ISRAEL DITIMPA KEHINAAN



ISRAEL DITIMPA KEHINAAN

Oleh

Ma’ruf Zahran Sabran

Ditengah peperangan Israel vs Iran membara. Amerika Serikat ikut campur dengan membombardir wilayah instalasi nuklir Iran. Tiga zona, Isfahan, Nathan, Fordow. Pasca pemboman tersebut, Donald Trump mengajak berdamai. Sebuah pernyataan yang ditolak akal sehat. Reaksi Iran, bukan malah takut. Namun semakin memberani. Rudal balistik hipersonik jenis Sijjil menyasar kota Tel Aviv dan kota pelabuhan, Haifa. Rudal dibalas rudal. Serta, dampak ikutan lainnya.

Posisi Iran di kawasan Timur Tengah, sejak dahulu telah menjadi ancaman berbahaya bagi Israel dan sekutunya. Menimbang kondisi perang dingin tersebut, Iran sangat berhati-hati. Buktinya, sejak 1989, Iran mempersiapkan armada tempur yang handal, serta mempersiapkan alutsista yang unggul berpresisi. Melalui anak muda Iran yang kuliah di Rusia, belajar merakit bom, belajar teori dan praktik bela negara. Tidak sia-sia, dua dekade berikutnya, Iran telah memanen sarjana pada seluruh lapangan kehidupan, termasuk persiapan tempur. Ketika geopolitik tidak sedang baik-baik saja.

Selama dua puluh tahun, Iran diembargo oleh Amerika dan sekutu blok barat. Kemudian, kebijakan pemerintah Garda Revolusi Islam Iran berkiblat dan membangun hubungan persahabatan dengan Rusia dan kawasan blok timur. Blok timur termasuk RRC, Korea Utara, Pakistan, Yaman. Iran telah menunjukkan kepada dunia. Bahwa Iran berani, untuk "berdiri di atas kaki sendiri." Faktanya, Iran terus membuat rudal "made in" rumah sendiri. Seperti rudal Khaibar, rudal Fatah, rudal Sijjil. Atau, rudal yang paling tua, namun cukup untuk menggoyang kota-kota di Israel, rudal Amad.

Berawal dari serangan Israel ke kota Teheran, Iran (negeri para mullah). Tragedi Jumat, 13 Juni 2025. Jam 02.00, dinihari waktu Teheran, rudal Israel buatan Amerika menghancurkan kota, membunuh penduduk sipil. Tidak sampai 24 jam, terjadi serangan balas. Dari Teheran menuju Tel Aviv dan Haifa, ratusan rudal berpresisi menyasar wilayah. Mengamuk, menghancurkan bangunan, dan korban berjatuhan di kalangan tentara IDF (Israel Defence Forces).

Reaksi dunia menjerit, berteriak. Bahwa perang teluk, tidak sekedar membawa efek regional (dampak kawasan). Melainkan, akan berdampak secara internasional. Mengingat, pasokan minyak bumi dan gas alam berasal dari Iran. Distribusi dari Iran ke pasar dunia, mencapai 30 persen dari cadangan minyak dunia. Melalui jalur masuk dan keluar, antar negara. Tepatnya di selat Hormuz, teluk Persia (Iran). Bila selat Hormuz ditutup Iran, maka yang sangat sengsara adalah Amerika. Akan terjadi kelangkaan minyak dan gas alam. Bahkan, dapat mematikan Amerika, pabrik dan industri dunia. Amerika akan gelap, setelah dia bermusuhan dengan Rusia, China, Iran. Dan setelah dipastikan selat Hormuz ditutup permanen.

Solidaritas negara-negara Arab mulai terbangun. Kesadaran Arab Saudi, Irak, dan negara kawasan sekitar. Faktor pemantik kebersamaan dunia adalah sikap arogan Israel terhadap rakyat Palestina. Palestina, negara berdaulat penuh, terjajah oleh Israel sejak 1948 sampai sekarang. Malah, Israel melancarkan program genosida (penghapusan dan pembunuhan etnis Palestina secara massif). Jelas, sikap anarki Israel sangat bertentangan dengan Piagam PBB. Dan melanggar Hukum Internasional. Kenapa berani  gerangan?

Meskipun, perilaku kejam Israel dikecam dunia. Masyarakat timur dan barat mengutuk agresi militer Israel terhadap tumpah darah, tanah air suci Alquds Palestina. Tetapi tentara Israel tidak bergeming terhadap kutukan masyarakat dunia. Berkali-kali dilayangkan sikap protes dari PBB, namun tidak terealisasi. Justru, mereka semakin menjadi brutal, membabi-buta. Sebabnya, Amerika salah satu negara pemegang hak veto. Hak untuk membatalkan hasil resolusi PBB. Pemegang hak veto lainnya, Rusia, China, Inggris, Perancis. Sehingga, apapun putusan PBB untuk melakukan tindakan terhadap kekejaman Israel, pasti dibatalkan oleh Amerika. Karena, Amerika (Washington) adalah Israel besar. Tel Aviv adalah Israel kecil.

Gagasan mereformasi PBB dan seluruh dewan, dilontarkan pertama kali oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Ibu Retno Marsudi, beliau sangat gigih memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina yang dirampas, ditindas. Beliau sudah bekerja maksimal untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan RI. Cita-cita mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Ternyata, hari ini, perjuangan tersebut harus berlanjut. Perjuangan lanjutan, demi keamanan dan kedamaian tata dunia global. Melindungi seluruh tumpah darah bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengaruh genosida Israel terhadap rakyat Palestina, mengakibatkan mereka dikutuk oleh semua penduduk bumi. Terlebih ketika, kecaman datang dari semua penjuru bumi. Lalu, kemana mereka akan lari? Justru negara yang mereka duduki secara tidak sah, telah dirudal oleh Iran. Terus, tentang kedurhakaan bangsa Israel (Yahudi) ini, sejak dini sudah Tuhan peringatkan. Peringatan (alarm) itu berbunyi: "Ditimpa kehinaan atas mereka, dimana saja mereka berada. Kecuali, jika mereka berpegang kepada hubungan dengan Allah, dan hubungan dengan sesama manusia." (Ali Imran:112).

Mengingat Israel akan kembali berdiaspora seperti dahulu kala. Karena kekalahan kedua, setelah kekalahan yang pertama. Hancur lumat bangsa Israel, kucar-kacir tiada lagi bertanah air. Akhirnya, mereka malu membawa identitas sebagai suku Yahudi. Sebab, Yahudi sudah menjadi ikon keburukan internasional. Allah SWT telah firmankan dalam kutub (jamak dari kitab) suci-Nya. Sejarah penyelamatan Israel dari kejaran Fir'aun. Lantas Allah SWT menenggelamkan Fir'aun beserta pasukan. "Dan setelah itu, Kami berfirman kepada keturunan Israel: Tinggallah di negeri ini! Tetapi, apabila datang masa perjanjian. Niscaya, Kami kumpulkan kamu dalam keadaan bercampur-baur." (Bani Israil:104).

Janji Tuhan benar telah tiba. Kebaikan berbalas kebaikan, kejahatan berbalas kejahatan (baca: Bani Israil ayat 7). Pembalasan yang setimbang. Tombol dengan tombol. Rudal dibayar rudal. Nuklir dihantam nuklir, beterbangan saling menimpakan. Isyarat ilahiah dan kesepadanan ilmiah ditemukan pada surah Arra'du (13) ayat 6: "Dan mereka meminta kepadamu, agar dipercepat siksaan, sebelum mereka meminta kebaikan. Padahal, beragam siksaan sebelum mereka (telah ditimpakan). Sungguh, Tuhanmu benar-benar memiliki ampunan bagi manusia atas kezaliman mereka. Dan sungguh, Tuhanmu sangat keras siksaan-Nya." Wallahua'lam.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENEMUKAN JALAN TENGAH DALAM PEMAHAMAN ISLAM

TIPUAN PAHALA DAN DOSA CIRI AKHIR ZAMAN

MERAHASIAKAN ATAU MENYATAKAN AMAL