42. Al-Jalil (Maha Luhur)

 

42. Al-Jalil (Maha Luhur)

Oleh

Ma’ruf Zahran Sabran

Aljalil dapat diartikan maha luhur dan maha besar. Perbedaan maha besar dalam meyakini Alkabir dengan Aljalil terletak pada posisi ketuhanan. Bila Alkabir menerangkan tentang kebesaran Tuhan dari ranah zat (diri). Sehingga Alkabir tidak bisa diperdapati oleh akal, sepintar apapun akal itu. Sedang Aljalil dari ranah sifat. Maka dalam salat, kita menyebut, menyembah, menghadap zat Allah yang esa lagi maha besar (Allahuakbar). Bukan menghadap, bukan menyembah, bukan memuja sifat. Buktinya, rukun salat dalam takbiratul-ihram dengan ucapan Allahuakbar, bukan Allahuajal. Karena Aljalil bukan zat, namun kata sifat (Arab: shifat). Dia disifati (Arab: manshuf). Dalam kajian bahasa, na'at (kata sifat), man'ut (kata yang disifati), terhimpun bahwa Aljalil memiliki sifat jalaliyah (kebesaran, keagungan) Tuhan. Maksudnya, semua kata, nama dari sifat keluhuran dan kebesaran hanya milik Allahuljalil belaka (Latin: omnis magnificentia).

Presisi Aljalil adalah kumpulan (akumulatif) dari sifat-sifat kebesaran seperti al-'izzi (kemuliaan), kerajaan (al-mulki), kesucian (at-taqaddusi), maha kaya (al-ghina), kekuasaan-maha kuasa (al-qadir, al-qudrat), kekuatan (al-quwwah), memaksa (al-ijbar), mengalahkan (al-qahri). Nama beserta sifat-Nya, termasuk kajian sifat kebesaran yang mengundang hati, akan menerbitkan rasa takut (khasyiyah). Takut kepada perhitungan dari-Nya di hari perhitungan (Arab: yaumul-hisab, Latin: dies calculi). Takut kepada murka-Nya di hari menyingkap aib, hari buka-bukaan (Arab: yaumut-taghabun, Latin: dies manifestationis). Takut pada hari dihadirkan saksi-saksi di hari kesaksian dan menyaksikan (Arab: yaumul- asyhad, Latin: dies testimoni). Ringkasnya, shifatul-jalal yang dimiliki Allahuljalil telah membuat perasaan takut, tidak mampu berdiri dihadapan-Nya pada hari itu (Arab: yaumul-qiyamah, Latin: dies ultimus).

Ketika hanya mengimani nama Allahuljalil (maha agung) dengan sifat jalaliyah-Nya (keagungan). Sifat keagungan cenderung maskulin. Mengimani sifat jalaliyah akan memantik perasaan takut, gemetar, goncang. Maka hidup ini terasa sempit. Sebab, tidak ada seorang-pun yang aman dari siksa Tuhan. Tuhan pernyatakan dalam firman: "Sesungguhnya tidak ada seorang-pun yang aman dari azab Tuhan mereka."  (Alma'arij:18). Namun, Dia juga memiliki nama Allahuljamil (maha anggun, maha indah) dengan semua sifat kecantikan, sifat keibuan (feminin, ummiyah). Sifat keibuan ketika diingat, niscaya menghadirkan hati bahagia dan gembira (hormon bahagia dan hormon gembira). Banyak ditelusuri dalam ayat-ayat tentang sifat Aljamil. Dapatilah Tuhan-mu, Dia maha pelindung dalam kesayangan. Dia sudah merindukan-mu, sebelum kamu merindukan Dia, Aljamil. Dia sudah mencintai-Mu, sebelum kamu lahir. Tuhan yang maha penyayang diantara yang menyayangi. Hamba-Ku, Aku lebih dekat kepada-mu, daripada urat leher-mu (Aku lebih dekat kepada-mu daripada tarikan dan hembusan napas-mu).

Hati manusia berada diantara dua jepitan sifat Tuhan, Aljalil (the majesty) dan Aljamil (the beautifull). Keduanya sangat penting. Penting guna memberi arah makna beragama yang benar (meaning). Ada tangisan suka, ada tangisan duka. Kedua tangisan tersebut karena memandang kepada sifat Allahuljalil dan Allahuljamil. Antara harap dan cemas, takut namun cinta, cinta mengantar kepada kerinduan kepada-Nya, dan untuk-Nya semata  (lillahi ta'ala).

Sebenarnya, Aljalil (kebesaran) ialah Dia gunakan untuk melindungi (memproteksi) alam semesta. Contoh, Dia melapisi cahaya matahari sebelum sampai ke bumi dengan perlindungan ozon. Ozonisasi yang berlapis sebanyak tujuh, menanda kerja dari perbuatan Tuhan Aljalil dengan karakter keperkasaan (Alqahri). Sedang advokasi Aljalil, the real tampil pada sifat yang Dia turunkan kepada alam semesta. Alam semesta merasa, alam semesta melihat, alam semesta mendengar, alam semesta bicara.

Menyikapi dua sifat Tuhan, manusia jangan terpedaya dengan sifat indah-Nya, dan jangan marah terhadap sifat agung-Nya. Karena selama masih hidup di dunia, kedua sifat Tuhan ini, terus bergerak menghampiri manusia. Disini, rahasia sifat Tuhan, jangan terlalu suka dengan nikmat, dan jangan terlalu duka dengan bala'. Tetapi, berlakulah sederhana (wasathiyah). Solusinya, berserah-diri sajalah, bersujud dan mendekatlah (wasjud waqtarib). Setelah diawali dengan iqra tiga kali. Iqra' ya Muhammad, Iqra' ya Muhammad. Iqra' bismirabbikalladzi khalaq. Ternyata, Aljalil menghendaki Nabi Muhammad untuk banyak membaca, dan membaca apa saja. Membaca semesta dengan nama Tuhan yang menciptakan, dengan nama Tuhan yang maha pemurah. Dan, dengan nama Tuhan yang mengajarkan manusia melalui perantaraan pena yang bertulis. Dan membaca semua himpunan kitab suci, kitab diri, kitab alam. Sebab, Alquran (the holy book) berasal dari etimologi qara'a, yaqra'u, qur'an yang berarti bacaan, selain arti himpunan (kompilasi) dari kitab-kitab Allah SWT yang terdahulu.

Betapa kuat perbuatan Aljalil ketika bertindak. Dia, Aljalil tidak bisa dirayu untuk mendorong pemberian hidayah seperti istri Nuh dan istri Lut, begitu pula ayah dari Ibrahim (Azar). Mereka, Nuh, Lut, Ibrahim ialah para utusan Allahuljalil yang terpilih (mukhtar). Nabi Allah SWT tidak mampu memberi hidayah (petunjuk), meski terhadap orang-orang yang mereka cintai. Aljalil (the majesty) tidak bisa digoda, bila tiba waktu-Nya, kehidupan atau kematian. Dia memberi petunjuk (Alhadi) kepada siapa yang Dia kehendaki. Contoh, keislaman sahabat Umar bin Khattab. Contoh lain, Khalid bin Walid telah berhijrah dari musuh Rasulullah nomor wahid, menjadi pejuang Rasulullah paling depan. Dan memenangkan peperangan demi peperangan, bukti kecintaannya kepada Allahuljalil dan Rasulullah habibul-jalil.

