KULIAH AGAMA ISLAM MATERI TAWADHU'

Kuliah Agama Islam - Tawadhu'

Dosen : H. Ma'ruf H. Zahran, S.Ag, M.Ag    

    Tawadhu'  berasal dari kata Wada'a yang artinya merendahkan, yakni merendahkan diri. Para ulama tasawuf memberikan pengertian yang berbeda-beda tentang tawadhu' tapi hakekatnya sama. Diantara pengertian itu adalah sebagai berikut : Tawadhu' adalah sikap rendah hati yang dimiliki oleh orang yang dapat mengendalikan nafsunya tatkala mendapat nikmat yang lebih dari orang lain, dan menyebabkan orang sombong. Sikap ini akan membuahkan perilaku baik, baik kepada Allah maupun kepada sesama makhluqNya. Tawadhu' adalah bersikap tenang, sederhana, sungguh-sungguh, dan menjauhi sikap takabur, beringas, maupun membangkang. Tawadhu'  merupakan salah satu sifat seorang mukmin yang termasuk shadiqin. Fudail bin Iyadh mengatakan bahwa orang mutawadhi'  (orang yang tawadhu') ialah orang yang tunduk dan taat melaksanakan yang haq (benar) serta mau menerima kebenaran itu dari siapapun. Al - Junayd mengartikan tawadhu' ialah tidak membusungkan dada, tetapi lemah lembut sebagai tanda hormat kepada manusia. Ibn Mubarak mengatakan, kesombongan terhadap orang kaya dan rendah hati terhadap orang miskin adalah bagian dari sifat tawadhu'. Ibnu Taymiyah menerangkan, bahwa tawadhu' adalah menunaikan segala yang haq dengan sungguh-sungguh, taat menghambakan diri kepada Allah, bukan hamba manusia, bukan hamba hawa nafsu, dan bukan hamba siapapun, serta tidak menganggap dirinya tinggi. Abu Yazid al-Bustami ketika ditanya, "Bilakah seseorang mencapai sifat tawadhu' ? Dijawahnya, " Jika ia tidak menyamakan dirinya pada suatu maqam dan hal, serta menganggap bahwa tak seorangpun diantara umat manusia di dunia ini yang lebih buruk dari dirinya". Yahya bin Mu'ad menegaskan, "Kerendahan hati adalah sifat yang sangat baik bagi setiap orang, tetapi ia paling baik bagi seorang yang kaya. Kesombongan adalah sifat yang menjijikkan bagi setiap orang, tapi lebih menjijikkan kalau menghinggapi orang miskin. Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam dirinya terdapat kesombongan meskipun seberat biji sawi" (HR. Muslim).
    Para ulama tasawuf membagi tawadhu'  ini menjadi tiga tingkat. Pertama, tawadhu'  pada agama, yaitu sikap tidak menentang keterangan yang dinukil dari firman Allah dan RasulNya dengan alasan tidak masuk akal, tidak mencela argumentasi agama, dan tidak menimbulkan perselisihan pendapat (khilafiyah). Kedua, sikap rela menjadikan sesama muslim sebagai saudaranya selama Allah menganggap orang tersebut sebagai hambaNya. Ketiga, merendahkan diri kepada yang haq yang datang dari Allah serta tunduk, taat dan patuh kepada hukum2Nya dan tidak membangkang sama sekali.

Sumber : Ensiklopedi Tasawuf. Penerbit Angkasa. Penulis : Tim UIN SYARIF HIDAYATULLAH