia." (An-Nas:4-6).
Khannas adalah nama jin yang bertugas meniupkan keraguan tentang
iman kepada Allah, apa benar Allah itu ada? Khannas bertujuan menghembuskan
was-was antara percaya atau tidak tentang hari kiamat. Apakah benar surga dan
neraka itu ada? Jika benar ada, dimana letaknya? Utamanya, jin Khannas bertugas
membuat lupa kepada Allah SWT bagi orang-orang yang salat. Meragukan bacaan
salat, sudah dibaca atau belum? Meragukan rakaat salat? Jin Khannas juga
menggoda, sampai manusia tidak salat sama sekali! Untuk menepis semua keraguan
tersebut, pada ulama memberi bimbingan melalui doa dalam salat tahajud.
Allahumma rabbi antal haq, wawa'dukal haq, wannabiyyuna haq, wassa'atu haq,
waljannatu haq, wannaru haq, wa muhammadun shallallahu 'alaihi wasallama haq
(wahai Tuhan Allah, Engkau benar, janji Engkau benar, para utusan benar, kiamat
benar, surga benar, neraka benar, dan Muhammad SAW itu benar).
Zikir sebagai solusi guna memberi ketenteraman bagi hati. Zikir
dapat diartikan menyebut dan mengingat. Berkata Habib Abdullah bin Alawi
Al-Hadad bahwa orang yang mengucapkan lailahaillallah (tiada tuhan kecuali
Allah) sebagai zikir lisan bercara syariat. Maksudnya, hanya menyebut tanpa
dimaknai dan tanpa ingatan yang kuat (tanpa kesadaran batin), berpahala 10
kebaikan. Berzikir dengan suara walau belum hadir hati kepada Allah adalah
lebih baik daripada suara yang tidak berzikir sama sekali. Sebab mulut yang
berzikir lebih Allah sukai daripada mulut yang tidak berzikir. Zikir nyaring
(jahar) dan zikir pelan (khafi), maupun zikir rahasia (sir), semuanya dihargai
oleh Allah SWT. Azan termasuk zikir, salat termasuk zikir, demikian pula
tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan salam beserta selawat kepada Nabi Muhammad
SAW dan keluarga-nya. Sebaik-baik selawat adalah selawat Ibrahimiyah yang
dibaca pada posisi duduk tahiyat akhir, setiap kali salat, baik salat wajib
maupun salat sunah.
Tingkatan zikir yang kedua dalam ucapan lailahaillallah (tidak ada
tuhan kecuali Allah) secara lisan dan hadir hati kehadirat-Nya. Maksud hadir
hati saat zikir adalah dengan mengingat dimensi dan masa akhirat. Zikir yang
berbasis keimanan hari akhir. Seperti di hati pada bacaan kalimat tauhid
terhunjam dengan mengingat dan berkesadaran bagaimana kematian-ku nanti? Husnul
khatimah atau su-ul khatimah? Kematian-ku yang diberkahi, dimuliakan atau
kematian-ku yang dihinakan? Kalimat tahlil yang dimaknai bagaimana nanti nasib
diri-ku di kubur? Mendapat nikmat kubur atau adzab kubur? Kalimat zikir tauhid
yang berkesadaran bagaimana keadaan diri-ku dibangkitkan pada masa kebangkitan?
Aku yang dihalau ke padang mahsyar, aku yang dihimpun dan dihitung setiap amal
tubuh, sejengkal tapak dan sebetik niat di hati. Bila ini yang hadir dalam
ucapan lailahaillallah, setiap huruf dinilai 700 kali pahala kebaikan. Ditambah
lagi keampunan, kemaafan, keridaan, kasih-sayang (rahmat) dari sang pengasih
dan penyayang (Ar-Rahman, Ar-Rahim).
Terakhir, tingkat ketiga merupakan zikir hadir hati lebih utama,
meski lisan tetap menyebut. Lisan menyebut lailahaillallah (tidak ada tuhan
kecuali Allah) sembari hati mengingat. Hadir hati dengan makna la maujud
illallah (tidak ada yang wujud kecuali Allah). Iman di hati yang membenarkan
ucapan di lisan, dan aplikasi iman pada amal saleh. Lailahaillallah dimaknai la
ma'bud illallah (tidak ada lagi yang patut disembah kecuali Allah). Kalimat
tauhid (keesaan) Allah yang dimaknai la mahbub illallah (tidak ada yang
dicintai kecuali Allah). Seiring dengan memaknai paham kaji dan kaji paham
hanya Allah saja, Tuhan memberi limpahan pahala kebaikan tanpa batas hitungan
(bighairi hisab).
Zikir tawakal inilah yang dapat menenteramkan dan menenangkan hati.
Tahlil dari bermakna sampai kepada hilang makna kedirian makhluk. Ulama sufi
berupaya memberi takrif (Arab: ta'rif artinya pengertian) lailahaillallah
adalah la hayata illallah, tidak ada yang hidup kecuali Allah. La fa'ila
illallah yang artinya tidak ada yang sanggup berbuat kecuali Allah. Simpulannya
terdapat pada kata kunci: la haula wala quwwata illa billah (tidak ada daya dan
tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah). Kebajikan anugerah kemuliaan pahala
yang dikandung kalimat tauhid tadi, melebihi berat langit, bumi, matahari,
bulan, bintang dan seluruh isinya.
Bila ditimbang, namun kalimat tauhid tidak ada alat penimbang dan
tidak tersedia instrumen penilai. Sebab kalimat tauhid milik Allah SWT dan
hanya tersimpan rapi di diri-Nya, bukan pada materi makhluk dan kekayaan yang
mereka himpun selama jatah hidup di dunia. Kalimat tauhid tidak akan pernah
kalah dalam tanding. Kalimat tauhid tidak akan pernah menyerah di depan musuh.
Kalimat tauhid tidak pernah hina di depan raja. Tetapi raja-raja dunia yang
dihinakan dihadapan hadirat-Nya yang maha agung, ketika mereka menghina Allah
dan Rasul-Nya, seperti kehinaan Namrud dan Fir'aun.
Benar, kalimat zikir tauhid yang dimaknai dengan: tidak ada yang
memberi keluasan rahmat dan yang menahan kecuali Allah. Makna tidak ada
kekuatan yang dapat mendatangkan manfaat dan menampik bala' kecuali Allah.
Tidak ada yang sanggup memuliakan dan menghinakan selain Allah, ketiga
keyakinan yang mengantar pada kalimat Allah yang dimaknai. Dengan demikian
jelas, kalimat tauhid yang dimaknai penuh keyakinan dan perhatian, akan
langsung berefek terhadap ketenangan hati. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar