AKHLAK 7 - JUMAT UTAMAKAN SHALAWAT
AKHLAK 7
JUMAT UTAMAKAN SHALAWAT
Ma’ruf Zahran
Saat dahulu sebagian besar kesibukan mencari nafkah tidak
melalaikan dengan dzikrullah. Berbanding lurus antara kesibukan dengan
keinginan, semakin besar keinginan semakin besar pula kesibukan, menjadi sama
antara manusia dan kesibukan tanpa jeda antara keduanya. Kesibukan telah banyak
menyita waktu untuk mengejar mimpi dan harapan, meski kadang mimpi belum
terwujud atau harapan telah kandas. Untuk bisa menilai diri dan kesibukan,
manusia harus bisa keluar dari penjara waktu dan ruang (out of body). Roda
kehidupan yang pasti telah Tuhan tetapkan dalam kalamullah suci surah Yasin
(36) ayat 44: "Kecuali rahmat dari Kami supaya kamu dapat menikmati hidup
(di dunia) sampai batas waktu yang Kami tentukan (ajal)."
Allah SWT telah memilihkan hari jumat untuk ummat berkumpul (Arab:
jumu'ah). Setiap ada perkumpulan (jamaah) mempersyaratkan kehadiran imam
(pemimpin), mursyid, murabbi, mu'allim, mudarris. Derajat sebutan tersebut
semuanya disandangkan Allah Al-Jami'
kepada Muhammad SAW. Berdasarkan surah Al-Fath ayat 29: "Muhammad
Rasulullah dan orang-orang yang bersama dengannya ... "
Muhammad Rasulullah SAW membersamai ummat Muhammad SAW, menyertai mereka
di dunia dan di akhirat. Untuk ummat
bisa membersamai dan berharap dekat dengan baginda SAW terlebih dahulu
harus mengenal, menyayangi, mencintai. Konsep ini penting supaya ibadah
terhantarkan bukan terlantarkan. Contoh membaca Al-Quran tetapi tidak
bersalam-shalawat kepada siapa yang Allah SWT menurunkan Al-Quran, sungguh
insan yang belum mengenal sang utusan, sang pemegang mandat kitabul Qur'an
(shahibul Qur'an). Berterimakasih kepada utusan dari Allah SWT sama dengan
berterimakasih kepada Allah SWT. Sebab baginda pembuka untuk mengundang
kecintaan Allah SWT, keampunan, keridhaan memasuki surgaNya. Sebagaimana yang
telah Dia kalamkan: "Katakan (Muhammad), jika engkau mencintai Allah, maka
ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu, mengampuni dosa-dosamu, ... " (Ali Imran:31).
Kegunaan shalawat selain dapat mengundang cinta dan kecintaan Allah
Al-Wadud, memancing ampun dan kemampuan Allah Al-'Afuwwu. Bahkan, bisa memantik
cahaya yang terang benderang dari Allah SWT An-Nur, sebab hanya Muhammad
Rasulullah SAW yang mewarisi secara sempurna dan kesempurnaan (kamaliyah)
cinta, kasih, sayang, ampunan dan cahaya, Muhammad Wadud, Muhammad Rahman,
Muhammad Rahim, Muhammad Nur, sebagai yang telah Allah SWT Jalla wa 'Ala
kalamkan: " ... Pada hari Allah
tidak menghinakan Nabi (Muhammad) dan orang-orang yang beriman bersamanya,
cahaya mereka memancar (terang benderang) di hadapan mereka dan di sebelah
kanan mereka, do'a mereka adalah: Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami
cahaya kami, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu."
(At-Tahrim:8).
Shalawat di hari jumat sangat berdimensi rohani, meta biologi dan
meta fisika, sehingga shalawat terhubung ke hadirat Nabi Muhammad Rasulullah
SAW dan surgaNya Allah Ar-Rahim berdasarkan surah Al-Fath ayat 29: "
... Dan janji Allah untuk
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh (mengikuti Muhammad) bagi mereka
sebagai ampunan dan pahala yang agung."
Selain shalawat kepada kekasihNya mendapat cinta, manfaat ampunan dan
surga, shalawat juga memberi efek tenang (sakinah), pahala (atsabah), kemenangan (fathah), seperti yang telah Allah
SWT Al-Karim berfirman: "Sungguh, Allah telah meridhai orang-orang mukmin
ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui
apa yang ada dalam hati mereka, maka Dia memberikan ketenangan (sakinah) atas
mereka, dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat." (Al-Fath:18).
