KAJIAN KEESAAN - KEPEDULIAN UMAT MENGUNDANG BERKAH JUMAT

 


KAJIAN KEESAAN
KEPEDULIAN UMAT MENGUNDANG BERKAH JUMAT

Oleh
Ma'ruf Zahran Sabran

Tentu, judul tersebut bukan berharap berkah (kumpulan kebaikan) di dunia. Bila di sini, hanya sekadar panjar pahala, lunasnya nanti di sana (akhirat). Sebab, di dunia bukan tempat yang layak untuk menyempurnakan balasan kebaikan berupa pahala. Dunia, bukan tempat yang cukup untuk memaksimalkan balasan kejahatan berupa dosa. Disamping menunggu waktu kematian sebagai tenggang masa untuk bertaubat. Juga, dunia adalah area ujian. Sedang akhirat merupakan tempat pemberian penghargaan (surga), dan tempat pemberlakuan hukuman (neraka). Transit, mungkin itu istilah yang tepat untuk dunia.

Tuhan membuat warna kehidupan berpasangan adalah dalam rangka menguji manusia. Menguji manusia dengan materi yang tampak secara lahir. Tuhan melihat respon manusia terhadap cacat dan cela kehidupan seseorang. Kemudian, Dia gambarkan jamak tuhan-tuhan di sekitar diri-Nya, untuk menguji manusia. Dia susah-kan bagi orang-orang yang menyembah-Nya malam dan siang. Namun kepada orang-orang yang tidak menyembah-Nya, Dia beri kesenangan hidup yang sementara di dunia ini, untuk menguji mereka.

Perdebatan nasab, sanad, riwayat, cerdas dalam menyikapinya adalah dengan cara diam. Sebab, masing-masing kelompok (firqah) telah beradu hujjah (alasan) yang terkadang tidak lagi rasional, siapa-pun orang, aliran dan golongannya. Biar Allah yang nanti akan memberikan keterangan terhadap apa yang mereka perselisihkan. Masuk dalam kancah perdebatan, kadang bukan lagi keimanan yang bicara, namun keinginan dan kepentingan.

Justru yang diperdebatkan adalah simbol. Hakekatnya, belum tiba, sehingga masih menunggu kiamat. "Dan mereka bertanya, kapan kemenangan itu datang, jika kamu orang yang benar. Katakan, pada hari kemenangan telah tiba, tiada berguna keimanan bagi orang yang ingkar, dan mereka tidak diberi penangguhan. Maka berpaling-lah engkau (Muhammad) dari mereka, dan tunggulah (putusan Allah). Sesungguhnya mereka juga sedang menunggu." (Assajadah:28-30).

Kebanyakan orang-orang yang bersujud, dan kebanyakan orang-orang terkena azab. Dua kelompok ini, ril ditemukan. Siapa yang dimuliakan Allah, tidak ada satupun yang dapat menghinakannya. Siapa yang dihinakan Allah, tidak ada satupun yang dapat memuliakannya. Dua kelompok ini, berdebat tentang Allah (baca Alhaj:19). Berdebat memang dibenarkan, tetapi sabar lebih diutamakan. Lanjut, ayat 125-128 surah Annahl harus dibaca tuntas, bahwa ending keseluruhan debat adalah sabar. Artinya, jangan berdebat, jangan berbantah.

Maksudnya, bertengkar dan berdebat dibolehkan, tetapi bersabar lebih baik. Ada banyak hal yang dapat diselesaikan dengan banyak diam. Dan ada banyak hal yang tidak dapat diselesaikan dengan banyak bicara. Biar waktu yang akan menyelesaikan. Biar sejarah yang mencatat, mengenang. Terdapat banyak ayat dalam kitab suci yang menyatakan berpalinglah dari orang-orang musyrik (wa a'ridh 'anil musyrikin). Atau berpalinglah dari orang-orang bodoh (wa a'ridh 'anil jahilin). Dalam bahasa Melayu disebut "jangan beladen" atau jangan debat kusir.

Lihatlah sifat langit, dia diam. Dia ditinggikan Tuhan untuk menurunkan air hujan. Langit seperti kran buka dan kran tutup dari perusahaan air minum. Bukankah langit itu diam. Bumi ini diam dalam bertugas menampung air hujan sebagai embrio (cikal-bakal) kehidupan di bumi. Angin, angin diam yang berfungsi memberi kabar gembira berupa pengantar dalam perkawinan putik jantan dengan putik betina. Mengawinkan ion positif kepada ion negatif dari awan. Sehingga bunting, melahirkan awan hitam, maka jatuhlah air hujan ke bumi. Angin juga mengabarkan berita buruk, berupa tsunami, tornado, elnino, dan puting-beliung. Api juga bekerja atas petunjuk Tuhan, besar menjadi lawan, kecil menjadi kawan. Bukankah itu semua menjadi pelajaran bagi kaum yang berakal, ambillah pelajaran (fa'tabiru ya ulil albab). Makrokosmik menjadi pelajaran mikrokosmik, atau sebaliknya. Keduanya berasal dari Tuhan yang esa. Jelas, yang berpasangan bukan Tuhan, bukan Tuhan kalau Dia jamak.

Meski, semua hari adalah baik, tetapi jumat disebut penghulu (tuan) dari semua hari dalam sepekan (sayyidul ayyam). Jumat berkah adalah hari berhaji bagi para fakir (wahijjul fuqara'). Jumat berkah adalah saat berhari raya bagi para miskin (wa 'idul masakin). Menyantuni kedua golongan ini (fakir dan miskin) merupakan amal mulia yang langsung dirasakan oleh mereka, dan kesantunan yang langsung diterima oleh-Nya, Arrahman.

Menyantuni dan peduli kepada mereka yang membutuhkan adalah ibadah untuk Allah. Sebab pemberian makan, segera mengenyangkan. Kenyangnya mereka, tanda ketundukan taat yang diterima (qabul). Pemberian minum, cepat menghilangkan rasa haus. Tanda ibadah sedekah yang diterima (qabul). Pemberian pakaian, niscaya menutupi aurat mereka, melindungi mereka dari panas tengah hari, dan menyelimuti tubuh mereka dari dinginnya angin malam. Tanda memuji Tuhanmu, pujian yang diterima (qabul). Bila salat, tentu masih banyak pertanyaan untuk dapat diterima. Rajinlah memberi makan tanpa syarat, rajinlah memberi minum tanpa syarat, rajinlah memberi pakaian tanpa syarat. Jika salat, tentu banyak syarat, rukun, sunah, wajib, makruh, pembatal sampai berdosa di dalam salat. Juga ketentuan syarat dan rukun di dalam ibadah mahdhah, seperti zakat, puasa, haji dan umrah Pos sedekah yang disediakan Tuhan sebagai wahana amal yang paling mudah, tetapi paling cepat tersampai kepada-Nya (wushulillah). Mengapa gerangan? Nilai manfaat segera dirasakan oleh yang bersangkutan. Logika takarnya adalah semakin butuh seseorang kepada pemberian dari kita, disitu sudah Tuhan simpan pahala yang besar. Lebih besar lagi, saat kita mampu berbagi di tengah kemiskinan yang melanda dan merata. Derajat mulia mereka adalah memberi makan pada saat hari kelaparan. Dengan kata lain, memberi makan kepada yang lapar. Memberi minum kepada yang haus. Memberi pakaian kepada yang telanjang. Melunasi hutang untuk orang yang berhutang, pahalanya sama dengan menghapus perbudakan (fakku raqabah).

Memajukan umat yang terbelakang, mencerdaskan umat yang berada dalam kebodohan, memerdekakan umat dalam tirani kekuasaan, advokasi terhadap buruh yang tidak mendapat upah layak bagi kemanusiaan. Inilah momen berkah jumat yang tercermin pada nilai akhlak, yaitu memuliakan yang tua, menghargai yang belia, menyayangi yang kecil, mendahulukan yang disabilitas, mengutamakan ibu hamil. Menjadi tugas negara yang didalamnya adalah rakyat. Rakyat Indonesia yang wajib disejahterakan, diberi pendidikan, dijamin keamanan sandang, pangan, papan. Dari kita untuk kita, sebagai cita-cita kemerdekaan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Disparitas (perbedaan) yang Tuhan buat bukan sia-sia, tanpa tujuan. Dilebihkan seseorang dari yang lain dalam hal rezeki, supaya diantara mereka dapat saling tolong menolong, si-kaya membantu si-miskin. Dilebihkan seseorang dari yang lain dalam hal ilmu, agar si-alim mengajar si-jahil. Dilebihkan dalam ranah jabatan, supaya pemimpin (imam) membantu rakyat yang dipimpin (makmum). Indahnya nilai luhur yang diajarkan agama. Mewujudkan masyarakat yang berkasih-sayang (masyarakat marhamah).

Kenikmatan itu akan langgeng, dengan catatan, selama mereka mensyukurinya, bahkan akan ditambah. Sebaliknya, bila dikufuri, sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih (baca Ibrahim:7). Lanjut, warisan apakah yang patut untuk ditinggalkan kepada generasi yang akan hidup puluhan bahkan ratusan tahun ke muka, jika Tuhan-mu menghendaki (liman sya'a rabbuk). Warisan terbaik bagi mereka adalah iman, amal, syukur. Bukan dengan mewariskan kedurhakaan, tamak haloba dengan dunia, justru memantik bencana kebodohan, kemiskinan, kelaparan, ketakutan. Walau bagaimana-pun, ibadah mempersyaratkan keamanan jasmani dan ketenangan rohani.

Tuhan memberi contoh,  negeri Saba' yang dahulu kekayaan alam-nya melimpah, rakyat bersyukur, pemimpin yang adil, makmur sejahtera (gemah ripah loh jinawi, toto tentrem karto raharjo). Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur, begitu istilah kitab suci, negeri yang baik dan di bawah lindungan Tuhan yang maha pengampun. Namun, kondisi indah bisa berubah susah, saat penduduk negeri tidak lagi beriman dan bertakwa. Tuhan persaksian mereka dalam ayat 112 surah Annahl: "Dan Tuhan memberi pelajaran dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram. Rezekinya datang sangat melimpah dari segala tempat. Lalu mereka mengingkari nikmat Allah. Karena itu, Allah timpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan perbuatan mereka." Kenyataan, bagaimana akan aman, jika terjajah. Bagaimana akan sejahtera, bila perut lapar.

Simpulan, syarat utama mengundang berkah Tuhan adalah keimanan dan ketakwaan penduduk negeri. Dan mengundang petaka dengan menghadirkan kedurhakaan penduduk-nya. Pilihan bebas berada padamu (up to you). Tuhan umumkan dalam firman agung-Nya (Al-A'raf:96) "Dan kalau sekiranya penduduk sebuah negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan buka kepada mereka keberkahan dari atas langit dan keberkahan dari bawah bumi. Melainkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami, niscaya Kami rasakan kepada mereka siksa, sesuai dengan perbuatan mereka." Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN