Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Al Bayan 10 : Maqomat | Mubayyin : Ma'ruf Zahran

Al Bayan 10 : MAQOMAT Mubayyin : Ma’ruf Zahran Perang akhir zaman adalah perang melawan kekafiran dan kemusyrikan. Kekafiran dan kemusyrikan adalah kemah (fusthath) yang dipimpin oleh Dajjal dan persekutuannya. Sedangkan kemah (fusthath) keimanan dan ketauhidan yang dipimpin oleh almasih waliyullah Isa putera Maryam dan khalifah waliyullah Imam Al Mahdi alaihissalam, sebagai pemimpin para auliya Allah SWT. Hanya ada dua kemah di saat ini ; kemah kekafiran tanpa keimanan, dan kemah kekafiran tanpa keimanan. Sebuah garis yang sangat ekstrim. Tidak ada lagi abu-abu (syubuhat) ; semua jelas, mereka yang munafik, fasiq, dzalim, ragu-ragu tercerabutlah iman di hatinya, telah menjadi kafirlah dia dibawah pimpinan Dajjal dan persekutuannya, walau dia rajin taat, taat palsu dan semu, hatinya telah kafir kepada Allah SWT, dan jumlah mereka sangat banyak, 2/3 dari jumlah ummat Nabi Muhammad SAW. Sementara yang benar-benar yaqin, benar-benar taat, Allah SWT masukkan ke dalam kemah keimanan tan

Al Bayan 9 : Penghalang | Mubayyin : Ma'ruf Zahran

  Al Bayan 9 : PENGHALANG Mubayyin : Ma’ruf Zahran Penghalang ruh menuju Allah SWT sangat banyak. Padahal seyogyanya ruh dengan lapang sesuai dengan nama ruh (jamak : arwah) artinya lapang. Lapangan tersebut bisa terjadi ketika ruh telah ma'rifah kepada Allah SWT. Berjalan ruh dengan rihal - rihlah (perjalanan) penuh menyenangkan karena ruh telah bercahaya   dengan cahaya nur Muhammad SAW. Sementara ruh yang tidak mengenal Allah, ruh jahil adalah gelap (dzulumat) sesat jalan, buta, gulita. Ruh yang jahil (bodoh) tentang Allah SWT adalah ruh orang-orang yang kafir, musyrik, munafiq, fasiq. Al Bayan kali ini menuliskan ruh yang jahil, gelap, buta, gulita perjalanannya seperti yang Allah SWT sebutkan keadaan mereka dalam surah Al Haj ayat 31 : Beribadah lah dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukan Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit, disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. Sekarang pun banyak

Al Bayan 8 : 'Alim - Jahil | Mubayyin : Ma'ruf Zahran

Al Bayan 8 : 'Alim – Jahil Mubayyin : Ma’ruf Zahran Seluruh manusia sama, dalil yang menukilkan dan membayankan bahwa kesamaan-kesamaan tersebut menunjukkan berasal dan bermula dari ketiadaan menjadi diadakan (wujud semu) adalah berasal dari sumber dari segala sumber yang maha. Maha pencipta hakikatnya tidak butuh untuk didalilkan (tidak perlu ada alasan), sebab dalil yang butuh kepada Pencipta, bukan Pencipta yang butuh kepada dalil-dalil. Pencipta tidak butuh kepada bayan (penjelasan), tetapi bayanlah yang perlu kepada Pencipta, sebab sumber bayan adalah Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT yang maha Qudus : Dia lah yang mengajarkan bayan (Ar Rahman ayat 4). Aneh, sekiranya Allah SWT butuh kepada penjelasan (bayan), lalu kapankah masanya Allah SWT menjadi tersamar di jadad ini ? Lalu, manusia pun berusaha dengan kekuatan keilmuan dan kekuatan kedudukannya untuk membayankan Allah SWT, miris. Kapankah Allah SWT jauh sehingga dzikir dan pikirmu berusaha untuk bisa menyampaikan kep

Al Bayan 7 : Hijab | Mubayyin : Ma'ruf Zahran

Al Bayan 7 : HIJAB Mubayyin : Ma'ruf Zahran Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah terhijab (terdinding) oleh sesuatu,    padahal Allah yang menampakkan sesuatu. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah terhijab (terdinding) oleh sesuatu,    padahal Allah tampak dzahir pada segala sesuatu. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah terhijab (terdinding) oleh sesuatu,    padahal Dia terlihat pada segala sesuatu. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah ditutupi (terhijab)    oleh sesuatu,    padahal Allah tampak pada segala sesuatu.    Dan bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab oleh sesuatu,    padahal telah ada sebelum sesuatu itu ada. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah terhijab oleh sesuatu,    padahal Allah lebih jelas dari segala sesuatu. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah terhijab oleh sesuatu,    padahal Allah Maha Esa Tunggal tanpa penghalang tanpa ada yang bersamanya sesuatu. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah terhijab oleh sesuatu,    padahal Allah