KAJIAN KEESAAN - HUSNUL-KHATIMAH BUKTI KESETIAAN KEPADA TUHAN

 


KAJIAN KEESAAN
HUSNUL-KHATIMAH BUKTI KESETIAAN KEPADA TUHAN

Oleh
Ma'ruf Zahran Sabran

Mengertilah engkau akan arti kesetiaan? Kesetiaan akan diuji pada saat sulit, bukan pada saat mudah. Kesetiaan dites ketika sempit, tidak ketika lapang!Maukah memaklumi keadaan? Kesetiaan akan terbit ketika lapar, bukan ketika kenyang? Maukah berbagi seteguk air dan sesuap nasi, di hari kehausan dan masa kelaparan yang melanda. Kesetiaan akan tampak pada saat sulit, bukan pada saat senang. Pada saat senang, semua orang akan datang. Pada saat sulit, semua orang akan pergi. Kecuali, kesetiaan. Siapa yang paling setia di dunia ini, Allah dan Rasulullah jawabannya! Meski Allah memberi ujian derita dalam perjuangan dakwah, Muhammad terima dengan senang hati, sebab Muhammad setia kepada Allah. Sabar, syukur, ridha adalah ciri kesetiaan. Disiplin, jujur, menerima kenyataan, bahkan terjun dalam kancah peperangan dan gugur, adalah tanda kesetiaan. Lihat, bagaimana seorang ibu yang melahirkan, berperang antara hidup dan mati, bukankah itu bentuk kesetiaan yang nyata!

Bagaimana cara bersetia kepada Allah. Caranya hanya satu, jangan engkau duakan cinta-Nya. Jangan engkau persekutukan Dia dengan siapapun dan dengan apapun, meski dengan taat yang kamu ulah. Fir'aun melebihkan kekuasaannya sampai mengaku Tuhan. Qarun melebihkan kekayaannya, sehingga mengaku orang kaya. Haman semena-mena berbasis ilmu, Haman merasa berilmu. Bal'am bin Ba'ura merasa taat, dia bertuhan taat. Fir'aun, Qarun, Haman adalah pendusta, termasuk Bal'am.

Banyak kata setia yang diungkap kitab suci. Bukan untuk yang lain, kecuali supaya hidup dan mati dalam kebaikan. Seperti kata "fastaqim kama umirta" (berpegang teguhlah kamu, seperti yang Aku perintahkan), "wa aufu bil 'ahdi" (dan penuhilah janji-janji), "walladzina yubayi 'unallah" (dan orang-orang yang berjanji setia dengan Allah). Jamak lagi ditemukan dalam redaksi ayat yang berulang kali.

Kesetiaan akan dibalas dengan kesetiaan, lalu adakah yang mampu mengkhianati kesetiaan sampai akhir hayat (kematian). Adakah yang sanggup memisahkan kesetiaan Tuhan jika Dia telah berkehendak (in sya Allah). Tidak, tidak ada yang sanggup memisahkan kesetiaan ini, hatta malaikat sekalipun. Bila dia dan aku adalah esa, aku dan dia adalah esa. Menyakiti aku sama dengan menyakiti dia, menyakiti dia sama dengan menyakiti aku. Sebaliknya, menolong dia sama dengan menolong aku, menolong aku sama dengan menolong dia. Artinya,  kesetiaan adalah perpaduan. Sementara khianat adalah perpecahan, kondisi cerai-berai, retak, remuk dan akhirnya hancur. Tauhid (keesaan Tuhan) adalah puncak kesetiaan. Maka janganlah menyembah kepada yang selain Dia, jangan ada dua Tuhan. Tuhan-mu adalah Tuhan yang esa, dan kepada-Nya kamu mengabdi. Diterangkan oleh Tuhan, bahwa para rahib (rahibun) dan para 'abid ('abidun) mereka hanya takut kepada Aku, Allah (fa-iyyaya farhabun). Mereka hanya mengabdi  kepada Aku, Allah (fa-iyyaya fa'budun). Mereka hanya bertakwa kepada Aku, Allah (fa-iyyaya fattaqun). Maksudnya, sebagai bentuk kesetiaan selamanya dan ketakwaan yang sebenarnya. Telah sering Dia kalamkan: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dan jangan kamu mati, kecuali dalam penyerahan diri secara total." (Ali Imran:102).

Lalu, apakah hakekat kehidupan dan hakekat kematian, supaya kesetiaan membuahkan husnul-khatimah. Hakekat kehidupan bukan menarik dan menghembuskan napas. Sebab kualitas kehidupan seperti itu, dapat dilakukan oleh bangsa hewan (fauna), dan bangsa tumbuhan (flora).

Saat pulang yang ditanya tentang tauhid. Sakitlah diri jika mempersekutukan-Nya. Mereka yang selama hidup mendustakan Allah dan Rasulullah, akan ditanya, mengapa engkau menjadikan utusan-Ku sebagai sesembahan kepercayaan, menjadikan mereka penyelamat dan penolongmu dari siksa neraka. Bukan-kah tidak ada penyelamat selain Aku (baca Alkahfi:102). Dimanakah sekutu-sekutu Aku, yang engkau duga sebagai Tuhan?  Sedang Aku (Allah) tidak memberikan keterangan tentang itu. Jangan engkau mengira dibiarkan saja berbuat, tanpa ditanya, dan kamu pasti ditanya (soal-jawab). Terakhir, ada dua pertanyaan, saat mereka berada di bibir jurang neraka, dan saat mereka berada di hadapan Tuhan.

Mengapa penyesalan datang terlambat. Sebenarnya tidak terlambat! Hari ini masih dapat merenungi ayat-ayat Tuhan, walau semenit dua menit. Tidak sekedar membaca dan orientasi (tujuan) khatam (tamat). Justru yang sangat penting adalah memahami isi kandungan pesan yang dibaca. Jangan sampai terjadi, Alquran membuat dinding (hijab) bagi pembacanya. "Wala takunanna minal jahilin" (dan jangan kamu menjadi orang-orang bodoh).

Sebab, nutrisi rohani adalah ilmu dan iman. Nutrisi jasmani diantaranya makanan empat sehat dan lima sempurna (susu). Maka, kebodohan adalah musuh ilmu, kekafiran adalah musuh iman. Namun, semuanya Dia hadirkan untuk menguji manusia. Tanda Dia adil, ada malam (gelap), ada siang (terang). Banyak orang beranggapan gelap itu jahat, dan terang itu baik.  Mengira senang itu bahagia, susah itu derita. Menduga ketika menangis tanda duka, ketika tertawa tanda suka. Ketahuilah, semua adalah ujian untuk menguji mereka (linaftinahum fih).

Kematian suul khatimah berindikator kematian yang dipaksa, dipukul supaya roh keluar dari jasad. Roh yang tidak mengimani pencipta-nya dan roh yang memusuhi utusan resmi dari-Nya, pasti kematian yang membahayakan. Ada kematian yang mendadak, namun disambut-rela. Ada pula kematian yang mendadak, tetapi direnggut-paksa. Kematian orang-orang yang beriman adalah kematian yang diperlihatkan surga padanya. Mereka yang selalu berbaik sangka dengan apa yang didatangkan Allah (nikmat, bala', taat, maksiat). Mereka mengatakan semua baik (qalu khaira). Mereka adalah orang-orang yang berbuat baik di dunia ini, dan pasti negeri akhirat lebih baik. Dan (surga) sebaik-baik istana bagi orang yang bertakwa. Surga-surga Aden yang mereka masuki, mengalir sungai-sungai di bawahnya. Bagi mereka, apa yang mereka inginkan. Demikian balasan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu  orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam kebaikan, sambil dikatakan, "salamun 'alaikum" (keselamatan untuk-mu). Masuklah ke dalam surga sebagai balasan terhadap apa yang kamu kerjakan." (Annahl:30-32). Kemudian ada pula kematian orang-orang jahat (zalim), yaitu mereka yang mempersekutukan Allah dan ragu untuk sebuah perjumpaan dengan-Nya. Kematian mereka adalah hari yang sangat buruk lagi menghinakan. Visual kematian yang dikalamkan Tuhan: "Orang-orang yang dimatikan oleh malaikat dalam keadaan berbuat aniaya (zalim) kepada diri sendiri. Mereka menyerah diri dengan mengatakan: Kami tidak pernah mengerjakan suatu kejahatan. Malaikat mengatakan: Ada! Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan. Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal didalamnya. Sangat buruk tempat kediaman orang-orang yang menyombongkan diri." (Annahl:28-29). Betapa mereka masih berani berbohong dihadapan Tuhan. Adapun mengenai cara kematian ada dua. Berdasarkan firman: "Demi  malaikat yang mencabut nyawa dengan keras. Demi malaikat yang mencabut nyawa dengan lembut." (Annaziat:1-2).

Standar kematian husnul-khatimah adalah kemampuan mengucapkan dua kalimah syahadah dengan terang, nyata, tanpa ragu, tanpa takut. Setelah itu, roh berlepas dari jasad dengan nyaman. Syahadat tauhid dan syahadat rasul diucapkan dengan fasih, tanpa ragu sedikitpun. Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah. Syahadat tauhid yang dimaknai, tidak ada pemberi  kemuliaan dan kehinaan kecuali Allah (la mu'izzu wala mudzillu illallah). Tidak ada yang sanggup mendatangkan manfaat dan mudarat kecuali Allah (la nafi'a wala dharra illallah). Tidak ada yang dapat mencegah dan memberi anugerah kecuali Allah (la mani'a wala mu'thiya illallah). Aku bersaksi, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dan aku bersaksi,  Muhammad Rasulullah. Muhammad Rasulullah yang benar (shiddiq), dapat dipercaya (amanah), penyampai ajaran Allah tanpa ada yang disembunyikan (tabligh), cerdas (fathanah). Simpul ikatannya adalah, bukankah semua itu (husnul-khatimah) bukti bermula dari kesetiaan dan bukti berakhir kepada kesetiaan (istiqamah). Wallahu a'lam.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

AN NURIYAH

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN