AL-QUDS 4
AL-QUDS
4
THE
FINAL DAY
Oleh
Ma’ruf
Zahran
Mujahidin Palestina adalah perilaku pengasih, penyayang, penyantun,
pelindung sesuai dengan nama Tuhan yang mereka bela. Pembelaan yang berbentuk
aksi peduli dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat yang tertindas sesuai
dengan nama Tuhan yang mereka yakini, Al-Mukmin. Mujahidin yang memberi rasa
lapang di hati kaum yang teraniaya, sesuai dengan sifat Tuhan yang mereka
imani, Al-Muhaimin. Untuk itu, mereka
wajib gagah di hadapan musuh-musuh Allahu Al-Qahhar. Al-Qahhar adalah gagah
yang tidak terkalahkan, kuat yang tidak terlemahkan (Al-Qawiy), kokoh yang
tidak sanggup dirobohkan (Al-Matin), perkasa yang tidak terpatahkan (Al-'Aziz).
Umat manusia wajib belajar dari mereka, sebab bumi suci Palestina Al-Muqaddas
adalah satu-satunya bumi percontohan akhir zaman tentang bagaimana belajar
dengan tema sabar, syukur dan ridha. Tanah perjuangan Palestina Al-Muqaddas
beserta penduduknya sudah Allahu Subhanahu wa Ta'ala jadikan percontohan (pilot
program) dalam arti keimanan dan kasih-sayang. Kesesuaian sifat Tuhan yang
diperjuangkan oleh Mujahidin Palestina dengan sifat Tuhan yaitu mutlak adanya.
Eksistensi yang tidak terbantahkan bahwa Mujahidin sebagai pasukan pembebasan
Palestina Al-Muqaddas berjuang di bawah kitab suci Al-Quran, di bawah naungan
kalimat tauhid, dan di bawah lindungan Al-Aqsha.
Kemenangan dijanjikan Tuhan kepada kaum mukminin dan mujahidin,
terkhusus Palestina. Diakhir zaman, the holy books Zabur, Taurat, Injil dan
Al-Quran menyatakan bahwa bumi Kami akan diwarisi oleh hamba-hamba Kami yang
saleh: "Dan sesungguhnya sudah Kami tulis di dalam kitab Zabur, setelah
Kami tulis terlebih dahulu di dalam Adz-Dzikir (Al-Quran), sesungguhnya bumi
Kami wariskan kepada hamba-hamba-Ku yang saleh. Sesungguhnya dalam hal ini,
benar-benar Kami sampaikan kepada komunitas hamba-hamba-Ku (Muhammad dan
ummat). Dan Kami tidak akan mengutus engkau (Muhammad), kecuali sebagai rahmat
untuk seluruh alam. Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya Tuhan telah mewahyukan
kepadaku: Sesungguhnya hanyalah Tuhan kamu Tuhan yang maha esa, maka adakah
kamu sudah berserah diri?" (Al-Anbiya':105-108).
Tidak bisa membebaskan Al-Aqsha dengan senyam-senyum, sambil
tidur-tiduran atau dengan orasi, diskusi, literasi, jurnal, publikasi ilmiah, rekayasa intelektual serta skenario
mapping teritorial. Mutlak diperlukan orang-orang yang berkeinginan kuat untuk
mengusir penjajah asing dari Al-Aqsha seperti
Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab, bukan dengan jalan damai.
Kondisinya berbeda, bernegara jangan disamakan dengan hidup bertetangga dengan
rukun warga, skalanya berbeda. Artinya bedil dilawan bedil, tidak mungkin bedil
dilawan dengan kue lapis legit. Sehingga Tuhan telah nyatakan dalam surah
Al-Isra' (17) ayat 4-7 yang secara periodik Bani Israil mengalami 4 kali tahap
yaitu menang, kalah, menang, kalah.
