40. Al-Muqith (Memberi Makan)

 

40. Al-Muqith (Memberi Makan)

Oleh

Ma’ruf Zahran Sabran

Almuqith berasal dari kata quth artinya makanan pokok. Almuqith adalah nama Allah SWT yang ke empat puluh,  bermakna Dia yang memberi makan. Pemberian yang lengkap sejak menyediakan bibit, mengantar makanan dan menyajikan. Utuh dan menyeluruh perbuatan Tuhan dalam memberi makanan yang mengenyangkan, bergizi dan bermanfaat. Almuqith adalah cara terbaik Tuhan untuk memelihara makhluk dan menjaga keseimbangan alam (harmoni).

Mukminin yang mengimani nama Allahulmuqith, tentu gemar memberi makan. Bukankah mereka menuhankan dan menyembah Tuhan pemilik rumah ini (rabba hadzal bayt). Tuhan yang memberi makan ketika mereka lapar. Dan yang memberi aman ketika mereka takut. Tuhan yang menjadi tempat berlindung dari segala kejahatan makhluk. Dari kejahatan tukang sihir ketika mereka menyihir. Dari kejahatan syaitan yang meniup rasa ragu (was-was). Dan dari kejahatan orang yang dengki, apabila dia mendengki. Dari kejahatan syaitan Khannas yang membisik di dalam dada manusia. Dari bangsa jin dan manusia.

Dengan meyakini, memercayai nama Allahulmuqith, seseorang harus banyak memberi makan pagi, makan siang, makan malam (breakfast, lunch, dinner) secara gratis. Tanpa disuruh kerja terlebih dahulu. Free tanpa syarat dan ketentuan. Rela memberi makan, minum, pakai. Tulus, tanpa disuruh bertahlil dan berdoa sebagai upaya untuk mengambil manfaat keselamatan bagi diri dan keluarga. Bukan disuruh berzikir dan membaca surah dan ayat sebelumnya. Tidak memandang kepada siapa dalam pemberian, muslim atau non muslim, kaya atau miskin, laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak. Bukankah mereka semua ialah karya Tuhan yang maha indah, sang jamil. Pemberian ibarat hujan deras yang membasahi bumi.  Dengan kata lain, mencontoh Almuqith, tidak mengambil manfaat dari makhluk. Tidak memengaruhi keyakinan agama yang dipeluk, dan bukan memengaruhi aliran politik yang dianut. Bukan disuruh berdoa dulu untuk tuan rumah, baru diberi makan. Artinya, tulus tanpa target, baik target dunia seperti capaian kemenangan PEMILU, atau agar memenangkan putusan hakim. Maupun target-target akhirat, seperti masuk surga dan dijauhkan dari neraka.

Lagi pula, kemurahan Allahulmuqith tanpa menunggu doa hamba-Nya. Doa dari hamba, terlalu lama untuk Dia tunggu. Jika dibanding dengan kemurahan Tuhan yang sangat cepat (sari'ul rahmah). Maka, antara Tuhan dan hamba tidak lagi berjarak, meski dengan doa. Hubungan Tuhan dengan hamba, tidak lagi berbatas, meski batas wilayah ilmu dan amal. Tujuannya, memelajarkan murid dan guru, bahwa rahmat Allah telah sampai, walau amal belum datang. Sebab, Tuhan tidak terpengaruh dengan rumus kimia, Tuhan tidak terikat dengan hitungan penambahan matematika, 1+1=2. Melalui sifatul-jamal (the beutiful) inilah, Abdul muqith (hamba) mencontoh Almuqith (Tuhan). Perhatian berbalut pada kasih sayang, santun dalam pemberian. Quantum pemberian ikhlas, sehingga abai terhadap perbedaan primordial (diferensiasi personal) yang dibawa sejak dari rahim (kandungan) bunda. Maksudnya, menjelajah alam di atas kebenaran (post-truth).

Almuqith dipahami tidak sekedar memberi makan, tetapi juga memberi kekuatan, karena Dia pemilik kekuatan (dzu quwwah). Dia memberi kekokohan, karena Dia pemilik  kekokohan (dzu matin). Dia memberi rezeki secara terus menerus tanpa henti (Arrazzaq). Dia yang terus menerus memberi rahmat (Alwahhab).

Artinya, Dia memberi kecukupan secara layak dan memberi kekayaan secara pantas (aghna wa aqna). Dia tidak pernah memberi kemiskinan. Namun hati yang tidak pernah bersyukur, merasa diri selalu dirundung gelap kemiskinan. Mengandung hikmah bahwa mukmin yang berkedudukan pada makrifat Allahulmuqith akan memantik tiga hiasan jiwa (tahalli). Bersyukur, bersabar, rida. Tiga novelti akhlak ini, merupakan junjung-junjung pusaka langit. Bila tersampai (wushul) pada sidrah Tuhan yang ujung, kemanapun Abdulmuqith berada, disitulah rahmat Tuhan. Bila waktu Abdulmuqith hadir, kehadirannya ialah rahmat. Puncak kesempurnaan (insan kamil) yang mengimani Almuqith adalah sosok Rasulullah sebagai uswah dan qudwah (suri dan teladan). Bukan sebatas nama Muhammad bin Abdullah Al-Hasyimi Al-Adnani, melainkan sifat Muhammad Rasulullah (baca Al-Ahzab:21). Rasulullah SAW yang hadir pada setiap jiwa (baca Al-Hujurat:7).

PIP (Primus inter pares) yang berarti unggul dalam kelasnya, kekasih-Nya, Rasulullah yang paling utama diantara para utusan. Dalam pemberian anugerah pangkat, dalam kesantunan sikap, dalam perjuangan menegakkan Alhaq. Nabi Muhammad Rasulullah, tiada banding, sebab beliau yang paling tinggi (the supreme) dalam kepedulian melayani umat. Lalu, bagaimana Rasulullah bisa dicaci oleh orang-orang yang lebih rendah level, dan lebih rendah kedudukan, mustahil! Pepatah mengatakan, orang yang meludahi orang yang lebih tinggi kedudukannya, sama dengan meludahi diri sendiri. Dan, posisi pencela selalu berada di belakang. Tidak akan pernah pencela berada di lini muka (garda depan).

Garda depan adalah mereka yang berjuang dengan harta dan jiwa. Waktu mereka berguna bagi umat dengan jalan berbagi. Berbagi ilmu sebagai bintang suraya awal kejayaan. "Siapa yang menyembunyikan ilmu, akan Allah belenggu leher mereka dengan belenggu neraka," demikian sabda yang mulia. Kita dituntut untuk peduli, sedang ganjaran pahala di sisi Tuhan. Misal, penduduk gua (ashabul-kahfi) yang ditidurkan Allah, merupakan cara Allah SWT memberikan nutrisi rohani. Tidur, namun Tuhan kenyangkan  mereka dengan makanan rohani. Cara yang diluar adat kebiasaan (ghairul-lazim). Tujuh pemuda tersebut bangun setelah tidur panjangnya, selama 309 tahun. Namun terasa tidur satu hari atau setengah hari saja (yauman au ba'dha yaum).

Fakta pemberian anugerah Tuhan diluar adat kebiasaan kepada tujuh pemuda. Varis Tatiyunis, Sari Yulis, Martunis, Tamlikha, Maksalmina (Magdalena), Yulianis, Bartholomeus.  Kini mereka masih tidur, akan dibangunkan menjelang kiamat. Beserta Imam Mahdi dan Nabi Isa putera Maryam. Untuk menjelaskan kesaksian iman tauhid di akhir masa.

Jadi, pemberian dari Allah SWT bisa secara lazim dan ghairul-lazim. Semakin menambah keyakinan kepada Allahulmuqith, maha memberi makan dan minum, serta menjaga keseimbangan semesta, wallahua'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI