KEMUSNAHAN MATERI

 

KEMUSNAHAN MATERI

Oleh

Ma'ruf Zahran Sabran

Fase penciptaan alam merupakan kondisi berulang. Dari tiada menjadi ada, menjadi tiada, menjadi ada. Lalu, menjadi ada atau tiada, sangat bergantung kepada Tuhan-mu. Firman-Nya: "Ketika hari itu datang, tidak seorang-pun yang sanggup berbicara, kecuali dengan izin-Nya, maka diantara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. Maka, adapun orang-orang yang sengsara, tempatnya di neraka. Di sana mereka mengeluarkan dan menarik napas dengan merintih. Mereka kekal didalamnya, selama ada langit dan bumi. Kecuali jika Tuhan-mu menghendaki yang lain. Sungguh, Tuhan-mu maha pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki." (Hud:105-107).

Begitu pula kondisi, situasi dan eksistensi surga di akhirat. Dalam firman: "Dan adapun orang-orang yang bahagia, tempat mereka di surga. Mereka kekal didalamnya, selama ada langit dan bumi. Kecuali jika Tuhan-mu menghendaki lain. Sebagai karunia yang tiada putusnya." (Hud:108). Akhirat adalah supranatural, Tuhan di atas itu lagi, pencipta surga dan neraka. Tentu, pencipta berbeda dengan yang diciptakan. Meskipun, surga dan neraka kelak di akhirat, bukan wujud jasmani (non- fisical). Tetapi, bisa diterima akal sehat, dan amal salim.

Kemusnahan materi adalah jalan terakhir pencarian, ketika para tokoh aliran materialisme (dahriyyun) berpaham bahwa tidak ada yang menciptakan kita dan yang memusnahkan kita, kecuali waktu, masa (dahr). Mengenai kaum materialisme disinggung Tuhan: "Tidakkah manusia mengetahuinya, sungguh Kami yang menciptakan dia (manusia) dari setetes air mani. Lalu, dia (manusia) menjadi musuh yang nyata (bagi Allah)." (Yasin:77).

Perspektif ilmiah ikut menguatkan paham materialisme yaitu teori Big Bang. Bahwa alam semesta ini terjadi karena ledakan 13,8 milyar tahun yang lalu. Kemudian, diikuti oleh teori Quantum. Perspektif filsafat ada yang mendukung dan ada yang menolak materialisme (dahriyah). Aliran filsafat yang mendukung diantaranya ex nihilo (sesuatu muncul dari ketiadaan). Sedang yang menolak aliran materialisme adalah filsafat pantheisme dan filsafat emanasi.

Dialog Alquran secara langsung dengan paham materialisme, sangat banyak ditemui dalam kitab suci. Apakah Allah akan membangkitakan orang-orang yang mati? Tuhan jawab: "Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang telah mati. Menuliskan apa-apa yang telah dikerjakannya, dan bekas-bekas yang ditinggalkan. Semua Kami tulis di kitab yang jelas." (Yasin:12).

Jangan dikhawatirkan bila Alquran berdialog dengan masyarakat Yahudi, Nasrani, Majusi. Sebab mereka menjadi sahabat dialog antar iman. Lebih baik daripada masing-masing umat beragama mengunci diri. Sama dengan menutup pembelajaran. Membuka ruang dengar, sama dengan membuka hidayah guna mendengar kalam-kalam Tuhan. "Dan jika ada diantara kaum musyrik meminta perlindungan kepada-mu (Muhammad), maka lindungilah! Agar dia dapat mendengar firman Allah. Kemudian antarkan dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu, sungguh mereka kaum yang tidak mengetahui." (Attaubah:6). Ayat-ayat suci terbuka untuk ruang diskusi, bahkan dengan mereka yang dianggap paling jahat sekalipun, seperti Iblis.

Hari ini, semangat diskusi dan dialog antar iman sudah mulai terasa sepi. Justru yang muncul adalah kecurigaan, benih ketakutan dan kedengkian. Bukti, marak saling pengakuan kebenaran (claims of truth) diantara pemeluk agama. "Kullu hizbin bima ladaihim farihun" (setiap golongan merasa bangga dengan golongan-nya). Perilaku asabiyah (arogansi etnisitas) adalah watak utama Yahudi. Bahwa bangsa Yahudi di atas segala bangsa di dunia (superioritas etnisitas). Merasa, keturunan mulia, keturunan para utusan Tuhan. Kaum Yahudi adalah dari garis keturunan Ishak, demikian juga Nasrani (dari Ishak sampai Isa putera Maryam Ruhullah Kalimatullah). Penuh urutan nama para nabi, orang-orang saleh, orang-orang takwa. Namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik, durhaka (wa katsirun minhum fasiqun). Adapun bangsa Arab, keturunan dari Ismail, Adnani, Ka'ab, Quraisy. Dari induk yang sama, Ibrahim sang kekasih, sahabat setia Allah (Ibrahim Khalilullah). Melainkan, Ibrahim bukan Yahudi dan bukan Nasrani. Ibrahim adalah seorang yang hanif dan berserah diri (muslim).

Bangsa Yahudi dari penganut Nasrani, terbagi dua dalam satu ayat (Alhadid:27). Satu sisi, Tuhan puji mereka. Pada sisi lain, Tuhan tegur, karena sikap mereka yang berlebihan. Kami susulkan Isa putera Maryam, Kami turunkan Injil dan rasa kasih, sayang dalam hati mereka. Namun, mereka menjadikan diri mereka sebagai "rahbaniyah" (hidup rohani tanpa menikah dan mengurung diri dalam biara).

Mereka, kaum Nasrani lebih menyayangi umat Islam daripada kaum Yahudi dan musyrik (baca: Almaidah:82). Fakta sejarah, Raja Najasyi memeluk Islam. Sebab meyakini Isa dan Muhammad adalah saudara kandung kenabian. Wallahua'lam.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI