AL-QUDS 3
Al-Quds
3.
BELAJAR
DARI RAKYAT PALESTINA
Oleh
Ma’ruf
Zahran
Akhir zaman saat sekarang masih terdapat satu tanah yang diberkahi
Tuhan namun tanah tersebut diduduki oleh penjajah Zionis Israel. Sebab Zionis
Israel mencaplok tanah Palestina Merdeka dengan cara memperluas wilayah
teritorialnya, dalam istilah sederhana, Israel "pandai memindah batas
patok tanah." Dengan cara militer dan kekerasan adalah Yahudi semakin
berkuasa dan menjajah sampai ke area Masjid Aqsha-Al-Quddus. Artinya setiap
tahun wilayah Israel semakin luas, sedang wilayah Palestina semakin sempit.
Akhirnya, Palestina hanya pada wilayah tepi barat Gaza. Sedang di wilayah
Palestina yang lain, pemilik tanah menjadi budak-belian atau hamba-sahaya di
rumah sendiri. Namun, kemulian dan kesucian bumi Palestina Al-Muqaddasah sama dengan bumi Mekah Al-Mukarramah dan kota
Madinah Al-Munawwarah.
Belajar dari rakyat Palestina maksudnya semangat juangnya selama 75
tahun sejak tahun 1948, bumi Palestina telah dicaplok Israel dengan semakin
mempersempit wilayah Palestina. Lalu, Israel semakin memperluas wilayahnya
dengan cara merompak. Gaya merompak di gurun pasir ala Israel alias suka
memindahkan patok tanah perbatasan secara terang-terangan. Al-Quran telah
memperingatkan: jangan berbuat dosa
dengan sikap merusak alam dan jangan melampaui batas! Dahulu mereka
menyembunyikan kebenaran sementara mereka tahu (wataktumunal haqqa wa antum
ta'lamun), sekarang mereka suka merubah peta wilayah dunia. Terlalu besar
ambisi napsu!!! Dahulu mereka suka membunuh para nabi, sekarang semua mereka
bunuh dengan sanapan dan pistol mereka, dengan tank-tank dan rudal mereka.
Tidak peduli anak-anak, perempuan, orang tua, remaja bahkan mereka yang sedang
salat di Al-Aqsha mereka tembaki dengan senapan mesin seperti peristiwa bulan
suci menangis. Ramadhan 1444 H berduka, Masjid Aqsha-Al-Quddus berdarah menjadi
saksi kewafatan para syuhada'. Mereka yang tidak mampu telah gugur saat
menunaikan ibadah salat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanya mengutuk, malah terkadang
diam-bungkam tanpa aksi nyata dengan menghukum pelaku. Israel melakukan
kekejaman dalam ruang terbuka tanpa merasa bersalah di depan wartawan. Israel
tanpa rasa malu membunuh pelajar dan penghafal 30 juz Al-Quran. Israel
bertindak secara dzalim atas nama negara dan mereka dipersenjatai lengkap untuk
menganiaya rakyat Palestina yang berdaulat.
Dalam surah Al-Fatihah ayat 7, Tuhan menyebutkan Israel dan
orang-orang yang sewatak dengannya adalah maghdhub. Maghdhub artinya
orang-orang yang dimurkai, orang-orang yang dilaknat Allahu Subhanahu wa Ta'ala melalui lisan Daud dan Sulaiman. Buktinya,
dari dulu sampai hari dunia berakhir, Israel masih dan sedang mempertontonkan keangkuhannya kepada dunia.
Tanpa ada yang bisa menghentikan kedzaliman tentara Zionis Yahudi, kecuali
Tuhan. Kedatangan pertolongan Tuhan sudah sangat dekat, 100 tahun kedepan dunia
akan dipimpin Al-Mahdi, salam ya Mahdi. Atau hari ini, kita sedang menunggu,
sungguh sudah berhampiran ketibaan Al-Mahdi. Sebab, waktunya datang secara
tiba-tiba, sesaat (innas-sa'ah baghtah).
Belajar dari rakyat Palestina tentang kesabaran, keberanian. Dua
sifat ini sangat mengemuka ketika mereka berhadap-hadapan dengan tentara Zionis
Israel. Rakyat Palestina, mereka telah menjadi contoh bagi kegigihan semangat
juang, pantang menyerah, dan tidak pernah berputus harap berperisai kesabaran
menanti kemenangan Al-Quds untuk ketiga kalinya (terakhir). Sesudah masa
Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Kemudian dibebaskan oleh Sultan
Salahuddin Al-Ayyubi, lalu etape ketiga, siapa gerangan? Apakah Imam Mahdi yang
ditunggu-tunggu sebagai pembebas? Sebab, 100 tahun telah berlalu sejak
kehancuran dinasti Usmaniyah di Turki (1924), dan sekarang generasi yang hidup
di tahun 2024. Arah dunia akan berkiblat kemana?
Aplikasi praktik Al-Quran ditemukan di kota suci Palestina,
edisi lengkap. Maksud lengkap adalah
Palestina menyimpan ilmu rahasia yaitu kesabaran penduduk dalam menghadapi
kebejatan akhlak Zionis Israel. Puncak kesabaran terdapat di tanah suci
Palestina, tidak ditemukan pada kota Mekah dan Madinah. Dua kota suci yang
bergelimang cahaya kemewahan dan terus memperindah, mempercantik dan memperluas
Masjidil-Haram untuk menampung jama'ah haji setiap tahun, dan paket umrah
setiap hari. Pandangan yang kontras adalah saat Masjidil-Aqsha bergelimang
darah para syuhada', tangisan anak-anak dan perempuan serta bunyi sirene yang
meraung-raung di tengah kota yang dapat disaksikan setiap hari. Kebakaran,
kematian, peperangan adalah berita harian yang mewarnai kepiluan dan kesedihan
penduduk Palestina. Tidak seperti kota Mekah yang aman, damai dan penduduknya
sejahtera karena buah-buahan, roti, susu, daging, ikan, dan aneka sayur-mayur.
Devisa Kerajaan Arab Saudi terus
mengalir seperti banjir yang mendatangkan semua mata uang dunia. Travel ibadah
haji dan umrah sudah membuat mereka menjadi kaya-raya. Penduduk Mekah dan
Madinah sudah bermandikan harta dunia. Mereka bisa membangun gedung-gedung mega
proyek pencakar langit. Tower yang dilengkapi hotel-hotel mewah di atas awan,
terdapat banyak pemandian dan kolam renang. Madinah tidak mau kalah saing dalam
persoalan pembangunan terkini dan termahal. Saat yang sama, Jedah telah menjadi
destinasi wisata dunia yang akan menyaingi Dubai. Jedah dan Abu Dabi bersaing
dalam kemewahan zona wisata internasional. Oleh sebab itu, di akhir zaman,
Rasulullah mendoakan negeri Syam (biladi Syam). Syam termasuk Palestina, Mesir,
Jordania dan Yaman sebagai negeri-negeri akhir zaman.
Kenyamanan demi kenyamanan terus ditingkatkan dalam layanan prima
ziarah haji dan ziarah umrah ke Mekkah Al-Mukarramah. Dilanjutkan ziarah kepada Rasulullah di kota Madinah yang
terdapat Masjid Nabawi. Sebaliknya, ziarah Aqsha selain karena terlupakan juga
sedang dikuasai oleh Zionis Israel. Namun belum ada upaya dan ikhtiar maksimal
atau sudah tidak peduli dengan nasib saudara-saudara Palestina. Keadaan dunia
Islam yang sangat kontras, hari ini banyak ummat disibukkan untuk menghafal
ribuan sabda dan menghafal 6.666 ayat-ayat suci-Nya untuk ditandingkan
(musabaqah). Hari ini remaja-remaja muslim menghabiskan malam-malam mereka di
cafe-cafe dengan pergaulan bebas. Sementara saudara kita, adik-adik kita, orang
tua kita di Palestina meregang nyawa kematian. Itulah sebabnya, sehingga Nabi
Muhammad memberi perhatian khusus terhadap Palestina, bukan kepada yang lain.
Tuhan berpihak kepada kaum tertindas,
dan Tuhan membenci kaum yang menindas. Dapati Tuhanmu pada hati yang
patah dari hamba-Nya, bukan pada hati yang bersenang-lenang dengan bermandikan
kemegahan materi duniawi dan berpoya-poya. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar