BERPEGANG TEGUH PADA TAUHID
BERPEGANG TEGUH PADA TAUHID
Oleh
Ma’ruf Zahran Sabran
Jika belum tercerahkan pada jalan Tuhan (sabilillah)
yang sebenarnya, seseorang akan menjadi tawanan materi. Intaian materi duniawi
dapat mengaburkan niat ikhlas diawal bagi guru mursyid dan murid. Membelokkan
hakikat kelurusan hati (mustaqim) antara habib dan muhib (jamak muhibbin), atau
sesama muhibbin. Terpengaruh dengan harta yang berlimpah, lalu kepuasan ragawi
yang dicari.
Orang yang sudah berpegangan kuat kepada tauhid.
Otomatis, dia tidak akan takut kepada siapapun diantara makhluk Allah, di
langit atau di bumi. Namun kasih sayang
yang dia tebarkan, dia mempraktikkan apa yang terdapat dalam kandungan sembilan
belas abjad hijaiyah: Bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang). Dengan kasih dan sayang, Allah SWT utus Nabi Muhammad SAW
sebagai rahmat kasih dan rahmat sayang. Secara teori, dapat dijelaskan, makna
dengan nama Allah adalah unsur batin. Sedang aplikasi praktik sifat kasih
(pemurah) dan penyayang adalah unsur lahir.
Sebaliknya, pemahaman yang tidak sampai ke ahadiyah,
inilah letak penyimpangan dan pembelokan arah jalan lurus. Jalan lurus (Arab:
al-mustaqim, Inggris: the sreat way) adalah agama kepasrahan (taslim), agama
penyerahan diri (islam), dan agama keselamatan (salim). Ketiganya mengandung
makna kehambaan (ubudiyah). Din (agama) Allah SWT adalah bentuk agama fitrah
yang berkesesuaian (terkoneksi) dengan semula jati (diri) manusia dengan sang
pencipta. Sehingga jangan menyakiti, sebab rasa sakit adalah sama. Sebarkan
sayang, sebab rasa sayang itu sama. Tuhan sangat mencintai ketulusan, dan
membenci kelicikan. Maka, kamu tidak akan mendapati perubahan dalam sunnatullah
(tradisi atau ketetapan Allah).
Ada dua ketetapan Allah SWT yang berkaitan dengan
urusan alam semesta, termasuk manusia. Kaitan dengan sunnatullah dan
iradatullah. Pertama, sunnatullah (hukum Allah di alam semesta) sangat
berhubungan dengan hukum kepastian sebab-akibat. Konstanta alam semesta
menyebabkan kelahiran ilmu pengetahuan dan teknologi. Validitas dan reliabilitas ilmu pengetahuan merupakan embrio penemuan
teknologi, seperti pesawat. Hukum gravitasi bumi adalah hand-book sebagai
anugerah dari yang maha esa.
Beriman tidak cukup hanya berdasar pada ilmu yang
cabangnya adalah hukum kausalitas (tradisi sebab akibat). Wilayah ini, banyak
diperankan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dari kalangan agamawan
dan non agamawan, guna meraup keuntungan dunia dan fasilitas-nya. Meyakini
bukan Tuhan yang bekerja, tetapi tangan-tangan makhluk. Tangan jampi-jampi,
rajah-rajah. Artinya, belum total dalam mentauhidkan Allah SWT. Nabi Ibrahim
(khalilurrahman) telah menepis
kepercayaan terhadap jampi-jampi, ramalan zodiak, suara burung, suara jengkrik,
suara cecak, suara tokek. Belum lepas dari untung dan rugi, pertanda belum
sepenuhnya beriman tauhid kepada yang esa. Kecuali hikmah tauhid yang
membebaskan manusia dari stigma untung dan stigma rugi. Firman-Nya: " ... Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang esa,
maka kepada-Nyalah kamu berserah diri. Terus, dan gembirakan (hamba Tuhan) yang
patuh. Mereka adalah orang-orang yang bila mengingat Allah bergetar hati
mereka. Mereka bersabar dalam menjalani musibah yang ditimpakan kepada mereka.
Mereka mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki mereka."
(Alhaj:34-35). Ujung dari ilmu pengetahuan seyogyanya adalah keimanan
ketundukan hati. Dan Tuhan memberi petunjuk kepada orang beriman ke jalan yang
lurus (baca Alhaj:54).
Dua, iradatullah (kehendak Allah). Kehendak Allah
SWT tidak bisa dibatasi oleh dimensi ruang, waktu dan kondisi. Dia maha berbuat
tanpa ada seorang-pun yang sanggup menyuruh-Nya. Dia memberi petunjuk kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dia menahan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dia tidak menahan anugerah rahmat kepada siapa yang Dia beri anugerah. Dia tidak
memberi anugerah rahmat kepada siapa yang Dia cegah.
Iradatullah berkehendak diluar sunnatullah. Maryam
binti Imran sudah melahirkan Isa putera tunggal Maryam tanpa seorang bapak.
Melainkan menjalani proses kehamilan dan persalinan secara normal. Artinya,
Tuhan telah berkehendak kepada Maryam melalui iradatullah, diluar kelaziman
(ghairullazim). Tuhan membuktikan bahwa Dia kuasa untuk berbuat yang tidak
terikat dengan sunnatullah, meski Dia yang menciptakan sunnatullah atau hukum
Allah yang termanifestasi pada kebiasaan alam.
Beriman kepada sunnatullah saja belum cukup. Karena,
manusia terpenjara oleh hukum sebab akibat yang dia buat sendiri. Dampaknya,
bila mereka menang, timbul kesombongan. Bila mereka kalah, terbit kekecewaan.
Terpenjara oleh sunnatullah merupakan tanda seseorang belum merdeka.
Artikel ini mengarahkan saran bahwa siapa yang ingin
merdeka, bebas lepas dari penindasan duniawi, dengan satu syarat. Tauhid, kata kuncinya! Dalam surah Alhaj:31
diperintah taat (takwa) hanya kepada Allah SWT saja. Ilustrasinya, bila syirik
(menduakan-Nya), jiwa syirik seakan jatuh dari langit, lalu disambar burung.
Dan diterbangkan angin ke tempat yang asing (neraka). Sangat bermakna metafor
dan kiasan puitis tentang syirik. Sebaliknya, mereka yang takwa (tauhid), niscaya
Dia akan mencukupi kebutuhan-mu, mengampuni dosa, memaafkan, menghapus
kesalahan dan melipatgandakan pahala. Memberi jalan keluar (problem solving)
dari semua kesulitan hidup. Kehidupan menjadi mudah dengan takwa. Dia memberi
rezeki dari arah yang tidak diduga (terhimpun pada surah Ath-Thalaq tentang
hikmah takwa).
Telah dibuktikan, oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isa
putera tunggal Maryam dikalangan utusan Tuhan, Maryam seorang perempuan dari
kalangan hamba Allah SWT. Disaksikan pula oleh tujuh orang penghuni gua
(Magdalena, Tamlikha, Varis Tatiyunis, Martiyunis, Yulianis, Sariyulis,
Bartolomeus atau Barnabas) adalah pemuda yang benar tauhid mereka kepada Allah
SWT. Kemudian Allah SWT berkehendak kepada mereka diluar nalar manusia biasa.
Bisakah gen-z mendapat anugerah agung ini? Sangat bisa, sangat tergantung
kepada kehendak Tuhan mencampakkan mutiara batin di hati hamba-Nya. Jauhari
batin itu, berupa tauhid yang membebaskan, bukan syirik yang membelenggu!
Terhunjam hanya nama Tuhan yang tunggal. Hanya Dia tumpuan harapan bergantung.
Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada satupun yang setara
dengan-Nya. Esa dalam semua keadaan, tidak di luar dan tidak di dalam.
Melainkan, maha meliputi dan maha menyaksikan tiap-tiap sesuatu. Dia yang memasukkan hamba-Nya ke dalam surga
dengan rahmat-Nya. Lagi mengancam orang-orang zalim dengan siksa yang pedih
(neraka).
Iradatullah, tertuju pada api yang membakar Nabi
Ibrahim. Justru api menjadi dingin dan membuat keselamatan atas Ibrahim.
Binatang buas yang terhimpun dalam bahtera Nabi Nuh, menjadi jinak dan penurut.
Iradatullah terjadi juga pada Nabi Musa, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi Isa
putera tunggal Maryam, dan Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Jadi, dalam kajian
teologi, iradatullah yang berkenaan dengan para utusan Tuhan disebut mukjizat
(melemahkan musuh). Wali (jamak: auliya) yang bila tersengat iradatullah
disebut karamah (kemuliaan). Khusus orang-orang saleh disebut ma'unah atau
inayatullah (pertolongan Allah), wallahua'lam.
Komentar
Posting Komentar