Akselerasi (percepatan) azab dan percepatan rahmat, terjadi pada abad milenial ketiga, generasi-z sekarang. Kini, mengingat perubahan jasmani dan perubahan rohani banyak terjadi. Tanpa disadari sudah menjadi tanda-tanda besar kiamat. Perubahan bentuk melalui operasi plastik, cat rambut. Sehingga banyak yang botak sebelum waktunya. Tua sebelum waktunya, karena mereka berhadapan dengan penderitaan (beban) hidup? Bukan, bukan itu, karena siksa Allah yang pedih (baca: Alhaj: 2). Selain itu, waktu terasa beralih dengan super singkat, waktu berjalan secara cepat. Antara waktu maghrib, isya, subuh seperti sekali  kilatan pedang. Sehari bagai satu jam. Sepekan serasa sehari, sebulan rasa sepekan. Buktinya, seseorang yang berada di waktu pagi dalam keadaan muslim, sorenya sudah ingkar. Nabi Muhammad Rasulullah menyabda: "Fitnah akan datang seperti kepingan malam yang gelap." (Riwayat Muslim). Hari ini, umat manusia banyak yang ingkar. Banyak yang meninggalkan salat lima waktu. Mereka berpuasa, berzakat, berhaji, berumrah, hanya untuk diakui sebagai berstatus beragama. Ditambah judi online, prostitusi online. Sudah menjadi sumpah Iblis untuk menyesatkan keturunan Adam. Dengan suaranya yang memukau, dengan pasukan pejalan kaki dan berkuda. Iblis membuat janji-janji palsu (hoax). Menakut-nakuti manusia akan kemiskinan, mengadu domba. Bahkan, berdusta atas nama Tuhan.

Kini, masa semakin ujung. Ibarat permainan sepak bola, tahap (babak) penyisihan sudah berlangsung, dan babak semifinal sudah terjadi. Sekarang sedang tayang babak final. Bedanya dengan sepak bola. Pemenang final sepak bola yang diselenggarakan oleh FIFA, akan mendapat piala dunia, kemudian eksis di beranda persepakbolaan internasional (mendunia). Anomali, orang-orang yang beriman, saat mereka memenangkan kebenaran atas kejahatan akhir zaman, Allah wafatkan mereka. Mengingat, Dajjal dan dajjaliyah sudah merayap dan merambat kesemua lini, termasuk organisasi (pranata) agama. Kini, jadual pertandingan telah dibuka untuk umum (open turnament).

Kalam Tuhan: "... Hanya Allah yang lebih berhak untuk engkau takuti, jika kamu beriman." (Attaubah:13). Ayat ini turun saat berkecamuk perang Badar. Bahwa kaum beriman, jangan takut kepada musuh, jangan takut terbunuh. Karena hukum perang hanya ada dua, terbunuh atau dibunuh, hidup atau mati. Kuncinya, gunakan shifatul-jalal saat perang. Gunakan shifatul-jamal saat damai.

Jalaliyah-Nya (keperkasaan) tidak dapat dihalangi saat Dia berbuat. Berbuat memuliakan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan menghinakan kepada siapa yang Dia kehendaki. Fakta kealaman semesta dikutip dari kalam suci Tuhan yang menjelaskan tentang jalaliyah-Nya: "Katakanlah (Muhammad): Allah, Tuhan kami, Engkau pemilik kerajaan. Engkau memberi kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki. Dan Engkau mencabut kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan orang-orang yang Engkau kehendaki. Dan Engkau menghinakan orang-orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau seluruh kebaikan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. Engkau memasukkan malam ke dalam siang. Dan Engkau memasukkan siang ke dalam malam. Engkau mengeluarkan yang hidup dari yang mati. Dan Engkau mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau memberi rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa batas." (Ali Imran: 26-27). Aljalil pula yang melukis langit, mengarak awan, memindahkan angin. Lalu, Aljalil menurunkan air hujan dari langit. Lantas, Aljalil berbuat dengan air hujan itu, untuk menyuburkan bumi. Dan, Aljalil menumbuhkan bumi setelah matinya (tandus).

Meringkas kalam, Aljalil mampu berbuat apa saja. Termasuk memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan menyesatkan orang yang Dia kehendaki dengan mudah. Kandungan hikmah terbesar bagi hamba yang mengimani kehendak-Nya, Aljalil. Adalah Abduljalil, jangan tinggi hati (takabbur)! Tapi, Abduljalil bersikaplah rendah hati (tawadhu'). Semakin rendah hati seseorang, semakin tinggi dihadapan Allahuljalil. Semakin tinggi hati seseorang, semakin rendah dihadapan Allahuljalil, wallahua'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

KULIAH AGAMA - KETUHANAN YME DAN FILSAFAT KETUHANAN

CIPTAKAN TATA DUNIA DAMAI