DUNIA DUPLIKAT AKHIRAT
DUNIA DUPLIKAT AKHIRAT
Oleh
Ma’ruf Zahran Sabran
Tajuk di atas dapat ditukar, guna menyamakan dua
dimensi alam yang berbeda. Keakhiratan duplikat keduniaan dan keduniaan
duplikat keakhiratan. Mereka berdua saling bercermin. Satu yang dua, dua untuk
yang satu. Hakikatnya, satu juga.
Agama-agama besar dunia menaruh kepercayaan kepada
akhirat. Ada yang berpendapat keduanya terpisah, ada yang berpendapat keduanya
menyatu. Ada pula yang berpendapat pulang ke akhirat. Dinamakan akhir karena
ada awal. Dinamakan awal karena ada akhir. Perputaran yang mencakup siklus
berjalan, siklus roda berputar, ibarat hukum kausalitas hujan
(sahabats-tsiqal). Tuhan menyabda dalam firman, di bumi kamu hidup, di bumi
kamu mati, di bumi kamu dibangkitkan (baca Al-A'raf:25). Bumi kecil adalah bumi
diri (alam shaghir, mikrokosmik).
Insan kamil (Muhammad) sudah Tuhan visualisasi dalam
bentuk pribadi Muhammad bin Abdullah. Sungguh, Muhammad adalah perlawanan
(antithesis) pada zaman-nya, jahiliyah. Saat Alquran membicarakan Muhammad
disitu letak Muhammad berkomunikasi dengan umat. Seperti membenarkan
kitab-kitab sebelum-nya, mengoreksi, mengambil utuh ajaran agama terdahulu atau
mengambil dengan revisi. Mungkin malah membuang semua syariat mereka atau
sebagian. Sedang ajaran tauhid (keesaan) pasti sama di setiap zaman dan utusan
Tuhan.
Alquran sering menginformasikan keduanya (dunia dan
akhirat) adalah alam (kosmik). Namun mereka bersebelahan, ibarat dilapisi
dinding kaca yang tebal. Perbedaannya, kualitas kehidupan alam akhirat lebih
baik dari pada kualitas kehidupan alam dunia. Alquran menyebutkan: "Dan
akhirat lebih baik dari pada dunia." (Ad-Duha:4). Meski surah ini
mengandung materi penghibur untuk Nabi Muhammad. Bahwa di akhir ada kehidupan
yang menyenangkan sebagai tempat kembali yang lebih baik. Daripada sekarang penuh
dengan cobaan dan rintangan dakwah. Namun Tuhan tidak pernah mendakwa-mu
(Muhammad) jauh, Muhammad dekat.
Artinya, Muhammad rabbaniyah inilah yang menyandang
semua gelar kewibawaan langit dan bumi. Baru dimengerti bahwa kepribadian
(eksistensial) Muhammad berada dalam tiga dimensi. Lahiriyah, batiniyah,
rabbaniyah. Akhlak Muhammad lahiriyah dan batiniyah boleh dibicarakan, karena
menyangkut masalah syariat dan hakikat. Sedang Muhammad rabbaniyah tidak
sembarang dibicarakan, kecuali dalam kajian khawasul-khawas (VVIP).
Karena insan kamil (manusia sempurna) adalah Nabi
Muhammad Rasulullah SAW. Muhammad Nur Rasulullah itulah Muhammad awal dan
Muhammad akhir. Sedang Muhammad bin Abdullah (lahir Mekah, 571 M. wafat
Madinah, 634 M) adalah contoh bagi semua umat manusia. Wujud Nabi Muhammad
sebagai manusia banyak didustakan sejak beliau menyampaikan wahyu sampai hari
kiamat. Sebab mereka menginginkan Muhammad sebagai utusan Tuhan sama dengan
malaikat. Tidak makan, tidak minum, dan tidak mati. Ekspektasi tinggi yang
tidak selaras dengan kenyataan.
Muhammad bin Abdullah berada dalam perlindungan
Allah, walau unsur kemanusiaan kadang muncul seperti sedih-bahagia,
sakit-sehat, suka-duka, tangis-tawa. Semua dalam rangka uswah-hasanah (contoh
yang baik, tauladan yang mulia). Apapun yang beliau lakukan dapat menjadi
produk hukum syariat. Koridor hukum syariat untuk semua sahabat dan umat tanpa tingkatan. Sedang koridor hukum
hakikat, Nabi ajarkan kepada Ali bin Abi Talib dan beberapa sahabat pilihan.
Namun saat dibacakan ayat-ayat suci Alquran,
orang-orang yang ingkar mengatakan bahwa Alquran hanyalah mimpi-mimpi kacau
Muhammad. Ketika disuruh beriman kepada ayat-ayat Tuhan, mereka katakan bahwa
Alquran tiada lain, kecuali cerita orang-orang terdahulu. Potensi keingkaran menjadi
aksi mereka memboikot Muhammad dan kaumnya selama tiga tahun. Setelah wafat dua
tokoh yang selama ini sangat membela dakwah Muhammad. Sang paman Abu Talib dan
sang istri Khadijah binti Khuwailid. Pada tahun ke-8 Kenabian. Tahun itu dalam
sejarah disebut 'amul-huzni (tahun duka cita).
Bila jiwa Muhammad sudah nyata pada umat.
Kemerdekaan sejati akan mereka dapat. Kemerdekaan dalam arti lenyap dan
terbenam diri terdiri, diri terperi. Terbit dan tegak diri sejati. Abdullah bin
Abbas mewartakan: "Sungguh, bahwa Rasulullah SAW menyuruh Ibnu Abbas untuk
menjaga Allah (di dalam diri), niscaya Allah akan menjagamu. Pandanglah dengan
pandangan Allah (syuhudullah), maka engkau akan menyaksikan Allah hadir di
hadapanmu. Engkau melihat dengan mata-Nya. Engkau mendengar dengan telinga-Nya.
Engkau berkalam dengan lisan-Nya. Bila engkau meminta, pasti dikabulkan."
(Hadis Riwayat Muslim). Tidak sekedar kedekatan, namun benar-benar meminjam
titipan jiwa-Nya, justru hanya Dia sendiri (esa). Tiada terbagi, tiada terbelah,
tiada terpisah.
Mencari solusi diluar diri artinya menjauh dari
fitrah. Bahkan lari dari fitrah. Maksudnya, jangan menyingkir dari fitrah,
beragama-lah secara fitrah (kesucian sejak lahir). Dan agama fitrah wujudnya
adalah mudah (sahlah), lapang (samhah), lembut dan santun (lathifah, halimah), tunduk kepada kebenaran
(hanifah), berserah diri kepada Allah (salimah). Kunci fitrah yang dapat
diartikan roh suci sebenarnya sudah Dia hembuskan pada setiap diri
(Shad:72-74). "Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadian-nya, dan
Aku tiupkan roh-Ku kepadanya. Maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.
Lalu semua malaikat bersujud. Kecuali iblis, dia menyombongkan diri, dan dia
termasuk golongan yang kafir."
Kaumnya menuntut supaya Muhammad memberikan bukti
materi sebagai dasar legacy yang dapat mereka pegangi, percayai dan warisi.
Namun memang agama terakhir (Islam), kekuatan-nya bukan pada materi, namun pada
ilmu. Sehingga, mukjizat terbesar adalah kitab (tulisan), qara'a (bacaan).
Tradisi baca-tulis dan tulis-baca merupakan bagian dari agama ini. Disamping
alasan bahwa Islam agama masa depan dan juga umat yang dibimbing semakin
cerdas, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Mereka perlu panduan
(manual) yang dapat menuntun mereka.
