TRANSFER
TRANSFER
Oleh
Ma’ruf
Zahran Sabran
TRANSFER
sudah sering didengar, sejak temuan dunia informasi digital. Perkembangan zaman
adalah kemestian sunnatullah di alam semesta. Dari masa primitif, agraris,
teknik. Dan sekarang, masa digital. Tak terhindarkan saat penggunaan handphone
sudah meluas. Manusia menjalani aktivitas kehidupan dari bangun tidur sampai
tidur lagi, bersahabat dengan simbol, angka, huruf berupa tombol otomatis.
Istilah dompet digital, warung digital, lowongan kerja digital, perpustakaan
digital, pembelajaran di ruang digital, sampai pencarian jodoh digital, sudah
sangat akrab. Terutama oleh anak-anak zaman now.
Isi
transfer bukan hanya uang, namun juga orang, barang dan pesan. Terakhir ini,
Alquran mentransfer pesan. Dia memesankan banyak pesan. Terutama, dua pesan:
Pertama, pesan perintah untuk
mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dan menaati utusan-Nya, Rasulullah Muhammad
SAW. Kedua, pesan larangan berupa jangan mempersekutukan Allah SWT (khalik)
dengan semua ciptaan-Nya (makhluk). Silakan, cermati seluruh isi Alquran.
Bukankah intinya dua perihal tersebut. Jangan menghukum Tuhan memiliki anak
laki-laki (walad). Sungguh kemurkaan yang besar dari-Nya. Telah mempersamakan
Tuhan dengan ciptaan. Padahal Dia ahad (esa), Dia tidak meminta, tetapi Dia
tempat meminta. Dia tidak berketurunan, Dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Tidak ada satupun yang sama dengan Dia (baca surah
Al-Ikhlas:1-4).
Alquran
sering mengisahkan dua agama sebelum Islam. Islam yang pewahyuannya sekitar
Mekah-Madinah. Dalam sejarah, dua agama besar itu adalah Yahudi dan Nasrani.
Adapun corak beragama Yahudi sangat dominan materialisme (syariat). Sedang
Nasrani sangat dominan spiritualisme (hakikat). Meskipun pasca Nabi Musa bin
Imran, dan pasca Nabi Isa putera Maryam, blok pemikiran keagamaan mereka menjadi
sumir. Selain terdampak oleh kemajuan peradaban, juga terdapat revisi pada
kitab suci mereka.
Tuhan
yang maha pengampun menyediakan dua pilihan bebas. Bertaubat dari dosa sebelum
kematian. Atau, mengekali dosa sampai mati. Dan orang yang berdosa, sedang
belum sempat bertaubat. Menjadi rahasia Allah SWT untuk merahmati dia, atau
menghukum dia. Sehingga Rasulullah SAW berulang kali, membaca satu maqra'
terakhir dari surah Al-Maidah, sebagai bentuk percakapan Allah SWT secara
langsung kepada Nabi Isa putera Maryam. Di hari penghakiman yang sangat bijak
dan adil. Bacaan Rasulullah SAW dihujani oleh derai air mata deras. Sungguh,
mereka adalah umat Rasulullah SAW di akhir waktu. Kini, adalah masa-masa akhir
zaman, dimana umat ini menyaksikan tanda-tanda akhir zaman. Tanda yang dahulu,
oleh sahabat hanya didengar. Sekarang, prediksi (nubuwah) akhir zaman sudah
kita saksikan dan buktikan.
Berita
Alquran mengerucut pada dua kubu. Kubu taat, tunduk, ikhlas. Kubu durhaka,
ingkar, mendustakan lagi sombong. Konsekuensi pekerjaan juga dua, surga dan
neraka. Setiap orang yang akan masuk surga, terlebih dahulu, diperlihatkan
kepadanya neraka yang akan ditempati. Namun dirinya memilih surga dengan
menaati Allah SWT dan Rasulullah SAW. Demikian pula orang yang dengan kepastian
hukum menempati neraka. Terlebih dahulu, diperlihatkan kepadanya surga. Disini,
negeri akhirat adalah penyesalan panjang bagi orang-orang kafir. Penyesalan
yang tidak berkesudahan. Ingat, kepada-Nya tempat kembali seluruhnya. Janji-Nya
adalah benar. Demikian Allah Tuhanmu. Sembahlah Dia saja. Apakah kamu tidak
mengingat janji yang telah dibuat, dengan mudah untuk dilupakan? Perjaanjian
suci (mitsaq) adalah, jika kamu beriman dan beramal saleh, maka surga untuk
mereka. Adapun orang-orang yang ingkar akan perjanjian keesaan, niscaya bagi
mereka tersedia minuman dari timah panas yang mendidih, mereka diliputi siksa
yang pedih, karena keingkaran mereka (baca surah Yunus:4).
Di
atas tadi adalah contoh Alquran berfungsi sebagai Alfurqan atau pembeda antara
yang benar dan salah (haq dan bathil). Tanpa pernah ditutup-tutupi, atau
menyampaikan pesan Alquran dengan malu-malu.
Atau takut diintimidasi umat, sehingga Alquran hanya bicara tentang
surga-surga saja, yang enak-enak saja. Alquran tanpa bicara neraka. Alquran
sebatas bicara halal-halal saja. Namun dia abai membicarakan yang haram. Jika
demikian, Alquran membiarkan kezaliman orang yang zalim, membenarkan kebodohan
orang yang bodoh, memercayai orang munafik dengan kemunafikan. Sama juga,
Alquran menjadi stempel kejahatan. Jelas, tidak mungkin Alquran melakukan
pembiaran terhadap kezaliman, kebodohan, kemunafikan, kejahatan. Bukan ciri
Alquran bila diam terhadap suara kesombongan Fir'aun karena kerajaannya. Bukan
ciri Alquran jika acuh terhadap kedurhakaan Qarun karena kekayaannya. Bukan
ciri Alquran tatkala buta melihat kebohongan Haman, sang ilmuwan yang
melacurkan ilmunya kepada Fir'aun. Alquran tidak menerima sikap keangkuhan
Namrud-Namrud milenial. Ketahuilah, setiap masa, Alquran memiliki vitalitas
untuk bicara, bukan diam dihadapan kezaliman Fir'aun-Fir'aun milenial. Semua
zaman, Alquran tidak pernah membiarkan Qarun-Qarun menikmati kekayaan haram
dengan nyaman. Akan Allah SWT utus Musa-Musa milenial, dan akan Allah SWT turunkan Ibrahim-Ibrahim milenial.
Akan Allah SWT hadirkan Isa-Isa milenial yang akan mendobrak sistem ekonomi
ribawi, praktik-praktik palsu beragama. Pasti, akan Tuhan undang
Muhammad-Muhammad milenial, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali milenial. Untuk
memperbaiki tatanan kehidupan yang beradab dan berkeadaban.
Tuhan
akan mentransfer kekuatan yang besar, tidak sekedar merebut Konstantinopel,
tetapi juga meletakkan hukum Tuhan yang dahulu diabaikan oleh umat Yahudi,
Nasrani dan Islam. Tujuh tahun masa kedamaian, kesejahteraan, keadilan,
kemakmuran lahir batin yang dijanjikan Rasulullah SAW dalam nubuwat
(tanda-tanda) hari kiamat, nubuwat akhir zaman. Adalah pemerintahan dibawah
naungan pedoman kenabian. Sehingga, semua orang menjadi kaya. Buktinya, zakat,
infak dan sedekah tidak ada lagi yang berhak menerima (semua telah menjadi
muzakki). Dan, seorang wanita berangkat haji dan umrah sendirian, tanpa
ditemani mahram. Sebab, sudah dapat dipastikan, dunia dalam keadaan aman
sejahtera. Hasil bumi, tambang, flora, fauna, hasil laut, sungai, danau
melimpah-ruah selama tujuh tahun.
Sekarang,
apapun yang ditransfer Alquran pasti baik. Dia mentransfer surah Yunus, kisah
Yunus, baik. Supaya kita menjadi orang baik. Dia mentransfer kisah Musa, Musa
baik. Supaya kita menyontoh Musa. Alquran mentransfer kisah umat Nabi Nuh yang
durhaka, itupun baik. Supaya kita jangan menjadi tipikal umat Nabi Nuh yang
durhaka, sehingga mereka ditenggelamkan. Saat daratan berubah menjadi lautan,
banjir besar. Tujuannya, ambillah pelajaran dari yang ditransfer Alquran kepada
umat manusia. Wallahua'lam.
Komentar
Posting Komentar