TITIK NOL

 

TITIK NOL

Ma'ruf Zahran Sabran

TITIK NOL, kemanapun diputar haluan  pemahaman kitab suci Alquran pasti bermula dari tauhid dan berakhir untuk tauhid. Keberadaan tauhid tidak sanggup lagi untuk disanggah. Mengingat, tauhid merupakan puncak tertinggi beragama yang ingin dituju oleh kaum beriman. Ternyata, dua ilmu dibawahnya, ilmu fikih untuk membersihkan yang zahir. Ilmu tasawuf untuk membersihkan yang batin. Kedua-duanya penting. Guru mengistilah dengan dua sayap dari seekor burung. Ibarat sayap fikih (syariat) dan sayap tasawuf (hakikat). Terbang dengan kecepatan tinggi, namun stabil. Tujuan terbang hanya satu, esa (tauhid). Menyatukan serta mengesakan Tuhan dan Allah. Saat kata Tuhan telah tidak ada, lenyap, musnah, fana. Saat kalam Allah telah tidak berhuruf, tidak bersuara. Esa yang memuji esa, bisakah? Diam sajalah!

Dua bidang ilmu, ilmu fikih dan ilmu tasawuf. Keduanya harus mengantar kepada tauhid. Tauhid yang berarti keesaan, berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhid. Dari keragaman menuju keesaan (ahadiyah). Dari keesaan menuju penyatuan (tauhidiyah). Artinya, seorang salik telah menjalani tingkatan ilmu secara benar. Dengan kata lain, ilmu fikih termasuk dalam kajian mengenal Allah SWT dengan aturan lahiriah, hukum materi seperti sudah menjadi corak agama Yahudi. Betapa mereka sangat arogan, fikih berkesudahan pada kesombongan bagi fakih yang belum mengenal Tuhan. Sebab fikih berfungsi dapat menghukum orang lain, fikih dapat juga menghukum diri sendiri.

Pada tataran ini, dapat dibedakan fungsi, fikih besar dan fikih kecil. Tatkala fikih diartikan paham. Ada paham besar, istilah tasawuf, ada paham kecil, istilah fikih. Banyak istilah yang diberikan kepada fikih dan tasawuf. Fikih kadang disebut tradisi baru (new tradition), tasawuf disebut tradisi lama (old tradition). Fikih dapat disebut pemikiran arus kecil, tasawuf dapat disebut pemikiran arus besar. Tasawuf merupakan  pemikiran arus besar, sebab dia menampung semua pemikiran batin. Hampir semua pemikiran tasawuf tidak terdapat perbedaan. Sedang fikih bisa disebut pemikiran arus kecil, sehingga tidak dapat menampung banyak kepentingan. Buktinya, jamak golongan (mazhab) fikih yang berbeda haluan pemahaman syariat masing-masing.

Fikih tanpa tasawuf adalah kosong (raga saja). Tasawuf tanpa fikih adalah kesesatan. Fikih dan tasawuf harus dijadikan tangga, bukan tujuan. Tujuan adalah tauhid yang pada saat apapun selalu hadir. Jangan diundang dan jangan disuruh datang. Sebab datang terkesan dari perjalanan jauh dan lari dari rumah diri, kemudian tiba. Selama menyebut Dia yang diluar, selamanya tidak pernah sampai. Karena terpisah, berbeda. Apa yang memisahkan diri dengan pencipta diri. Pemisahnya adalah dunia, dunia merupakan panggung sandiwara. Barangsiapa yang sudah mengenal-Nya, hancurlah panggung dan selesai (the end) sandiwara. Kehancuran panggung sandiwara dunia bagi seseorang, adalah surga keabadian baginya.

Bagi orang yang sudah mengenal Allah SWT, Dia berikan surga berupa kebebasan apa yang mereka minta, dan kemerdekaan dari hukum syariat serta pemusnahan hukum hakikat. Sebab sudah esa dan satu. Meng-esa dan menyatu, tidak ada lagi beban syariat dan tidak ditemukan beban hakikat. Artinya, terlepas dari beban keduanya adalah surga keputusan, dan keputusan surga. Bedanya, surga dunia bagi orang kafir adalah penjara, karena belum mengenal Allah. Surga dunia bagi orang mukmin adalah mengenal-Nya, bebas dan tuntas! Akhirat adalah duplikat dunia. Bagaimana cerita dunia seseorang begitu juga cerita akhiratnya. Tidak tertukar, tidak tercampur.

Sebab, mati adalah cerita tentang hidup. Kisah hidup diri sendiri, bukan tentang hidup orang lain. Realita surga adalah sekarang ini, pada diri ini. Buat surga hati di dunia, di bumi. Di bumi kamu dilahirkan, di bumi kamu hidup, di bumi kamu akan mati, di bumi kamu akan dibangkitkan. Tahap-tahap tersebut wajib tuntas di dunia sekarang. Akhirat yang akan datang menjadi cermin dunia. Bedanya, kualitas akhirat lebih tinggi daripada kualitas dunia. Tidak berselisih antara tujuan dengan capaian. Wallahua'lam.

Komentar

  1. NAMA:REZA DINATA
    NIM:12401130
    KELAS:1E

    Tulisan "TITIK NOL" karya Ma'ruf Zahran Sabran menggambarkan pandangan mendalam tentang hubungan antara tauhid, fikih, dan tasawuf dalam Islam. Penulis mengangkat tauhid sebagai puncak ajaran agama, yang menjadi tujuan akhir bagi kaum beriman. Pendekatan yang diambil sangat filosofis, dengan menekankan bahwa fikih dan tasawuf adalah instrumen menuju pemahaman tauhid, bukan tujuan itu sendiri. Analogi burung dengan dua sayap menunjukkan bahwa keseimbangan antara praktik lahiriah (fikih) dan pembersihan batiniah (tasawuf) sangat penting untuk terbang menuju tujuan keesaan (tauhid).

    Penulis juga menyoroti perbedaan antara fikih dan tasawuf, di mana fikih digambarkan sebagai pemikiran arus kecil yang dapat menimbulkan perpecahan mazhab, sementara tasawuf dianggap sebagai pemikiran arus besar yang lebih menampung. Ada peringatan bahwa fikih tanpa tasawuf adalah kosong, dan tasawuf tanpa fikih bisa menyesatkan, menunjukkan perlunya keseimbangan antara keduanya.

    Penutup esai ini membawa renungan tentang bagaimana kehidupan dunia dan akhirat saling mencerminkan. Ditekankan bahwa kesadaran dan pengenalan kepada Allah SWT membawa kebebasan sejati, serta dunia yang ideal bagi orang beriman adalah surga batin yang dirasakan di dunia ini. Pesan mendalam tentang spiritualitas dan perenungan ini menantang pembaca untuk mempertimbangkan arti tauhid yang sesungguhnya dan bagaimana menjalani kehidupan yang sejalan dengan prinsip-prinsip agama secara mendalam.

    Secara keseluruhan, tulisan ini memberikan perspektif yang kuat dan reflektif tentang spiritualitas dalam Islam, dan menunjukkan bahwa keselarasan antara fikih dan tasawuf sangat diperlukan untuk mencapai tauhid yang sejati.

    BalasHapus
  2. Nama : Ruli
    Nim : 12401126
    Kelas : 1e
    Komentar :
    Materi ini menyampaikan konsep penting dalam pemahaman spiritual Islam yang berpusat pada tauhid, yaitu keesaan Tuhan. Tauhid dijelaskan sebagai inti yang mencakup seluruh ajaran agama, dimana setiap aspek pemahaman Al-Quran—baik fikih (syariat) maupun tasawuf (hakikat)—diharapkan mengarah kepada dan berakhir pada tauhid.
    materi akhir, terdapat penekanan bahwa surga sebenarnya sudah bisa dicapai di dunia bagi orang yang mengenal Allah. Surga bukanlah sekedar imbalan di akhirat, tetapi juga pengalaman hati yang tercerahkan di dunia ini. Pandangan ini menempatkan kualitas hidup di dunia sebagai cerminan dari apa yang akan dialami di akhirat. Dalam konsep ini, akhirat menjadi refleksi dari keadaan batiniah dan kesadaran yang diraih di dunia.

    BalasHapus
  3. Nama : Anggun Amalia
    Nim : 12401142
    Kelas : 1E
    "Titik Nol" karya Ma'ruf Zahran Sabran adalah refleksi mendalam tentang peran sentral tauhid dalam kehidupan beragama. ini menekankan bahwa semua jalan spiritual dalam Islam, baik yang bersifat zahir melalui fikih maupun yang batin melalui tasawuf, berujung pada satu titik: tauhid atau keesaan Tuhan. Dalam pandangan , tauhid bukan hanya sebuah konsep tetapi adalah tujuan puncak dan pemurnian spiritual bagi seorang Muslim.

    Dijelaskan bahwa fikih dan tasawuf ibarat dua sayap yang harus seimbang. Fikih menjadi alat untuk membersihkan sisi lahiriah, mengarahkan tindakan kita sesuai syariat, sementara tasawuf menyucikan sisi batiniah. Dengan keduanya, seorang Muslim bisa mencapai kedalaman iman yang utuh, bergerak dari pemahaman zahir menuju pemahaman hakikat, di mana Tuhan dan hamba mencapai kesatuan dalam keesaan.

    Dan juga memberikan kritik halus terhadap potensi kesombongan dalam fikih jika tidak diimbangi dengan pemahaman tasawuf. Fikih dapat membuat seseorang menjadi arogan jika hanya berfokus pada aturan lahiriah tanpa pemahaman batiniah. Sebaliknya, tasawuf tanpa fikih dapat menjerumuskan ke dalam kesesatan, menjauhkan dari syariat.

    Pada akhirnya, ini mengajarkan bahwa mencapai tauhid adalah mengenal Tuhan dalam segala aspek kehidupan, sehingga tidak ada lagi pemisah antara diri dan Tuhan. Dunia yang penuh ilusi akan terlihat sebagai panggung sandiwara, dan dengan mengenal Tuhan, seseorang bisa “mengakhiri sandiwara” dan merasakan surga sejati di dunia.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Nama : Khairunnisa
    Nim : 12401137
    Kelas : 1e
    Komentar :
    Dari Artikel "Titik Nol" ini menjelaskan tentang pemahaman al-qur'an yang bermulai dari tauhid dan berakhir untuk tauhid. Maksud dari tulisan ini tauhid merupakan fondasi utama dari keimanan, bahwa tauhid itu menjadi titik awal dan akhir dalam pemahaman al-qur'an. Dimana ini menegangkan bahwa semua ajaran dan praktik keagamaan harus berujung pada pengesaan tuhan.
    Adapun pemanfaatan 2 Analogi fiqih dan tasawuf, dimana fiqih ini berfungsi untuk mengatur tindakan lahiriah, sementara tasawuf menekankan pentingnya membersihkan jiwa dan batin. Tanpa kedua ini perjalanan tauhid akan kehilangan keseimbangan. Tulisan ini juga mengangkat perbedaan Antara fiqih dan tasawuf dengan cukup jelas. Fiqih menggambarkan " pemahaman kecil" sedangkan tasawuf lebih ke "pemahaman besar". Kedua aspek ini memiliki peran penting dalam kehidupan seorang muslim/muslimah.

    BalasHapus
  6. Nama: lili rahmawati
    NIM:12401123
    Kelas:1E
    Tulisan ini menekankan semua jalan spiritual dalam Islam, baik yang bersifat Zahir melalui fiqih maupun yang batin melalui tasawuf, berujung pada satu titik yaitu:tauhid atau keesaan Tuhan. Tauhid bukanhanya sebuah konsep tetapi adalah tujuan puncak dalam pemurnian spiritual bagi seorang muslim.
    Dijelaskan bahwa fiqih dan tasawuf ibarat dua sayap yang harus seimbang . Fiqih menjadi alat untuk membersihkan sisi lahiriah mengarahkan tindakan kita sesuai syariat,sementara tasawuf menyucikan sisi batiniah. Dengan keduanya seseorang muslim bisa mencapai kesatuan dan keesaan .
    Tulisan ini mengajarkan bahwa mencapai tauhid adalah mengenal tuhan dalam segala aspek kehidupan, sehingga tidak ada lagi pemisah antara diri dan tuhan.

    BalasHapus
  7. Nama:Rina
    Nim:12401132
    Kelas:1E
    Tulisan "TITIK NOL"karya Ma'ruf zahran Sabran adalah menjelaskan tentang peran sentral tauhid dalam kehidupan beragama tauhid di jelaskan sebagai inti yang mencakup seluruh ajaran agama,setiap aspek pemahaman al-qur'an baik fiqih,tasauf diharapkan mengarah kepada dan berakhir pada tauhid dan juga memberikan kritik halus terhadap potensi kesombongan dalam fiqih jika tidak di imbangi dengan pemahaman tasawuf fiqih dapat membuat seseorang menjadi arogan jika hanya berfokus pada aturan zohiriah tanpa pemahaman batiniah .secara keseluruhan tulisan ini memberikan perspektif yang kuat dan reflektif tentang spiritualitas dalam islam ,dan sehinggga tidak ada lagi pemisah antara diri dan tuhan

    BalasHapus
  8. Nama : Rayhan
    Nim : 12401148
    kelas 1E

    tulisan " TITIK NOL " karya Ma'ruf Zahran Sabran mengupas konsep tauhid sebagai titik awal dan akhir dalam pemahaman Al-Qur'an dan kehidupan spiritual seorang Muslim. Dalam struktur pemikiran yang mendalam, tauhid diposisikan sebagai tujuan tertinggi dalam agama.

    Tulisan ini mengandung beberapa analogi menarik—misalnya, fikih dan tasawuf dibandingkan dengan tradisi baru dan lama, atau arus kecil dan besar—yang membantu pembaca memahami peran berbeda dari kedua ilmu tersebut dalam Islam. Namun penggambaran tasawuf sebagai “tradisi lama” dan fikih sebagai “tradisi baru” dapat menimbulkan kejadian, karena kedua cabang ini telah ada sejak lama dan keduanya saling melengkapi dalam tradisi keilmuan Islam.

    Secara keseluruhan, tulisan ini menyajikan konsep yang filosofis dan sufistik tentang Islam, menyentuh aspek-aspek mendalam dari perjalanan spiritual dan pemurnian hati. Bagi pembaca yang mencari pemahaman sufistik, tulisan ini menggambarkan perjalanan yang indah menuju keesaan dengan Allah, yang bukan sekadar konsep, tetapi suatu realitas yang dapat dirasakan di dunia ini dan di akhirat

    BalasHapus
  9. Nama: Reni Aulia
    Nim:12401121
    Kelas: 1E
    Tulisan ini mengangkat esensi mendalam tentang perjalanan spiritual dalam Islam, dengan fokus pada tauhid sebagai inti dari pengalaman beragama. Sangat menarik melihat bagaimana penulis menempatkan fikih dan tasawuf sebagai dua jalan yang saling melengkapi untuk mencapai tauhid. Analogi dua sayap burung yang digunakan oleh guru menunjukkan pentingnya keseimbangan antara aturan lahiriah (fikih) dan penyucian batin (tasawuf). Tanpa keseimbangan ini, seseorang berpotensi terjebak dalam keringnya ritual atau, sebaliknya, tersesat dalam pemahaman batiniah tanpa pijakan hukum syariat.

    Penulis juga menyampaikan pandangan bahwa tauhid sejati melampaui segala batasan konsep dan suara, hingga mencapai keadaan fana di mana yang ada hanyalah keesaan Allah. Di sinilah letak keindahan dari perjalanan tasawuf, yang bertujuan meniadakan ego diri hingga yang ada hanyalah Tuhan. Fikih tanpa tasawuf ibarat jasad tanpa jiwa; tasawuf tanpa fikih ibarat jiwa tanpa jasad. Keduanya diperlukan untuk menjalankan agama secara menyeluruh.

    Selain itu, konsep bahwa dunia adalah panggung sandiwara menekankan bahwa segala yang ada di dunia hanyalah ilusi atau ujian bagi manusia. Bagi orang beriman yang telah mengenal Allah, dunia tidak lagi menjadi penghalang tetapi menjadi cerminan dari surga batiniah yang telah dicapainya. Menariknya, penulis juga mengingatkan bahwa surga dan akhirat sejati merupakan cermin dari kehidupan dunia ini, sehingga kualitas akhirat tergantung pada kualitas ibadah dan keimanan kita di dunia.

    Secara keseluruhan, tulisan ini merupakan pengingat akan pentingnya keseimbangan dalam beragama dan mengajak kita untuk melihat kehidupan dari sudut pandang spiritual yang mendalam.

    BalasHapus
  10. Nama : Junita
    Nim : 12401138
    Kelas :1E

    Tulisan "Titik Nol"karya Ma'ruf zahran Sabran menjelaskan dan menyampaikan bahwa bagi orang yang telah mengenal Allah SWT, mereka diberikan kebebasan spiritual yang sejati, yang melampaui beban syariat dan hakikat. Ketika seseorang menyatu dengan Allah, tidak ada lagi beban yang mengikat, dan ini merupakan bentuk "surga" di dunia. Bagi orang kafir, dunia dipandang sebagai penjara karena mereka belum mengenal Allah, sementara bagi orang mukmin, dunia adalah surga karena mereka mengenal-Nya.

    Akhirat dipandang sebagai cerminan dari kehidupan dunia, di mana kualitas akhirat lebih tinggi daripada dunia, namun keduanya saling terkait. Kematian adalah bagian dari perjalanan hidup yang berkelanjutan, dan dunia ini adalah tempat untuk mempersiapkan surga di hati. Kehidupan di bumi ini, termasuk tahap kelahiran, hidup, mati, dan kebangkitan, harus tuntas diselesaikan dengan kesadaran spiritual sekarang. Surga bukan hanya menunggu di akhirat, tetapi dimulai dengan pemahaman dan kedekatan dengan Allah di dunia.

    BalasHapus
  11. Nama:Iis Imelda
    Nim:12401149
    Kelas:1E
    Pendidikan agama Islam

    Menurut saya dan tanggapan saya bahwa “Titik Nol” karya pak Ma’rufZahran Sabran sangat mencerminkan peran sentral monoteisme dalam kehidupan beragama
    Ditegaskannya bahwa seluruh jalan spiritual dalam Islam berpuncak pada satu titik, baik secara eksternal melalui fiqh maupun secara internal melalui tasawuf
    Fikhisme dan tasawuf diibaratkan sebagai dua sayap yang perlu diseimbangkan
    Sufisme memurnikan dunia batin
    Dengan keduanya, umat Islam dapat mencapai kedalaman keimanan dan beralih dari pemahaman zahir ke pemahaman hakikat Tuhan dan hamba sehingga mencapai kesatuan
    Ia juga memberikan kritik halus terhadap potensi arogansi dalam ilmu fiqih bila tidak selaras dengan pemahaman tasawuf
    Fikih bisa menjadikan seseorang sombong jika hanya terpaku pada aturan lahiriah tanpa pemahaman batin
    Sebaliknya, tasawuf tanpa fiqih dapat menimbulkan kesalahan dan penyimpangan terhadap syariat
    Pada akhirnya mengajarkan bahwa perwujudan tauhid adalah mengenal Tuhan dalam segala aspek kehidupan, sehingga tidak ada lagi pemisahan antara diri dan Tuhan
    Dunia yang penuh ilusi dipandang sebagai panggung pertunjukan, dan dengan mengenal Tuhan seseorang dapat "menyelesaikan pertunjukan" dan merasakan surga sejati di bumi

    BalasHapus
  12. titik nol karya ma'ruf zahran sabran menceritakan tentang Dua bidang ilmu, ilmu fikih dan ilmu tasawuf. Keduanya harus mengantar kepada tauhid. Tauhid yang berarti keesaan, berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhid. Dari keragaman menuju keesaan (ahadiyah). Dari keesaan menuju penyatuan (tauhidiyah).
    Guru mengistilah dengan dua sayap dari seekor burung. Ibarat sayap fikih (syariat) dan sayap tasawuf (hakikat). Terbang dengan kecepatan tinggi, namun stabil. Tujuan terbang hanya satu, esa (tauhid). Menyatukan serta mengesakan Tuhan dan Allah. Saat kata Tuhan telah tidak ada, lenyap, musnah, fana. Saat kalam Allah telah tidak berhuruf, tidak bersuara.
    Fikih dapat disebut pemikiran arus kecil, tasawuf dapat disebut pemikiran arus besar. Tasawuf merupakan pemikiran arus besar, sebab dia menampung semua pemikiran batin. Hampir semua pemikiran tasawuf tidak terdapat perbedaan. Sedang fikih bisa disebut pemikiran arus kecil, sehingga tidak dapat menampung banyak kepentingan. Buktinya, jamak golongan (mazhab) fikih yang berbeda haluan pemahaman syariat masing-masing.
    Fikih dapat disebut pemikiran arus kecil, tasawuf dapat disebut pemikiran arus besar. Tasawuf merupakan pemikiran arus besar, sebab dia menampung semua pemikiran batin. Hampir semua pemikiran tasawuf tidak terdapat perbedaan. Sedang fikih bisa disebut pemikiran arus kecil, sehingga tidak dapat menampung banyak kepentingan. Buktinya, jamak golongan (mazhab) fikih yang berbeda haluan pemahaman syariat masing-masing.

    BalasHapus
  13. Nama: Nadia
    Nim:12401128
    Kelas:1E

    Tujuan Titik Nol karya ma'ruf zahran sabran memberikan gambaran yang mendalam mengenai tauhid, tasawuf dan fikih. Yang mana penulis menekankan bahwa tauhid adalah sebagai puncak tertinggi ajaran agama islam. Yang mana ini menjadi dasar dan tujuan bagi umat muslim. Analogi dua sayap burung yang digunakan oleh guru menunjukkan bahwa pentingya keseimbangan antara fikih (lahiriah) dan tasawuf( penyucian batin).tanpa adanya keseimbangan sesorang mungkin akan tersesat dalam pemahaman batiniyah tanpa dipijakan pada hukum syariat. Karna keduanya saling melengkapi untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan penuh kedekatan dengan allah. Dengan keduanya hal ini seorang muslim busa mencapai kesatuan dan keesaaan tulisan ini mengajarkan kita bahwa mencapai tauhid adalah mengenal tuhan dalam ssgala aspek kehidupan, sehingga tidak ada pemisah antara diri dengan tuhan.

    BalasHapus
  14. Kesimpulan dari kutipan ini adalah bahwa akhirat adalah refleksi dari kehidupan di dunia. Kehidupan di akhirat seseorang akan sesuai dengan kehidupannya di dunia—tidak akan tertukar atau tercampur dengan kehidupan orang lain. Mati hanyalah lanjutan dari cerita hidup seseorang, dan akhirat adalah cerminan dari kualitas dunia yang kita bangun sekarang.

    Komentarnya, ini mengajak kita untuk menyadari pentingnya hidup di dunia dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Surga atau kebahagiaan batin harus dibangun sejak di dunia, dengan mencapai ketuntasan dalam menjalani hidup yang sesuai dengan prinsip dan nilai kebenaran. Intinya, kualitas kehidupan di akhirat bergantung pada kualitas kehidupan yang kita jalani di dunia.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Nama: Uray Raysa Anjiza
    Kelas: 1E
    NIM: 12401124
    Prodi: Pendidikan Agama Islam
    pembahasan dalam tulisan dari Pak Ma'ruf ini menarik untuk dibaca yang dimana Beliau ini menuliskan kaitan antara tasawuf dan fiqih dalam islam.Dari tulisan Beliau inilah saya baru mengetahui ternyata tasawuf dan fiqih saling berkaitan satu sama lain,bahkan disini terltulis bahwa fiqih tampa tasawuf adalah kosong (raga saja),sedangkan tasawuf tampa fiqih adalah kesesatan.dan menurut saya tulisan pak Ma'ruf ini cocok untuk dibaca unruk semua kalangan.

    BalasHapus
  17. Nama : Muhammad Dezarino Zeffirelly Febrian
    Nim : 12401131
    Kelas : 1E
    Prodi : Pendidikan Agama Islam

    Tulisan ini menjelaskan bahwa fiqih dan tasawuf bukanlah sebuah tujuan namun tangga untuk menuju sebuah akhir yaitu Tauhid. Analogi dua sayap menunjukkan bahwa ilmu fiqih dan ilmu tasawuf tidak bisa di pisahkan sama sekali karena burung tak akan pernah bisa terbang dengan satu sayap yang artinya seorang salik tidak akan mencapai akhir yaitu tauhid jikalau hanya mengandalkan salah satu ilmu.

    Hidup kita dari awal sampai akhir hanya ingin menuju sebuah akhir yaitu tauhid mau bagaimanapun perjalanan hidup kita, namun seandainya hidup kita menuju akhir tidak di barengi dengan ilmu fiqih dan tasawuf apakah kita akan mencapai akhir? mungkin iya sampai ke akhir, namun itu hanya secara dzohir tetapi tidak secara hakikat.

    Ketika kita mati dan sampai ke akhirat namun tidak mencapai hakikat tauhid apakah kita akan bahagia? jelas tidak, pastinya kita akan sengsara dan menyesal kenapa di kehidupan dulu kita tidak mencapai hakikat akhir yaitu tauhid.

    Kita akan iri dengan orang yang sudah mencapai hakikat akhir, karena di akhirat dia akan mendapatkan keni'matan yang tak pernah dilihat seumur hidup, dan tidak pernah terdengar seumur hidup, namun itu hanya bagian kecil keni'matan, ni'mat hakikinya adalah bertemu allah tanpa batas waktu dan tempat.

    BalasHapus
  18. Nama : Yudia Artika
    Nim : 12401145
    Kelas : 1E
    Prodi : Pendidikan Agama Islam
    Artikel ini merinci hubungan tauhid, fiqh, dan tasawuf dalam kehidupan beragama umat Islam.
    Dari perspektif ini, tauhid merupakan tujuan utama, dan fiqh serta tasawuf dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
    Penulis menekankan bahwa keduanya (Fikhisme dan Sufisme) harus berjalan beriringan dan masing-masing harus melayani aspek eksternal dan internal kehidupan umat Islam.
    Salah satu pokok pikiran yang muncul adalah bahwa fiqh tanpa tasawuf adalah kosong dan tasawuf tanpa fiqh adalah salah.
    Hal ini mencerminkan pandangan bahwa agama harus dipraktikkan secara inklusif.
    Yakni melalui kaidah lahiriah (fiqh) yang menata kehidupan sosial dan individu, serta bersuci batin (tasawuf) yang menyelaraskan niat dan hati dengan cita-cita spiritual yang lebih dalam.
    Ini penting.
    Sebab, tanpa kesadaran batin, praktik Fiqh seringkali menjadi mekanis dan tergelincir ke dalam ritualisme belaka, sedangkan tasawuf tanpa disiplin Fiqh berisiko mengarah pada pengabaian hukum-hukum agama yang jelas.
    Penulis juga mengusulkan adanya pemisahan antara yurisprudensi mayor dan yurisprudensi minor serta mengidentifikasi fikih mayor sebagai tasawuf yang memberikan pemahaman yang lebih luas dan tidak dibatasi oleh perbedaan sektarian atau sektarian.
    Pemikiran ini mendorong kita untuk melihat tasawuf sebagai bentuk universal pemahaman kedekatan seseorang dengan Allah, sedangkan fiqh meskipun penting, terbatas pada kaidah dan amalan yang lebih teknis dan rinci.
    Istilah “surga” dan “akhirat” dalam artikel ini juga sangat menarik, karena keduanya tidak perlu dipahami secara terpisah, melainkan sebagai cerminan atau kelanjutan dari realitas kehidupan duniawi.
    Surga dalam pengertian ini

    BalasHapus
  19. Nama : Farhan Alfarizi Azmi
    Kelas : 1E
    Nim. : 12401141
    Prodi. : pendidikan agama Islam
    Mengingat, tauhid merupakan puncak tertinggi beragama yang ingin dituju oleh kaum beriman. Ternyata, dua ilmu dibawahnya, ilmu fikih untuk membersihkan yang zahir. Ilmu tasawuf untuk membersihkan yang batin. Kedua-duanya penting. Guru mengistilah dengan dua sayap dari seekor burung. Ibarat sayap fikih (syariat) dan sayap tasawuf (hakikat). Terbang dengan kecepatan tinggi, namun stabil. Tujuan terbang hanya satu, esa (tauhid).

    Dua bidang ilmu, ilmu fikih dan ilmu tasawuf. Keduanya harus mengantar kepada tauhid. Tauhid yang berarti keesaan, berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhid. Dari keragaman menuju keesaan (ahadiyah). Dari keesaan menuju penyatuan (tauhidiyah). Artinya, seorang salik telah menjalani tingkatan ilmu secara benar.

    Bagi orang yang sudah mengenal Allah SWT, Dia berikan surga berupa kebebasan apa yang mereka minta, dan kemerdekaan dari hukum syariat serta pemusnahan hukum hakikat.




    BalasHapus
  20. Tulisan "TITIK NOL" karya Ma'ruf Zahran Sabran menjelaskan tentang ikatan antara tauhid, fikih, dan tasawuf dalam Islam. Penulis membahas tauhid sebagai ajaran tertinggi agama, yang menjadi tujuan akhir bagi kaum beriman.
    Tulisan ini mengajarkan bahwa mencapai tauhid adalah mengenal tuhan dalam segala aspek kehidupan, sehingga tidak ada lagi pemisah antara diri dan tuhan.
    Kepada orang-orang yang telah mengenal Allah SWT, Allah menganugerahkan kepada mereka kebebasan yang mereka cari dan surga berupa kebebasan dari hilangnya hukum syariat dan hukum alam.
    Karena itu satu dan satu.
    Ketika kita bersatu menjadi satu, tidak ada lagi beban syariah atau beban realitas.
    Sejarah setelah kematian ibarat sejarah dunia seseorang.Tidak berubah, tidak bercampur. Karena kematian adalah kisah tentang kehidupan. Kisah hidupmu sendiri, bukan hidup orang lain. Realitas surga kini ada dalam diri saya. Mari ciptakan hati surgawi di bumi ini. Kamu dilahirkan di bumi, kamu hidup di bumi, kamu mati di bumi, dan kamu akan dibangkitkan dibumi.Tahapan-tahapan ini perlu diselesaikan di dunia saat ini. Akhirat akan menjadi cermin yang mencerminkan dunia. Bedanya, kualitas dunia lain lebih tinggi dibandingkan kualitas dunia ini. Tidak ada kontradiksi antara tujuan dan pencapaian.
    keseluruhan, tulisan ini menyajikan konsep yang filosofis dan sufistik tentang Islam, menyentuh aspek-aspek mendalam dari perjalanan spiritual dan pemurnian hati. Bagi pembaca yang mencari pemahaman sufistik, tulisan ini menggambarkan perjalanan yang indah menuju keesaan dengan Allah, yang bukan sekadar konsep, tetapi suatu realitas yang dapat dirasakan di dunia ini dan di akhirat.

    BalasHapus
  21. Nama:Maryanti
    Nim:12401139
    Kelas:1E
    Prodi:PAI
    Menurut saya karya tulis Ma'ruf Zahran Sabran tentang "TITIK NOL" Ini,menyajikan sebuah pemikiran yang sangat mendalam tentang perjalanan spiritual manusia dalam memahami tauhid, serta peran penting ilmu fikih dan tasawuf dalam mencapai kesatuan dengan Tuhan. Penulis dengan sangat bijaksana karna mengaitkan dua disiplin ilmu ini sebagai dua ilmu yang menyatu menjadi satu menuju tujuan akhir: tauhid—keesaan Tuhan yang mutlak.

    Pemahaman terhadap ilmu fikih dan ilmu tasawuf yang diungkapkan dalam karya ini sangat relevan dengan perjalanan batin seorang . Fikih, dengan segala aturan dan syariatnya, memberikan landasan yang jelas tentang tata cara hidup dalam menjalankan agama, sementara tasawuf mengarah pada pembersihan batin, sehingga keduanya berjalan seiring dalam membentuk keutuhan spiritual seseorang. Perpaduan keduanya diibaratkan seperti dua sayap seekor burung yang terbang menuju tujuan yang satu, yaitu tauhid.

    Pemikiran tentang tauhid dalam karya ini sangat tajam. Ma'ruf Zahran Sabran tidak hanya mengajarkan tentang keesaan Tuhan secara teologis, tetapi juga membawa pembaca untuk merenung tentang kedalaman makna tauhid yang melampaui sekadar pengucapan. Ia menekankan bahwa tauhid adalah puncak perjalanan spiritual yang harus dijalani dengan menyatu, bukan sekadar memahami atau mengucapkan.

    Salah satu gagasan yang sangat menarik adalah mengenai konsep surga dan kehidupan akhirat. Dalam pandangannya, surga bukan hanya sesuatu yang dicapai setelah mati, melainkan bisa dirasakan di dunia ini apabila seseorang sudah mengenal Tuhan dengan benar. Kehidupan dunia adalah panggung sandiwara yang akan hancur ketika seseorang telah mencapai pemahaman spiritual yang mendalam dan mengenal Tuhan sepenuhnya. Dalam pandangan ini, mati bukanlah akhir, melainkan bagian dari kisah hidup yang saling terhubung dengan hidup itu sendiri. Sebuah pemahaman yang mengajak kita untuk meresapi hakikat hidup dan mati dengan lebih bijaksana.

    Melalui TITIK NOL, Ma'ruf Zahran Sabran berhasil menghadirkan sebuah karya yang menantang pembaca untuk merenung, tidak hanya tentang hukum dan kewajiban agama, tetapi juga tentang esensi terdalam dari keimanan, pengesaan Tuhan, dan bagaimana perjalanan spiritual itu seharusnya dilakukan dengan kedalaman batin dan keikhlasan. Ini adalah karya yang mengundang refleksi, tidak hanya pada level pemahaman intelektual, tetapi juga pada level pengalaman spiritual yang mendalam.

    Secara keseluruhan, "TITIK NOL" adalah sebuah karya yang memperkaya pemahaman kita tentang hubungan antara fikih, tasawuf, dan tauhid dalam membentuk spiritualitas yang utuh. Sebuah karya yang memberi kita pencerahan dan tantangan untuk terus berjalan menuju pengesaan Tuhan dengan kesadaran penuh.

    BalasHapus
  22. Nama : Daffa ivanka
    Nim : 12491143
    Kelas : 1E
    Prodi : PAI

    Tulisan "TITIK NOL" karya Ma'ruf Zahran Sabran memberikan pandangan mendalam tentang hubungan antara tauhid, fikih, dan tasawuf dalam Islam. Penulis mengangkat tauhid sebagai puncak ajaran agama, yang menjadi tujuan akhir bagi kaum beriman. Pendekatan yang diambil sangat filosofis, dengan menekankan bahwa fikih dan tasawuf adalah instrumen menuju pemahaman tauhid, bukan tujuan itu sendiri. Analogi burung dengan dua sayap menunjukkan bahwa keseimbangan antara praktik lahiriah (fikih) dan pembersihan batiniah (tasawuf) sangat penting untuk terbang menuju tujuan keesaan (tauhid).

    Adapun pemanfaatan 2 ilmu yaitu fiqih dan tasawuf, dimana fiqih ini berfungsi untuk mengatur tindakan lahiriah, sementara tasawuf menekankan pentingnya membersihkan jiwa dan batin. Tanpa kedua ini perjalanan tauhid akan kehilangan keseimbangan.
    Fikih tanpa tasawuf adalah kosong (raga saja). Tasawuf tanpa fikih adalah kesesatan.

    Pada akhirnya, fiqih dan tauhid ini mengajarkan bahwa mencapai tauhid adalah mengenal Tuhan dalam segala aspek kehidupan, sehingga tidak ada lagi pemisah antara diri dan Tuhan. Dunia yang penuh ilusi akan terlihat sebagai panggung sandiwara.

    BalasHapus
  23. NAMA : NANDA NABILA VALESCA
    MATA KULIAH: AKHLAK TASAWWUF
    KELAS : 1E
    NIM : 12401129
    Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh.
    menurut saya karya tulis Ma`ruf zahran sabran tentang Titik Nol menjelaskan antara 3 hal penting dalam islam seperti 1. Tauhid ( keesan allah), 2. fikih ( hukum islam) 3. tasawwuf . seperti Tauhid didalam karya tulis Ma`ruf zahran sabran bahwa teks ini di mulai dengan peryataan tentang tafsir Al-Qur`an yang bermula dan berakhir dengan tauhid, jadi sifat ini menunjukan bahwa perjalanan iman,meski kita tampak bergeraka melalui tahap berbeda,ya pada akhinya kita kembali agi ke titik nol yang sesuai judul dari karya tulis Ma`ruf zahran sabran ini contoh dalam kehidupan sehari-hari 1.biasanya kita saat mengawali kegiatan belajar itu diawali dengan bismilah .2. berbuat baik semata -mata hanya karna allah semata bukan karna manusia atau riya atau sombong.
    FIKIH DAN TASAWWUF
    menurut saya fikih dan tasawwuf ini seperti kata yang bagus karna 1. fikih itu membersikan yang lahir seperti amalan fisisk sedangkan 2. Tasawwuf membersihkan yang batin atau hati kita
    jadi fikih tanpa tasawwuf eperti raga tanpa jiwa dan jika tasawwuf tanpa fikih itu bisa menyesatkan yang keduanya haruslah seimbang jadi fikih ini merupakan pemahaman yang kecil sedangakan Tasawwuf sebagai pemahaman yang besar .sedangkan tauhid sebagi tujuan akhir bahwa surga itu seperti kenyataan ini merupakan salah satu aspek yang menarik bagi saya tentang pandangan tentang surga bukan hanya sebagai keadaan masa depan, tetapi juga sebagai kemungkinana pada saat ini seperti penulis berpendapat bahwa surga di mulai di dunia ini melalui pengenalan Allah secara marifat ,dan pada hakikatnya hanya encerminkan keadaan yang spritaul dan duniawi kita di dunia. contonya seperti ketenangan hati kita tetap tenang saat mengahadapi masalah ,tidak mudah marah atau sedih,tidak iri dengan harta orang lai dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki.
    kesimpulan jadi kaya tulis Mar`uf zahran sabran ini tentang" Titik Nol" merupakan karya yang bagus dikarenakan berhasil menjebatani antara kesenjangan antara hukum islalam dan mistisme dan tentang perkembangan spritual dan penulis juga menekan kan bahwa kita perlu menyeimbangkan amalan lahirndan batin untuk mencapai tujuan tertinggi yaitu mengenal dekat dengan allah swt.
    Wabilahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    BalasHapus
  24. NAMA : NADIA
    NIM 1240146
    KELAS: 1E
    MATA KULIAH: AKHLAQ TAASAWUF