Artinya, bagaimana setiap diri bertanggungjawab
kepada diri sendiri, bukan kepada diri orang lain. Upaya salat jumat yang
didirikan hari ini, bukan untuk menolong orang lain. Namun untuk menolong diri
sendiri. Diri yang masing-masing telah diamanahkan fitrah. Amanah fitrah mengundang
tanggungjawab pribadi, bukan kelompok.
Penghalang potensi fitrah untuk eksis adalah kondisi
faktual manusia yang bersifat tergesa-gesa ('ajalah). Mereka ingin hidup serba
sempurna (perfect) tanpa cacat sedikitpun. Ingin hidup selalu sehat tanpa
sakit. Ingin hidup mudah tanpa susah. Padahal yang menyusahkan diri adalah diri
sendiri, bukan fitrah.
Bahkan saking durhaka mereka kepada Tuhan dengan
memaksa fitrah mendatangkan siksa. Berharap keburukan diri sama dengan cepatnya
mereka tergesa-gesa meminta kebaikan. Tuhan sebutkan dengan sabar, akan datang
waktunya. Semua berjalan pada garis takdir (fi falakiyyasbahun). Demikian
ketetapan yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Demikian takdir siang
(matahari), takdir malam (bulan). Kedua benda angkasa raya itu, ini terdapat
dalam diri manusia (alam shaghir). Lalu, dimana kamu akan lari?
Kemudian sifat buruk manusia senang menyalahkan
orang lain. Istilah "mencari kambing hitam." Mencari pembenaran diri
dan mencari penyalahan untuk orang lain. Ibarat "lempar batu sembunyi
tangan." Rasul didustakan oleh umat
di wilayah Antiok, karena semua Rasul mengajarkan tauhid (keesaan Tuhan).
"Penduduk negeri berkata, sungguh kami bernasib malang karena ulahmu!
Kalau kamu tidak berhenti berdakwah, niscaya kami rajam kamu dengan siksa yang
pedih dari kami. Para utusan Allah (Rasulullah) itu menjawab, kemalangan-mu
adalah ulahmu sendiri. Apakah karena kamu diberi dakwah lalu kamu tertimpa
musibah? Sebenarnya kamu telah melampaui batas." (Yasin:18-19).
Jelas, ayat di atas menggambarkan diri sendiri yang
memproduksi amal, dan diri sendiri pula yang menerima hasil. Umpama tanaman
baik berbuah baik (Ibrahim:24-25). Tanaman buruk berbuah buruk (Ibrahim:26).
Filosofi "tabur-tuai" adalah diri bertanggungjawab kepada diri.
Kebebasan diri berbuat sehingga kebebasan diri yang mengikat. "Jika kamu
berbuat baik, kebaikan untuk diri-mu. Bila kamu berbuat jahat, kejahatan untuk
diri-mu." (Al-Isra':7). Hukum tabur di dunia, hukum tuai di dunia dan di
akhirat. Pengembalian adalah sesuatu yang niscaya. Akan-kah roh mau kembali
kepada fitrah (suci jiwa, jiwa suci) setelah dikotori? Membangun perbuatan
baik, akan baik dampaknya. Membangun perbuatan jahat, akan jahat dampaknya.
Urusannya bukan dengan orang lain, tetapi dari diri untuk diri.
Doa untuk jenazah, apabila jenazah itu baik, adalah menguatkan amal baiknya, mohon untuk
secepatnya di-acc. Namun doa untuk jenazah, jika dia berbuat jahat, maka
perbuatan jahat yang akan menghukum. Doa untuk orang-orang yang ingkar akan
tertolak (sia-sia). Doa untuk orang yang baik akan tertolong (berguna). Setelah
seseorang wafat, sempurna sudah. Sempurna kebaikan atau sempurna keburukan.
Wallahua'lam.
Artikel ini sangat menarik dan menggugah pikiran. Gagasan bahwa dunia ini adalah cerminan kehidupan setelah kematian menjadi pengingat bagi kita untuk berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari. Saya setuju bahwa tindakan dan pilihan kita di dunia ini mempengaruhi dunia. Penting juga untuk ditekankan bahwa setiap kebaikan kecil yang kita lakukan dapat menjadi persiapan menghadapi kehidupan setelah kematian.
BalasHapusassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
BalasHapusnama : Muhammad Dezarino Z.F
Nim : 12401131
Kelas : 1e
Prodi : PAI
Ketika kita memikirkan setelah hidup di dunia ini kembali kemana kah kita? akhirat? apa itu akhirat? dimana itu akhirat? apakah akhirat juga termasuk alam? tulisan sampean menjawab pertanyaan itu dengan jelas dan secara tersirat juga memberikan jawaban bagaimana cara masuk akhirat yaitu dengan menyatakan jiwa muhammad pada diri setiap ummat dan menjelaskan caranya dengan menununjukkan hadits dari sahabat abdullah bin abbas.
Disamping itu sampen juga sedikit menceritakan riwayat hidup nabi muhammad, dan menjelaskan apa peran nabi muhammad di zaman jahiliyyah,apa gelar yang beliau bawa, siapakah nabi muhammad tersebut dan bagaimana pendekatan nabi muhammad kepada ummat terdahulu,apa yang boleh di bahas daripada nabi muhammad secara syari'at dan hakikat dan apa yang tidak boleh di bahas secara sembaeang kecuali sang vvip, kenapa sebagai seorang nabi sekaligus rasul beliau masih bisa nangis/marah/sedih dan seberapa sulitnya jalan da'wah nabi sampai-sampai al-qur'an di katakan merupakan mimpi kacau dari nabi.
selanjutnya sampean juga menjelaskan bagaimna caranya mencari solusi,dan menjelaskan keisti ewaan agama islam yang berbasis pada ilmu,sebagaimana wahyu pertama yang di turunkan adalah membaca dan membaca merupakan jembatan ilmu, dan ilmu inilah yang menjadi penanggung jawab atas ter arahnya hidup karena tanpa ilmu manusia tidak akan ter arah dan kembali mke masa jahiliyah.
simplenya tulisan sampeyan itu kompleks dan gaya bahasa yang sampean pakai juga cukup tinggi tapi inilah yang bisa juga disebut ilmu karena kalau bukan tanpa membaca tulisan sampeyan saya tidak akan tahu bahwa pembendahraan kosa kata saya masih minim dan memotivasi saya untuk menjalankan perintah menuntut ilmu demi menambah kosakata.
terima kasib itu saja dari saya sekian
dan tujuan dari tulisan sampean mungkin adalah bagaimana seharusnya ummat muslim masuk akhirat yaitu dengan berperilaku seakan-akan menyatakan insan kamil di diri bukan di luar diri
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusNama: Nadiah
BalasHapusNim: 1240112
Kelas:1E
Prodi: PAI
Artikel ini menggambarkan hubungan antar dunia dan akhirat.
Yang mana Dunia ini ibarat cerminan dari kehidupan akhirat. Setiap langkah, setiap keputusan,dan tindakan yang kita ambil di dunia akan menjadi duplikat atau pantulan dikehidupan akhirat. Apa yang kita tanamkan di dunia ini, akan kita tunai di akhirat. Maka dari itu, kita perlu bijak dalam menjalankan kehidupan didunia, karena setiap perbuatan akan menentukan bagaimana akhirat kita nanti. Dunia ini sementara, namun konsekuensinya kekal di akhirat.
Nama:lili Rahmawati
BalasHapusNim:12401123
Kelas:1E
Prodi:pendidikan agama Islam
Artikel ini menarik tentang dunia dan akhirat yang saling berhubungan dapat disimpulkan bahwasannya dunia ini adalah cerminan kehidupan setelah kematian .perbuatan sekecil apapun mau itu buruk ataupun baik didunia akhirat akan tetap dihitung apa yang kita tanam di dunia ini akan kita tuai di akhirat dunia ini sementara namun konsekuensinya kekal di akhirat . Oleh karena itu diri kitalah yang bertanggung jawab di akhirat kelak bukan orang lain.
Nama : Rayhan
BalasHapusNim : 12401148
Kelas : 1E
Prodi : PAI
Tulisan di atas menekankan konsep tanggung jawab individu terhadap amal perbuatannya. Dalam konteks ayat Al-Qur'an (Yasin:18-19), dinyatakan bahwa kemalangan yang dialami penduduk akibat dakwah adalah hasil dari tindakan mereka sendiri. Konsep "tabur-tuai" menggambarkan bahwa setiap perbuatan baik atau buruk akan membawa konsekuensi bagi diri sendiri. Selain itu, doa untuk jenazah mencerminkan amal perbuatan semasa hidup: doa untuk orang baik akan bermanfaat, sementara doa untuk yang jahat akan sia-sia. Pada akhirnya, setiap individu bertanggung jawab atas kebaikan atau keburukan yang telah mereka lakukan selama hidupnya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusDOSEN:MA'RUF S.AG,M.AG
MATKUL:AKHLAK TASAWUF
NAMA:ALYA FEBRI AULIA
NIM. :12401134
KELAS: 1E
PRODI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)
FAKULTAS: TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN (FTIK)
Insan kamil (Muhammad) sudah Tuhan visualisasi dalam bentuk pribadi Muhammad bin Abdullah. Sungguh, Karena insan kamil (manusia sempurna) adalah Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Muhammad Nur Rasulullah itulah Muhammad awal dan Muhammad akhir. Sedang Muhammad bin Abdullah (lahir Mekah, 571 M. wafat Madinah, 634 M) adalah contoh bagi semua umat manusia.
Muhammad bin Abdullah berada dalam perlindungan Allah, walau unsur kemanusiaan kadang muncul seperti sedih-bahagia, sakit-sehat, suka-duka, tangis-tawa. Semua dalam rangka uswah-hasanah (contoh yang baik, tauladan yang mulia). Apapun yang beliau lakukan dapat menjadi produk hukum syariat. Koridor hukum syariat untuk semua sahabat dan umat tanpa tingkatan. Sedang koridor hukum hakikat, Nabi ajarkan kepada Ali bin Abi Talib dan beberapa sahabat pilihan.
Bila jiwa Muhammad sudah nyata pada umat. Kemerdekaan sejati akan mereka dapat. Kemerdekaan dalam arti lenyap dan terbenam diri terdiri, diri terperi. Terbit dan tegak diri sejati. Abdullah bin Abbas mewartakan: "Sungguh, bahwa Rasulullah SAW menyuruh Ibnu Abbas untuk menjaga Allah (di dalam diri), niscaya Allah akan menjagamu. Pandanglah dengan pandangan Allah (syuhudullah), maka engkau akan menyaksikan Allah hadir di hadapanmu. Engkau melihat dengan mata-Nya. Engkau mendengar dengan telinga-Nya. Engkau berkalam dengan lisan-Nya. Bila engkau meminta, pasti dikabulkan." (Hadis Riwayat Muslim). Tidak sekedar kedekatan, namun benar-benar meminjam titipan jiwa-Nya, justru hanya Dia sendiri (esa). Tiada terbagi, tiada terbelah, tiada terpisah.
Artinya, bagaimana setiap diri bertanggungjawab kepada diri sendiri, bukan kepada diri orang lain. Upaya salat jumat yang didirikan hari ini, bukan untuk menolong orang lain. Namun untuk menolong diri sendiri. Diri yang masing-masing telah diamanahkan fitrah. Amanah fitrah mengundang tanggungjawab pribadi, bukan kelompok.