Shalawat kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW di hari jumat dan di
bulan kelahiran junjungan alam semesta karena baginda dijunjung oleh penguasa
alam, Allah Al- Karim, Allah Al-Jalil, memberikan karimNya kepada nabiyyul-
karim (nabi mulia), Allah Al-Jalil memberikan jalilNya kepada nabiyyul-jalil
(nabi agung), Dia telah memilih Muhammad SAW sebagai nabi pilihan (nabiyyul
musthafa) SAW, Allah Al-Jamil (maha indah) telah menunjuk Muhammad sebagai
keindahanNya, kecintaanNya (habibullah Al-Jamil). Karamah (kemuliaan), 'aliyah
(ketinggian), 'adzimah (keistimewaan), hirmanah (kesenangan), sa'adah
(kebahagiaan), salamah (kedamaian) telah Allah celupkan (shibghah) sepenuhnya
kepada diri kecintaan junjungan alam semesta, habibi Muhammad SAW. Muhammad SAW
adalah permata para nabi (zainal anbiya'), permata para hamba (zainal 'abidin),
permata para pencinta (zainal muhibbin), permata alam semesta (zainal 'alamin).
Perundangan dan kenyataan bahwa Muhammad SAW yang disyahadati,
disalam-shalawati dalam pembacaan dan perhatian keyakinan mengikuti
sunnah-sunnah, rukun-rukun yang diajarkan mu'allim murabbi Muhammad SAW sang
guru sejati tetap mengajar, tetap membimbing dengan ilmu, hikmah, ilham, warid,
seperti yang sudah Allah SWT Al-Ahad wartakan dalam kalamullah suciNya: Dalam
uraian bahwa Nabi yang baru datang itu, bahkan ditunggu-tunggu oleh bangsa
Yahudi adalah banu Ismail, bukan banu Ishaq. Nabi Muhammad SAW terbit untuk
meniadakan beban ('adamul haraj) bahwa dunia bukan untuk mencari kesenangan,
sebab kesenangan bukan di sini tempatnya, dunia adalah medan-medan musibah
(maydanul bala'). Jika engkau mencari keceriaan dunia, rundung malang yang
engkau dapat. Kelahiran Muhammad untuk menghapus kesedihanmu, luka lara, duka
cita ('adamul haraj) dalam firman: "Tidak ada keberatan Nabi (Muhammad)
menerima putusan Allah untuknya, ...
" (Al-Ahzab:38). Lalu dalam surah Al- A'raf ayat 157: " ... Meringankan beban dan belenggu kehidupan
mereka, saling menguatkan, saling menolong
..." Demikian pula dalam surah Al-Fath ayat 1-5 yang berintikan
ketibaan Muhammad SAW adalah sang pembuka peradaban, kemenangan yang nyata,
pengampunan Tuhan, penyempurnaan anugerah Allah SWT, bimbingan ke jalan yang
lurus, pertolongan yang kuat (nashran 'aziza), ketenangan (sakinah), keimanan
dan surga (jannah). Kemudian di dalam surah Al-Insyirah ayat 1-8 merupakan
realisasi fungsi-fungsi kenabian (the reality of prophetic functions) yaitu:
- Melapangkan dada.
- Menurunkan beban.
- Meninggikan sebutan.
- Optimis.
- Optimis lagi.
- Etos dan etis kerja.
- Kembali kepada Allah SWT dalam berpengharapan kepadaNya.
- Demikian kunci-kunci kelapangan (syarah) yang telah dibuka Muhammad SAW di dalam perkenan Tuhan.
Kejujuran shalawat (shalawat yang berintegritas) adalah target capaian
membuang kesesakan dada dari ummat dan memberikan mereka keceriaan berupa agama
Islam yang melapangkan kesempitan dada (yasyrah shadrahu lil islam),
menghilangkan beban derita kehidupan yang mereka pikul ('adamul haraj), optimis
dan optimis, membangun etos kerja dan membina etis kerja, tawakal dan ridha.
Ternyata pemahaman, perenungan dan penerapan shalawat telah mengalami
perluasan, pendalaman, pengayaan makna. Terus digali hikmah dan hilim shalawat
yang pada setiap hari jumat baru sebatas ritual bacaan yang meritus, baru
sekedar senandung rutin shalawat yang
merutin, baru sekedar pragmentasi shalawat saja. Tidak salah, tetapi masih
banyak pasar- pasar budak dan perbudakan yang terjadi di perusahaan,
perkantoran, perkampusan, persekolahan yang menjelma dalam hubungan feodal,
kolonial, imperial. Ternyata, shalawat tidak sekedar ritme lagu yang digubah,
tetapi di dalam kantor, kampus, sekolah nilai-nilai shalawat berupa nabi yang
membebaskan telah lama tidak disyahadati dan tidak dishalawati. Mudahan opini
jumat kali ini dapat membuat saya dan semua ummat Muhammad SAW berubah menuju
ke arah yang lebih ashlah. Insya Allah.
Komentar
Posting Komentar