Kondisi kemenangan pertama saat mereka (Israel) dimenangkan Tuhan
dari kekejaman Fir'aun pada masa Nabi Musa. Selanjutnya mereka dimusnahkan oleh
Raja Babilonia, Nebukadnezar. Mereka pun berdiaspora ke negara-negara Eropa dan
diusir serta dihajar oleh Adolf Hitler, pimpinan pasukan Nazi-Jerman pada
Perang Dunia I. Tahun tahun 1948, pasca Perang Dunia II adalah Israel diberi wilayah yang sedikit
oleh PBB di kawasan luas Palestina yang merdeka, berdaulat-bermartabat.
Setelah kemenangan dan kemerdekaan Israel, namun mereka menjadi
penjajah dengan mencaplok wilayah Palestina,mencuri, dan mengubah peta dunia.
Malah menjadi penjajah dengan senapan laras panjang di tangan. Kondisi yang
sangat memilukan bagi rakyat Palestina Al-Muqaddas yang terjajah.
Secara theologis, Israel sudah Tuhan tulis dalam ayat, ayat
tersebut berbunyi: "Dan telah Kami tetapkan kepada Bani Israil di dalam
kitab (Taurat) bahwa mereka benar-benar akan melakukan kerusakan di bumi
sebanyak dua kali dan mereka tunjukkan dengan penuh kesombongan yang besar.
Maka apabila datang janji (hukuman) bagi kejahatan pertama (Israel) dari kedua
kejahatan itu, Kami datangkan untuk
kamu (Israel) hamba-hamba Kami yang
memiliki kekuatan yang besar, lantas mereka merajalela di kampung-kampung, dan
demikianlah janji yang pasti terlaksana. Kemudian, Kami berikan kepadamu
(Israel, janji kemenangan) giliran untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami
membantumu dengan memperbanyak untuk kamu (Israel) harta-benda dan keturunan,
dan Kami jadikan kamu (Israel) kelompok yang lebih besar." (Al-Isra':4-6).
Adapun opsi (pilihan) Tuhan untuk Israel setelah kemenangan yang kedua ini,
sejak tahun 1948 ada dua, berbuat baik
atau durhaka. Ultimatum perang dari Allahu Subhanahu wa Ta'ala ketika mereka
(Israel) durhaka.
Kondisi Israel sekarang berada pada posisi ayat 7: "Jika kamu
berbuat baik (Israel), kebaikan untuk dirimu sendiri (Israel), dan jika kamu
berbuat jahat (Israel), kejahatan untuk dirimu sendiri (Israel). Dan apabila
datang saat hukuman bagi kejahatan kedua, (Kami datangkan orang-orang lain)
untuk menyuramkan muka-muka kamu (Israel). Dan mereka (kaum muslimin) masuk ke
dalam Masjid (Aqsha), sebagaimana dahulu mereka memasukinya pada kali pertama.
Dan untuk membinasakan kamu (Israel) sehabis-habisnya, dan berkuasa
(tadbir)." Inilah episode akhir
zaman yang ditandai sesungguhnya Baitul-Maqdis akan jatuh kepangkuan ummat
Islam. Ummat Islam berada dibawah kepemimpinan Imam Mahdi Khalifatullah dengan
kemenangan. Sebagai sepuluh tanda-tanda besar ('alamatul kubra) menjelang
tibanya hari akhir (the final day), yaitu:
- Dajjal.
- Diutus Imam Mahdi (Muhammad bin Abdullah Al-Mahdi). Dan diturunkan Nabi Isa putera kandung Maryam binti Imran dari langit ke-empat.
- Dabbah.
- Dukhan.
- Ya'juj dan Ma'juj.
- Matahari terbit dari arah sebelah barat.
- Bertiupnya angin lembut yang mewafatkan orang-orang beriman.
- Penenggelaman bumi disebelah barat.
- Penenggelaman bumi disebelah timur.
- Berkobarnya api besar dari kota Yaman yang menghalau manusia yang durhaka ke negeri Syam (Palestina) sebagai tempat akhir usia dunia. Dan Palestina nanti, menjadi tempat awal kebangkitan manusia, pada hari pengumpulan (yaumul mahsyar). Saat bumi akhirat yang berbeda, dan langit akhirat yang berbeda dengan penciptaan yang baru (bi-khalqin jadid). Itulah hari Al-Malik sangat berkuasa (Maliki yaumiddin). Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar