BULAN KELAHIRAN SANG JUNJUNGAN
BULAN KELAHIRAN SANG JUNJUNGAN
Oleh
Ma’ruf Zahran Sabran
Berbagai macam cara yang dilakukan umat untuk
memperingati dan merayakan bulan kelahiran sang junjungan. Memperingati dengan
makna mengingat perjuangan sang Rasul. Mengingat beliau adalah ungkapan terima
kasih (syukur) atas kelahiran Rasul sang cahaya pengasih, penyayang, perawat.
Berdasarkan firman Allah SWT dalam surah Attaubah ayat 128: "Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari jenismu sendiri (manusia). Terasa berat
beban yang dipikulnya, sangat menginginkan keselamatan untukmu. (Rasul) sangat pemelihara dan
penyayang kepada orang-orang mukmin."
Merayakan juga ungkapan kegembiraan atas hari
kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW. Justru merayakan, mensyukuri
kehadirannya, risalah iman dan islam yang dibawanya, Alquran yang diajarkannya
lebih baik dari perayaan apapun di muka bumi. Maulid, lebih berharga dari
seluruh kekayaan dunia yang dikumpul dan dihimpun.
Memang Rasul tidak pernah menyuruh umat merayakan
kelahiran beliau, sehingga dapat disebut bidaah. Tetapi yang menyuruh adalah
Allah SWT. Banyak cara merayakan dengan puasa setiap hari Senin, khatamul kitab
Alquran, pembacaan kitab Albarzanji, seminar, konferensi, diskusi, sampai
ceramah agama. Tentang Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, akhlak, dan khazanah
literasi mengenai diri sang junjungan, cahaya, kasih sayang.
Iman, ilmu, amal, harta, akal, keturunan, kekayaan,
menjadi berarti karena kelahiran dan kehadiran sang utusan, Muhammad
(bimuhammadi). Apapun yang dicari, dikumpul, dihimpun tanpa dengan menyertakan
Nabi Muhammad SAW, pasti semuanya binasa. Binasa dalam arti tidak bermanfaat.
Tidak bermanfaat sama dengan kerugian yang besar.
Rugi besar lawan bagi untung besar. Untung besar
adalah dengan mengimani Rasulullah Muhammad. Teladan darinya, satu-satunya
jalan sah yang mengantar kepada Allah SWT. Setiap orang pasti mencari untung,
ingin mendapat yang lebih baik dari amal yang dia kerjakan dan semua yang dia
himpun di dunia.
Keuntungan paling besar adalah bersyukur kepada
Rasul, mengimani, mencintainya, dan selalu bersamanya. Bila telah berhasil mencintai
Rasul, dan Rasul lebih pasti mencintai. Maka cinta yang lain akan menjadi
bermakna. Satu cinta (secinta) maksudnya sesifat dengan sifat Rasul, yaitu
shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (penyampai, pemurah),
fathanah (cerdas). Hilanglah sifat kemanusiaan yang banyak menghinggapi manusia
seperti dusta, khianat, kikir, bodoh. Jujur merupakan pohon kehidupan yang
tidak pernah mati. Amanah merupakan air kebermanfaatan (berkah) yang mengalir
terus, tidak pernah putus. Pemurah adalah cinta abadi tanpa harus memiliki.
Artinya, mengambil tanggungjawab kerelaan, tanpa beban dan bukan kewajiban
hukum. Cerdas merupakan sikap kerelaan di semua ruang dan waktu. Cerdas sanggup
membuat yang susah menjadi mudah. Membuat yang jauh menjadi dekat. Membuat yang
berat menjadi ringan. Membuat yang penat menjadi rehat. Inti kecerdasan adalah
cerdas membaca situasi dan kondisi, serta mampu memberikan solusi yang tepat
guna. Akhirnya, Rasul menjadi guru untuk setiap orang (diri), inspirator yang
tidak pernah mati.
Dengan kehadirannya yang membawa rahmat, sehingga
seluruh amal dunia dan amal akhirat menjadi bernilai saleh. Tidak bersamanya,
menjadi semua amal dunia dan amal akhirat tidak berkualitas saleh. Diri Rasul
Muhammad adalah pelajaran, obat, petunjuk, kasih sayang. Dalam kalamullah
dikalamkan: "Hai manusia, sungguh telah datang kepadamu (Muhammad) sebagai
pelajaran dari Tuhanmu. Obat bagi hati (yang sakit), petunjuk, dan kasih sayang
bagi orang-orang mukmin." (Yunus:57).
Perayaan
maulid selama dalam batas-batas yang dibenarkan syariat, masih dibolehkan.
Malah dianjurkan Tuhan: "Katakan, dengan keutamaan dari Allah dan kasih
sayang-Nya, (Dia utus Muhammad). Dengan demikian itu, hendaklah engkau
bergembira (merayakan). Maka (kelahiran Muhammad yang kamu syukuri) lebih baik
dari semua apa yang kamu kumpulkan di dunia." (Yunus:58). Rasa syukur,
farah (kegembiraan) umat kepada Nabinya tidak dapat diwakilkan oleh artikel
ini. Rasa cinta adalah rahasia. Lubuk tersembunyi di hati umat akan kerinduan
yang dinanti. Meski kini, masih terpisah oleh jagad semesta, terpenjara oleh
nyawa.
Bagi umat yang menyadari, sungguh Rasul Muhammad
selalu hadir untuk umat yang mencintainya. Cinta umat kepada Nabi, berkat doa
Nabi kepada Allah SWT. Telah Dia firmankan: "Dia yang telah mengutus
dikalangan kaum, Rasul yang senantiasa bersama mereka membacakan ayat-ayatNya.
(Rasul) yang selalu menyucikan (jiwa umat). (Rasul) yang selalu mengajarkan
kepada mereka Alkitab (Alquran) dan hikmah (sunah). Sedang kamu dahulu berada
dalam kesesatan yang nyata." (Aljumuah:2). Menciri bahwa umat tidak
terpisah dengan Rasul-Nya, dan Rasul tidak terpisah dengan Tuhan. Oleh karena
itu, larangan untuk mengkhianati Allah, Rasul dan kaum muslimin. Malah Nabi
Muhammad dan semua umat disuruh oleh Allah SWT memohon ampun untuk kaum
mukminin dan mukminat, dalam firman: "Maka ilmuilah, sesungguhnya tidak
ada Tuhan kecuali Allah. Dan meminta ampun atas dosamu, dan untuk kaum mukminin
dan mukminat. Dan Allah maha mengetahui tempat pulang-pergimu, dan tempat kediamanmu."
(Muhammad:19).
Rasul Muhammad yang membawa Islam adalah solusi
tepat dan cepat untuk kemanusiaan. Misal, hukum asasi dalam menikah berjumlah
satu istri, bila dikhawatirkan untuk tidak berlaku adil. Namun masih memberi
ruang toleransi dengan tradisi setempat, kapasitas kelayakan memenuhi hajat
batin dan hasrat lahir yang berkeadilan, dan berkemampuan. Bukan akhirnya
menikah yang menyeret ke lubang kesengsaraan. Bila terpenuhi syarat kepatutan,
dipersilakan memasuki pilihan sadar akan resiko, bila beristri dua, tiga, dan
maksimal empat (poligami). Namun, pilihan adilnya adalah satu (monogami),
andaikata tidak bisa berlaku adil. Sebab, ada oknum yang melarang poligami yang
sah, namun melakukan zina (tindak kejahatan seksual) dimana-mana.
Demikian pula, memakan daging hewan. Islam memberi
ruang kebolehan (mubah) menikmatinya, bertujuan memenuhi protein hewani. Tubuh
perlu sehat untuk menjalankan aktivitas kekhalifahan (kepemimpinan) di
bumi. Sehingga setiap ibadah memiliki
waktu tertentu, dan ringan untuk dikerjakan. Contoh, sebaik-baik khutbah adalah
yang singkat durasi waktunya, pendek naskahnya, mudah dipahami isi nasehatnya.
Atau, jika menjadi imam dalam salat berjamaah, maka ringankan salatmu
(yukhaffif). Jika salat sendiri (munfarid), maka panjangkanlah salatmu
sekehendak hatimu (yuthawwil masya-a).
Dalam berpuasa, Rasul Muhammad mengajak akhirkan
waktu makan sahur, atau mendekati waktu imsak dan azan subuh. Saat berbuka,
segerakanlah dengan memakan yang manis-manis dan belum disentuh api, seperti
kurma. Setiap perintah, pasti diiringi
dengan kemudahan. Setiap larangan perlu kesadaran untuk meninggalkannya.
Perintah Tuhan mengandung kebaikan dan kesehatan. Larangan Tuhan mengandung
keburukan dan penyakit. Contoh, berzina akan menimbulkan penyakit kelamin (virus
HIV), selain ongkos kesehatan jiwa yang terancam, kecaman moral dan hujatan
sosial.
Rasul Muhammad datang untuk membebaskan, bukan untuk
membelenggu. Belenggu rohani lebih berbahaya daripada belenggu jasmani.
Belenggu rohani dalam arti kebodohan tentang siapa yang menyembah, dan siapa
yang disembah? Kebodohan dalam makna menghalalkan yang diharamkan Allah. Dan
mengharamkan yang dihalalkan Allah. Dalam arti melawan fitrah. Melawan fitrah
adalah membangun penjara bagi diri sendiri. Dan memborgol tangan dan kaki
sendiri. Mereka yang sudah tercerahkan, lihatlah sahabat (duta) Rasul yang
memasuki istana Raja Roma (Heraklius),
tanpa bersembah-sujud. Dengan lantang membacakan surat dakwah Rasul dengan
tegas di hadapan majelis. Karena yakin terhadap kebenaran ajaran keesaan yang
mengusung kemerdekaan.
Misi Rasul Muhammad adalah membuang takhayyul
(halusinasi), kecemasan dan ketakutan terhadap masa depan. Tegaklah berdiri
sama tinggi, duduk sama rendah. Terangkat sama kering, terendam sama basah.
Oleh karena itu, ritual (sakramen) dalam Islam sangat dilarang untuk memuliakan
(menyucikan) seseorang, dan menghinakan seseorang. Dalam kitab suci
diperingatkan: "Dan sesungguhnya masjid-masjid Allah, jangan kamu
menyembah bersama Allah terdapat sesuatupun (entitas selain Dia)."
(Aljin:18). Ini merupakan larangan, jangan sampai agenda ibadah justru beralih
menjadi agenda untuk memuji hamba, atau jadual menyembah (memuja) manusia.
Ujungnya, rasakan kehadiran sang Rasul Muhammad yang
terus-menerus menuntun, mengajak, membimbing umat ke jalan Tuhan yang maha esa.
Tanpa pernah membenci siapapun. Bahkan Rasul Muhammad adalah induk kasih
sayang. Sehingga Tuhan menangguhkan siksa-Nya, bahkan memadamkan amarah karena
kekasih-sayangan kepada utusan-Nya, Muhammad habibullah. Berdasarkan firman
Tuhan: "Dan Allah tidak akan menyiksa mereka (durhaka), selama engkau
(Muhammad) berada di tengah mereka. Dan
Allah tidak akan menyiksa mereka (durhaka), selama mereka masih memohon
ampun." (Al-Anfal:33). Bahkan Rasul Muhammad yang berhati lembut, banyak
memintakan keringanan untuk umat. Direkam Tuhan dalam surah Alhujurat ayat 7,
berikut: "Dan ketahuilah, di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Sekira dia
menuruti kemauanmu dalam banyak hal, pasti kamu kesulitan. Tetapi Allah
menjadikan kamu cinta terhadap keimanan,
dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu. Menjadikan kamu benci kepada
kekafiran, kedurhakaan, dan dosa. Mereka itulah orang-orang yang berada di
jalan lurus." Selain itu, Rasul Muhammad telah sempurna menyampaikan
risalah Islam sebagai agamamu. Allah telah rida, Allah menjadi Tuhanmu. Islam
agamamu, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulmu. Telah sempurna, lengkap dan utuh
agama yang beliau sebarkan dengan kasih,
sayang, kerelaan, tanpa paksaan. Selawat dan salam atas junjungan alam.

Komentar
Posting Komentar