Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

EMPAT MEDAN UJIAN

Gambar
EMPAT MEDAN UJIAN Oleh Ma'ruf Zahran Sabran MUSIBAH terbagi dua, pertama musibah (ujian) menyenangkan yang mengandung item kebaikan (khair) seperti dampak taat dan nikmat. Kedua musibah (ujian) yang tidak menyenangkan sehingga mengandung item kejahatan (syar) seperti dampak dosa dan bala'. Nikmat bersifat menyenangkan sebab berkesesuaian dengan hawa napsu, ingin nyaman, mudah, kaya, berilmu, berpangkat, berharta. Adapun bala' tidak menyenangkan karena berlawanan dengan hawa napsu. Hawa napsu bermusuh dengan kepayahan diri, miskin, bodoh, terhina. Walau demikian, hawa napsu tidak pernah bersyukur bagaimana-pun banyaknya nikmat, dan hawa napsu tidak pernah bersabar meski sudah terlalu banyak bala'. Sebab awalnya hawa napsu telah berniat mendurhakai Tuhan pencipta-nya, kecuali hawa napsu yang telah dilemahkan dengan berpuasa, dan sudah dirahmati Tuhan (baca surah Yusuf:53). Bahaya hawa napsu sudah dijelaskan dalam kitab Alhikam (hikmah-hikmah), merupakan kitab yang

DUNIA YANG DICELA DAN DIPUJI

Gambar
DUNIA YANG DICELA DAN DIPUJI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Memahami dunia dalam posisi yang dijalankan-nya sebagai makhluk yang memerankan tugas, ibarat sahabat. Setiap orang yang pasti menuju akhirat, niscaya tangga, jalur dan jalan-nya adalah dunia. Dalam konteks kehidupan, dunia tidak selamanya jahat, dan dunia tidak selamanya baik. Diperlukan kearifan untuk memberlakukan dunia dalam sifat netral, menjadi sifatnya. Misal, dunia tidak kekal, maka jangan mengingini kekekalan dengan-nya. Namun berlakukan-lah dunia sesuai dengan sifat kesementaraan-nya (temporal). Dunia bersifat menipu (imitation), jangan terpedaya oleh tipuan dunia. Dunia bersifat menghibur (musik), jangan lupa dengan kehidupan yang sesungguhnya (akhirat). Dunia merupakan tempat permainan, bermain dengan benar, sebab ada wasit dalam permainan yang mencatat skor waktu dan menentukan nilai kalah atau menang. Hukum asal bertindak terhadap dunia adalah boleh (mubahah). Menandakan dunia adalah netral. Netralitas ini yan

PARADIGMA PEMBELAJARAN ABAD 21

Gambar
PARADIGMA PEMBELAJARAN ABAD 21 Oleh Ma’ruf Zahran Sabran CENDERUNG beberapa pertanyaan tentang kondisi perubahan zaman dan dalam upaya menjawabnya, sebagian telah membuahkan hasil dan sebagian lagi dalam proses. Semua itu adalah produk pembelajaran yang berproses dimulai sejak tahun 2000, dan hasil revolusi-nya sangat dirasakan sekarang, diantaranya pembelajaran non-dikotomi ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum, beserta dampak ikutan. Diantaranya menyamaratakan status pendidikan dan peluang dunia kerja antara alumni SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA, PTUN/PTKIN. Sebuah horizon baru dalam pendidikan nasional. Lebih jauh, Pondok Pesantren memakai Kurikulum Nasional (KURNAS) dalam pembelajaran formal, dan pembelajaran salafiyah untuk non-formal, disamping keterampilan yang diberikan sebagai bekal kehidupan (life skill) santri/mantri. Menelusuri paradigma pembelajaran abad 21 dari mono sumber belajar menjadi multi sumber belajar. Kini bukan tahun 1990 saat guru sangat berkuasa

FUNGSI KELAS DAN LABORATORIUM

Gambar
  FUNGSI KELAS DAN LABORATORIUM Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Akreditasi unggul sekolah/madrasah sangat bergantung pada selain SDM (sumber daya manusia) juga ketersediaan kelas yang representatif dan laboratorium yang andal. Untuk perguruan tinggi yang bergerak pada bidang pendidikan dan kesehatan, keberadaan laboratorium sangat mutlak. Sebaran matakuliah-pun wajib menggambarkan porsi untuk ruang kelas (teori) dan ruang laboratorium (praktik), seperti 1 sks teori dan 2 sks praktik. Kurikulum merdeka (KURMA) berisi pesan bahwa pembelajaran harus memberikan pengalaman belajar (learning eksprient) kepada siswa. Penting, sebab untuk mendapatkan pengetahuan perlu proses dan bukan hasil. Proses lebih penting daripada hasil. Dalam proses terjadi pembelajaran yang sesungguhnya, merasakan, memikirkan, merencanakan, melakukan dan menilai dari siswa untuk siswa. Bukan dari guru kepada siswa, posisi guru bukan sebagai instruktur, namun lebih berarti sebagai motivator, fasilitator, mediator. Se

HIKMAH TAKWA

Gambar
HIKMAH TAKWA Oleh Ma’ruf Zahran Sabran GUNA mendapatkan pemahaman yang utuh tentang kitab suci Alquran, pembacaan satu tema dalam arti dari satu 'ain (maqra') ke 'ain (maqra') minimal menjadi sebuah tanda perhentian per-ayat. Permulaan dan perhentian dalam rangka untuk memahami keutuhan bacaan, arti dan maksud Tuhan. Bukan tidak beralasan Rasulullah SAW menjadikan tata aturan bacaan. Karena baik susunan juz, surah, ayat maupun bacaan merupakan petunjuk langsung dari Rasul-Nya (tauqifi). Misal bacaan satu maqra' yaitu surah Albaqarah dari ayat 183-188. Keterhubungan ibadah puasa (183) dengan larangan memakan harta dengan cara yang batil (188). Relasi sesama ayat dalam satu surah sangat erat. Tersebut bahwa kewajiban puasa dengan tujuan takwa (la'allakum tattaqun). Indikator takwa menjalankan hukum syariat puasa (ayat 184, 185). Hakikat puasa terletak pada ayat 186: "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku meng

MELESTARIKAN PANDANGAN TAUHID

Gambar
    MELESTARIKAN PANDANGAN TAUHID Oleh Ma’ruf Zahran Sabran Setiap orang tergadai dengan perbuatan mereka, tanpa terkecuali. Sungguh, diri sendiri yang berbuat pasti diri sendiri yang memikul. Artinya, setelah jiwa tergadai dengan perbuatannya (kullu nafsin bima kasabat rahinah). Rahin (diri yang tergadai), bila baik adalah malaikat yang menjadi sahabat. Sungguh malaikat hamalatul ‘arsyi (pemanggul arasy) telah aktif mendoakan keselamatan, memohonkan ampunan bagi orang-orang mukmin. Dalam firman Tuhan: "Malaikat pemanggul arasy yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohon ampunan untuk orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan jalan orang-orang yang mengikuti agama-Mu. Dan peliharalah mereka dari siksa neraka. Wahai Tuhan kami, masukkan mereka ke surga Aden yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang

MAWAS DIRI SETELAH IDULFITRI

Gambar
  MAWAS DIRI SETELAH IDULFITRI Oleh Ma'ruf Zahran Sabran DIRI, pembahasan yang tidak pernah jeda dan tiada henti. Struktur diri adalah kerajaan yang paling mengemuka di dunia. Rajanya adalah roh, panglima adalah hati, prajurit adalah semua anggota tubuh. Mungkin selama Ramadan, kerajaan diri tunduk kepada Tuhan, sebab situasi dan kondisi yang sangat memungkinkan sangat banyak-nya perilaku taat. Namun kuantitas perilaku taat tidak selamanya tidak menunjukkan kualitas (mutu) taat. Ramadan kemaren menjanjikan: "Jika datang bulan suci Ramadan, dibukakan pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu para syaitan." (Hadis riwayat Bukhari Muslim). Lalu, bagaimana perilaku taat pascaramadan dan pascaidulfitri? Pertama, mawas diri dari sifat Iblis. Iblis dan iblisiyah, wataknya bertitik-tumpu pada sifat kesombongan. Siapa yang mengikutinya pasti celaka. Iblis berasal dari kata balasa, yublisu, iblis yang artinya berputus-asa. Orang yang berdosa kemudian berpu

IDUL FITRI

Gambar
  IDUL FITRI Oleh Ma’ruf Zahran Sabran IDULFITRI, hari kemenangan yang dijanjikan sudah tiba, betapa Allah SWT tidak pernah mungkir janji. Sungguh yang kerap kali mengingkari janji adalah manusia. Janji pendidikan berbeasiswa, janji politik murah pangan, sandang dan papan. Termasuk banyak janji yang belum terpenuhi. Jangan mudah berjanji, apalagi bersumpah. Sebab janji adalah hutang, dan hutang akan ditagih. Adapun sumpah pasti diminta kebenaran sumpah-nya. Ketika Ramadan, kita terbiasa dengan puasa. Kerinduan tersebut Tuhan obati dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Kerinduan pada taraweh bisa ditebus dengan salat malam. Dimana pada sepertiga malam yang akhir, Tuhan turun ke langit dunia, sembari menanyakan: "Hal min sa-ilin? Hal min mustaghfirin?" Siapakah yang ingin mengadukan persoalan hidupnya kepada-Ku?Siapakah yang ingin memohon ampun atas dosa-dosa? Aku yang maha pengampun, dan Aku mudahkan segala urusan-mu. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang ber