    Tulisan yang berjudul "TITIK NOL" karya Ma'ruf zahran sabran memberikan pemahaman yang mengandung arti sangat mendalam dan menyentuh inti ajaran islam, terutama mengenai hubungan antara tauhid, fikih, dan tasawuf, serta bagaimana keduanya berperan dalam membimbing seseorang menuju pengesaan tuhan yang mutlak.
    Tulisan ini juga mengajak kita untuk memahami bahwa perjalanan spritual seorang muslim tidak hanya berhenti pada pengetahuan lahiriah (fikih) dan aspek batiniah (tasawuf). kemudian tulisan ini juga memberikan kita untuk mengetahui arti dan makna dari tauhid dan dikatakan tauhid merupakan inti dari segala bentuk ibadah dan tujuan hidup seorang muslim maka dari itu dikatakan tauhid adalah sebagai puncak tujuan atau utama. kemudian diberikan pemahaman tentang fikih dan tasawuf, jadi Secara keseluruhan, tulisan ini sangat menekankan pentingnya pemahaman yang holistik dalam agama. Fikih dan tasawuf bukanlah dua hal yang terpisah, tetapi harus berjalan bersama-sama untuk mencapai tauhid yang sejati. Pencarian spiritual seorang Muslim bukan hanya tentang melakukan ibadah yang benar secara lahiriah, tetapi juga tentang mencapai kedekatan batin yang mendalam dengan Allah. Surga bukanlah hanya sesuatu yang ditunggu di akhirat, tetapi bisa dijumpai melalui pemahaman hakiki dan kedamaian batin yang tercapai dalam kehidupan dunia ini.

    Ini adalah sebuah ajakan untuk terus menapaki jalan spiritual dengan penuh kesadaran dan kesungguhan, tanpa terjebak dalam perbedaan-perbedaan kecil yang menghalangi kita dari tujuan utama: mengenal dan menyatu dengan Allah.






    BalasHapus
  25. NAMA: MUHAMMAD QASIM QADA
    NIM: 12401140
    KELAS: 1E
    MATKUL: AKHLAK TASAWUF

    Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa tujuan tertinggi dalam Islam adalah tauhid atau keesaan Tuhan, yang harus dicapai dengan menyeimbangkan ilmu fikih (syariat) dan tasawuf (hakikat). Fikih membersihkan aspek lahiriah, sedangkan tasawuf membersihkan aspek batiniah, keduanya tidak dapat dipisahkan,yg mana kedua nya berfungsi seperti dua sayap burung yang menuntun seorang mukmin terbang menuju Allah. Fikih tanpa tasawuf dianggap kosong, sementara tasawuf tanpa fikih dapat membawa pada kesesatan.

    Tauhid adalah puncak spiritual yang dicapai ketika seorang hamba melewati batas syariat dan hakikat, menemukan keesaan yang menyeluruh. Pada level ini, dunia dan segala keterpisahannya dianggap sebagai panggung sandiwara yang fana. Bagi mereka yang mengenal Allah secara mendalam, surga sejati adalah kebebasan dari belenggu duniawi dan pemahaman penuh tentang Tuhan. Surga bukan hanya janji akhirat, tetapi bisa diwujudkan di hati dan jiwa yang bebas di dunia ini. Di sinilah surga batin bagi mukmin menjadi nyata, sedangkan akhirat hanyalah cermin dari kehidupan dunia yang dijalani seseorang.


    BalasHapus
  26. NAMA:Alya Febri Aulia
    NIM:12401134
    KELAS:1E
    Disini dituliskan dan dijabarkan oleh Ma'ruf Zahran Sabran tentang titik nol dimana disini dijelaskan bahwa TITIK NOL, kemanapun diputar haluan pemahaman kitab suci Alquran pasti bermula dari tauhid dan berakhir untuk tauhid. Keberadaan tauhid tidak sanggup lagi untuk disanggah. Mengingat, tauhid merupakan puncak tertinggi beragama yang ingin dituju oleh kaum beriman. Ternyata, dua ilmu dibawahnya, ilmu fikih untuk membersihkan yang zahir. Ilmu tasawuf untuk membersihkan yang batin. Kedua-duanya penting. Guru mengistilah dengan dua sayap dari seekor burung. Ibarat sayap fikih (syariat) dan sayap tasawuf (hakikat). Terbang dengan kecepatan tinggi, namun stabil. Tujuan terbang hanya satu, esa (tauhid). Menyatukan serta mengesakan Tuhan dan Allah.
    Fikih tanpa tasawuf adalah kosong (raga saja). Tasawuf tanpa fikih adalah kesesatan. Fikih dan tasawuf harus dijadikan tangga, bukan tujuan. Tujuan adalah tauhid yang pada saat apapun selalu hadir. Jangan diundang dan jangan disuruh datang. Sebab datang terkesan dari perjalanan jauh dan lari dari rumah diri, kemudian tiba. Selama menyebut Dia yang diluar, selamanya tidak pernah sampai. Karena terpisah, berbeda. Apa yang memisahkan diri dengan pencipta diri. Pemisahnya adalah dunia, dunia merupakan panggung sandiwara. Barangsiapa yang sudah mengenal-Nya, hancurlah panggung dan selesai (the end) sandiwara. Kehancuran panggung sandiwara dunia bagi seseorang, adalah surga keabadian baginya.
    Diakhir yulisan juga diberikan kenyataan yang sebenarnya tentang bagaiman perspektif krhidupan yang kita jalani dan Akhirat yang akan datang menjadi cermin dunia. Bedanya, kualitas akhirat lebih tinggi daripada kualitas dunia.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN