KAJIAN KEESAAN - PILIHAN KEMATIAN MEMBAHAGIAKAN ATAU MENYENGSARAKAN
KAJIAN KEESAAN
PILIHAN
KEMATIAN MEMBAHAGIAKAN ATAU MENYENGSARAKAN
Oleh
Ma'ruf
Zahran Sabran
Orang-orang zalim (semena-mena) akan sulit menghadapi kematian. Roh
mereka antara hidup dan mati. Separuh sudah keluar dari bumi, namun langit
tidak mau menerima. Bagaimana video kematian orang-orang yang durhaka lagi
keras kepala, tentu payah. Allah merekam keadaan mereka dengan firman.
"Dihadapan mereka terdapat neraka, (mereka kehausan) lalu diberi minum
dengan air nanah." (Ibrahim:16). Kehausan yang sangat adalah ciri
menit-menit kematian yang menyengsarakan. Tujuh lautan memberi-nya minum, tiada
mampu mengusir rasa dahaga. Meski mereka minum seperti unta yang haus. Kematian
adalah yang paling sulit baginya, bisa berbulan-bulan, bisa bertahun-tahun.
Walau bahaya maut datang dari segala arah. Namun, orang-orang yang aniaya
(zalim) belum juga mati. Lalu, bagaimana dengan air nanah tadi?
"Diteguknya air nanah. Hampir dia tidak mampu meminumnya (karena kotor,
berpenyakit, berbau anyir). Dan datanglah bahaya maut dari semua penjuru
tempat. Tetapi dia tidak juga mati (disiksa). Dihadapan-nya terdapat siksa yang
keras." (Ibrahim:17). Ini adalah contoh sulitnya roh keluar dari jasad
(materi). Materi bisa berbentuk raga, harta, tahta, wanita, keluarga dan
peruntungan-peruntungan dunia lainnya. Atau berbentuk kejayaan (majesty)
seperti kehormatan karena ilmu, kehormatan karena keturunan, kekayaan dan
hak-hak istimewa lainnya. Tarik-menarik antara roh dan jasad. Niscaya yang
tersiksa adalah diri. Tidak bersepaham antara langit dan bumi, pasti si-fulan
atau fulanah yang menderita sakit berkepanjangan.
Persoalan orang-orang yang zalim sebenarnya adalah derita sepanjang
hayat sampai tiba waktu kematian (ajal). Kematian adalah puncak kesengsaraan.
Disadari atau tidak, dia sedang berada di dalam neraka yang sedang dibangunnya
sendiri, dengan perbuatan aniaya. Sampai matanya terbelalak, dan hatinya
terguncang. Mereka akan berada di neraka, tanpa sedikitpun diringankan siksa,
dan tidak ada potongan masa tahanan. Setiap hari, frekuensi siksa ditingkatkan
selain beragam jenis penyiksaan dihadirkan. Juga tidak memperoleh ampunan.
Sebab, Tuhan sangat benci kepada orang-orang yang zalim. Bahkan, neraka-nya
khusus, lebih parah dari neraka yang lain.
Seperti dikalamkan Tuhan sungguh orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami, dan berlaku sombong. Pasti tidak terbuka pintu-pintu langit,
dan mereka tidak bisa masuk ke dalam surga, sampai unta dapat masuk ke dalam
lubang jarum (hatta yalijal jamalu fi sammil khiyath). Mustahil bukan? Demikian itu,
Kami membalasi orang-orang yang berbuat jahat (baca Al-A'raf ayat 40). Sia-sia
semua doa orang-orang yang zalim, hapus semua amal mereka (baca Arra'du ayat
14). Sebab, doa yang benar hanya milik Allah saja.
Kematian suul khatimah (menyengsarakan) berindikator kematian yang
dipaksa, dipukul supaya roh keluar dari jasad. Roh yang tidak mengimani
pencipta-nya dan roh yang memusuhi utusan resmi dari-Nya, pasti kematian yang
membahayakan. Ada kematian yang mendadak, namun disambut-rela. Ada pula kematian
yang mendadak, tetapi direnggut-paksa. Kematian orang-orang yang beriman adalah
kematian yang diperlihatkan surga padanya. Mereka yang selalu berbaik sangka
dengn apa yang didatangkan Allah (nikmat, bala', taat, maksiat). Mereka
mengatakan semua baik (qalu khaira). Mereka adalah orang-orang yang berbuat
baik di dunia ini, dan pasti negeri akhirat lebih baik. Dan (surga) sebaik-baik
istana bagi orang yang bertakwa. Surga-surga Aden yang mereka masuki, mengalir
sungai-sungai di bawahnya. Bagi mereka, apa yang mereka inginkan. Demikian
balasan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu
orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam kebaikan, sambil
dikatakan, "salamun 'alaikum" (keselamatan untuk-mu). Masuklah ke dalam
surga sebagai balasan terhadap apa yang kamu kerjakan." (Annahl:30-32).
Kemudian ada pula kematian orang-orang jahat (zalim), yaitu mereka yang
mempersekutukan Allah dan ragu untuk sebuah perjumpaan dengan-Nya. Kematian
mereka adalah hari yang sangat buruk lagi menghinakan. Visual kematian yang
dikalamkan Tuhan: "Orang-orang yang dimatikan oleh malaikat dalam keadaan
berbuat aniaya (zalim) kepada diri sendiri. Mereka menyerah diri dengan
mengatakan: Kami tidak pernah mengerjakan suatu kejahatan. Malaikat mengatakan:
Ada! Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan. Masuklah
pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal didalamnya. Sangat buruk tempat
kediaman orang-orang yang menyombongkan diri." (Annahl:28-29). Mengenai
cara kematian ada dua. Berdasarkan firman kitab suci Alquran. "Demi
malaikat maut yang mencabut nyawa dengan keras. Demi malaikat maut yang
mencabut nyawa dengan lembut." (Annaziat:1-2).
Saat pulang yang ditanya tentang tauhid. Sakitlah diri jika
mempersekutukan-Nya. Mereka yang selama hidup mendustakan Allah dan Rasulullah,
akan ditanya, mengapa engkau menjadikan utusan-Ku sebagai sesembahan
kepercayaan, menjadikan mereka penyelamat dan penolongmu dari siksa neraka.
Bukan-kah tidak ada penyelamat selain Aku (baca Alkahfi:102). Dimanakah
sekutu-sekutu Aku, yang engkau duga sebagai Tuhan? Sedang Aku (Allah) tidak memberikan
keterangan tentang itu. Jangan engkau mengira dibiarkan saja berbuat, tanpa
ditanya, dan kamu pasti ditanya (soal-jawab). Terakhir, ada dua pertanyaan,
saat mereka berada di bibir jurang neraka, dan saat mereka berada di hadapan
Tuhan.
Mengapa penyesalan datang terlambat. Sebenarnya tidak terlambat! Hari
ini masih dapat merenungi ayat-ayat Tuhan, walau semenit dua menit. Tidak
sekedar membaca dan orientasi (tujuan) khatam (tamat). Justru yang sangat
penting adalah memahami isi kandungan pesan yang dibaca. Jangan sampai terjadi,
Alquran membuat dinding (hijab) bagi pembacanya. "Wala takunanna minal
jahilin" (dan jangan kamu menjadi orang-orang bodoh).
Sebab, nutrisi rohani adalah ilmu dan iman. Nutrisi jasmani
diantaranya makanan empat sehat dan lima sempurna (susu). Maka, kebodohan
adalah musuh ilmu, kekafiran adalah musuh iman. Namun, semuanya Dia hadirkan
untuk menguji manusia. Tanda Dia adil, ada malam (gelap), ada siang (terang).
Banyak orang beranggapan gelap itu jahat, dan terang itu baik. Mengira senang itu bahagia, susah itu derita.
Menduga ketika menangis tanda duka, ketika tertawa tanda suka. Ketahuilah,
semua adalah ujian untuk menguji mereka (linaftinahum fih).
Standar kematian husnul-khatimah (membahagiakan) adalah kemampuan
mengucapkan dua kalimah syahadah dengan terang, nyata, tanpa ragu, tanpa takut.
Setelah itu, roh berlepas dari jasad dengan nyaman. Syahadat tauhid dan
syahadat rasul diucapkan dengan fasih, tanpa ragu sedikitpun. Aku bersaksi
tiada Tuhan kecuali Allah. Syahadat tauhid yang dimaknai, tidak ada pemberi kemuliaan dan kehinaan kecuali Allah (la
mu'izzu wala mudzillu illallah). Tidak ada yang sanggup mendatangkan manfaat
dan mudarat kecuali Allah (la nafi'a wala dharra illallah). Tidak ada yang
dapat mencegah dan memberi anugerah kecuali Allah (la mani'a wala mu'thiya
illallah). Aku bersaksi, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dan aku bersaksi, Muhammad Rasulullah. Muhammad Rasulullah yang
benar (shiddiq), dapat dipercaya (amanah), penyampai ajaran Allah tanpa ada
yang disembunyikan (tabligh), cerdas (fathanah).
Sekarang, pilihan bebas ada pada diri masing-masing (nafsi-nafsi).
Kini, tawaran di depan mata. Memilih mati dalam keadaan sehat, enak, nyaman,
bahagia. Atau memilih mati dalam keadaan sakit, tidak enak, sengsara. Ingat!
Ukuran-nya rohani, bukan jasmani. Ruhi dan bukan jasadi yang menjadi
parameternya. Meski hidup di dunia digital seperti ini, peluang meraih
husnul-khatimah sangat terbuka. Sebab, memegang agama hari ini, lebih sulit.
Untuk istikamah di jalan Tuhan. Namun anugerah husnul-khatimah tidak pernah
terkunci, mudahan kita semua mendapatkan. In sya Allah.
Komentar
Posting Komentar