TRANSFORMASI MAULID MENGHADIRKAN CAHAYA KEHIDUPAN
TRANSFORMASI MAULID MENGHADIRKAN CAHAYA KEHIDUPAN
Oleh
Ma'ruf Zahran Sabran
12 Rabiul awal 1446 H bersamaan dengan Senin, 16
September 2024 M. Memiliki pesan moral, bahwa maulid yang saban tahun
diperingati wajib mencontoh suri keteladanan Muhammad Rasulullah. Bahkan,
transformasi maulid harus menghadirkan cahaya peradaban dan peradaban cahaya
(keimanan dan keislaman). Keduanya, cahaya dan peradaban sebagai embrio
kemuliaan dunia dan akhirat. Muhammad sangat menginginkan keselamatan-mu,
Muhammad sangat penyantun dan penyayang bagi orang-orang beriman (baca
At-Taubah:128).
Dimana, bilamana, dan dengan cara apa keteladanan
ini bekerja? Potensi rohani terpuji (Muhammad yang artinya terpuji), melekat di
setiap diri seorang yang beriman (baca Al-Hujurat:7). Ketahuilah, dalam dirimu terdapat Rasulullah (Muhammad), jika dia menuruti kehendak-mu. Pasti kesulitan yang kamu dapat.
Melainkan Allah menginginkan iman kedalam hati-mu dan menanamkan rasa cinta
kepada iman. Dan Tuhan menanamkan kedalam hatimu rasa benci terhadap
keingkaran, durhaka dan dosa. Dan Kami (Allah) menjadikan kamu orang-orang yang
berada dalam bimbingan.
Maulid merupakan awal kehidupan penciptaan dari
semua ciptaan. Tuhan tiupkan roh suci kepada Muhammad Rasulullah. Muhammad roh
adalah awal dari semua, dan akhir dari semua penghayatan. Muhammad diciptakan
bertujuan untuk Tuhan. Umat diciptakan untuk Muhammad. Artinya, umat tidak akan
pernah sampai ke jalan keselamatan, tanpa bersama utusan-Nya. Sehingga, apa
yang kita baca adalah apa yang telah dibacakan Allah kepada Muhammad. Apa yang
kita tulis adalah apa yang sudah dituliskan Allah kepada Muhammad. Apa yang
kita ketahui adalah pengetahuan yang sudah Tuhan ajarkan kepada Muhammad.
Inilah fungsi utusan resmi dari-Nya.
Bisakah lari dari Muhammad, meski ada yang
mengingkari kerasulan-nya? Mustahil bisa lari, titisan nur Muhammad menyinari
semua bumi, langit, bulan, matahari. Separuh nur Muhammad diberikan oleh Tuhan
kepada Muhammad bin Abdullah, separuhnya diberikan secara berbagi dengan
seluruh alam beserta tingkatan. Maka pada diri Rasulullah terdapat tauladan
yang baik (uswah hasanah). Dengan catatan, siapa yang mampu meneladani baginda,
adalah senyawa (bersepadan) kualitas roh yang ada pada Muhammad dan kualitas
roh yang terdapat pada umat. Kualitas roh adalah rindu kepada perjumpaan dengan
Allah (liqa Allah), beriman kepada hari akhir, dan banyak mengingat Allah (baca
Al-Ahzab:21).
Skuadron Rab (Allah), Muhammad, umat. Adalah umat
yang satu, kemudian diantara mereka, Allah utus para nabi yang membawa kabar
gembira (taghrib) dan kabar menakutkan (tarhib). Bagi orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, mereka mendapatkan surga, rida dan ampunan Tuhan. Bagi
mereka yang ingkar dan berbuat jahat, bagi mereka ancaman neraka. Neraka yang
gejolak apinya sampai ke ulu hati. Nabi Muhammad juga mengajarkan jalan lurus
untuk sampai kepada Allah. Terdapat tiga
pola umat beragama. Ada yang telah sampai kepada pengetahuan tentang Tuhan,
namun jalannya salah. Mereka tidak bisa disebut selamat, karena memilih jalan
sesat (dhallin). Hakekatnya, mereka belum sampai kepada Tuhan, justru sedang
berada dalam gelap dan kesesatan yang jauh. Diantara mereka ada yang menderita
rusak jalan keyakinan, dan banyak menuhankan materi. Mereka disebut kaum yang
dimurkai (maghdhub). Sedangkan mereka yang menempuh mustakim (Arab: mustaqim)
atau jalan lurus, adalah benar jalannya dan mereka benar beriman kepada Allah yang maha benar. Artinya, semua
para nabi mengajarkan risalah jalan lurus (tauhid). Terhadap agama-agama langit
sebelum-nya, Islam menjadi agama penyempurna yang terakhir.