Nama :sohib
BalasHapusNim. :12401150
Kelas :1E
Meskipun pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat tidak dapat disangkal, bukan berarti dunia harus diabaikan. Banyak ajaran menekankan perlunya keseimbangan antara mengejar kesuksesan duniawi dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Individu dianjurkan untuk berkontribusi positif kepada masyarakat sambil tetap menjaga nilai-nilai spiritual mereka.Dalam pandangan banyak tradisi keagamaan, baik dunia maupun akhirat memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dunia adalah tempat ujian yang memberikan kesempatan bagi individu untuk membuktikan iman mereka melalui tindakan baik, sedangkan akhirat adalah tujuan final yang menjadi hasil dari perjalanan tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk memahami hubungan antara kedua aspek ini dan berusaha mencapai keseimbangan yang sehat dalam hidup mereka.
Nama:Maryanti
BalasHapusNim:12401139
Kelas:1E
Prodi:PAI
Artikel Dunia duplikat akhirat ini membahas tentang setiap yang di lakukan di dunia akan di perlihatkan lagi di akhirat dan dunia ini hanyalah tempat persinggahan yang mana tempat yang sesungguhnya adalah akhirat, maka dari itu kita haruslah bijak dalam menjalani kehidupan di dunia, dari segi ucapan, tingkah laku, dan sebagainya. Karna setiap apa yang kita perbuat di dunia akan di pertanggung jawab kan di akhirat. Dan di sini juga menjelaskan Sebagaimana Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau adalah Nabi yang di berikan wahyu berupa Al-Quran, yang mana AL-Qur'an adalah pedoman dan petunjuk yang nyata untuk umat Muslim.
Konsep Dunia dan Akhirat: Dunia dianggap sebagai tempat sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan abadi yang lebih penting.
BalasHapusPengaruh Perilaku: Tindakan di dunia akan mempengaruhi keadaan di akhirat, baik dalam bentuk pahala maupun dosa.
Kehidupan Seimbang: Pentingnya menjalani kehidupan yang seimbang antara memenuhi kebutuhan dunia dan mempersiapkan diri untuk akhirat.
Amalan Kebaikan: Berbagai amalan baik seperti sedekah, shalat, dan ibadah lainnya berkontribusi pada keadaan akhirat.
Ujian dan Cobaan: Dunia dipandang sebagai ujian yang harus dilalui untuk menentukan nasib di akhirat.
Kesadaran Spiritual: Meningkatkan kesadaran akan kehidupan setelah mati sebagai motivasi untuk berbuat baik.
Persiapan Mental: Menyadari bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara mendorong individu untuk lebih siap menghadapi akhirat.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
BalasHapusNama : yudia artika
Nim : 12401145
Kelas : 1E
Kesimpulan artikel ini membahas tentang akhirat dan dunia yang saling mencerminkan
setiap diri bertanggung jawab kepada diri sendiri bukan kepada diri orang lain
gagasan yg bagus untuk meningkatkan kesadaran diri atas perbuatan buruk yang disengaja mau pun tidak, agar kedepannya berhati-hati untuk bertindak.
karena setiap tindakan itu harus dipertanggung jawab kan.
Nama : Junita
BalasHapusNim : 12401138
Kelas : 1E
Artikel ini membahas tentang hubungan amal perbuatan,tanggung jawab individu,dan mendalam tentang hubungan takdir.Selain itu artikel ini mempunyai hubungan antara dunia dan akhirat.artikel tersebut menyoroti perjalanan spiritual dan kemanusiaan Nabi Muhammad,menekankan bahwa meski beliau dalam berada Perlindungan Allah,Beliau juga mengalami emosi manusiawi. Selain itu, ada juga kritik terhadap sifat manusia yang cenderung menyalahkan orang lain fenomena mencari kambing hitam atau lempar batu sembunyi tangan.
Nama : Khairunnisa
BalasHapusNim. : 12401137
Prodi : Pai
Kelas : 1E
Artikel ini sangat menarik karena didalamnya menjelaskan tentang akhirat duplikat dunia begitu juga sebaliknya . Dimana kedua ini saling melengkapi dan mempunyai hakikat yang berbeda. Nah dapat disimpulkan bahwasanya kehidupan akhirat lebih menonjol dari pada kehidupan dunia ,karena perilaku yang kita lakukan didunia akan di pertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Nama: ARIEL SUPRIANDI
BalasHapusNim: 12401133
Prodi: PAI
Fakultas: FTIK
Kelas: 1E
Artikel ini sangat menarik karena membahas tentang hubungan amal perbuatan,tanggung jawab individu,dan mendalam tentang hubungan takdir.
Adapun itu, juga ada kritik terhadap sifat manusia yang hanya menyalahkan orang lain—fenomena "mencari kambing hitam" atau "lempar batu sembunyi tangan". Ini menyoroti kebiasaan manusia untuk menghindari tanggung jawab dan mencari pembenaran diri, suatu sikap yang berlawanan dengan ajaran tauhid dan keadilan.
Nama ; Uray Raysa Anjiza
BalasHapusNIM ; 12401124
Kelas : 1 E
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Falkultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dalam artikel cukup banyak membahas hal hal yang berkaitan antara dunia dan akhirat,dari artikel ini dapat saya simpulkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan baik atau buruknya perbuatan kita pasti ada balasannya mau itu basalan berbentuk kenikmatan ataupun siksaan itu semua tergantung dengan apa yang telah kita perbuat saat masih di dunia.
Adapun komentar saya terhadap artikel yang di tulis oleh Pak Ma'ruf ialah, karya beliau ini ialah
salah satu karya yang sangat pastas untuk di baca oleh banyak orang karna pembahasan dalam artikel ini sangatlah berguna untuk menambah pengetahuan kita semua.Beliau mampu menuliskan sebuah karya tyanngn dapat mudah difahami.
Nama : Ruli
BalasHapusNim : 12401126
Kelas : 1E
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Komentar:
Bismillahirrahmanirrahim,
Dalam karya tersebut bayak membahas tentang, jangan mencari-cari kesalahan orang lain. Contoh ayat di atas menggambarkan diri sendiri yang memproduksi amal, dan diri sendiri pula yang menerima hasil. Umpama tanaman baik berbuah baik (Ibrahim:24-25). Tanaman buruk berbuah buruk (Ibrahim:26). Filosofi "tabur-tuai" adalah diri bertanggungjawab kepada diri. Kebebasan diri berbuat sehingga kebebasan diri yang mengikat. "Jika kamu berbuat baik, kebaikan untuk diri-mu. Bila kamu berbuat jahat, kejahatan untuk diri-mu." (Al-Isra':7). Hukum tabur di dunia, hukum tuai di dunia dan di akhirat.
Materi ini sangat bagus untuk kita baca dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekian dari saya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Farhan Alfarizi Azmi
BalasHapusNim. :12401141
Kelas. : 1E
Prodi. : Pai
Doa untuk jenazah, apabila jenazah itu baik, adalah menguatkan amal baiknya, mohon untuk secepatnya di-acc. Namun doa untuk jenazah, jika dia berbuat jahat, maka perbuatan jahat yang akan menghukum. Doa untuk orang-orang yang ingkar akan tertolak (sia-sia). Doa untuk orang yang baik akan tertolong (berguna). Setelah seseorang wafat, sempurna sudah. Sempurna kebaikan atau sempurna
Nama Diki Rahmadani
BalasHapusNim 12401135
Kelas 1E
Tangapan saya terhadap artikel ini menggambarkan antara dunia dan akhirat dan dunia dan bapak menjelaskan bahwa nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna di karenakan nabi membenarkan Al- Qur'an dan kitab sebelumnya dan artikel ini juga menekankan kita untuk tanjung Jawab dalam diri sendiri dalam islam dan artikel ini memilki karakter utama seperti mengalami konflik batin saat menghadapi situasi yang menguji keimanan setiap dan nilai-nilai mereka maka dari itu kita harus bijak dalam menjalankan kehidupan di dunia karena setiap perbuatan akan menentukan bagaimana di akhirat nanti.