29. Al-Hakam
29. Al-Hakam
Oleh
Ma’ruf Zahran Sabran
Alhakam adalah nama Allah yang ke-dua puluh
sembilan. Alhakam artinya yang menghukumkan, memutuskan, menetapkan, membuat
hukum atau undang-undang. Dengan simpulan bahwa Dia Allah Alhakam yang maha
menetapkan segala sesuatu. Mukmin wajib meneladani nama Allah Alhakam. Dalam
hal ini, gurunda (muallim) K.H. Bachit (Kalimantan Selatan) menyuruh mencontoh
sembilan sifat Tuhan sebelum memahami Alhakam. Sembilan teladan yaitu: Maha
mengetahui (Al'alim), maha menyempitkan
(Alqabidh), maha meluaskan (Albasith), maha merendahkan (Alkhafidh), maha
meninggikan (Arrafi'), maha memuliakan (Almu'iz), maha merendahkan (Almudzil),
maha mendengar (Assami'), maha melihat (Albasir), kemudian baru Alhakam.
Pembuat hukum (legislator) yang paling sempurna adalah Allah SWT.
Menelusur nama dan sifat Allah Alhakam sama
dengan tuntunan (panduan) moral. Bukan semata-mata ayat hukum yang menghukum.
Berulang ayat-ayat moralitas ekonomi, kesejahteraan, baru diturunkan ayat
hukum. Ayat hukum lebih sedikit dibanding ayat tentang idealisme moral Alquran
(adab). Sebab, adab di atas ilmu. Ringkasnya, orang yang beradab pasti berilmu.
Tetapi, orang yang berilmu belum tentu beradab.
Nama Allah Alhakam diliputi sifat adab-Nya
yang maha santun. Meski Dia bisa menghukum, pasti ampunan dari-Nya maha luas.
Kecuali bagi orang-orang yang zalim kepada hamba-Nya dan melampaui batas, Dia
sediakan hukuman yang perih (syadidul-'iqab).
Artinya, seluruh qada' (ketetapan, legislasi)
dan qadar (pelaksanaan ketetapan, eksekusi) adalah sifat, milik-Nya, yang
disebut takdir. Baik takdir yang buruk seperti merendahkan, menghinakan,
mematikan. Maupun takdir yang baik seperti meninggikan, memuliakan,
menghidupkan. Keduanya mengandung wahyu, ilham, hikmah, mukasyafah dari Allah
(qadri khairihi wa syarrihi minallahi ta'ala).
Memandang baik terhadap hakam-hukumNya adalah
puncak (novelty) kisah skenario dari-Nya. Menyadari bahwa Dia maha baik (Albar)
dalam menghukum, adalah kunci mengakses bendahara langit. "Aku adalah
eksistensi dari kekayaan yang tersembunyi" (kuntu kanzun makhfiyyan).
Namun, Aku ingin memperlihatkan hukum-hakam-Ku. Lokus penjelmaan adalah pada
zat, sifat, asma' dan af'al-Ku. Aku berbuat sekehendak keinginan-Ku (kun
fayakun).
Mengimani bahwa Alhakam berkuasa, bahkan
terhadap lauh mahfudz. Kekuasaan-Nya meliputi sidratul-muntaha dan Dia
memenuhi, menguasai arasy yang agung (rabbul arsyil 'adhim). Buktinya,
informasi langit dalam kitabullah: "Allah menghapus (takdir), dan
menetapkan (takdir). Sesuai kehendak-Nya, kekuasaan yang meliputi ummul kitab
(buku induk segala takdir)." (Arra'du:39).
Postulat bala', musibah (baik dan buruk)
adalah entri ujian, bahkan keniscayaan: "Setiap bencana yang menimpa di
bumi (makrokosmik), dan bencana yang menimpa diri kamu (mikrokosmik), semuanya
sudah tertulis di kitab terdahulu (di langit), sebelum Kami mewujudkannya (di
bumi). Sungguh, bagi Allah sangat mudah." (Arra'du:22). Novelty mengimani
Alhakam guna membuat hidup menjadi lebih tenang (thumakninah), lebih bahagia
(sa'adah). Bumi adalah ranah (tempat) Tuhan mengaplikasikan rencana-Nya.
Membumikan wahyu guna melangitkan (kembali) anak keturunan Adam-Hawa. Untuk
beromantika di surga seperti dahulu. Sedang di bumi sekarang, dengan iman
kepada Alhakam, supaya mereka mempunyai stabilitas temperatur batin, kesadaran
spiritual. Maksudnya, harmoni ketika sehat mendekat, harmoni ketika sakit
melilit. Bersikap sederhana (wasathiyah) saat kaya menyapa. Bersikap seimbang
(tawazzuniyah) saat miskin mendera. Sederhana di puncak menara kekayaan,
sederhana di puncak mimbar kemiskinan. "Agar kamu jangan berduka terhadap
apa yang luput (nikmat yang hilang) darimu. Dan agar kamu jangan terlalu
bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya (nikmat yang datang). Dan Allah,
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."
(Alhadid:23).
Jadilah arif (bijak), bila menerima amanah
sebagai hakam (legislatif) dan sebagai hakim (yudikatif) dalam memutuskan
perkara hukum. Nama Alhakam juga mengandung sifat 'adil dan qisth. Al'adil
adalah kesempurnaan Tuhan dalam menempatkan sesuatu pada posisi yang tepat.
Sedang Alqisth adalah sifat Tuhan yang seimbang, tidak berat sebelah. Tuhan
kami, anugerahkan kepada kami kesanggupan memutuskan hukum dengan adil dan
setimbang. Perlihatkan kepada kami yang
benar (haq), itu benar (haq). Bantu kami untuk mengikutinya. Perlihatkan kepada
kami yang salah (bathil), itu adalah salah (bathil). Bantu kami untuk
menjauhinya. Wahai yang maha pengasih diantara yang mengasihi. Wallahua'lam.
Komentar
Posting Komentar