AL-AUSY (RAMADAN 1446 HIJRIAH) DI KALBAR
AL-AUSY (RAMADAN 1446 HIJRIAH) DI KALBAR
Oleh
Ma’ruf Zahran Sabran
RAHMAT ALLAH SWT, bertepatan malam 1 Ramadan
1446 Hijriah, Pontianak-Kalimantan Barat telah kedatangan tamu Imam Timur
Tengah, syekh Abdurrahman Al-Ausy. Selama tiga hari beliau berada di Pontianak.
Salat taraweh pertama di masjid raya Mujahidin. Dan touring ditutup dengan
salat taraweh di Pesantren Ismuhu Yahya. Sebuah rahmat Allah SWT yang sangat
jarang kedatangan orang-orang saleh, di bulan yang saleh.
Tour Ramadan 1446 Hijriah, tim dari syekh
Abdurrahman Al-Ausy yang sudah sangat viral pembacaan Alquran di youtube
(hampir semua negara), sangat berbahagia berjumpa umat. Selama tiga malam telah
membersamai salat taraweh umat muslim kota khatulistiwa, sejak malam 1 Ramadan
sampai 3 Ramadan. Dilanjutkan tour Ramadan in Indonesia 2025 ke kota Bandar
Lampung dan seterusnya. Sebuah berkah Ramadan tersendiri bagi masyarakat
Pontianak.
Suara khas beliau yang sangat lunak, lembut,
merdu telah menyentuh relung hati orang-orang beriman. Tidak sedikit makmum
yang berderai air mata saat beliau menjadi imam. Diiringi hujan gerimis di luar
masjid, seakan senyawa dengan hati yang damai, mendawai kasih-sayang Tuhan,
saat beribadah di dalam masjid.
Malam pertama Ramadan, beliau mengimami salat
di masjid raya Mujahidin. Salat Isya, rakaat pertama, beliau membaca surah
Alqadar. Seakan memberi isyarat bahwa malam kemuliaan (lailatul-qadar) akan
didapat bagi orang yang ingin mendapatkannya. Rakaat kedua, beliau membaca
surah Al-'ashar. Seakan memberi isyarat hubungan antara dua surah tadi
(korelasi eksternal). Sungguh, kebahagiaan, kesejahteraan hidup bagi peraih
hadiah hingga akhir hayat (surah Alqadar), syaratnya tersimpan secara eksplisit
dalam kandungan surah Al-'asr.
Apabila surah Alqadar menggambarkan kemenangan
orang-orang yang meraup Alqadar. Sementara surah Al-'asr menepis kerugian yang
menimpa manusia. Manusia secara umum merugi. Diantara kerugian mereka adalah
usia lanjut di waktu asar, namun masih berlela-leha, bersantai-santai.
Bagaimana kalau memasuki masa tua, tanpa ilmu agama? Sanggupkah tulang rusuk,
tulang betis dan kaki, napas dan jantung, untuk kesana-kemari mencari ilmu
agama? Masih adakah waktu yang cukup dimasa tua, untuk menimba ilmu agama?
Betapa penting waktu muda (subuh), sebelum datang waktu tua, senja (asar),
sehingga Tuhan bersumpah, "wal ashri" (demi waktu asar). Sesungguhnya
manusia dalam kerugian. Semua manusia merugi, petani, pedagang, pegawai,
nelayan, karyawan! Karena waktu mereka habis di kantor, di sawah, di laut, di pasar,
di sekolah, di pabrik. Tidak sempat beribadah. Kecuali, orang-orang yang
beriman. Orang beriman adalah orang yang cerdas. Sebab, ilmu Tuhan diraih dari
sujud yang panjang dan dalam (hati). Orang yang beriman adalah orang yang
pintar. Berdasarkan ayat: "... Adapun orang-orang yang diberi ilmu
(cerdas), mereka mengatakan kami beriman kepadanya (ayat muhkamat dan
mutasyabihat). Semuanya datang dari sisi Tuhan kami. Dan tidak ada yang dapat
mengambil peringatan (pelajaran), kecuali ulul-albab (cendikia)." (Ali
Imran:7).
Kecuali, orang-orang yang beriman (indikator
cerdas), maka dia beramal saleh (good deed, noble deed). Amal saleh berbanding
lurus dengan keislaman seseorang. Lokus perpaduan iman, berjembatan ilmu untuk
islam (amal saleh). Telah dikalamkan (Ali Imran:18-19), Allah berfirman:
"Allah menyaksikan, sesungguhnya Dia ialah tidak ada Tuhan, kecuali Dia.
Demikian juga orang-orang yang berilmu, mereka berdiri tegak dengan
keseimbangan. Tidak ada Tuhan kecuali Dia, maha perkasa lagi maha bijaksana.
Sesungguhnya agama di sisi Allah (yang diridai) adalah agama islam (penyerahan
diri, tunduk, patuh, berada dalam keselamatan)."
Dakwah, misi, kampanye keselamatan di dunia
dan di akhirat, menjadi tugas (dakwah) semua orang yang beriman dan beramal
saleh. Meski dakwah bagian dari iman yang termanifes pada amal saleh. Penegasan
(confirmation) terdapat pada sambungan ayat tiga: " ... watawa shaubil
haqqi, watawa shaubish-shabri" (saling nasehat menasehati dengan
kebenaran, dan saling nasehat-menasehati dengan kesabaran). Konsep saling
menunjukkan bahwa ajaran agama Allah SWT bersifat setara semua umat (equal).
"Musawah bainan-nas." Manusia ibarat gigi sisir yang rata (annasu kal
musyti fil-istiwa'). Naskah kitab suci menyatakan dalam surah Alhujurat ayat
13, pesan kesemestaan.
Bila kebenaran sebagai tujuan (orientasi),
sedangkan kesabaran merupakan sebuah cara (strategi). Cita-cita ingin
membumikan Alquran sebagai kebenaran. Wajib bercara kesabaran sebagai strategi.
Keduanya sama-sama penting untuk saling mengingatkan (mutual reminder). Saling
mengingatkan menuju kebenaran sebagai tujuan. Kesabaran berkapasitas sebagai
strategi.
Demikian, uraian kedua surah yang dibaca oleh
Syekh Abdurrahman Al-Ausy dari Mekah, di kota Katulistiwa Pontianak. Menurut
penulis, uraian ini dapat dikembangkan lagi, guna mendapatkan kebaruan dalam
pembahasan. Setelah tiga hari, beliau membersamai masyarakat kota Pontianak.
Mudahan kedatangan yang membawa berkah bagi masyarakat kota. Selamat, selalu
sehat, berbahagia untuk syekh Abdurrahman Al-Ausy dari kota Mekkah
Almukarramah. Mudahan Allah SWT mempertemukan kita kembali. Viral youtube
beliau, cukup sebagai obat rindu. Selamat jalan syekh, fi amanillah.
https://youtu.be/ugaq-rSvnWc?si=j4V1ZZWzLYCHXtO8
Komentar
Posting Komentar