HIKMAH NUZULUL-QURAN
HIKMAH NUZULUL-QURAN
Oleh
Ma’ruf Zahran Sabran
Malam tanggal 17 Ramadan, setiap tahun
diperingati sebagai malam turun Alquran mulia yang diberkahi Allah SWT. Sebagai
tonggak sejarah awal peradaban umat manusia, tercatat sebagai tahun pertama
kenabian. Banyak terjadi peristiwa penting masa itu. Seperti, tanggal 17
Ramadan tahun ke-2 Hijriah dikenal sebagai tahun bertemu dua pasukan di medan
perang Badar. Perang yang membedakan antara garis kebenaran iman dan keingkaran
kepada Alquran. Hari itu, disebut juga
sebagai hari pembeda antara yang benar dan yang salah (yaumal-furqan yaumal
taqal jam'an).
Masyarakat modern, ditandai dengan banyak
membaca dan menulis. Selain menjadi penanda bagi keterpisahan masa pra sejarah
dan sejarah. Membaca merupakan suruhan wahyu yang pertama. "Bacalah, dengan
nama Tuhanmu yang maha menciptakan." (Al-'Alaq:1).
Sungguh, Alquran melampaui zamannya. Baik
sebelum maupun sesudahnya. Mukjizat yang disebut kalamullah, firman Tuhan.
Sehingga tidak terdapat cacat dan cela. Karena Alquran kalamNya, bermakna
dipastikan kebenaran Alquran, tidak terdapat kekeliruan atau kebengkokan.
"Diturunkan oleh yang maha mulia lagi maha penyayang." (Yasin:5).
Kegunaan Alquran diturunkan dalam upaya: "Agar engkau (Muhammad) memberi
peringatan kepada kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan
(agama). Sehingga mereka lalai." (Yasin:6).
Rahasia langit, bumi, surga, neraka sudah
Tuhan buka, ungkap dalam kitab suci Alquran. Barang siapa yang setiap malam
ingin meretas pagar-pagar sekuriti langit, bacalah, pahamilah, renungilah dan
terbangkan batin ke langit Alquran. Niscaya, terbuka rahasia mutiara langit
hati. Sungguh di langit tersimpan rahasia tentang manusia, malaikat, jin. Di
langit menyembunyikan rahasia takdir, ilmu, kekuasaan, kekuatan, kerajaan,
kebahagiaan dan kesengsaraan. Taklim (kajian) Alquran akan menguak hakikat
surga. Kemudian melayangkan batin ke surga-Nya. Meski tidak terdapat surah
jannah (surga), namun hampir setiap ayat memperbincangkan surga. Jiwa merasa
tenteram, aman, damai ketika pemaparan tentang surga dan puncak kenikmatan.
"Allahumma arina wajhakal karim" (ya Allah Tuhan kami, perlihatkanlah
kepada kami, wajah-Mu yang penuh kebaikan). Memandang-Mu di dalam surga,
sungguh ini adalah kenikmatan. "Laisa ba'daha na'im" (tidak ada lagi
yang dapat menandingi kenikmatan, setelah memandang wajah-Nya). Puncak
kebahagiaan, ialah bertemu serta memandang-Nya.
Tekstur kata yang digunakan, sangat mampu
merubah Arab yang biadab menjadi beradab. Saat kitab suci Alquran membuka
kegelapan dunia dengan cahaya ilmu pengetahuan. Alquran melarang eksploitasi
manusia atas manusia lain. Inspirasi kisah pengorbanan Habil dan Qabil
menunjukkan bahwa keikhlasan diperlukan dalam ibadah kurban. Keikhlasan
tersebut mewujud pada kualitas materi yang diberikan. Hewan ternak kurban yang
diberikan Habil (peternak) dengan kualitas hewan ternak yang terjamin
kesehatan, sanitasi, dan bebas virus. Berbeda dengan kurban yang diberikan
Qabil (petani). Dengan hasil bumi yang jelek, tidak higienis, cacat, busuk,
buruk. Jelas, kurban dari Habil diterima Allah SWT (makbul, mabrur). Sedang
kurban dari Qabil ditolak (mardud). Jadi, Alquran bersifat menginspirasi
orang-orang yang santun. Dan, Alquran bersifat mengintimidasi orang-orang yang
aniaya, semena-mena.
Nuzulul-quran di bulan Ramadan merupakan
bentuk kasih sayang Allah SWT kepada manusia. Umumnya, Alquran sebagai petunjuk
(hidayah) bagi semua manusia. Khususnya, Alquran sebagai rahmat (kasih sayang)
bagi kaum beriman. Rekom mukjizat, bisa ditinjau dari segi bahasa dan sastra.
Dapat ditilik dari sudut isyarat ilmiah dan isyarat ilahiah. Terangkum pada
harmoni dalam dualitas kreasi ciptaan Tuhan. Menyatakan simponi benda-benda
langit, bumi, bulan, matahari, malam, siang. Sehingga, membuktikan alam semesta
diciptakan dengan ukuran yang serius (eksakta). Niscaya, tiada kesia-siaan
dalam penciptaan. " ... Tuhan kami, tidak sia-sia apa yang Engkau ciptakan
ini. Mahasuci Engkau, hindarkan kami dari siksa neraka." (Ali Imran:191).
Sehingga Tuhan membantah keingkaran orang yang ingkar terhadap Alquran, dengan
nada bertanya: "Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu dengan
main-main (tanpa tujuan). Dan kamu mengira tidak akan dikembalikan kepada
Kami?" (Almukminun:115).
Kearifan (hikmah) Alquran diturunkan guna
memberi makna bahwa Tuhan berkehendak mutlak. Mutlak dalam arti sesuai
sunnatullah. Dan mampu berbuat di luar sunnatullah (inayatullah). Sunnatullah
yang oleh para scientist disebut hukum alam (nature of law), seperti manusia
akan mati jika tidak mengkonsumsi makanan. Mukjizat Alquran membantah, saksikan
ashabulkahfi (penghuni goa) yang tertidur selama 309 tahun. Tanpa makan, tanpa
minum. Namun sanggup bergerak ke kiri dan ke kanan, saat tidur panjang mereka.
Bukankah ini bertentangan dengan hukum fisika, melanggar aturan logika?
Berdasarkan kitab sejarah, tujuh pemuda belia tersebut adalah Tamlikha,
Magdalena, Paris Tatiyunis, Yulianis, Sari Yulis, Martunis, Bartholomeus
(Barnabas), dengan seekor anjing. Mereka adalah orang-orang yang berdarah Eropa
Timur (Roma). Keyakinan kepada keesaan Tuhan Allah SWT yang tak tergoyahkan.
Meski dengan ancaman salib oleh Dikyanus (penguasa wilayah). Allah SWT
mengilhami mereka, untuk mencari tempat persembunyian di dalam goa (kahf).
Mereka bukan nabi, namun hamba Tuhan yang teguh dalam mengesakan Allah SWT.
Bahkan, ada hamba yang ditidurkan oleh Allah SWT selama seribu tahun (mi-ata 'am). Kendati serasa sehari atau hanya setengah hari saja. Buktinya, dokumen kitab suci memberi perbandingan antara makanan dan minuman yang belum disentuh olehnya (masih hangat). Bandingkan dengan keledai didekatmu yang telah menjadi tulang belulang. " ... Dan Allah bertanya, berapa lama engkau tinggal di sini? Dia menjawab baru sehari atau setengah hari saja. Allah berfirman: Tidak, engkau telah tinggal seratus tahun. Perhatikan makanan dan minumanmu yang belum berubah (masih hangat). Namun, perhatikan keledaimu yang sudah menjadi tulang belulang (hancur). Agar Kami jadikan engkau sebagai pelajaran bagi manusia. Perhatikan bagaimana Kami menyusunnya kembali. Tulang belulang yang Kami balut dengan daging. Ketika telah nyata baginya (tentang kekuasaan Kami), dia berkata: Aku mengetahui, sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (Albaqarah:259).
Alquran menggugah akal untuk berpikir,
mengetuk hati untuk merasa, merangsang mata untuk memperhatikan kalamNya,
mengajak telinga untuk mendengar-Nya. Artinya, jangan pernah meragukan
ayat-ayat kebesaran Allah di seluruh penjuru ufuk (makrokosmik). Meski hanya
lembayung, atau binatang kecil seperti laba-laba, kupu-kupu, lebah atau nyamuk.
Lalu, ayat-ayat kebesaran Allah SWT yang terdapat di dalam dirimu
(mikrokosmik). Alquran membentangkan ayat-ayat Tuhan dengan satu tujuan, supaya
meyakini adanya alam semesta yang ghaib (metakosmik). Bahwa ketiga alam tadi
(mikrokosmik, makrokosmik, metakosmik) tunduk kepada maha pencipta (Allah).
Supaya orang-orang yang beriman tunduk kepada Tuhan, sejak Adam, Musa dan
Harun. "Dan sungguh, Kami telah menurunkan Taurat kepada Musa dan Harun
sebagai cahaya (penerang), dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Orang
bertakwa adalah mereka yang takut kepada murka Tuhannya. Meskipun Tuhan ghaib
(tidak tampak), serta gelisah terhadap huru-hara kiamat."
(Al-Anbiya':48-49). Didalam keghaiban Tuhan, manusia taat. Dan didalam
keghaiban-Nya, banyak manusia yang durhaka.
Dalam sejarah dunia, Taurat, Zabur, Injil,
Alquran diturunkan pada bulan Ramadan mulia. Sewaktu menyebut Alquran,
tersebutlah seluruh kitab-kitab suci terdahulu. Mengingat, secara harfiah bahwa
Alquran merupakan penghimpun. Bertugas menghimpun kitab suci terdahulu.
"Demikian, Dia mewahyukan kepadamu (Muhammad), dan kepada orang-orang
sebelummu (Muhammad). Allah maha perkasa lagi maha bijaksana."
(Asysyura:3).
Simpul literasi, beriman kepada kitab suci
yang pernah diturunkan Allah (tanazzul) menjadi ciri manusia takwa. Buktinya,
diawal surah Albaqarah, Tuhan menyuruh mengimani kitab suci. Sedang diakhir
surah Albaqarah (285) berupa larangan membedakan status para utusan Tuhan.
Albaqarah ayat 4: "Dan mereka yang beriman kepada apa-apa yang diturunkan
kepadamu, dan apa-apa yang diturunkan sebelummu. Dan mereka yakin adanya
akhirat." Wallahua'lam.
Komentar
Posting Komentar