Benar, maulid (kelahiran) merupakan tonggak awal
berdirinya ibadah. Ibadah puasa di bulan Ramadan mulia, namun adakah keagungan
puasa bila tidak terbit 12 Rabiulawal?
Peristiwa isra' mi'raj mulia di bulan Rajab, namun bisakah terjadi, apabila
tidak ada kelahiran sang junjungan (maulid)? Dengan nama kekasih-Ku (Muhammad),
Aku (Allah) ciptakan seluruh martabat alam. Niscaya wajib bagi Rajab, Syakban,
Ramadan, untuk berselawat kepada Nabi Muhammad.
Sejak kehadiran nur (cahaya) Muhammad, seluruh alam
dan semua para utusan beriman (percaya) kepada-nya. Tidak ada Tuhan kecuali
Allah, Musa kalamullah, Muhammad Rasulullah. Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Isa
Ruhullah, Muhammad Rasulullah. Siklus ini, menjadi bukti kebenaran para utusan
Tuhan. Nabi yang pertama (Muhammad). Rasul yang terakhir (Muhammad). Pembuka
dan penutup semua para utusan Tuhan adalah Muhammad Rasulullah.
Kenyataan yang tidak bisa dibantah lagi, kecuali
diimani. Postulat ketuhanan dan kenabian yang absolut. Sejarah mencatat,
Muhammad sudah merubah wajah dunia karakter Arab yang jahiliyah menjadi karakter Arab yang ilmiyah. Arab yang biadab
menjadi Arab yang beradab. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu. Ketika kamu
dahulu bermusuhan (perang etnis).
Kemudian Allah melembutkan hati-mu. Menjadi kalian hamba Allah yang bersaudara. Bukan-kah kamu
dahulu sudah berada di tepi jurang nereka, lalu Allah menyelamatkan-mu.
Demikian Allah menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, mudahan kamu mendapat
petunjuk (baca Ali Imran:103).
Kesesatan menjadi ciri adat dan istiadat mereka.
Kultur jahiliyah berupa membunuh anak perempuan mereka hidup-hidup. Ketika
diberitakan kelahiran anak perempuan mereka, sontak wajah mereka memerah karena
memendam amarah. Memiliki anak perempuan adalah aib bagi kaum kafirin Mekah. Sungguh,
kesesatan yang nyata. Bukan-kah kamu dahulu berada di dalam kesesatan yang
nyata (baca Aljumu'ah:2).
Menyembah berhala, lalu datang Rasulullah membawa
ajaran tauhid (mengesakan Allah). Dan larangan berzina, mabuk, berjudi, riba
dan membunuh anak perempuan. Umar bin Khattab (khalifah kedua) menangis saat
membaca ayat "bi ayyi dzanbin qutilat." Karena dosa apakah mereka
dibunuh? Umar menangis saat teringat, dahulu kala jahiliyah, dia membunuh anak
perempuan-nya hidup-hidup. Dan Umar tertawa saat memotong-motong Tuhan yang
terbuat dari adonan roti. Lalu potongan Tuhan, dia suguhkan kepada tamu yang
datang. Padahal bentuk Tuhan tersebut sudah dia sembah.
Walhasil, rahmat Allah dengan kelahiran Rasulullah,
tidak hanya menghidupkan bumi setelah matinya. Juga menghidupkan hati dari
kematian. Muhammad menghidupkan iman yang mungkin terlupakan sejak 500 tahun
yang lalu (lahir Mekah, 571 M). Semua menunjukkan kepada rahmat-Nya. "Dan
Kami tidak mengutusmu (Muhammad), kecuali rahmat (kasih-sayang) bagi seluruh alam."
(Al-Anbiya':107). Dia adalah cahaya, dia adalah rahmat, dia kabar gembira, dia
petunjuk dan kasih-sayang bagi orang-orang yang beriman. Bergembiralah dengan
kelahiran Muhammad, itu lebih baik daripada seluruh isi dunia yang dikumpulkan
(baca Yunus:57-58). Kegembiraan tentu dengan bersyukur atas kelahiran,
kehadiran, dan risalah yang disampaikan. Mengimani dan meneladani akhlak mulia
dari sang utusan Allah. In sya Allah.
Komentar
Posting Komentar